Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DAN DEFINISI

TATA KELOLA

Yordan 18120001
Gleven Lee 18120002
Faustina Napa 18120018
Anastasia Gunu Wuwur 181200
Putri Puryundari 18120050
DEFINISI TATA KELOLA

• Istilah Tata Kelola atau Tata Pemerintahan Perusahaan di


Indonesia merupakan terjemahan dari “Corporate Governance”.
• Secara etimologis kata “Governance” berasal dari bahasa Perancis
kuno “Gouvernance” yang berarti pengendalian (control) atau
regulated dan dapat dikatakan merupakan suatu keadaan yang
berada dalam kondisi terkendali (the state of being governed)
• Dalam konteks Tata Kelola yang baik (Good Corporate
Governance) sering juga disebut Tata Pamong atau Penadbiran.
• Istilah ”Corporate” jika dilihat dari segi etimologis merupakan
turunan dari bahasa latin Corpus yang berarti sekumpulan
peraturan dan undang-undang. ”Erate” yang berarti sesuatu yang
dihargai atau dipatuhi.
• Dari berbagai definisi yang dikembangkan oleh para pakar dapat
disimpulkan bahwa Tata Kelola yang baik merupakan:
• Suatu struktur yang mengatur pola hubungan yang harmonis
tentang peran Dewan Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang
Saham dan para stakeholder lainnya.
• Suatu sistem “Check and Balance” mencakup kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya
pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
• Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian dan pengukuran kinerjanya.
PRINSIP-PRINSIP DASAR TATA KELOLA
YANG BAIK
1. Transparansi (Transparancy); yaitu keterbukaan informasi
baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai
perusahaan.
2. Akuntabilitas (Accountability); yaitu kejelasan fungsi,
struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ lembaga
sehingga pengelolaan lembaga dapat terlaksana dengan baik.
3. Responsibilitas (Responsibility); yaitu kesesuaian atau
kepatuhan di dalam pengelolaan lembaga terhadap prinsip
korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang
berlaku, termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak,
hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup,
kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian dan
persaingan yang sehat.
4. Independensi (Independency); yaitu suatu keadaan dimana
lembaga dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat.
5. Kesetaraan dan kewajaran (Fairness); yang secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai perlakuan yang adil
dan setara didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan
yang berlaku.
APLIKASI KONSEP TATA KELOLA YANG
BAIK
• Selain bersaing untuk mendapatkan pengguna, lembaga
pelayanan publik juga bersaing dengan sektor lain untuk
memperoleh sumber daya dari pemerintah.
• Aplikasi Pola Tata Kelola ini terutama ditujukan untuk:
• Meningkatkan kemampuan bersaing mendapatkan sumber
daya dari pemerintah maupun non pemerintah
• Mengurangi risiko perubahan yang terjadi tiba-tiba dan
mendorong penanaman modal jangka panjang
• Memperkuat sektor finansial
• Memajukan manajemen yang bertanggung jawab dan kerja
finansial yang solid
TAHAPAN MENYUSUN DOKUMEN POLA
TATA KELOLA
• Langkah - langkah penyusunan dokumen tata kelola meliputi
empat langkah utama, meliputi :
• Persiapan, yaitu menentukan siapa yang akan menyusun
dokumen.
• Pelaksanaan Penyusunan:
 Melakukan legal audit: review peraturan perundangan
internal dan eksternal yang berlaku dan selama ini
digunakan sebagai landasan hukum.
 Memberikan legal opinion.
 Menyusun draf.
 Membahas draft awal yg telah tersusun.
 Menyempurnakan menjadi draft final.
• Pengesahan & Sosialisasi
• Evaluasi dan ongoing monitoring
PENGERTIAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN PERBANKAN.
• Pengelolaan perusahaan yang baik atau Good Corporate
Governance (GCG) memiliki pengertian yang semakin lama
semakin kompleks. Menurut Amin Widjaja Tunggal istilah Good
corporate governance secara umum dikenal sebagai suatu
sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan
dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta
mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan (stakeholders), seperti kreditur, pemasok, asosiasi
bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas.
Definisi di atas menjelaskan bahwa GCG adalah sistem yang
bisa digunakan untuk mengatur dan mengendalikan
perusahaan. GCG timbul dari kebutuhan usaha akan tatakelola
perusahaan yang baik (Good corporate governance), yang
menegakkan prinsip-prinsip transparan, dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan berkeadilan.
PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG ADA DI INDONESIA.
Salah satu pilar penting dalam good corporate governance di
perbankan adalah komitmen penuh dari seluruh jajaran pengurus
bank hingga pegawai yang terendah untuk melaksanakan ketentuan
tersebut. Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan,
dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut
prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari
semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten
dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai
pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada
prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya
ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank
(responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun
dalam pengambilan keputusan (independency), serta senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas
kesetaraan dan kewajaran (fairness). pelaksanaan GCG pada
industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima)
prinsip dasar sebagai berikut :
1. TRANSPARENCY (TRANSPARANSI)
• Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan
relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan yaitu:
A. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders
sesuai dengan haknya.
B. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal
yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,
kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendalian, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status
kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi bank.
C. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
D. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi
tentang kebijakan tersebut.
2. ACCOUNTABLITY (AKUNTABILITAS)
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban
organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif yang meliputi :
A. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari
masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi,
misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan.
B. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank
mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.
C. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance
system dalam pengelolaan bank.
D. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank
berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten
dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha
dan strategi bank serta memiliki rewards and punishment
system.
3. RESPONSIBILITY
(PERTANGGUNGJAWABAN)
• Adanya kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan bank
terhadap prinsip korporasi yang sehat seta peraturan
perundangan yang berlaku yaitu :
A.Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus
berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential
banking practices) dan menjamin dilaksanakannya
ketentuan yang berlaku.
B.Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen
(perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap
lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.
4. Independency (Independensi)
• Pengelolaan bank secara profesional tanpa
pengaruh/tekanan dari pihak manapun sehingga :
A.Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang
tidak wajar oleh stakeholder manapun dan tidak
terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest).
B.Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan
bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan
yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik
pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan
sama atau setara sehingga:
A. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan
seluruh stakeholders
B. berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal
treatment).
C. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh
stakeholders untuk memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank
D. serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI GCG
• Faktor Internal
• Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang
berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud antara lain:
• Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG
dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
• Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan
nilai-nilai GCG.
• Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar
GCG.
• Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
• Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan
mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke
waktu.
• Faktor Eksternal
• Pelaku dan lingkungan bisnis
• Meliputi seluruh entitas yang mempengaruhi pengelolaan perusahaan,
seperti business community atau kelompok-kelompok yang signifikan
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, serikat pekerja, mitra
kerja, supplier dan pelanggan yang menuntut perusahaan mempraktekkan
bisnis yang beretika. Kelompok-kelompok di atas dapat mempengaruhi
jalannya perusahaan dengan derajat intensitas yang berbeda-beda.
• Pemerintah dan regulator
• Pemerintah dan badan regulasi berkepentingan untuk memastikan bahwa
Perusahaan mengelola keuangan dengan benar dan mematuhi semua
peraturan dan undang-undang agar memperoleh kepercayaan pasar dan
investor.
• Investor
• Meliputi semua pihak yang berkaitan dengan pemegang saham dan pelaku
perdagangan saham termasuk perusahaan investasi. Investor menuntut
ditegakkannya atau dijaminnya pengelolaan perusahaan sesuai standar dan
prinsip-prinsip etika bisnis.
PERBEDAAN GCG
DENGAN GCG SYARIAH
• Perbedaan utama antara perbankan syariah dengan perbankan
konvensional dalam menjalankan prinsip Good Corporate
Governance adalah pada segi produk dan akad baik dalam hal
penghimpunan dana (funding) dan pembiayaan (lending).
• Dalam perbankan konvensional hanya terdapat istilah kredit dan
debit saja dengan sistem bunga (interest). Namun dalam perbankan
syariah terdapat banyak akad seperti titpan murni, jual beli, bagi
hasil dan kerja sama, musyarokah, sewa menyewa (ijarah),
kebajikan, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai