Anda di halaman 1dari 16

PLASENTA PRE

VIA
Kelomok 7
Almira Salsabila

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Apa itu plasenta previa?

Plasenta previa adalah plasenta dengan implamentasi di


sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh osteum uteri internum.
Etiologi

1 multipara

2 Mioma uteri

3 Kuretasi yang berkurang

4 Umur lanjut
5 multipara

6 Bekas SC

7 Perubahan implementasi atau atrofi


Gejala

Perdarahan tanpa nyeri Timbulnya perlahan-lahan

Perdarahan berulang Tidak ada his

Warna perdarahan merah segar Teraba jaringan plasenta pada


periksa dalam vagina

Adanya anemia dan renjatan yang


Tidak masuk PAP
sesuai dengan keluarnya darah
Djj ada

Presentasi mungkin abnormal

Rasa tidak tegang (biasa) saat


palpasi
Multiparitas dan umur lanjut (> 35 tahun)
Faktor Defek vaskularisasi desisua yang
kemungkinan terjadi atrofik atau
Predeposisi inflamotorotik

Cacat pada endometrium bekas pembedahan

Korpus luteum bereaksi lambat

Chorion leave persisten

Plasenta besar pada kehamilan gameli atau


eritoblastosis atau hidrops fetalis

Konsepsi dan nidasi terlambat


Plasenta previa totalis atau komplit

Plasenta previa parsialis


lasifikasi

Plasenta previa marginalis


Plasenta previa letak rendah
Diagnosis
Gejala Klinis Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah
28 yang bersifat tanpa sebab, tanpa nyeri , dan berulang .

Palpasi abdomen Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri
masih rendah dan bagian terbawah janin belum turun, biasanya kepala
masih floating.

Pemeriksaan inspekulo Tujuannya adalah untuk mengetahui asal


perdarahan

Penentuan letak plasenta tidak langsung Dapat dilakukan dengan


radiografi, radioisotop dan ultrasonografi.

Penentuan letak plasenta secara langsung Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena
dapat menimbulkan perdarahan banyak. Pemeriksaan harus dilakukan di meja
operasi
Komplikasi
• Anemia dan syok hipovolemik
• Akibat plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini yang tipis m
udahlah jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menorobos ke dalam miometrium bah
kan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta p
erkreta.
• Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat potensial untuk
robek disertai dengan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu harus sangat berhati-hati pada
semua tindakan manual ditempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pad
a segmen bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio pla
senta.
• Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa lebih sering diam
bil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya.
• Kehamilan prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan karena tindakan terminasi keham
ilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapa
t dilakukan amniosintesis untuk mengetahui kematangan paru-paru janin dan pemberian kortiko
steroid untuk mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya antisipasi.
• Solusio plasenta
• Kematian maternal akibat perdarahan
• Disseminated intravascular coagulation (DIC)
• Infeksi sepsis.
Pentalaksanaan

Terapi pasif Terapi aktif


 Kehamilan
preterm dan
perdarahan
 SC
yang sedikit
 Belum ada  Melahirkan
tanda-tanda pervaginam
inpartu
 Keadaan umum
ibu cukup baik
 Janin masih
hidup
Lanjutan....
Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1)   Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/ marginalis dengan
pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,
plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin.
Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infus
oksitosin
2)   Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta
dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin
yang masih hidup
3)   Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya
sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta
dan seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini
biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai