Anda di halaman 1dari 41

STANDAR AUDIT

1
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

 Dapat menerapkan standar audit


 yang berlaku bagi Auditor
 dalam penugasan audit

2
Pengertian sa apip
 Kriteria atau ukuran mutu minimal untuk
melakukan kegiatan audit yang wajib
dipedomani oleh Auditor

3
tujuan sa
1.  Menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk
merepresentasikan / mengaplikasikan praktik-praktik audit
yang seharusnya;
2. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan
kegiatan audit yang memiliki nilai tambah;
3. Menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit;
4. Mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses
organisasi;
5. Menilai, mengarahkan dan mendorong auditor untuk
mencapai tujuan audit;
6. Menjadi pedoman dalam pekerjaan audit; dan
7. Menjadi dasar penilaian keberhasilan pekerjaan audit

4
fungsi sa apip
Standar audit berfungsi sebagai ukuran mutu minimal bagi para
auditor dalam:
1. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang dapat
merepresentasikan praktik-praktik audit yang seharusnya,
menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan
kegiatan audit yang memiliki nilai tambah serta
menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit;
2. Pelaksanaan koordinasi audit oleh Auditor
3. Pelaksanaan perencanaan audit oleh Auditor;
4. Penilaian efektivitas tindak lanjut hasil pengawasan dan
konsistensi penyajian laporan hasil audit

5
Sistematika sa

PRINSIP-PRINSIP
DASAR

STANDAR UMUM

AUDIT KINERJA AUDIT INVESTIGATIF

STANDAR STANDAR STANDAR STANDAR


PELAKSANAAN PELAPORAN PELAKSANAAN PELAPORAN

STANDAR TINDAK LANJUT STANDAR TINDAK LANJUT

6
Prinsip-prinsip dasar
 Prinsip-prinsip dasar adalah asumsi-asumsi dasar,
prinsip-prinsip yang diterima secara umum dan
persyaratan yang digunakan dalam mengembangkan
standar audit yang bagi auditor berguna dalam
mengembangkan simpulan atau opini atas audit yang
dilakukan, terutama dalam hal tidak adanya standar
audit yang berkaitan dengan hal-hal yang tengah
diaudit

7
a. Kewajiban Auditor
 Kewajiban Auditor untuk Mengikuti Standar Audit
Auditor harus mengikuti Standar Audit dalam segala
pekerjaan audit yang dianggap material
 Kewajiban Auditor untuk Meningkatkan Kemampuan
Auditor harus secara terus menerus meningkatkan
kemampuan teknik dan metodologi audit

8
Standar umum
 Standar umum ini meliputi standar-standar yang
terkait dengan karakteristik organisasi dan para
individu yang melakukan penugasan audit
kinerja dan audit investigatif

9
Sistematika stándar umum
a. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab
b. Independensi dan Obyektivitas
1) Independensi APIP
2) Obyektivitas Auditor
3) Gangguan Terhadap Independensi dan Obyektivitas
c. Keahlian
1) Latar Belakang Pendidikan Auditor
2) Kompetensi Teknis
3) Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan
4) Penggunaan Tenaga Ahli dari Luar
d. Kecermatan Profesional
e. Kepatuhan Terhadap Kode Etik

10
a. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan
dan Tanggung Jawab

Visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung


jawab Auditor harus dinyatakan secara
tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh
pimpinan tertinggi organisasi.

