0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
103 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan definisi tata kelola perusahaan, prinsip-prinsip dasar tata kelola yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan, serta penerapan konsep tata kelola pada perusahaan perbankan di Indonesia dengan menekankan pada 5 prinsip utama yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan definisi tata kelola perusahaan, prinsip-prinsip dasar tata kelola yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan, serta penerapan konsep tata kelola pada perusahaan perbankan di Indonesia dengan menekankan pada 5 prinsip utama yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan definisi tata kelola perusahaan, prinsip-prinsip dasar tata kelola yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan, serta penerapan konsep tata kelola pada perusahaan perbankan di Indonesia dengan menekankan pada 5 prinsip utama yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kesetaraan.
• Istilah Tata Kelola atau Tata Pemerintahan Perusahaan di
Indonesia merupakan terjemahan dari “Corporate Governance”. • Secara etimologis kata “Governance” berasal dari bahasa Perancis kuno “Gouvernance” yang berarti pengendalian (control) atau regulated dan dapat dikatakan merupakan suatu keadaan yang berada dalam kondisi terkendali (the state of being governed) • Dalam konteks Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance) sering juga disebut Tata Pamong atau Penadbiran. • Istilah ”Corporate” jika dilihat dari segi etimologis merupakan turunan dari bahasa latin Corpus yang berarti sekumpulan peraturan dan undang-undang. ”Erate” yang berarti sesuatu yang dihargai atau dipatuhi. • Dari berbagai definisi yang dikembangkan oleh para pakar dapat disimpulkan bahwa Tata Kelola yang baik merupakan: • Suatu struktur yang mengatur pola hubungan yang harmonis tentang peran Dewan Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang Saham dan para stakeholder lainnya. • Suatu sistem “Check and Balance” mencakup kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. • Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian dan pengukuran kinerjanya. PRINSIP-PRINSIP DASAR TATA KELOLA YANG BAIK 1. Transparansi (Transparancy); yaitu keterbukaan informasi baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. 2. Akuntabilitas (Accountability); yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ lembaga sehingga pengelolaan lembaga dapat terlaksana dengan baik. 3. Responsibilitas (Responsibility); yaitu kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan lembaga terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian dan persaingan yang sehat. 4. Independensi (Independency); yaitu suatu keadaan dimana lembaga dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. 5. Kesetaraan dan kewajaran (Fairness); yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. APLIKASI KONSEP TATA KELOLA YANG BAIK • Selain bersaing untuk mendapatkan pengguna, lembaga pelayanan publik juga bersaing dengan sektor lain untuk memperoleh sumber daya dari pemerintah. • Aplikasi Pola Tata Kelola ini terutama ditujukan untuk: • Meningkatkan kemampuan bersaing mendapatkan sumber daya dari pemerintah maupun non pemerintah • Mengurangi risiko perubahan yang terjadi tiba-tiba dan mendorong penanaman modal jangka panjang • Memperkuat sektor finansial • Memajukan manajemen yang bertanggung jawab dan kerja finansial yang solid TAHAPAN MENYUSUN DOKUMEN POLA TATA KELOLA • Langkah - langkah penyusunan dokumen tata kelola meliputi empat langkah utama, meliputi : • Persiapan, yaitu menentukan siapa yang akan menyusun dokumen. • Pelaksanaan Penyusunan: Melakukan legal audit: review peraturan perundangan internal dan eksternal yang berlaku dan selama ini digunakan sebagai landasan hukum. Memberikan legal opinion. Menyusun draf. Membahas draft awal yg telah tersusun. Menyempurnakan menjadi draft final. • Pengesahan & Sosialisasi • Evaluasi dan ongoing monitoring PENGERTIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PERBANKAN. • Pengelolaan perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) memiliki pengertian yang semakin lama semakin kompleks. Menurut Amin Widjaja Tunggal istilah Good corporate governance secara umum dikenal sebagai suatu sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders), seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas. Definisi di atas menjelaskan bahwa GCG adalah sistem yang bisa digunakan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan. GCG timbul dari kebutuhan usaha akan tatakelola perusahaan yang baik (Good corporate governance), yang menegakkan prinsip-prinsip transparan, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan berkeadilan. PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG ADA DI INDONESIA. Salah satu pilar penting dalam good corporate governance di perbankan adalah komitmen penuh dari seluruh jajaran pengurus bank hingga pegawai yang terendah untuk melaksanakan ketentuan tersebut. Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness). pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut : 1. TRANSPARENCY (TRANSPARANSI) • Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan yaitu: A. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. B. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendalian, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank. C. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. D. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut. 2. ACCOUNTABLITY (AKUNTABILITAS) Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif yang meliputi : A. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan. B. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. C. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank. D. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki rewards and punishment system. 3. RESPONSIBILITY (PERTANGGUNGJAWABAN) • Adanya kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat seta peraturan perundangan yang berlaku yaitu : A.Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku. B.Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial. 4. Independency (Independensi) • Pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun sehingga : A.Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). B.Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun. 5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran) Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara sehingga: A. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders B. berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment). C. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank D. serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GCG • Faktor Internal • Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud antara lain: • Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan. • Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG. • Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG. • Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi. • Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu. • Faktor Eksternal • Pelaku dan lingkungan bisnis • Meliputi seluruh entitas yang mempengaruhi pengelolaan perusahaan, seperti business community atau kelompok-kelompok yang signifikan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, serikat pekerja, mitra kerja, supplier dan pelanggan yang menuntut perusahaan mempraktekkan bisnis yang beretika. Kelompok-kelompok di atas dapat mempengaruhi jalannya perusahaan dengan derajat intensitas yang berbeda-beda. • Pemerintah dan regulator • Pemerintah dan badan regulasi berkepentingan untuk memastikan bahwa Perusahaan mengelola keuangan dengan benar dan mematuhi semua peraturan dan undang-undang agar memperoleh kepercayaan pasar dan investor. • Investor • Meliputi semua pihak yang berkaitan dengan pemegang saham dan pelaku perdagangan saham termasuk perusahaan investasi. Investor menuntut ditegakkannya atau dijaminnya pengelolaan perusahaan sesuai standar dan prinsip-prinsip etika bisnis. PERBEDAAN GCG DENGAN GCG SYARIAH • Perbedaan utama antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional dalam menjalankan prinsip Good Corporate Governance adalah pada segi produk dan akad baik dalam hal penghimpunan dana (funding) dan pembiayaan (lending). • Dalam perbankan konvensional hanya terdapat istilah kredit dan debit saja dengan sistem bunga (interest). Namun dalam perbankan syariah terdapat banyak akad seperti titpan murni, jual beli, bagi hasil dan kerja sama, musyarokah, sewa menyewa (ijarah), kebajikan, dan lain sebagainya.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda