Anda di halaman 1dari 98

DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhan ku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
PEMERIKSAAN
SIALOGRAFI,
LOPOGRAFI,
PEMERIKSAAN
TRACTUS BILLIARY

Asih Puji Utami, S.KM., M.Kes.


Modul Pencitraan Gastrointestinal
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu memahami


pemeriksaan radiografi sialografi, lopografi,
OCG, IVC, ERCP, PTC, T-tube colangiografi
TEKNIK
RADIOGRAFI
SIALOGRAFI
Sialografi adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian
kelenjar ludah beserta salurannya dengan menggunakan
sinar-x dan bantuan media kontras positif untuk
menegakkan diagnosa.

Kelenjar ludah terdiri dari 3 bagian :


1. Kelenjar parotis dengan salurannya, disebut saluran
stensen
2. Kelenjar sub mandibula / sub maksila, disebut saluran
Wharton
3. Saluran sub lingual, disebut saluran bartholin
INDIKASI
1. Calculi
2. Fistel pada saluran
3. Divertikel
peradangan pada kantung-kantung yang terbentuk di
dinding kelenjar ludah yang menonjol keluar
4. Neoplasma adalah tumor pada kelenjar ludah
5. Sialitis Cronis : Peradangan
6. Stenosis
7. Sialolith adalah adanya batu pada kelenjar ludah , sangat
sering ditemukan pada kelenjar sub mandibularis
8. Sialektasis adalah pelebaran pada saluran kelenjar
ludah
KONTRA
INDIKASI
Inflamasi ductus dan alergi media kontras.

Komplikasi

adanya rasa sakit karena terjadi over filling ( pengisian
melebihi kapasitas kelenjar itu sendiri )

terjadi ruptur dari kelenjar ludah biasanya terjadi pada
saat melebarkan kelenjar ludah dengan dilator
PERSIAPAN ALAT

1. Spuit 2-5 cc
2. Kateter dan canule sialografi ( bila tidak ada dapat
menggunakan abocath)
3. Alkohol
4. Bengkok
5. Media kontras ( Water Soluble )
6. Kortison
7. Pastiles / permen asam
8. Antihistamin dan cortisone
9. Plaster
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Pasien tidur supine dan dibuat foto plain AP dan lateral.


2. Pasien diberi pastiles untuk merangsang air liur keluar.
3. Melalui keluarnya air liur dimasukkan jarum sialo dan
dihubungkan
dengan kateter dan diplester ke kulit.
4. Ujung kateter dihubungkan dengan spuit yang berisi kontras.
5. Kontras disuntikkan dan difoto.
6. Setelah selesai pemotretan pasien diberi minum asam supaya
semua kontras terangsang keluar.
TEKNIK PEMOTRETAN
1. AP/PA Tangensial (Untuk melihat kelenjar parotid)
Posisi Pasien : Supine/duduk
Posisi Obyek :
 Kelenjar parotid diposisikan pada tengah kaset.
 Kepala dimiringkan pada sisi yang diperiksa.
 Kelenjar parotid tegak lurus pada pertengahan film.
 Ramus mandibula sejajar film dan occipital rapat pada
Kaset film.
Central Ray : 18:xTegak
24 cm.
lurus terhadap kaset
Central Point : Pada ramus bagian luar
FFD : 90-100 cm
Kriteria Radiograf
• Terlihat jaringan lunak.
• Kelenjar parotid terlihat pada posisi lateral.
• Terlihat ductus stensen’s.
• Mastoid overlapping dengan batas atas dari kelenjar
parotid.
Lateral Eisler (Untuk melihat kelenjar
parotid dan submandibularis)
Posisi Pasien :Semiprone/berdiri
Posisi Obyek (Untuk melihat kelenjar parotid)
• Kepala berada pada posisi lateral.
• Pertengahan film 1 inchi di atas angulus mandibula.
• MSP dirotasikan kedepan 15 derajat dari posisi lateral.
Kaset : 18 x 24 cm
Central Ray :Tegak lurus terhadap kaset
Central Point :
1. Parotid : tegak lurus pada titik setinggi 1 inchi superior
dari angulus mandibula
2. Submandibula : tegak lurus pada inferior margin
angulus mandibula
FFD : 90-100 cm
Kriteria Radiograf :
a. Tampak kelenjar parotid superposisi di atas ramus mandibula.
b. Ramus mandibula terlihat tidak overlapping dengan vertebrae
cervicalis.

