Pengelolaan Limbah Industri Oleo Kimia-Limbah Cair 1
Pengelolaan Limbah Industri Oleo Kimia-Limbah Cair 1
• A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, semua arus informasi, tenaga kerja, barang dan jasa tidak dapat dibendung dan telah mengalir deras ke wilayah
Republik Indonesia. Salah satu konsekuensi dari adanya era globalisasi adalah negara Indonesia ikut serta dalam MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) atau AEC (ASEAN Economic Community) yang dimulai pada tahun 2015.
MEA merupakan suatu wilayah dengan free movement untuk perdagangan, barang, jasa, investasi dan permodalan serta tenaga
terampil.
Sisi positif: dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah Indonesia akan menjadi produsen terbesar di wilayah
ASEAN.
Sisi negatif: Indonesia akan menjadi objek sasaran empuk importir yang akan menjajakan barang dan jasanya. Selain itu, sumber daya
manusia Indonesia yang melimpah tidak disertai dengan keterampilan yang diakui, sehingga tidak dapat bersaing secara regional.
Untuk melindungi wilayah Indonesia dari rusaknya lingkungan akibat diterapkannya MEA berupa investasi dan permodalan industri,
bangsa Indonesia perlu melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Adapun upaya pengelolaan lingkungan tersebut salah satunya adalah
melalui pengelolaan limbah Industri dan penyiapan tenaga terampil yang diakui secara regional untuk mengelola limbah industri
tersebut.
PENGANTAR
• A. Latar Belakang (SAMBUNGAN)
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan, baik berupa kriteria
kualitas lingkungan (ambien) maupun kualitas buangan atau limbah (effluent).
Baku mutu sebagai tolok ukur untuk menetapkan apakah lingkungan telah rusak atau apakah suatu
kegiatan telah merusak lingkungan perlu dilaksanakan dan diacu dalam kegiatan pembangunan
nasional. Baku mutu lingkungan dapat berbeda untuk setiap wilayah atau waktu yang berbeda
mengingat adanya perbedaan kondisi lingkungan, tata ruang dan teknologi.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup terdapat 8 pendekatan/instrumen. Pemilihan
pendekatan/instrumen mana yang akan digunakan tergantung pada karakteristik lingkungan yang
menonjol dan permasalahan lingkungan yang ada.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan Teknologi
Melalui pendekatan ini, maka teknologi yang membawa dampak kerusakan lingkungan diganti dengan teknologi yang
ramah lingkungan (teknologi bersih), juga dikembangkan teknologi pengelolaan limbah. Dalam hal ini diterapkan
prinsip 6 R, yang terdiri dari rethink (mengubah pola pikir), reuse (pemakaian kembali), reduce (pengurangan),
replace (mengganti) recycle (daur ulang) dan recovery (mengolah kembali).
2. Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan
Pendekatan ini dilakukan dengan jalan melakukan penataan dan pengaturan terhadap manusia sebagai pelaku
lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negatif dari
kegiatannya terhadap lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi. Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe,
yaitu :
A. Mengikat (ada konsekuensi hukuman), seperti AMDAL (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL (Upaya Pemantauan
Lingkungan), baku mutu, tata ruang dll.
B. Suka rela (ada konsekuensi di masyarakat nasional/internasional) seperti ecolabelling dan sertifikat halal.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
3. Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai harga ekonomi dan dilakukan
evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui harga lingkungan sangat mahal, maka diharapkan
manusia akan berhati-hati terhadap lingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap
sebagai barang produksi, sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.
Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.
4. Pendekatan Pendidikan/Pelatihan
Kondisi mayarakat yang masih kurang informasi lingkungan, atau mempunyai tanggung jawab terhadap
lingkungan yang masih rendah, atau merasa tidak mempunyai kapasitas dalam pengelolaan lingkungan,
ataupun sebagai korban ketidakadilan dalam pengelolaan lingkungan, maka untuk mengantisipasi semua
kondisi tersebut diperlukan pendidikan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.
Pendidikan/Pelatihan ini dapat dilakukan secara formal maupun informal.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
5. Pendekatan Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya dalam masyarakat akan mempengaruhi pandangan dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan, sehingga tidak dapat dilakukan generalisasi dalam pengelolaan lingkungan di tiap wilayah
masyarakat. Jadi pengelolaan lingkungan akan bersifat lokal dan spesifik untuk suatu wilayah tertentu. Harus
diperhatikan juga adanya indigenous knowledge (pengetahuan lokal) yang merupakan kearifan
tradisional/masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan. Misalnya, pada masyarakat petani di Jawa
terdapat sistem pergiliran tanaman berdasarkan titi mangsa, sistem subak di Bali, sungai larangan di Kampar
yang hanya boleh dipanen pada waktu tertentu saja,dll.
6. Pendekatan Sosio-Politik
Dengan adanya konflik kepentingan antar berbagai pihak, maka harus dilakukan upaya mengelola konflik
tersebut dan dapat memecahkan permasalahan dengan musyawarah secara bijaksana, sehingga dapat
tercipta win-win solution diantara pihak-pihak yang berkonflik. Pendekatan sosio-politik ini biasanya
digunakan untuk menyelesaikan konflik kepentingan antar wilayah/antar sektor/antar kelompok etnik.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
7. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mendasarkan diri pada kepentingan
altruistic, dan cenderung mengacu pada strategi konservasi dunia.
Strategi konservasi dunia mencakup 3 hal, yaitu :
A.Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai sistem penyangga kehidupan
B.Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya
C.Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari
- Tahapan pengolahan air limbah ditentukan berdasarkan jenis limbah yang akan diolah dan jenis aliran air
limbah. Beri komentar tentang tahapan pengolahan yang digunakan.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA.
C.3. Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
1. Menyusun rencana pengoperasian IPAL:
- Hitung besaran beban operasi IPAL ditentukan berdasarkan debit dan kadar bahan pencemar. Neraca massa COD, BOD, TSS dan parameter
lainnya.
- Jumlah bahan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan beban pencemaran yang diterima IPAL dan unit yang dioperasikan.
- Rencana pemantauan operasional peralatan IPAL disusun sesuai prosedur. Deskripsikan unit apa saja yang dipantau, tujuan dan metodenya.
2. Melakukan pengoperasian IPAL. Rencanakan SOP/form isian yang bertujuan :
- Pengolahan air limbah dilaksanakan sesuai prosedur
- Pengukuran parameter operasional pada peralatan IPAL dilaksanakan sesuai prosedur.
3. Melakukan optimasi pengoperasian IPAL sesuai kebutuhan:
Narasikan unit apa saja yang dapat ditingkatkan efisiensinya dan metoda yang digunakan.
1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah: Berikan
komentar anda terhadap jenis Alat pelindung diri (APD) dipergunakan. Deskripsikan Bahaya
saat mengolah air limbah dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
2. Melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat
mengolah air limbah. Deskripsikan menurut Anda lokasi berbahaya di area IPAL yang harus
diberi pengaman. Deskripsikan penyimpanan bahan atau barang yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja di area IPAL dan bagaimana pemeriksaan personil yang
bertugas dalam pengolahan air limbah menurut prosedur K3.
3. Mempersiapkan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah. Peralatan tanggap darurat
apa saja yang diperlukan dalam pengolahan air limbah berdasarkan hasil identifikasi bahaya
dan pengendalian resiko? Bagaimana prosedur tanggap darurat di area IPAL dilaksanakan?
4. Bagaimana pelaporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan air limbah ?