Anda di halaman 1dari 37

AN

UK
N T
BE GAN
H E M N
IL
A
P DA
H
A M N
A
D
L -U
IL
I
F

D A NG
L
A
A D A
U
L
A UR N
U
R
E G R
N
N P E
G A N
A R A
B U
E M AT
L R
PE
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI
UUD 1945

MPR
PEMDA KPU BPK Bank Lembaga Mahkamah Mahkamah Komisi
23E-23G 2-3
18-18B 22E (5) Sentral Kepresidenan Konstitusi Agung Yudisial
23D
DPD DPR 4-6 24C 24, 24 A 24 B
22C-22D 19-22B

UU/Keppres

Kementerian
POLRI TNI
Komnas Negara
KPK KPPU KHN KPI KKR KON KPAI 30 10, 30
HAM 17

State Auxiliary Institutions Alat Negara


LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA PASCAAMANDEMEN
UUD 1945

Di tingkat pusat, ada 4 tingkatan lembaga:


1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD yang diatur dan ditentukan
lebih lanjut dalam atau dengan UU, PP, Perpres, dan Keppres.
2. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU yang ditentukan lebih lanjut
dalam atau dengan PP, Perpres, dan Keppres.
3. Lembaga yang dibentuk berdasarkan PP atau Perpres yang ditentukan
lebih lanjut dengan Keppres.
4. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri yang ditentukan
lebih lanjut dengan Keputusan Menteri atau keputusan pejabat di bawah
Menteri.
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA YANG DIBENTUK
BERDASARKAN UU
 Proses pemberian kewenangan lembaga ini melibatkan peran DPR dan
Presiden. Atau dalam hal-hal tertentu melibatkan DPD.
 Lembaga-lembaga tersebut: Kejaksanaan Agung, BI, KPU, KPK,
Komisi Penyiaran Indonesia, Komnas HAM, dll.
 Karena itu tidak dapat diubah atau dibubarkan kecuali dengan
mengubah atau mencabut UU nya.
Lembaga-lembaga yang dibentuk
berdasarkan Presidential policy
1. Pengaturan lembaga ini cukup dituangkan dalam
Peraturan Presiden yang bersifat Regeling dan
pengangkatannya anggotanya dilakukan dengan
Keputusan Presiden yang bersifat Beschikking.

2. Bahkan terdapat pula lembaga yang kedudukannya lebih


rendah. Lembaga ini kewenangannya diatur
berdasarkan peraturan setingkat menteri.
PENJELASAN PASAL 22 UUD 1945

Kedudukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


Undang (Perpu) setingkat Undang-Undang dan berfungsi
sebagai Undang-Undang darurat (emergency law).

Pada hakikatnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


Undang (Perpu) sama dan sederajat dengan Undang-
Undang, hanya syarat pembentukannya yang berbeda.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)


dibentuk oleh Presiden untuk antisipasi keadaan yang
"genting dan memaksa” Jadi ada unsur paksaan keadaan
terhadap yang harus segera diantisipasi, tetapi masih
dalam koridor hukum
EKSEKUTIF
Presiden Republik Indonesia
“adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Republik Indonesia”

Menurut Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A, Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Sebelumnya,
Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Dengan adanya Perubahan (Amandemen) UUD 1945, Presiden tidak lagi
bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR
adalah setara.
Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.
Kementerian Negara Republik Indonesia terdiri atas
Departemen, Kementerian Negara, dan Kementerian
Koordinator. Menteri adalah pembantu Presiden,
yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Menurut UUD 1945, pembentukan, pengubahan, dan
pembubaran kementerian negara diatur dalam
Undang-Undang.
Departemen merupakan unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh
menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Departemen mempunyai tugas membantu presiden dalam
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang masing-masing.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, terdapat 20 departemen yang masing-


masing dipimpin oleh menteri, yaitu:
Departemen Dalam Negeri
Departemen Luar Negeri
Departemen Pertahanan
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Departemen Keuangan
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral
Departemen Perindustrian
Departemen Perdagangan
Departemen Pertanian
Departemen Kehutanan
Departemen Perhubungan
Departemen Kelautan dan Perikanan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Departemen Pekerjaan Umum
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Sosial
Departemen Agama
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Departemen Komunikasi dan Informatika
KEMENTERIAN NEGARA

