FAKULTAS HUKUM Pemukiman yang Sehat, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Layak, dan Terjangkau 2020 Jumlah Penduduk Indonesia 2020 • Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa ( laki- laki 135,34 juta jiwa, perempuan 134,27 juta jiwa)
• Tiga Provinsi terbanyak penduduk
• Jawa Barat (49,57 juta jiwa) • Jawa Timur (39,96 juta jiwa) • Jawa Tengah (34,74 juta jiwa). • Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 284,829,000 jiwa • di pulau Jawa =158,738,000 jiwa, Proyeksi • Di pulau Sumatera (62,898,600 jiwa), Penduduk • pulau Sulawesi (21,019,800 jiwa), 2025 • pulau Kalimantan (18,082,600 jiwa), • pulau Bali dan Nusa Tenggara (15,932,400 (BPS) jiwa), • Pulau Papua (4,793,900 jiwa), dan • Kepulauan Maluku (3,363,700 jiwa). • Penduduk Indonesia diprediksi akan berkembang di wilayah perkotaan artinya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan akan tumbuh lebih banyak dibanding penduduk yang tinggal di wilayah Penduduk perdesaan. Perkotaan • Penduduk perkotaan pada tahun 2025 akan mencapai 60% dari seluruh populasi. Hal ini juga sebagai dampak adanya pertumbuhan urbanisasi di Indonesia yang saat ini mencapai 4,1 persen. kondisi perumahan dan lingkungan kurang Masalah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu akibat adanya lingkungan tempat tinggal ketidakseimb angan sulitnya tanah serta mahalnya tanah yang perkembanga sesuai dengan peruntukannya n kota dan ketersediaan pemukiman kurangnya kemampuan masyarakat, terutama (Kusnoputran masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang untuk membiayai pembangunan to, 1998) rumah maupun lingkungan yang layak Slums: kawasan kumuh tetapi diakui absah sebagai daerah pemukiman Fenomena Slum dan Squatter Settlement Squatter Settlement: pemukiman kumuh liar, menempati lahan yang tidak diperuntukkan sebagai hunian Tempat tinggal baik dan sehat: Bagian HAM • Amanat Pembukaan UUD NRI 1945: Memajukan kesejahteraan umum • Konsep negara kesejahteraan (welfare state) bukan negara penjaga malam (nachtwachterstaat) • Pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945 menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat • tempat tinggal mempunyai peran strategis dalam pembentukan watak dan kepribadian bangsa • sebagai pelindung terhadap gangguan alam maupun cuaca • sebagai pusat pendidikan keluarga, Fungsi • sebagai pusat persemaian budaya, Rumah • sebagai pusat nilai kehidupan, • sebagai pusat penyiapan generasi muda, • sebagai manifestasi jati diri Agenda 21 dan Deklarasi Habitat II (Deklarasi Rio dan United Nation Centre for Human Settlements) Pemukiman yang layak: Penguasaan secara legal, ketersediaan pelayanan (bahan fasilitas rumah merupakan kebutuhan dan infrastruktur) dasar manusia dan menjadi hak keterjangkauan, aksesibilitas lokasi bagi semua orang untuk kelayakan huni, kelayakan budaya menempati hunian yang layak mengakui bahwa faktor-faktor sosial, dan terjangkau (adequate and ekonomi, budaya, iklim, ekologi serta affordable shelter for all). faktor-faktor lain turut berperan dalam menentukan apa yang disebut sebagai layak. • pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana-sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang PJP 2005-2025 dikelola secara profesional, credible, mandiri dan efisien; Arah • terselenggaranya pembangunan perumahan dan prasarana-sarana permukiman yang mandiri, mampu pembangunan membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari perumahan dan masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran permukiman pembangunan; • terselenggaranya pembangunan perumahan dan prasarana-sarana permukiman yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup • Pembangunan rumah layak huni, yang diantaranya rumah umum tapak layak huni yang difasilitasi melalui bantuan PSU rumah umum sebanyak 676.950 unit. Strategi • Fasilitasi bantuan stimulan pembangunan baru berdasarkan rumah swadaya sebanyak 250.000 unit. • Fasilitasi bantuan stimulan peningkatan kualitas target rumah swadaya sebanyak 1.500.000 unit. RPJMN • Pembangunan Rumah Khusus di daerah pasca bencana/konflik, maritim dan perbatasan negara 2015-2019 yang dilengkapi PSU pendukung sebanyak 50.000 unit. • Pembangunan Rumah Susun untuk MBR yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya sebanyak 550.000 unit. • negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa UU No.1 Tahun Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan 2011 tentang permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta Perumahan menghuni rumah yang layak dan dan Kawasan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan Permukiman berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. • Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun • Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun Peraturan 1988 tentang Rumah Susun • Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 Rumah Susun tentang Peremajaan Permukiman Kumuh yang berada di atas Tanah Negara di Indonesia • UU 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun • PP 8 Tahun 2004 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Beberapa Masalah dalam Pembangunan Rumah Susun • Budaya Hukum: Rumah susun sebagai bagian urban renewal: budaya penghuni....terkait dengan keberadaan norma baru • Penegakan Hukum: Rumah susun sewa sederhana (Rusunawa): beberapa tidak tepat sasaran....peralihan hak huni (di bawah tangan) • Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah: Tanah untuk pembangunan rumah susun: bisa berbagai macam hak atas tanah, tanah aset pemerintah, tanah wakaf.....terkait dengan sistem penghunian (pemilikan, sewa) • Kepastian Hukum: Pre Project Selling, Rumah susun di atas HGB yang berasal dari HPL....dibutuhkan persetujuan pemegang HPL apabila HGB akan diperpanjang (kepastian hukum) • Pengelolaan Rumah Susun: terutama rusunawa yang dibangun Pemerintah...keterbatasan anggaran pemerintah, tidak ada perhimpunan pemilik dan penghuni rumah susun (adanya paguyuban penghuni...atau ke RT an) • Rumah susun komersial (apartemen) berkembang lebih pesat....indikasi adanya kesenjangan kemampuan dan akses masyarakat Alternatif upaya • Penyesuaian budaya hukum masyarakat terhadap norma baru: sosialisasi dan internalisasi • Optimalisasi kewenangan institusi penegak hukum • Optimalisasi pemanfaatan tanah aset pemerintah atau tanah wakaf (wakaf produktif) • Pemenuhan kewajiban pengembang rumah susun komersial menyediakan rusun umum 20% dari total lantai hunian