Anda di halaman 1dari 25

POLIS ASURANSI

Pengertian Umum
Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat
perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut polis.
• dibuat dengan iktikad baik dari kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian.
• dituliskan / disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-
hal yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak, hak-hak
masing-masing pihak, sangsi atas pelanggaran perjanjian, dan
sebagainya.
• Redaksinya harus disusun sedemikian rupa sehingga dengan
mudah dapat ditangkap maksud dari perjanjian itu, juga tidak
memberi peluang untuk menyalahtafsirkannya.
Pengertian Otentik
Pertanggungan harus diadakan secara tertulis
dengan akta, yang dinamakan polis (pasal 255
KUHD).
Pembuatan persetujuan mewajibkan penanggung
untuk menandatangani polis dan menyerahkannya
kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu
(pasal 257 KUHD).
Menurut pasal 257 KUHD, hanya penanggung yang
menandatangani polis, berarti semacam perjanjian
unilateral, tetapi mengikat kedua belah pihak yang
berkepentingan atas polis tersebut (penanggung dan
tertanggung).
Penyerahan Polis
Penanggung harus menyerahkan polis kepada tertanggung
dalam jangka waktu sebagai berikut :
• bila perjanjian dibuat seketika dan langsung antara
penanggung dan tertanggung atau yang dikuasakan
tertanggung, maka polis yang telah ditandatangani oleh
penanggung harus diserahkannya kepada tertanggung
ddalam tempo 24 jam (pasal 259 KUHD).
• jika pertanggungan dilakukan melalui makelar asuransi
(broker), maka polis yang telah ditandatangani oleh
penanggung harus diserahkan kepada tertanggung paling
lama dalam tempo 8 hari (pasal 260 KUHD).
Sekalipun secara otentik telah ditetapkan
batas waktu penyerahan polis oleh
penanggung kepada tertanggung, namun di
dalam praktek asuransi, penanggung baru
mau menyerahkan polis kepada tertanggung
setelah dia memperoleh pembayaran premi
dari tertanggung.
Fungsi Umum Polis
• perjanjian pertanggungan (a contract of indemnity).
• sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung
untuk mengganti kerugian yang mungkin akan dialami oleh
tertanggung akibat peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya, dengan prinsip :
– untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula
sebelum terjadi/mengalami kerugian.
– Untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan (total
collapse).
• bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada
penanggung sebagai balas jasa atas jaminan penanggung.
Fungsi Polis bagi Tertanggung
• sebagai bukti tertulis atas jaminan
penanggung untuk mengganti kerugian yang
mungkin akan dideritanya yang ditanggung
oleh polis.
• sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi
kepada penanggung.
• sebagai bukti otentik untuk menuntut
penanggung bila lalai atau tidak mematuhi
jaminannya.
Fungsi Polis bagi Penanggung
• sebagi bukti (tanda terima) premi asuransi dari
tertanggung
• sebagai bukti tertulis atas jaminan yang
diberikannya kepada tertanggung untuk membayar
ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.
• sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti
rugi (klaim) bila yang menyebabkan kerugian tidak
memenuhi syarat-syarat polis.
Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi
 Diatur dalam Psl 1320 KUHPdt
1. Sepakat
2. Cakap
3. Suatu hal tertentu (Prestasi)
4. Suatu sebab yang halal
 Ditambah ketentuan Psl 251 KUHD tentang pemberitahuan
(notification), yakni tertanggung wajib memberitahukan
kepada penanggung mengenai keadaan obyek asuransi.
Apabila lalai maka pertanggungan/asuransi menjadi batal.
Kewajiban Pemberitahuan dari Tertanggung

 Syarat syahnya pertanggungan/asuransi


 Setiap pemberitahuan yang keliru atau tidak benar,
atau setiap tidak memberitahukan hal-hal yang
diketahui oleh tertanggung walaupun dengan itikad
baik, sehingga seandainya penanggung setelah dia
mengetahui keadaan sebenarnya benda itu dia tidak
akan mengadakan asuransi, atau dengan syarat-
syarat yang demikian itu, mengakibtkan batalnya
asuransi.
Saat terjadinya Perjanjian Asuransi

 Asuransi bersifat konsensual-perjanjian harus dibuat


tertulis dalam suatu akta yang disebut Polis (Psl 255 jo
258 (1) KUHD)
 Pembuktian adanya kata sepakat – apabila polis belum
ada, pembuktian dilakukan dengan segala alat bukti
tertulis (catatan, nota, surat perhitungan, telegram). (Psl
258 (1))
 Pembuktian janji-janji dan syarat-syarat khusus– harus
tertulis dalam polis, jika janji-janji/syarat-syarat khusus
tidak tercantum dalam polis maka janji-janji tersebut
diaggap tidak ada (batal) (Psl 258 (2)). Contohnya : bebas
dari molest
Polis sebagai Bukti Tertulis
 Isi Polis (kecuali asuransi jiwa)/Psl 256 KUHD:
1. Hari pembuatan perjanjian asuransi
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk orang
ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda/obyek asuransi
4. Jumlah yang dipertanggungkan.
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan & berakhir yang menjadi
tanggungan penanggung.
7. Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh
penanggung & segala syarat yang diperjanjikan antara
pihak-pihak.
 Isi polis asuransi jiwa (Psl 304 KUHD):
1. hari pengadaan pertanggungan itu
2. nama tertanggung
3. nama orang yang jiwanya dipertanggungkan
4. waktu bahaya bagi penanggung mulai berjalan
dan berakhir
5. jumlah uang yang dipertanggungkan

 Dalam polis juga harus dicantumkan isi polis dari


berbagai asuransi yang diadakan lebih dahulu
(sebelumnya), dengan ancaman batal jika tidak
dicantumkan (Psl 271, 272, 280, 603, 606, 615
KUHD).
Asuransi untuk Pihak Ketiga

 Harus dinyatakan dengan tegas dalam polis, jika


tidak tertanggung dianggap telah diadakan untuk
dirinya sendiri.
 Cara mengadakan asuransi pihak ke tiga:
1. Pemberian kuasa umum (general autorization)
2. Pemberian kuasa khusus (Special autorization)
3. Tanpa Kuasa (without autorization)
Macam-macam Polis
• Polis ditaksir
Polis ditaksir atau valued policy merupakan polis yang jumlah
harga pertanggungannya ditaksir. Di dalam polis dicantumkan
syarat valued at atau so valued. Polis ini dapat berupa polis
perjalanan atau polis waktu atau polis yang lainnya.
Untuk harga pertanggungan Rp 10.000.000,- misalnya, maka di
dalam polis dicantumkan valued at Rp. 10.000.000,- atau Rp.
10.000.000,- so valued. Berarti harga pertanggungan yang
disetujui oleh penanggung dan tertanggung adalah sebesar Rp.
10.000.000,- tidak menjadi soal apakah harga yang sebenarnya
(real value) lebih besar atau lebih kecil dari itu.
Bila dialami total loss, maka ganti rugi Rp. 10.000.000,- asalkan
total loss diakibatkan oleh resiko (bahaya) yang ditanggung oleh
polis. Bila dialami partial loss, maka ganti rugi sesuai dengan
kerugian.
Macam-macam Polis
• Polis tidak ditaksir
Polis tidak ditaksir atau unvalued policy merupakan kebalikan
dari valued policy. Harga pertanggungan yang dicantumkan
dalam polis diperlukan sebagi dasar untuk perhitungan premi
asuransi dan batas maksimal ganti rugi.
Bila harga pertanggungan Rp. 5 juta dan harga yang
sebenarnya (real value) hanya Rp. 4 juta maka apabila dialami
total loss mka ganti ruginya sesuai dengan real value. Juka
dialami partial loss Rp 1 juta, maka ganti rugi Rp 1 juta karena
jumlah ini merupakan kerugian yang sebenarnya. Bila barang
yang rusak itu masih bias dijual Rp 500.000,- maka ganti rugi
Rp. 500.000,-
Bila harga perranggungan Rp. 5 juta dan harga realnya Rp. 6
juta. Bila dialami total loss, maka yang diganti Rp 5 juta.
Kelebihan yang Rp. 1 juta dianggap tidak diasuransikan.
Macam-macam Polis
• Polis perjalanan
Polis perjalanan menjamin insurable interest selama dalam
perjalanan dari tempat pemberangkatan sampai dengan ke
tempat tujuan. Kedua tempat itu harus disebutkan
namanya di dalam polis perjalanan, misalnya dari Tanjung
Priok ke London. Jalan yang ditempuh oleh alat pengangkut
harus jalur yang lazim. Bila ada penyimpangan yang
diperlukan dalam perjalanan, penyimpangan itu harus
disebutkan dalam polis kontrak.
Polis perjalanan dapat digunkana untuk menanggung
barang dalam perjalanan maupun dalam alat pengangkut.
Polis perjalanan yang digunakan dalam pengangkutan
melalui laut disebut voyage policy.
Macam-macam Polis
From warehouse to warehouse adalah pertanggungan sejak
pengangkutan dari gudang asal sampai dengan ke gudang
tujuan.
At and from adalah pertanggungan sejak pengangkutan dari
samping kapal mulai barang diangkut sampai samping kapal
barang di tempat tujuan. Contoh : at and from Tanjug Piok to
London.
Form adalah pertanggungan sejak kapal siap berangkat, tali
yang menambat kapal dilepas dan jangkar dinaikkan sampai
dengan kapal diba di tujuan jangkar diturunkan dan tali
penambat di pasang.
Resiko yang mungkn dihadapi, seperti kerusakan, kebakaran,
kehilangan, dan lain-lain untuk partial loss dan atau total loss
juga disebutkan dalam polis.
Macam-macam Polis
• polis waktu
Polis waktu merupakan polis yang terikat
dengan jangka waktu, misalnya 6 bulan, 12
bulan atau lebih dari 12 bulan. Yang lazim
adalah 12 bulan. Premi dibayar dimuka
ketika polis dikeluarkan oleh penanggung.
Pokok-Pokok Isi Polis
• Penyusun Isi Polis
Ditinjau dari jangka berlakunya polis, pada
hakekatnya hanya ada 2 macam polis, yaitu
polis perjalanan dan polis waktu. Polis
asuransi jiwa termasuk polis waktu (biasanya
jangka panjang).
• Isi polis dan syarat-syarat pertanggungan pada umumnya
disusun sendiri oleh masing-masing penanggung
(perusahaan asuransi) sehingga di dalam praktek
asuransi, bisa saja didapat perbedaan isi dan syarat-
syarat pertanggungan anatara penanggung yang satu
dengan penanggung yang lain untuk jenis asuransi yang
sama.
• Banyak penanggung yang menyesuaikan isi dan syarat
pertanggungan dengan berpedoman pada polis-polis
asuransi yang luas digunakan di dunia.
• Berbagai macam polis mempunyai isi sendiri-sendiri
sesuai dengan jenis polis itu. Isi polis asuransi tentu
berbeda dengan polis perjalanan, juga berbeda dengan
polis kerugian. Polis kebakaran, polis kendaraan
bermotor, dan lain-lain.
• Walaupun berbeda, semua bernama polis,
berarti pada polis-polis tersebut terdapat
bagian-bagian yang pada hakikatnya tetap
sama, yaitu pokok-pokok umum isi polis.
 Pokok-pokok Umum Isi Polis

Pokok-pokok umum isi polis, dapat dogolongkan ke


dalam beberapa golongan. Dalam pembahasan ini
digolongkan ke dalam :
 mukaddimah
 syarat uraian
 syarat operatif
 kondisi-kondisi (conditions)
 pengecualian-pengecualian (exclusions)
 syarat tanda tangan
 program ikhtisar
 informasi lain-lain
Perjanjian Asuransi Berakir
Ada dua macam penyebab berakhirnya perjanjian
asuransi, yaitu
– perjanjian berakhir secara wajar karena masa berlakunya
perjanjian telah berakhir sebagaimana yang telah
dijanjikan semula.
– Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalakan
oleh salah satu pihak walau masa berlakunya perjanjian
belum berakhir.

Segera setelah perjanjian berakhir, maka semua


kerugian yang diderita oleh tertanggung tidak lagi
mendapat ganti rugi dari penanggung.
Perjanjian Asuransi Batal
• menyimpang dari warranty
• tanpa insurable interest
• perdagangan tidak legal
• tidak mengindahkan iktikad baik
• perjanjian dibatalkan
• kapal melakukan deviasi (dalam asuransi
pengangkutan/perjalanan)

Anda mungkin juga menyukai