Menteri Negara menangani bidang tugas tertentu dalam kegiatan pemerintah negara yang tidak
ditangani oleh suatu departemen. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, terdapat 10 kementerian
negara yang masing-masing dipimpin oleh menteri, yaitu:
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Kementerian Negara Koperasi dan UKM
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Kementerian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Menteri Koordinator mempunyai tugas mengkoordinasikan penyiapan dan
penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan
pemerintahan negara.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu,


terdapat 3 menteri koordinator, yaitu:
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
Kementerian Koordinator Perekonomian
SEKRETARIAT JENDERAL
Sekretariat Jenderal (disingkat Setjen), dalam Kementerian Negara Republik
Indonesia, adalah unsur pembantu yang ada di setiap
Departemen/Kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, kegiatan,
administrasi, dan sumber daya di lingkungan Departemen/Kementeriannya.
Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal.
Tugas dan fungsi Setjen bervariasi antar Departemen/Kementerian. Namun pada
umumnya, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi koordinasi kegiatan,
penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung
kelancaraan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta penyelenggaraan hubungan
kerja di bidang administrasi dengan lembaga terkait.
Pada Bappenas, unsur pengawasan ini disebut dengan istilah Sekretariat Utama,
yang dipimpin oleh Sekretaris Utama.
INSPEKTORAT JENDERAL
Inspektorat Jenderal (disingkat Itjen), dalam Kementerian Negara Republik Indonesia
adalah unsur pembantu yang ada di setiap Departemen/Kementerian yang mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Departemen/Kementeriannya. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur
Jenderal.
Tugas dan fungsi Itjen bervariasi antar Departemen/Kementerian. Namun pada umumnya,
Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pemeriksaan atas
pelaksanaan kegiatan administrasi umum, keuangan, dan kinerja; pelaporan hasil
pengawasan dan pemeriksaan, serta pemberian usulan tindak lanjut temuan
pengawasan dan pemeriksaan; pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan
pengawasan dan pemeriksaan; serta pengembangan dan penyempurnaan sistem
pengawasan. Pengawasan tersebut dilakukan terhadap semua pelaksanaan tugas unsur
Departemen/Kementerian agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan berdasarkan
kebijakan Menteri dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang
bersifat rutin maupun tugas pembangunan.
SEKRETARIAT NEGARA
Sekretariat Negara RI (Setneg RI) adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai
tugas memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden
selaku Kepala Negara dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan
negara.
Sekretariat Negara dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yang
sejak Mei 2007 dijabat oleh Hatta Rajasa.
FUNGSI SETNEG ……………………….
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Negara menyelenggarakan fungsi:
Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan kekuasaan negara
Penyiapan naskah-naskah Presiden dan Wakil Presiden
Koordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Presiden dan
Wakil Presiden
Koordinasi pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam
menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara
Penyelenggaraan administrasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan
dari jabatan dan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Negara dan
Pejabat Negara
Pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin
prakarsa dan penyelesaian rancangan Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, serta
pemberian pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan rancangan
Peraturan Presiden
Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan Presiden dan Wakil Presiden;
Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan
ORGANISASI SETNEG
Sekretariat Negara terdiri dari:
Rumah Tangga Kepresidenan
Sekretariat Wakil Presiden
Sekretariat Militer
Sekretariat Menteri Sekretaris Negara
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Dukungan Kebijakan
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan Kelembagaan
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-Undangan
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Pengawasan
Staf Ahli
Rumah Tangga Kepresidenan dan Sekretariat Militer berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan
secara administratif dikoordinasikan oleh Menteri Sekretaris Negara.
Sekretariat Wakil Presiden berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Presiden dan secara administratif
dikoordinasikan oleh Menteri Sekretaris Negara.
SEKRETARIAT KABINET
Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas
memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden selaku
Kepala Pemerintahan dalam enyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara.
Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet yang saat ini dijabat Sudi
Silalahi.
TUGAS POKOK & FUNGSI ……………..
Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan
administrasi, serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, penyiapan rancangan
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden,
penyiapan penyelenggaraan sidang kabinet serta pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan
pegawai negeri sipil yang kewenangannya berada di tangan Presiden dan
pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan fungsi:
pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang politik dan keamanan,
perekonomian, dan kesejahteraan rakyat
CONT …………..
pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang hukum dan pemberian dukungan teknis dan
administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan rancangan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden
penyelenggaraan dan pengadministrasian sidang-sidang kabinet, rapat atau pertemuan
dengan para Menteri Kabinet dan atau Pejabat Negara setingkat Menteri dan atau
Panglima TNI dan atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan atau
Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dan atau Pejabat Pemerintah Daerah
yang dipimpin oleh Presiden dan atau Wakil Presiden, pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan Pegawai Negeri Sipil
yang kewenangannya berada di tangan Presiden serta pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian dalam dan dari jabatan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Sekretariat Kabinet
pemantauan rapat-rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh para Menteri Koordinator
pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden
ORGANISASI SESKAB

Sekretariat Kabinet terdiri dari:


Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Pemerintahan, mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi, serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang politik dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang hukum dan pemberian dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam
rangka penyiapan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden
Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Persidangan dan Dokumentasi mempunyai tugas membantu Sekretaris
Kabinet dalam menyelenggarakan penyiapan sidang-sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang
dipimpin dan atau dihadiri oleh Presiden dan atau Wakil Presiden, serta pelaksanaan koordinasi
tindak lanjut hasil-hasil sidang kabinet, dan pengurusan dokumen serta tata usaha di lingkungan
Sekretariat Kabinet
Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Administrasi mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam
menyelenggarakan administrasi pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan pensiun dalam
jabatan serta kepangkatan pegawai negeri sipil dan pejabat negara lainnya yang kewenangannya
berada di tangan Presiden atau Sekretaris Kabinet, dan administrasi keuangan, umum serta
administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet
Staf Ahli Sekretaris Kabinet mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam melaksanakan
pengkajian, dan penyampaian hasil analisis, serta saran dalam bidang tertentu berdasarkan
keahliannya, baik atas permintaan Sekretaris Kabinet maupun atas prakarsa sendiri
LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dalam Pemerintahan
Republik Indonesia adalah lembaga Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. Kepala LPND berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
DAFTAR LPND
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Badan Intelijen Negara (BIN)
Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)
Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS)
Badan SAR Nasional (BASARNAS)
KEJAKSAAN RI
Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan
kekuasaan negara secara merdeka di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan Undang-Undang. Pelaksanaan kekuasaan negara tersebut diselenggarakan
oleh:
Kejaksaan Agung, berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia dan daerah
hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.
Kejaksaan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi dan daerah hukumnya meliputi
wilayah provinsi
Kejaksaan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kabupaten/kota
Jaksa Agung merupakan pejabat negara, pimpinan dan penanggung jawab tertinggi
kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan wewenang
Kejaksaan Republik Indonesia. Jaksa Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Jaksa Agung saat ini adalah Hendarman Supandji.
BADAN EKSTRA STRUKTURAL
Badan Ekstra Struktural, adalah lembaga yang dibentuk untuk memberi
pertimbangan kepada Presiden atau Menteri, atau dalam rangka koordinasi
atau pelaksanaan kegiatan tertentu atau membantu tugas tertentu dari suatu
departemen.
Lembaga ini bersifat ekstra struktural, dalam arti tidak termasuk dalam struktur
organisasi kementerian, departemen, ataupun Lembaga Pemerintah Non
Departemen. Lembaga ini dapat dikepalai oleh Menteri, bahkan Wakil Presiden
atau Presiden sendiri. Sedangkan nomenklatur yang digunakan antara lain
adalah dewan, badan, lembaga, tim, dan lain-lain.
DAFTAR BEBERAPA BES
Dewan Ekonomi Nasional (DEN)
Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD)
Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek)
Badan Pelaksana APEC
Badan Pertimbangan Jabatan Nasional (Baperjanas)
Lembaga Sensor Film (LSF)
Tim Bakorlak Inpres 6
Tim Pengembangan Industri Hankam
Komite Olahraga Nasional Indonesia
Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias (BRR Aceh-Nias)
Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
BADAN INDEPENDEN
Badan Independen, adalah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat, namun bekerja secara independen.
Berikut adalah daftar beberapa Badan Independen:
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Komisi Ombudsman Nasional (KON)
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
TENTARA NASIONAL INDONESIA
Negara Indonesia pada awal berdirinya sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara.
Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dalam sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945
dan diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai
suatu organisasi kemiliteran yang resmi.
BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang KNIP dan KNI Daerah
dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan
perang. BKR juga tidak berada di bawah koordinasi Menteri Pertahanan. BKR hanya
disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa
Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.
Akhirnya, melalui Dekrit Presiden tanggal 5 Oktober 1945 (hingga saat ini diperingati
sebagai hari kelahiran TNI), BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pada tanggal 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 24 Januari 1946, dirubah lagi menjadi Tentara
Republik Indonesia.
Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya di samping Tentara
Republik Indonesia, maka pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan
keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan
bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penyatuan itu terjadi dan
diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947.
TUGAS TNI …………………………….

Sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara. (2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
operasi militer untuk perang
operasi militer selain perang, yaitu untuk:
 mengatasi gerakan separatis bersenjata
 mengatasi pemberontakan bersenjata
 mengatasi aksi terorisme
 mengamankan wilayah perbatasan
 mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis
 melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri
 mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya
 memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta
 membantu tugas pemerintahan di daerah
 membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur
dalam undang-undang
 membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di
Indonesia
 membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan
 membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue)
 membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan
penyelundupan.
KEPOLISIAN NEGARA RI (POLRI)
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di
Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden.
Polri mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. Polri
dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
Saat ini Kapolri dijabat oleh Jenderal Sutanto, yang mulai bertugas tanggal 8
Juli 2005.
Polda
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan pelaksana utama
Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada
tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah
(Kapolda), yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda
(Wakapolda).
Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Wilayah (Polwil). Ada tiga tipe Polda, yakni
Tipe A, Tipe B dan Tipe C. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal
(Komjen), sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) dan
Tipe C dipimpin oleh perwira menengah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang senior.
Di bawahnya Polwil membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Kota (Polresta). Polwil dipimpin oleh seorang
perwira menengah berpangkat Komisari Besar atau Kombes, demikian pula Poltabes juga
dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat Komisaris Besar. Polres dipimpin oleh
seorang [[Ajun Komisaris Besar Polisi) atau AKBP.
Lebih lanjut lagi, Polres membawahi Polsek, sedang Polresta membawahi Polsekta. Baik Polsek
maupun Polsekta dipimpin oleh seorang Komisaris Polisi (Kompol) (untuk jajaran di Polda Metro
Jaya), sedangkan di Polda liannya, Polsek atau Polsekta dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun
Komisaris Polisi.
PERWAKILAN-PERWAKILAN
Perwakilan RI di Luar Negeri, adalah satu-satunya lembaga aparatur yang mewakili
kepentingan negara Republik Indonesia secara keseluruhan di negara lain atau pada
organisasi internasional, dan dapat berupa Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI), Konsulat RI, Perutusan
Tetap RI pada PBB maupun Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara.
Perwakilan RI terdiri atas:
Perwakilan Diplomatik, kegiatannya mencakup semua kepentingan negara RI dan
wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara penerima atau yang bidang
kegiatannya meliputi bidang kegiatan suatu Organisasi Internasional.
Perwakilan Konsuler, kegiatannya mencakup semua kepentingan negara RI di bidang
konsuler dan mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.
Diperoleh dari "
http://id.wikipedia.org/wiki/Perwakilan_Republik_Indonesia_di_Luar_Negeri"
MAHKAMAH KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi adalah salah satu kekuasaan kehakiman di Indonesia. Sesuai
dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga), kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
Kewajiban dan wewenang
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah:
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

Ketua Mahkamah Konstitusi


Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun.
Saat ini Ketua Mahkamah Konstitusi dijabat oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, pada masa
bakti 2006-2009 (masa jabatan kedua kalinya), disumpah pada tanggal 22 Agustus 2006.
Hakim Konstitusi
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim
Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun,
dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

Hakim Konstitusi Periode 2003-2008 adalah:


Jimly Asshiddiqie
Mohammad Laica Marzuki
Abdul Mukthie Fadjar
Achmad Roestandi
H. A. S. Natabaya
Harjono
I Dewa Gede Palguna
Maruarar Siahaan
Soedarsono
Sejarah
Sejarah berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi diawali dengan Perubahan Ketiga UUD 1945
dalam Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B yang disahkan pada 9 November 2001. Setelah
disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945, maka dalam rangka menunggu pembentukan
Mahkamah Konstitusi, MPR menetapkan Mahkamah Agung menjalankan fungsi MK untuk
sementara sebagaimana diatur dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 hasil Perubahan
Keempat.
DPR dan Pemerintah kemudian membuat Rancangan Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi.
Setelah melalui pembahasan mendalam, DPR dan Pemerintah menyetujui secara bersama
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan
disahkan oleh Presiden pada hari itu. Dua hari kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2003, Presiden
mengambil sumpah jabatan para hakim konstitusi di Istana Negara pada tanggal 16 Agustus 2003.
Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang pertama adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie SH. Guru besar
hukum tata negara Universitas Indonesia kelahiran 17 April 1956 ini terpilih pada rapat internal
antar anggota hakim Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Agustus 2003.
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun
2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon
hakim agung.
Komisi Yudisial terdiri atas tujuh anggota, yang saat ini terdiri atas:
Thahir Saimima
M. Busro Muqoddas
Irawady Joenoes
Soekotjo Soeparto
Chatamarrasjid
Zainal Arifin
Mustafa Abdullah
BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga negara Indonesia


yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas
dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD
(sesuai dengan kewenangannya).

Anda mungkin juga menyukai