Posisi Obyek (Untuk kelenjar sub mandibularis)


Kepala true lateral di atas kaset.
Margo inferior dari angulus mandibula pada pertengahan kaset.
Submentovertex (Untuk melihat kelenjar
submandibularis dan sublingual)
Posisi Pasien
Posisi Obyek :Supine/submentovertikel
• Kepala ekstensi penuh dan vertex rapat pada kaset.
• Film diberi marker L/R dan diplester.
• Kaset dipasang melintang.
• Ujung film pada mulut rapat pada margo anterior dari ramus
mandibula.
Kaset :18 x 24 cm
Central Ray :Tegak lurus terhadap kaset
Central Point : Menuju langsung ke perpotongan MSP dengan coronal
melalui molar plain
Kriteria Radiograf
• Terlihat soft tissue dari dasar mulut.
• Terlihat kelenjar sublingual dan duktusnya.
• Terlihat kelenjar submaksilaris pada bagian anteromedial.
Proyeksi Lateral Oblique

Posisi Pasien : Semiprone/oblique


Posisi Obyek
•Kepala ditempatkan pada kaset, daerah corpus mandibula berada
ditengah kaset.
• Kepala ditengadahkan supaya kelenjar parotis rapat pada film.
Kaset : 18 x 24 cm
Central Ray : 25 derajat cephalad
Central Point : Di bawah angulus mandibula sebelah luar/pada
sisi yang dekat
FFD : 90-100 cm
Kriteria Radiograf : Tampak duktus dan kelenjar parotis
overlapping dengan ramus mandibula dan columna vertebrae
cervical.
LOPOGRAFI
(COLOSTOMY BARIUM ENEMA)
Pengertian Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara
radiologis dari usus besar dengan memasukkan media
kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan
(Stoma) pada daerah abdomen.

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah :


• untuk melihat anatomi dan fisiologi kolon bagian distal
sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis
selanjutnya.
• Untuk menilai penyembuhan, penyumbatan, atau
kebocoran yang terjadi pada colon
Persiapan Pasien

Tujuan persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan


Lopografi adalah untuk membersihkan kolon dari feases, karena
bayangan dari feases dapat mengganggu gambaran radiograf.

•Mengubah pola makanan pasien


• Makanan hendaknya mempunyai lunak,
rendah
konsistensi serat dan rendah lemak untuk
menghindari
terjadinya bongkahan-bongkahan tinja yang keras.
•Minum sebanyak-banyaknya
• Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu
dalam keadaan lembek
•Pemberian obat pencahar
• Apabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka
pemberian obat pencahar hanya sebagai pelengkap saja.
Persiapan Alat, meliputi :
1. Pesawat x – ray
2.Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
3.Marker
4.Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal
5.Vaselin dan jelly
6.Sarung tangan 14. Kantong pengukur barium
7.Penjepit atau klem 15. Lubang perekat
8.Kain kassa 16. Minyak pelumas
9.Bengkok 17. Kain kasa
10.Apron

11.Plester
12.Tempat mengaduk media kontras
13.Stoma tip
. Persiapan bahan

1.Media kontras,
yang sering dipakai adalah larutan barium dengan
konsentrasi antara 20% W/V (Weight /Volume) atau 20
gr barium ditambah air 100 ml. Banyaknya
larutan (ml) tergantung pada panjang pendeknya colon
distal.

1. Air hangat untuk membuat larutan barium.


2.Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit
saat kanula dimasukkan kedalam stoma.
Teknik Pemeriksaan

a. Foto polos BNO (Plain foto)


b. Informed Consent
c. Pemasukan media kontras mengisi daerah rectum dan
dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui anus
Proyeksi Radiograf

1) Proyeksi Antero posterior


Kriteria radiograf menunjukkan seluruh kolon terlihat,
termasuk fleksura dan kolon sigmoid.
2) Proyeksi Postero Anterior
Kriteria radiograf seluruh kolon terlihat termasuk fleksura dan
rektum.
3) Proyeksi LPO
4) Proyeksi RPO
Kriteria radiograf menunjukkan tampak gambaran fleksura
lienalis dan kolon asenden.
5) Proyeksi RAO
Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura hepatika kanan
terlihat sedikit superposisi bila di bandingkan dengan proyeksi
PA dan tampak juga daerah sigmoid dan kolon asenden.

