Def KSO 2020
Def KSO 2020
RAPBK 2015
DEFINISI KSO
o Berdasarkan Angka 11 Bab I.IV Permen BUMN 13/2014, KSO adalah: “Kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang
saling menguntungkan antara BUMN dengan mitra kerjasama, dimana BUMN ikut terlibat dalam manajemen
pengelolaan.”
o Berdasarkan PSAK No.39, KSO adalah : “Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing sepakat untuk
melakukan suatu usaha Bersama dengan menggunakan asset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-
o Dalam teori dan praktik, KSO Sebagai suatu perjanjian tidak bernama (innominaat) selalu diidentikkan dengan
“Persekutuan Perdata” atau “Maatschap” (Partnership) atau “burgerlijk maatschap” (civil partnership) sebagaimana yang
A. CIRI KSO
o KSO melibatkan dua pihak atau lebih dengan masing-masing memasukkan sesuatu (imbreng) kedalam persekutuan (KSO)
o Untuk membedakan suatu perjanjian termasuk dalam KSO atau bukan, terletak dari apakah para pihak melakukan suatu
kegiatan usaha secara bersama atau tidak
o Kegiatan usaha tersebut harus dikelola secara bersama dengan tujuan untuk mencari suatu keuntungan secara bersama
o Tidak terdapat ketentuan yang mewajibkan KSO harus berbentuk entitas baru yang terpisah dari partisan KSO.
o KSO dilakukan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek tertentu, yang bersifat sementara hingga proyek selesai
A. KSO DENGAN ENTITAS HUKUM TERPISAH DARI ENTITAS HUKUM PESERTA KSO
Misalnya dalam Joint Operation Agreement disepakati untuk pelaksanaan kerjasama tersebut dibentuk suatu badan hukum baru misalnya perseroan
terbatas (PT)
Karena dalam KSO tersebut tidak dibentuk badan hukum melainkan usaha bersama dengan tujuan mencari keuntungan bersama, maka usaha
bersama seperti ini termasuk dalam kategori suatu persekutuan perdata (civil partnership) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1618 KUH Perdata.
Dengan kata lain bahwa KSO ini terbatas untuk melakukan usaha/proyek tertentu, maka KSO ini masuk dalam klasifikasi persekutuan perdata khusus
(particular partnership).
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1643 KUH Perdata atau Pasal 18 KUHD, masing-masing sekutu (partisipan KSO) mempunyai tanggung jawab secara
tanggung renteng.