Anda di halaman 1dari 9

PENGAKUAN DALAM

HUKUM INTERNASIONAL
Pengakuan adalah metode untuk menerima
situasi-situasi faktual yang dikemudian diikuti oleh
konsekuensi hukumnya.

Pengaruh dari pengakuan adalah memberikan


kemudahan bagi negera yang bersangkutan jntuk
melakukan transaksi-transaksi internasional di
kemudian hari.
Pengakuan merupakan masalah yang paling rumit di dalam hukum internasional.
Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu:

1. Faktor Politik

Faktor politik ini menentukan entitas, dihubungkan dengan


kepentingan nasional.

2. Tidak ada ketentuan yang pasti atau tegas dalam hukum


internasional yang mengatur tentang pengakuan. Sehingga
masalah “pengakuan” merupakan kehendak bebas (free act).
• 1. Teori-teori tentang Pengakuan

1. Teori Deklaratoir
Menurut penganut Teori Deklaratoir, pengakuan hanyalah
sebuah pernyataan formal saja bahwa suatu negara telah lahir atau
ada.
2. Teori konstitutif
Menurut penganut Teori Konstitutif, pengakuan justru sangat
penting. Sebab pengakuan menciptakan penerimaan terhadap
suatu negara sebagai anggota masyarakat internasional.
3. Teori Pemisah atau Jalan Tengah.
Teori ini juga disebut Teori Pemisah karena, menurut teori ini,
harus dipisahkan antara kepribadian hukum suatu negara dan
pelaksanaan hak dan kewajiban dari pribadi hukum itu.
2. Macam atau Jenis Pengakuan

1. Pengakuan de Facto
Pengakuan de facto, secara sederhana dapat diartikan sebagai
pengakuan terhadap suatu fakta. Maksudnya, pengakuan ini
diberikan jika faktanya suatu negara itu memang ada.

2. Pengakuan de Jure
1. Pengakuan de jure bersifat tetap, yaitu pengakuan dari Negara lain yang
berlaku untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya
pemerintahan yang stabil.
2. Pengakuan de jure bersifat penuh, yaitu terjadinya hubungan antarnega
yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi, dan
diplomatik. Negara yang mengakui berhak memiliki konsulat atau
membuka kedaulatan di Negara yang diakui.
Biasanya pengakuan de jure akan diberikan apabila :

Penguasa di negara (baru) itu benar-benar


1 menguasai (secara formal maupun
substansial) wilayah dan rakyat yang berada
di bawah kekuasaannya;

Your
title

2 3

Ada kesediaan dari pihak yang akan diakui


Rakyat di negara itu, sebagian besar,
itu untuk menghormati hukum internasional.
mengakui dan menerima penguasa
(baru) itu;
3. Cara Pemberian Pengakuan

1. dilakukan dengan Expresset Recognition


Pengakuan dilakukan secara tegas
2. implied recognition
pengakuan secara diam-diam atau secara terselubung.
Dari tindakannya terlihat negara itu bisa disimpulkan
memberikan pengakuan.
3. Pengakuan secara kolektif
pengakuan secra kolektif ini masih menjadi perdebatan para
pakar hukum.
4. Penarikan Kembali Pengakuan
Secara umum dikatakan bahwa pengakuan diberikan harus dengan kepastian.
Artinya, pihak yang memberi pengakuan terlebih dahulu harus yakin bahwa pihak yang
akan diberi pengakuan itu telah benar-benar memenuhi kualifikasi sebagai pribadi
internasional atau memiliki kepribadian hukum internasional(internationallegal
personality).

(1) Golongan pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa


pengakuan dapat ditarik kembali jika pengakuan itu diberikan
dengan syarat-syarat tertentu dan ternyata pihak yang diakui
kemudian terbukti tidak memenuhi persyaratan itu;

(2) Golongan kedua adalah mereka yang berpendapat bahwa,


sekalipun pengakuan diberikan dengan disertai syarat, tidak dapat
ditarik kembali, sebab tidak dipenuhinya syarat itu tidak menghilang
eksistensi pihak yang telah diakui tersebut.
5. Bentuk-bentuk Pengakuan
pengakuan ternyata bukan hanya diberikan terhadap suatu negara.
Ada berbagai macam bentuk pemberian pengakuan, yakni (termasuk
pengakuan terhadap suatu negara):
1. Pengakuan negara baru.
2. Pengakuan pemerintah baru.
3. Pengakuan sebagai pemberontak.
4. Pengakuan beligerensi.
5. Pengakuan sebagai bangsa.
6. Pengakuan hak-hak teritorial dan situasi.

Anda mungkin juga menyukai