6) Proyeksi LAO
Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura lienalis tampak
sedikit superposisi bila dibanding pada proyeksi PA, dan
daerah kolon desenden tampak.

7). Proyeksi Lateral


•Kriteria : daerah rectum dan tampak jelas,
sigmoid
rectosigmoid pada pertengahan radiograf.
Liver, Biliary System, and Pancreas
Normal gallbladder
Radiografi sistem billiari
1. Kolesistografi Oral (OCG)
2. Intravena Colangiografi (IVC)
3. T-Tube Colangiografi
4. Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography (ERCP)
5. Percutaneus Transhepatic
Cholangiography (PTC)
Kolesistografi Oral
Pengertian : INDIKASI :
Pemeriksaan secara  Cholelithiasis
radiologi kandung  Colecystitis
empedu dan ductus-  Penyumbatan ductus
ductusnya dengan
menggunakan MK  Kelainan fungsi empedu
dimasukkan secara oral
PERSIAPAN ALAT
• Pesawat Sinar-X MEDIA KONTRAS :
• Kaset dan film 24x30 cm • Biloptin
• Grid/Lysholm (kapsul/granula/liquid)
• Gonad Shield • Solubiloptin (powder
sachet)
• Marker
• Telepaque
• Time marker
(tablet/powder/liquid)
• Tempat pengaduk kontras
• Biliodyl (tablet)
• Sendok, gelas
• Orabilix
MEDIA KONTRAS
• Digunakan media kontras senyawa iodium
• Bersifat fat seluble (larut dalam lemak)
• Dapat dilakukan dengan single dosis sekaligus 12
tablet atau menggunakan metode fraksi (6 tablet
12 jam sebelum diperiksa dan 6 tablet menjelang
pemeriksaan
Patient Preparation
 Satu hari sebelum pemeriksaan pasien tidak
boleh makan
 12 jam sebelum px pasien minum obat
kontras 6 tablet
 8 jam sebelum px pasien minum obat
pencahar, kemudian berpuasa
 2 jam sebelum px diberikan dulkolax
suppositoria
 Sebelum px, pasien minum obat kontras 6
tablet
Plain Radiography
To detect either stones, calcification or gas in the biliary system.
Oral Cholecystography
Basic projections
L.A.O.
Basic projections
• Upright PA
Basic projections
• Rt.. Lat.. Decub.
Optional - Cholecystogogue -
R.P.O..
OCG
Batu

Batu

Abdominal x-ray demonstrating stones in the gallbladder


Emphysematous cholecystitis Porcelain GB
INTRAVENA COLANGIOGRAFI (IVC)
Pemeriksaan radiografi pada INDIKASI :
tractus billiari dengan  Evaluasi ductus biliaris
memasukkan media kontras pada pasien
melalui intra vena cholecystectomy dan
noncholecystectomy
Jarang dilakukan, karena  Kasus tidak tampak
reaksi media kontras cukup pada pemeriksaan OCG
tinggi dan adalanya  Adanya vomitting dan
modalitas yang lain diare, tidak mampu
secara oral
KONTRA INDIKASI
• Pasien dengan liver disease
• Kadar bilirubin > 2 mg/dl
• Pasien obstructive post cholecystectomy
PERSIAPAN ALAT
 Pesawat sinar-X Teknik pemasukan media
 Kaset, grid ukuran kontras :
24x30cm • MK diinjeksikan melalui
 Kapas alkohol vena cubiti
 Handuk atau bantalan • Berjalan melalui jantung,
spon dan diedarkan melalui
 Gonad shield arterial circulation
 Peralatan • Sampai ke liver melalui
kegawatdaruratan arteri hepatica dan
 Spuit needle disekresikan oleh bille
 Media kontras (biligrafin dan ditampung di gall
30% bladder
PROYEKSI
PA
RPO Post Injeksi
T-tube cholangiography

Pengertian :
Pemeriksaan radiografi pada tract biliari lewat
pipa berbentuk huruf T yang dimasukkan
melalui duct coledokus
Tujuan :
• Menunjukkan ukuran dan kejelasan (patency)
duct, spicter ampula hepatopancreatikus.
• Mengetahui sisa2 atau batu2 yang tidak
terdeteksi
PERSIAPAN PASIEN
• Tabung drainase diklem dengan korentang
sehari sebelum px untuk membiarkan tabung
penuh dengan empedu, untuk mencegah
gelembung udara ke ductus
• Pasien puasa
• Lakukan lavement 1 jam sebelum px
PERSIAPAN ALAT
• Pesawat sinar-X dengan fluoroscopy
• Pipa T-tube
• Spuit
• Bengkok
• Baju pasien
• Marker
• Media kontras
• Obat emergensi
PROYEKSI
• FPA
• RPO Post kontras :
untuk mengetahui MK masuk ke duodenum
• LATERAL :
untuk memperlihatkan cabang anatomi
ductus2 hepaticus
PostOperative Cholangiography
(T-tube Cholangiogram)
ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography)

Left: Gambaran
encoscopi yang
menampakkan
papilla vateri dan
MK diinjeksikan
ke ductus biliari

Right: Radiograf
setelah MK
diinjeksikan ke
CBD.
ERCP is the primary method of direct cholangiography, and has therapeutic potential. It also allows for
examination of the upper GI tract, the papilla of Vater, and the pancreatic duct.
Pengertian :
Pemeriksaan radiografi pada pancreas dan
sistem biliary dengan bantuan MK positif dan
menggunakan fiber optic endoscopy dan
fluoroscopy untuk menegakkan diagnosa dan
menangani masalah yang berkaitan dengan
duct biliaris dan duct pancreaticus
ERCP: Instruments can also be inserted through the scope to remove stones, insert stent, tissue
biopsy, and other treatments.
INDIKASI
 Ikterus obstruktif (Jaundise) : penyakit kuning 
akumulasi kadar bilirubin dalam jaringan dan darah
 Oral dan IVC gagal
 Pancreatic disease
 Batu empedu
 Tumor saluran empedu
 Disfungsi empedu
 Tumor Pancreas
KONTRA INDIKASI
Anafilaksis : reaksi tubuh karena ada zat asing
ditandai dengan sesak nafas dan turunnya
tekanan darah (syok)
Penyakit kardiopulmonal
Pyloric Stenosis
Acute pancreatitis
Glaucoma
Batu di CBD Endoscope

Pancreatic duct

ERCP: showing slightly dilated common bile duct with calculus


and normal pancreatic duct.
Large stone was drawing out from CBD during ERCP was performing.
Show the procedure of removal the stones using
endoscope .
PTC

Kateter dimasukkan melalui


duct hepatica pada
permukaan kulit.
PTC
( Percutaneus Transhepatic Cholangiografi)

Merupakan teknik px radiografi pada saluran


empedu sebagai tindalan preoprasi

Persiapan Pasien :
• Pasien rawat inap
• Malam hari pasien hanya boleh minum air putih
• Puasa 4 jam sebelum pemeriksaan
• Disuntikkan antibiotik melalui IV untuk mencegah
infeksi
• Setelah dilakukan pengaliran cairan empedu, dilakukan
tes
darah
Obstructive lesion
Before

After
Left : After injection of dye, showing a large gallstone trapped in the duct.
Ultrasound
CT scan
Note the dilatation of the biliary radicals at the first image ,can you identify the
cause at the second image (cancer head of pancreas)

Common bile duct stone & GB stones


Open Cholecystectomy
Laparoscopic Cholecystectomy
Laparoscopic Cholecystectomy
Laparoscopic Cholecystectomy
Gallbladder Carcinoma
GaGl ablllbaldadddeerr
CCaacr ricnionmoama
Choledocholithiasis/Hepatolithiasis

Stones

ERCP: demonstrating stone in the duct (arrow)


‫‪DOA SESUDAH BELAJAR‬‬

‫س‬
‫حهال نِ َم ْحرهِال هَّلال ِم ْ‬
‫مِ يرِ‬

‫نر َأ مههُ‬
‫لا اَ ِ‬
‫حْ‬ ‫نقزُ ْر اوَ ًاّ َ‬
‫قح قه َ‬ ‫ت ا اَ ْ‬
‫هعاَبـ ِ‬ ‫نر َ َ‬
‫أو ُ َ‬ ‫لطِ َابلْا اَ ِ‬
‫ط ا َب َ‬
‫او ًال ِ‬ ‫اَ ْ‬
‫نق ُز ْر َ‬
‫ه َلا‬
‫تج اُ‬
‫َهباَ ِن ْ‬

‫‪Ya Allah, Tunjukkanlah kepada kami‬‬


‫‪kebenaran sehinggga kami‬‬
‫‪dapat‬‬

Anda mungkin juga menyukai