Setiap Auditor harus memiliki visi, misi dan


tujuan yang searah dengan visi, misi, dan
tujuan pemerintah serta instansi induknya

11
b. Independen dan Obyektivitas

Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit,


APIP harus independen dan para auditornya
harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya

 Independensi Praktisi, yakni


independensi yang nyata atau faktual

 Independensi Profesi, yakni independensi


yang ditinjau menurut citra (image)
auditor dari pandangan publik atau
masyarakat umum

12
c. Keahlian
Auditor harus mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan tanggung
jawabnya

Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh


setiap auditor pada umumnya adalah auditing,
akuntansi, administrasi pemerintahan dan
komunikasi

13
Kompetensi Tambahan Auditor Investigator
1) Pengetahuan tentang prinsip-prinsip, praktik-praktik, dan
teknik audit investigatif, termasuk cara-cara untuk
memperoleh bukti dari whistleblower (pihak-pihak
tertentu yang menyampaikan sesuatu yang menyimpang
yang dapat digunakan sebagai informasi awal dalam
proses audit investigatif).
2) Pengetahuan tentang penerapan hukum, peraturan, dan
ketentuan lainnya yang terkait dengan audit investigatif.
3) Kemampuan memahami konsep kerahasiaan dan
perlindungan terhadap sumber informasi.
4) Kemampuan menggunakan peralatan komputer,
perangkat lunak, dan sistem terkait secara efektif dalam
rangka mendukung proses audit investigatif terkait
dengan cybercrime (kejahatan dalam lingkungan dunia
maya dengan teknologi informasi).

14
d. Kecermataan Profesional

Auditor harus menggunakan keahlian


profesionalnya dengan cermat dan seksama
(due professional care) dan secara hati-hati
(prudent) dalam setiap penugasan.

15
e. Kepatuhan Terhadap Kode Etik
 Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan.

 Auditor tidak saja harus menggunakan seluruh


kemampuan dan kecermatannya tetapi juga dituntut
untuk mematuhi kode etik yang ditetapkan. Dengan
demikian kompetensi dan etika harus dipenuhi secara
bersamaan.

16
Standar Pelaksanaan Audit KInerja
 Standar pelaksanaan pekerjaan audit kinerja
mendeskripsikan sifat kegiatan audit kinerja
dan menyediakan kerangka kerja untuk
melaksanakan dan mengelola pekerjaan audit
kinerja yang dilakukan oleh auditor

17
sistematika standar pelaksanaan audit
kinerja
a. PERENCANAAN
1. Penetapan Sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan
alokasi sumber daya
2. Pertimbangan dalam perencanaan:
a) Evaluasi atas Sistem Pengendalian Intern
b) Evaluasi atas ketidakpatuhan auditi terhadap
peraturan perundang-undangan kecurangan dan
ketidakpatuhan (abuse)
b. SUPERVISI
1. Pemahaman anggota tim audit atas rencana audit;
a) Kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;
b) Kelengkapan bukti dlm KKA;
2. Kelengkapan dan akuransi laporan audit
c. PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI
2. Pengumpulan bukti
3. Pengujian bukti
d. PENGEMBANGAN TEMUAN
e. DOKUMENTASI
18
Standar Pelaporan Audit Kinerja
 Standar pelaporan merupakan acuan bagi
penyusunan laporan hasil audit kinerja yang
merupakan tahap akhir suatu proses audit
untuk mengomunikasikan hasil audit kepada
auditi dan pihak lain yang terkait

19
sistematika standar pelaporan audit
kinerja

1. Kewajiban Membuat Laporan


2. Cara dan Saat Pelaporan
3. Bentuk dan Isi Laporan
4. Kualitas Laporan
5. Tanggapan Auditi
6. Penerbitan dan Distribusi Laporan

20
Standar tindak lanjut Audit KInerja
 Standar tindak lanjut mengatur tentang
ketentuan dalam hal kepastian saran dan
rekomendasi telah dilakukan oleh auditi
meliputi:
◦ a. Komunikasi Dengan Auditi
◦ b. Prosedur Pemantauan
◦ c. Status Temuan
◦ d. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-undangan dan Kecurangan

21
Standar pelaksanaan Audit
investigatif
 Standar pelaksanaan pekerjaan audit
investigatif mendeskripsikan sifat kegiatan
audit investigatif dan menyediakan kerangka
kerja untuk melaksanakan dan mengelola
pekerjaan audit investigatif yang dilakukan oleh
auditor investigatif

22
sistematika standar pelaksanaan audit
investigatif
a. Perencanaan
1) Penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi
sumber daya
2) Pertimbangan dalam perencanaan
b. Supervisi
c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti
1) Pengumpulan bukti
2) Pengujian bukti
d. Dokumentasi

23
a. Perencanaan
 Dalam setiap penugasan audit investigatif, auditor
investigatif harus menyusun rencana audit.
Rencana audit tersebut harus dievaluasi dan bila
perlu disempurnakan selama proses audit
investigatif berlangsung sesuai dengan
perkembangan hasil audit investigatif di lapangan.

