Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN LIMBAH

INDUSTRI OLEO KIMIA

TOPIK PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


PENGANTAR
• TOPIK PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PADA MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH OLEO KIMIA MENGACU PADA STANDAR KOMPETENSI
MENURUT “KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.187TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KERJA NASIONAL
INDONESIA KATEGORI PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH DAN DAUR ULANG, PEMBUANGAN DAN PEMBERSIHAN LIMBAH DAN SAMPAH GOLONGAN POKOK
PENGELOLAAN LIMBAH BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI”

• A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, semua arus informasi, tenaga kerja, barang dan jasa tidak dapat dibendung dan telah mengalir deras ke wilayah
Republik Indonesia. Salah satu konsekuensi dari adanya era globalisasi adalah negara Indonesia ikut serta dalam MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) atau AEC (ASEAN Economic Community) yang dimulai pada tahun 2015.
MEA merupakan suatu wilayah dengan free movement untuk perdagangan, barang, jasa, investasi dan permodalan serta tenaga
terampil.
Sisi positif: dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah Indonesia akan menjadi produsen terbesar di wilayah
ASEAN.
Sisi negatif: Indonesia akan menjadi objek sasaran empuk importir yang akan menjajakan barang dan jasanya. Selain itu, sumber daya
manusia Indonesia yang melimpah tidak disertai dengan keterampilan yang diakui, sehingga tidak dapat bersaing secara regional.
Untuk melindungi wilayah Indonesia dari rusaknya lingkungan akibat diterapkannya MEA berupa investasi dan permodalan industri,
bangsa Indonesia perlu melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Adapun upaya pengelolaan lingkungan tersebut salah satunya adalah
melalui pengelolaan limbah Industri dan penyiapan tenaga terampil yang diakui secara regional untuk mengelola limbah industri
tersebut.
PENGANTAR
• A. Latar Belakang (SAMBUNGAN)
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan, baik berupa kriteria
kualitas lingkungan (ambien) maupun kualitas buangan atau limbah (effluent).
Baku mutu sebagai tolok ukur untuk menetapkan apakah lingkungan telah rusak atau apakah suatu
kegiatan telah merusak lingkungan perlu dilaksanakan dan diacu dalam kegiatan pembangunan
nasional. Baku mutu lingkungan dapat berbeda untuk setiap wilayah atau waktu yang berbeda
mengingat adanya perbedaan kondisi lingkungan, tata ruang dan teknologi.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup terdapat 8 pendekatan/instrumen. Pemilihan
pendekatan/instrumen mana yang akan digunakan tergantung pada karakteristik lingkungan yang
menonjol dan permasalahan lingkungan yang ada.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan Teknologi
Melalui pendekatan ini, maka teknologi yang membawa dampak kerusakan lingkungan diganti dengan teknologi yang
ramah lingkungan (teknologi bersih), juga dikembangkan teknologi pengelolaan limbah. Dalam hal ini diterapkan
prinsip 6 R, yang terdiri dari rethink (mengubah pola pikir), reuse (pemakaian kembali), reduce (pengurangan),
replace (mengganti) recycle (daur ulang) dan recovery (mengolah kembali).
2. Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan
Pendekatan ini dilakukan dengan jalan melakukan penataan dan pengaturan terhadap manusia sebagai pelaku
lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negatif dari
kegiatannya terhadap lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi. Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe,
yaitu :
A. Mengikat (ada konsekuensi hukuman), seperti AMDAL (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL (Upaya Pemantauan
Lingkungan), baku mutu, tata ruang dll.
B. Suka rela (ada konsekuensi di masyarakat nasional/internasional) seperti ecolabelling dan sertifikat halal.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
3. Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai harga ekonomi dan dilakukan
evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui harga lingkungan sangat mahal, maka diharapkan
manusia akan berhati-hati terhadap lingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap
sebagai barang produksi, sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.
Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.
4. Pendekatan Pendidikan/Pelatihan
Kondisi mayarakat yang masih kurang informasi lingkungan, atau mempunyai tanggung jawab terhadap
lingkungan yang masih rendah, atau merasa tidak mempunyai kapasitas dalam pengelolaan lingkungan,
ataupun sebagai korban ketidakadilan dalam pengelolaan lingkungan, maka untuk mengantisipasi semua
kondisi tersebut diperlukan pendidikan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.
Pendidikan/Pelatihan ini dapat dilakukan secara formal maupun informal.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
5. Pendekatan Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya dalam masyarakat akan mempengaruhi pandangan dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan, sehingga tidak dapat dilakukan generalisasi dalam pengelolaan lingkungan di tiap wilayah
masyarakat. Jadi pengelolaan lingkungan akan bersifat lokal dan spesifik untuk suatu wilayah tertentu. Harus
diperhatikan juga adanya indigenous knowledge (pengetahuan lokal) yang merupakan kearifan
tradisional/masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan. Misalnya, pada masyarakat petani di Jawa
terdapat sistem pergiliran tanaman berdasarkan titi mangsa, sistem subak di Bali, sungai larangan di Kampar
yang hanya boleh dipanen pada waktu tertentu saja,dll.
6. Pendekatan Sosio-Politik
Dengan adanya konflik kepentingan antar berbagai pihak, maka harus dilakukan upaya mengelola konflik
tersebut dan dapat memecahkan permasalahan dengan musyawarah secara bijaksana, sehingga dapat
tercipta win-win solution diantara pihak-pihak yang berkonflik. Pendekatan sosio-politik ini biasanya
digunakan untuk menyelesaikan konflik kepentingan antar wilayah/antar sektor/antar kelompok etnik.
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
7. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mendasarkan diri pada kepentingan
altruistic, dan cenderung mengacu pada strategi konservasi dunia.
Strategi konservasi dunia mencakup 3 hal, yaitu :
A.Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai sistem penyangga kehidupan
B.Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya
C.Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari

Adapun kelemahan/kendala dalam pendekatan ini adalah :


D.Ketidaksempurnaan informasi keilmuan bagi suatu persoalan lingkungan
E.Penentuan batas ekosistem sangat relatif
F. Adanya alternatif mekanisme pemecahan persoalan lingkungan yang tidak siap dihadapi oleh masyarakat
PENGANTAR
Adapun 8 pendekatan tersebut adalah :
8. Pendekatan Agama
Moral dan sikap mental manusia sebagai pengelola lingkungan merupakan landasan dasar bagi manusia untuk
mensikapi lingkungan hidupnya. Moral dan sikap manusia itu sangat dipengaruhi oleh ketaatan pada
agamanya, sedangkan agama mengatur manusia dan memberi arahan dalam mengelola bumi/lingkungan
hidupnya. Jadi, dengan pendekatan pada agama diharapkan manusia akan lebih arif dan bijaksana terhadap
lingkungannya.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
INDONESIA.
Tujuan Utama : Melakukan pengelolaan limbah industri, sehingga layak buang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang berlaku.
A. Menentukan potensi pencemaran dari air limbah
A.1. Mengidentifikasi sumber pencemaran air limbah
Data potensi sumber pencemaran air limbah industri diidentifikasi sesuai kebutuhan. Air limbah yang diidentifikasi berasal dari
seluruh kegiatan industri (Limbah proses produksi; Limbah domestik; Limbah utilitas). Untuk dapat mengidentifikasi sumber
air limbah ini, maka diperlukan data dan pemahaman dalam membaca flow chart proses industri, karena memalui
flowchart akan diketahui tahapan proses produksi, unit yang dioperasikan, input terhadap unit yang dioperasikan
(cair/padat/gas), dan potensi limbah yang akan dihasilkan.
Limbah proses produksi meliputi limbah yang dihasilkan mulai dari kegiatan penerimaan bahan baku hingga
pendistribusian produk.
Limbah domestik pada suatu industri adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau penunjang industri atau kawasan
industri tersebut, misalnya dari kantin (grey water), kantor (grey and black water). Umumnya limbah ini diolah terpisah
dengan IPAL industri yang fokus mengolah limbah cair dari proses produksi.
Limbah utilitas adalah air limbah yang berasal dari pengolahan air, boiler, pencucian peralatan, dan pendingin.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI
KERJA NASIONAL INDONESIA.
Tujuan Utama : Melakukan pengelolaan limbah industri, sehingga layak buang ke lingkungan sesuai dengan
baku mutu lingkungan yang berlaku.
A. Menentukan potensi pencemaran dari air limbah
A.1. Mengidentifikasi sumber pencemaran air limbah (Lanjutan)
Data potensi sumber pencemaran air limbah industri dikelompokkan sesuai dengan potensi pencemarannya.
Klasifikasi parameter pencemar fisik, kimia, biologi dan dampak pencemarannya.
No Unit Penghasil Limbah Cair Parameter Efek ke Lingk.
1 Sterilisasi . Tambahkan informasi BOD, COD, dll Deskripsikan dampak terhadap komponen
debit atau persentase dari total lingkungan
limbah cair yang dihasilkan
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA.
Tujuan Utama : Melakukan pengelolaan limbah industri, sehingga layak buang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku.
B. Menentukan karakteristik air limbah
B.1. Menentukan karakteristik sumber pencemaran air limbah
Karakteristik sumber pencemaran air limbah dianalisis sesuai sifat bahan yang dipergunakan:
Deskripsikan bahan yang digunakan dalam proses produksi sehingga bisa dikeathui karakteristik limbah.
Misal. Industri CPO, bahan yang digunakan berupa air, sehingga limbah cair mengandung minyak/lemak, sehingga bahan organik (COD, BOD) tinggi. Proses
pengepresan buah sawit menghasilkan TSS tinggi.
Industri karet : penggunaan asetat untuk menggumpalkan lateks menyebabkan bau dan COD
Industri pelapisan logam: Proses penambahan ion logam menyebabkan sebagian logam yang tidak terpakai atau tidak menempel pada target akan terikut
pada air limbah.
B.2. Menilai tingkat pencemaran air limbah
Menilai tingkat pencemaran air limbah berdasarkan perbandingan fresh wastewater dengan Baku Mutu. Pencemaran air limbah ditentukan berdasarkan
karakteristik limbah dan kapasitas produksi yang dihasilkan. Deskripsikan isu utama paramter air limbahnya dan dampaknya. Untuk mengevaluasi tingkat
pencemar, deskripsikan karakteristik limbah yang dihasilkan dan unit proses pengolahan limbah yang digunakan, apakah IPAL tersebut sesuai untuk mengolah
limbah tersebut.
Debit limbah yang dihasilkan merupakan data yang sangat penting. Deskripsikan debit limbah dan metode pengukuran debit, jika tidak punya data
deskripsikan metode pengukuran debit.
B.3. Menganalisis air limbah
Tentukan metoda analisis air limbah menurut SNI atau Standard Method. Pastikan bahwa alat gelas dan instrumen yang digunakan telah terkalibrasi
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA.
Tujuan Utama : Melakukan pengelolaan limbah industri, sehingga layak buang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku.
B. Menentukan karakteristik air limbah
B.3. Menganalisis air limbah
1.Menentukan strategi pengambilan sampel air limbah:
- Tentukan titik pengambilan sampel berdasarkan flow chart proses IPAL dan deskripsikan tujuan pengambilan sampel.
- Deskripsikan Strategi pengambilan sampel air limbah ditentukan sesuai kebutuhan (metode sampling)
2. Melakukan pengambilan sampel air limbah:
- Mengacu metode SNI untuk pengambilan sampel limbah cair industri
- deskripsikan parameter insitu air limbah
- Deskripsikan prosedur persiapan wadah sampel air limbah yang akan digunakan
- Deskripsikan Bagaimana perlakuan sampel untuk pengukuran eksitu (teknis pengawetan air limbah)
- Bagaimana penanganan air limbah jika sudah berasa di lab pengujian
- Tentukan metoda analisis air limbah menurut SNI atau Standard Method. Pastikan bahwa alat gelas dan instrumen yang digunakan telah terkalibrasi.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
INDONESIA.
C. Melakukan pengolahan air limbah secara fisika, kimia dan biologi.
Narasikan unit fisika kimia dan biolgi dalam mengolah limbah yang akan kita olah
C.1. Melakukan supervisi analisis air limbah. Berupa check list thdp:
- bahan yang digunakan dalam analisis air limbah diperiksa sesuai prosedur, bahwa bahan yang digunakan harus pro analytic
- Kalibrasi dari alat yang digunakan dalam analisis air limbah diperiksa sesuai prosedur.
- Validasi dari metode yang digunakan dalam analisis air limbah diperiksa sesuai prosedur.
- Kompetensi personil yang melakukan analisis air limbah diperiksa sesuai prosedur.
C.2. Menentukan peralatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
- Berikan komentar Anda apakah jenis pengolahan air limbah yang digunakan ditentukan sesuai kebutuhan.
NAMA UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DESKRIPSI PROSES KELEBIHAN UNIT PROSES KEKURANGAN UNIT PROSES

- Tahapan pengolahan air limbah ditentukan berdasarkan jenis limbah yang akan diolah dan jenis aliran air
limbah. Beri komentar tentang tahapan pengolahan yang digunakan.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDAUSTRI YANG AKAN DIBAHAS MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA.
C.3. Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
1. Menyusun rencana pengoperasian IPAL:
- Hitung besaran beban operasi IPAL ditentukan berdasarkan debit dan kadar bahan pencemar. Neraca massa COD, BOD, TSS dan parameter
lainnya.
- Jumlah bahan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan beban pencemaran yang diterima IPAL dan unit yang dioperasikan.
- Rencana pemantauan operasional peralatan IPAL disusun sesuai prosedur. Deskripsikan unit apa saja yang dipantau, tujuan dan metodenya.
2. Melakukan pengoperasian IPAL. Rencanakan SOP/form isian yang bertujuan :
- Pengolahan air limbah dilaksanakan sesuai prosedur
- Pengukuran parameter operasional pada peralatan IPAL dilaksanakan sesuai prosedur.
3. Melakukan optimasi pengoperasian IPAL sesuai kebutuhan:
Narasikan unit apa saja yang dapat ditingkatkan efisiensinya dan metoda yang digunakan.

C.4. Melaksanakan daur ulang olahan air limbah


Data volume olahan air limbah yang dapat didaur ulang diidentifikasi sesuai prosedur. Identifikasi air limbah yang bagaimana dapat didaur
ulang? Metode yang digunakan? Target efluen yang ingin dicapai? Penggunaan air daur ulang untuk kebutuhan apa ?
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
Tujuan Utama : Melakukan pengelolaan limbah industri, sehingga layak buang ke lingkungan sesuai dengan baku
mutu lingkungan yang berlaku.
D. Melakukan pemantauan air limbah
D.1. Melakukan perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
1. Menyusun perencanaaan perawatan IPAL:
- Identifikasi bangunan, peralatan mekanikal dan elektrikal IPAL, karena Indikator kinerja IPAL ditentukan berdasarkan
efisiensi pengolahan yang dihasilkan.
- Deskripsikan frekuensi perawatan IPAL ditentukan berdasarkan beban kerja.
- Jadwalkan perawatan IPAL disusun sesuai kebutuhan.
2. Melaksanakan perawatan IPAL bertujuan untuk mencegah kinerja IPAL dibawah kriteria. Deskripsikan/contohkan
unit yang mungkin bekerja dibawah kreiteria dan solusinya.
D.2. Menyusun rencana dan melaksanakan pemantauan kualitas air limbah
- Narasikan tujuan pemantauan air limbah IPAL dan penentuan titik samplingnya, metode samplingnya
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
E. Melakukan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah
E.1. Mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah
1. Mengidentifikasi potensi bahaya di area kerja:
- Alat pelindung diri (APD) dipergunakan sesuai prosedur apa saja?
- Identifikasi lokasi dan jenis bahaya di area instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
- Identifikasi bahan atau barang yang terdapat di area IPAL yang berpotensi menimbulkan bahaya
- Identifikasi Bahaya pada setiap tahapan operasional IPAL
- Identifikasi prosedur penanganan kecelakaan kerja di area IPAL sesuai potensi bahaya di area kerja.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi saat proses pengolahan air limbah dilakukan dalam kondisi tidak normal
- Deskripsikan penyebab ketidaknormalan proses kegiatan pengolahan air limbah
- Bagaimana bahaya yang dapat ditimbulkan?
3. Mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi dalam pengolahan air limbah akibat kerusakan alat
• Berikan komentar Anda terhadap Data log book peralatan IPAL, Data formulir perawatan dan perbaikan peralatan, Tingkat kerusakan peralatan
IPAL ditentukan sesuai prosedur dan tingkat bahaya akibat kerusakan peralatan IPAL.
E.2. Melakukan tindakan K3 terhadap bahaya dalam pengolahan air limbah
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
INDUSTRI
E.2. Melakukan tindakan K3 terhadap bahaya dalam pengolahan air limbah

1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah: Berikan
komentar anda terhadap jenis Alat pelindung diri (APD) dipergunakan. Deskripsikan Bahaya
saat mengolah air limbah dan resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
2. Melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi bahaya dan resiko kecelakaan kerja saat
mengolah air limbah. Deskripsikan menurut Anda lokasi berbahaya di area IPAL yang harus
diberi pengaman. Deskripsikan penyimpanan bahan atau barang yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja di area IPAL dan bagaimana pemeriksaan personil yang
bertugas dalam pengolahan air limbah menurut prosedur K3.
3. Mempersiapkan tanggap darurat dalam pengolahan air limbah. Peralatan tanggap darurat
apa saja yang diperlukan dalam pengolahan air limbah berdasarkan hasil identifikasi bahaya
dan pengendalian resiko? Bagaimana prosedur tanggap darurat di area IPAL dilaksanakan?
4. Bagaimana pelaporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan air limbah ?

Anda mungkin juga menyukai