 Perencanaan audit investigatif dimasudkan:


◦ Memperkecil tingkat risiko kegagalan audit
◦ Memberikan arah pelaksanaan audit

24
a. Perencanaan
 Dimulai dengan menganalisis dan mengevaluasi
informasi yang diterima untuk menentukan satu
keputusan dari 3 (tiga) keputusan, yaitu:
1. Melakukan audit investigatif;
2. Meneruskan ke pejabat yang berwenang;
3. Tidak perlu ditindaklanjuti.

25
a. Perencanaan
Bila diputuskan melakukan audit investigatif, langkah-langkah dalam
rencana tindak :
 Menentukan sifat utama pelanggaran;
 Menentukan fokus perencanaan dan sasaran audit investigatif;
 Mengindentifikasi kemungkinan pelanggaran hukum, peraturan,
atau perundang-undangan, dan memahami unsur-unsur yang
terkait dengan pembuktian atau standar;
 Mengindentifikasi dan menentukan prioritas tahapn audit
investigatif yang diperlukan untuk mencapai sasaran audit
investigatif;
 Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan audit investigatif; dan
 Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang,
termasuk instansi penyidik jika diperlukan.

26
Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup dan
Alokasi Sumber Daya
 Sasaran:
◦ Terungkapnya kasus penyimpangan yang berindikasi dapat
menimbulkan terjadinya kerugian keuangan negara/daerah.

 Ruang lingkup:
◦ Meliputi pengungkapan fakta dan proses kejadian, sebab dan
dampak penyimpangan, dan penentuan pihak-pihak yang diduga
terlibat dalam atau bertanggung jawab atas penyimpangan.

 Penetapan alokasi sumber daya pendukung:


◦ Agar kualitas audit investigatif dapat dicapai secara optimal.
Kebutuhan sumber daya yang harus ditentukan antara lain
terkait dengan personil, pendanaan, dan sarana prasarana
lainnya
27
Pertimbangan dalam Perencanaan

 Sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumber daya;


 Pemahaman mengenai akuntabilitas berjenjang;
 Aspek kegiatan operasi auditi dan aspek pengendalian
intern;
 Jadwal kerja dan batasan waktu;
 Hasil audit periode sebelumnya dengan
mempertimbangkan tindak lanjut terhadap
rekomendasi atas temuan sebelumnya; dan
 Mekanisme koordinasi antara auditor, auditi, dan pihak
terkait lainnya.
28
b. Supervisi

Bertujuan antara lain untuk mengetahui:


 Pemahaman tim audit atas tujuan dan rencana audit;
 Kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;
 Ketaatan terhadap prosedur audit;
 Kelengkapan bukti-bukti yang terkandung dalam
kertas kerja audit untuk mendukung temuan dan
rekomendasi; dan
 Pencapaian tujuan audit.

29
c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Pengumpulan dan evaluasi bukti harus difokuskan pada


upaya pengujian hipotesis untuk mengungkapkan:
 Fakta-fakta dan proses kejadian (modus operandi);
 Sebab dan dampak penyimpangan; dan
 Pihak-pihak yang diduga terlibat/ bertanggung jawab
atas kerugian keuangan negara/daerah

30
d. Dokumentasi
 Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan
dokumen audit investigatif dalam bentuk kertas
kerja audit. Dokumen audit investigatif harus
disimpan secara tertib dan sistematis agar
dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk,
dan dianalisis

31
sistematika standar pelaporan audit
investigatif
Sistematika standar pelaporan audit investigatif meliputi
butir-butir sebagai berikut:
a. Kewajiban Membuat Laporan
b. Cara dan Saat Pelaporan
c. Bentuk dan Isi Laporan
d. Kualitas Laporan
e. Pembicaraan Akhir dengan Auditi
f. Penerbitan dan Distribusi Laporan

32
Kewajiban Membuat Laporan (1)
LHA investigatif dibuat secara tertulis dengan pedoman: 
 Fakta harus diungkapkan untuk membantu pemahaman
pembaca laporan, termasuk pernyataan singkat dan jelas
berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar atau
sebagai dasar suatu audit investigatif.
 Laporan harus memuat bukti-bukti baik yang mendukung
maupun yang melemahkan temuan audit.
 Laporan harus didukung dengan kertas kerja audit investigatif
yang memuat referensi kepada semua wawancara, kontak, atau
aktivitas audit investigatif yang lain.
 Laporan harus mencerminkan apa hasil yang diperoleh dari
audit investigatif, yaitu berupa: denda, penghematan,
pemulihan, tuduhan, rekomendasi dan sebagainya.

33
Kewajiban Membuat Laporan (2)
 Auditor menulis laporan dalam bentuk deduktif, menggunakan
kalimat dan pernyataan berupa ulasan dan kalimat topik.
Penulisan kalimat dan paragraf harus singkat, sederhana dan
langsung.
 Laporan harus ringkas, jelas, lengkap dan tepat untuk
mengomunikasikan temuan audit investigatif yang relevan.
 Laporan tidak boleh mengungkapkan pertanyaan yang belum
terjawab atau memungkinkan interpretasi yang keliru.
 Laporan audit investigatif tidak boleh mengandung opini atau
pandangan pribadi. Semua penilaian, kesimpulan, pengamatan
dan rekomendasi harus didasarkan fakta yang tersedia.
 Kelemahan sisitem atau permasalahan manajemen yang
terungkap dalam audit investigatif harus dilaporkan kepada
pejabat yang berwenang dengan segera.

34
Cara dan Saat Pelaporan
 Laporan hasil audit investigatif dibuat secara
tertulis dan segera setelah berakhirnya
pelaksanaan audit investigatif

35
Isi Laporan
LHA investigatif minimal harus memuat hal-hal berikut:
 Dasar melakukan audit;
 Identifikasi auditi;
 Tujuan/sasaran, lingkup dan metodologi audit;
 Pernyataan bahwa audit investigatif telah dilaksanakan sesuai
Standar Audit;
 Fakta-fakta dan proses kejadian mengenai siapa, dimana,
bilaman, bagaimana dari kasus yang diaudit;
 Sebab dan dampak penyimpangan;
 Pihak yang diduga terlibat atau bertanggung jawab; dan
 Dalam pengungkapan pihak yang bertanggung jawab atau yang
diduga terlibat, auditor harus memperhatikan azas praduga tidak
bersalah yaitu dengan tidak menyebut identitas lengkap

36
Kualitas Laporan
 Laporan hasil audit investigasi harus akurat,
jelas, lengkap, singkat, dan disusun dengan
logis, tepat waktu, dan obyektif

37
Pembicaraan Akhir dengan Auditi
 Auditor investigatif harus meminta tanggapan/
pendapat terhadap hasil audit investigatif.
Tanggapan/ pendapat tersebut harus
dikemukakan pada saat melakukan
pembicaraan akhir dengan auditi

38
Penerbitan dan Distribusi Laporan
 Laporan hasil audit investigatif diserahkan
kepada pimpinan organisasi, auditi, dan pihak
lain yang diberi wewenang untuk menerima
laporan hasil audit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

39
Standar tindak lanjut audit investigatif
 Auditor harus memantau tindak lanjut hasil
audit investigatif yang dilimpahkan kepada
aparat penegak hukum

40
41

Anda mungkin juga menyukai