Anda di halaman 1dari 25

Faktor Risiko Penyakit

Kardiovaskular II
Rasio Apo B/Apo A-I
Prediktor PKV yang lebih baik dibandingkan kolesterol konvensional lain

Lipoprotein (a)
Resiko independen PJK dan stroke

Pembimbing: dr. Astuti Giantini SpPK


Disusun oleh: Dwi Novianingtyas
Apolipoprotein

Komponen protein dari lipoprotein yang mengandung komponen


lipid (kolesterol, trigliserida, fosfolipid)

Setiap jenis lipoprotein mempunyai variasi apolipoprotein dengan


proporsi yang berbeda
• Lipoprotein  mengangkut lipid.
• Partikel lipoprotein trigliserida dan ester kolesterol bersifat non
polar (hidrofobik) terdapat di bagian inti
• Pada permukaan terdapat kolesterol bebas, fosfolipid dan
apolipoprotein yang bersifat polar (hidrofilik)
Klasifikasi lipoprotein dan kandungan
apolipoprotein di dalamnya
Lipoprotein Densitas Ukuran (u) Susunan (%) Apolipo
TG K FL P protein

Kilomikron <0,95 100-1000 85 5 7 3 A,B,C,E

VLDL 0,950-1,006 400-750 63 13 13 10 B,C,E

IDL 1,006-1,019 250-400 20 40 20 20 B,C,E

LDL 1,019-1,063 200-250 5 50 20 25 B

HDL2 1,063-1,125 100-120 5 30 24 40 A,E

HDL3 1,125-1,210 70-100 1 19 25 55 A,E


Klasifikasi apolipoprotein
Apolipop Disintesis di Berat molekul Asam Lipoprotein Kadar plasma
rotein (x1000) amino (mg/dl)
A-I Usus, hati 28,3 243 HDL 100-150
A-II Usus, hati 17,0 154 HDL 30-50
A-IV Usus 46,0 376 Kilomikron, 5-10
B-48 Usus, hati 265,0 2170 Kilomikron 5
B-100 Hati 549,0 4516 VDL, IDL, LDL 80-100
C-I Hati 6,5 57 HDL <10
C-II Hati 8,8 79 Kilomikron, VLDL, 3-8
HDL
C-III Hati 8,9 79 Kilomikron, VLDL, 8-15
HDL
D Hati 20,0     10
E Hati 39,0 299 Kilomikron, VLDL, 3-5
HDL
Lp(a) Hati 500,0 4529 LDL, HDL 1-100
Enzim yang terlibat dalam
metabolisme lipoprotein
• LPL (Lipoprotein Lipase)
• Disintesis di lemak dan otot
• Hidrolisis TG dari kilomikron dan VLDL  FFA dan gliserol  masuk ke
jaringan untuk dibakar sebagai energi atau disimpan sebagai lemak
• Insulin menstimulasi sintesis dan sekresi LPL
• Pada pasien DM  LPL menurun  impaired TG clearance
• LCAT (Lecithin Cholesterol Acyl Transferase)
• Proteksi melawan oksidasi lipid
• Disintesis di hati dan disekresi ke plasma terikat dengan HDL
• Kolesterol bebas di HDL3 kolesterol ester  pindah ke inti ke HDL2 LCAT
• Apo A-I merupakan kofaktor untuk esterifikasi kolesterol bebas oleh LCAT
Fungsi apolipoprotein
Fungsi Apolipoprotein
 Struktur protein pada partikel lipoprotein  
Kilomikron B-48, B-100
VLDL B-100
HDL A-I
 Kofaktor untuk enzim  
Lipase lipoprotein C-II
Lecithin : cholesterol acyltransferase A-I
 Ligand pada partikel lipoprotein untuk berikatan  
dengan reseptor pada sel
Reseptor remnant E
Reseptor LDL B-100, E
Reseptor HDL A-I
 Transport lipid
Kelebihan pemeriksaan Apolipoprotein A-I dan B

Tidak perlu puasa


Apolipoprotein kurang dipengaruhi faktor kebiasaan/perilaku dan nutrisi.
Konsentrasi dan struktur apolipoprotein dalam serum terkontrol secara genetik.

Sampel dapat disimpan lebih lama


Sampel (serum/plasma) bila tidak disimpan pada suhu dingin  rusak
 proses oksidasi dan lipolisis. Komponen lipid lebih sensitif pada
proses degradasi daripada apolipoprotein

Tidak memerlukan tehnik presipitasi


Memiliki ketepatan lebih tinggi daripada penentuan perbandingan HDL
& LDL kolesterol tehnik presipitasi
Pemeriksaan Apo A-I dan Apo B
RIA
(Radioimmunoa
ssay))

Elisa (Enzyme-linked RID (Radial


Immunosorbent Assay) Immunodiffusion)

Immunoturbidimetric Immunonephelometric
Assay Assay
Pemeriksaan
Apo A-I Apo B
• Pemeriksaan Immunoturbidimetri (Cobas 501) • Pemeriksaan Immunoturbidimetri (Cobas 501)
• Prinsip: Anti Apolipoprotein A-I Antibodi • Prinsip : Anti Apolipoprotein B Antibodi bereaksi
bereaksi dengan Ag dalam sampel untuk dengan Ag dalam sampel untuk membentuk
membentuk Ag/Ab kompleks. Aglutinasi yang Ag/Abkomplex. Aglutinasi yang terjadi diukur
terjadi dapat diukur secara turbidimetri. secara turbidimetri.
• Sampel : • Sampel :
• Serum, Plasma (Li-heparin, K2-EDTA) • Serum, Plasma (Li-heparin, K2-EDTA)
• Sampel disentrifus terlebih dahulu sebelum • Sampel disentrifus terlebih dahulu sebelum
diperiksa diperiksa
• Stabilitas : • Stabilitas :
• 1 hari pada suhu 15-25°C • 1 hari pada suhu 15-25°C
• 3 hari pada suhu 2-8°C • 8 hari pada suhu 2-8°C
• 2 bulan pada (-15)-(-25) °C (hanya dibekukan • 2 bulan pada (-15)-(-25) °C (hanya dibekukan
satu kali) satu kali)
Pemeriksaan

Apo A-I Apo B

• Reagen: • Reagen:
• R1: TRIS buffer: 50 mmol/L • R1: TRIS buffer: 50 mmol/L
pH 8,0 pH 8,0
PEG: 3,8% PEG: 4,2%
deterjen Deterjen
pengawet pengawet
• R2: antibodi anti-human • R2: antibodi anti-human
apolipoprotein A-1 (domba) apolipoprotein B (domba)
TRIS buffer: 100 mmol/L TRIS buffer: 100 mmol/L
pH 8,0 pH 8,0
pengawet pengawet
Apolipoprotein A-1 dan B
• Apo A-1 : HDL  anti-atherogenik Serum Apo A1:
• Apo B : VLDL, IDL, LDL  atherogenik • Pria : 128 ± 24 mg/dL
• Wanita : 141 ± 23 mg/dL
• Rasio Apo B/apo A-1 : resiko
aterosklerosis Serum Apo B:
• 83 ± 15 mg/dL
• Resiko rendah  Apo A1 >>, Apo B<<
Apo a-1

penyakit hati
kehamilan
pemberian estrogen (mis: kontrasepsi oral)

hypo - α – lipoproteinemia bawaan (mis: penyakit Tangier)


Kolestasis
Sepsis
aterosklerosis
Apo b
Kehamilan
Hiperkolesterolemia
Defek reseptor LDL
Obstruksi kandung empedu
Hiperlipidemia tipe II
Sindrom netrotik

penyakit hati
α - β lipoproteinemia
Sepsis
pemberian estrogen
Lipoprotein a – Lp (a)
• Lp(a) memiliki struktur mirip LDL
• Penanda spesifik apo(a)
• Apo(a) memiliki struktur mirip
plasminogen
• Tempat sintesis hati
• Apo B-100 dihubungkan dengan apo(a)
melalui jembatan disulfida
• Apo (a) terdiri dari 10 kringle.
Metabolisme Lp(a)
Lp(a) diproduksi di hati.
Eliminasi Lp(a) dari plasma berbeda dengan LDL walaupun mempunyai
apo B-100 pada permukaannya, Lp(a) tidak berikatan dengan reseptor
hepatik LDL.
Konsentrasi Lp(a) ditentukan terutama oleh kecepatan pembentukan oleh
hati.
Lp(a) adalah mild acute-phase reactant sebaiknya jangan diukur pada
keadaan inflamasi akut atau beberapa minggu setelah miokard infark atau
prosedur pembedahan karena dapat meningkat palsu.
• Machiejko J J. Atherosclerosis Risk Factors. Washington:AACC Press; 2004. p143
Struktur dari Lp(a)

• Heterogenitas lipoprotein(a)  merupakan konsekuensi heterogenitas


ukuran apo(a).
• Ukuran heterogenitas apo (a) karena perbedaan jumlah pengulangan tipe
2 dari kringle IV .
• Dampak heterogenitas keakuratan pengukuran Lp(a) plasma manusia.
• Terdapat determinan antigenik yang berulang dalam jumlah yang
bervariasi pada partikel Lp(a) yang berbeda
• Imunoreaktivitas antibodi terhadap epitop yang berulang beragam.

Rifai N, Warnick GR. Lipid, Lipoproteins, Apolipoproteins and Othe Cardiovascular Risk Factors. In: Burtis Ca, Ashwood ER, Bruns DE, editors. TIETZ Textbook of Clinincal Chemistry and Molecular
Diagnostics. 4TH ed. St. Louis, Missouri: ELSEVIER SAUNDERS; 2006. p. 903
Metode pemeriksaan :
ELISA direct binding, sandwich type ELISA  kombinasi antibodi
monoklonal dan poliklonal
NIA (Nephelometric immunoassay )
TIA (Turbidimetric immunoassay )  paling banyak digunakan
LIA (Latex immunoassay)
• Nilai referensi:
Lp(a) <0,1 hingga > 180 mmol/L.
• Lp(a) > 0,3 gr/L dan kadar kolesterol normal → resiko PKV ↑2x lipat, bila
keduanya meningkat → resiko PKV↑ 8x lipat
Direct binding, sandwich type ELISA

Antibodi
penangkap

Antigen Lp (a)
yang akan diukur

Antibodi
Deteksi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR Lp (a)
GH
Estrogen
Progesteron
Hipotiroidisme
Gagal ginjal
Reaksi fase akut

Gagal hati
Pemeriksaan Lipoprotein(a) di RSCM
• Menggunakan pemeriksaan immunoturbidimetric
• Lipoprotein(a) aglutinasi dengan partikel latex yang dilapisi antibodi anti-Lp(a). Presipitasi
ditentukan dengan turbidimetri pada panjang gelombang 450 nm.
• Reagen:
• R1 phosphate buffer: 60 mmol/L, pH 7,5; NaCl: 100 mmol/L; polyethylene glycol (PEG): 30 g/L; pengawet
• R3 partikel latex dilapisi dengan antibodi anti-human Lp(a) poliklonal (kelinci); glycine buffer: 25 mmol/L, pH 9,6; pengawet
• Sampel yang digunakan:
• Puasa 12 jam
• Serum
• Plasma: Li-heparin dan K2-EDTA
• Sampel disentrifus terlebih dahulu sebelum diperiksa
• Stabilitas sampel:
• 2 hari pada suhu 15-25 °C
• 2 minggu pada 2-8 °C
• 3 bulan pada (-15)-(-25) °C
KELEBIHAN RASIO APO B/APO A1
• Tersedia metode terstandarisasi internasional
• Pengukuran tidak dipengaruhi kadar trigliserida (hingga kadar trigliserida 390
mg/dL)
• Analisa dapat dibuat dari sampel yang dibekukan.
• Rasio ApoB/A-1 mudah dijelaskan pada pasien  Keseimbangan dari atherogenic
dan antiatherogenic
• Individu dengan LDL kolesterol normal ( <100 mg/dL) dapat memiliki nilai Apo B
tinggi karena adanya partikel small dense LDL. Individu ini dapat diidentifikasi oleh
tingginya rasio Apo B / A1 demikian pula pasien dengan sindroma metabolik dan
DM tipe II dapat diidentifikasi dengan lebih mudah.
• Sensitivitas dan spesifisitas rasio apo B / A1 lebih tinggi dibanding HDL dan LDL
kolesterol.
KELEBIHAN RASIO APO B/APO A1
• Dari segi tehnik:
• Sampel darah tidak memerlukan puasa.
• Tidak memerlukan tehnik presipitasi.
• Presisi lebih baik ( CV <3%)
• mudah diintergrasi pada pemeriksaan rutin karena dapat
dilakukan dengan metode otomasi.
Interferensi Pemeriksaan
• Ikterus
• Lp(a), apoA-1, apoB : kadar bilirubin >60 mg/dL
• Hemolisis
• Lipemia
• Lp(a) : pada L index >2000
• apoA, apoB : pada L index >1000
• Rheumatoid factors
• Lp(a) : pada kadar >90 IU/mL
• apoA-1, apoB : pada kadar >1200 IU/mL
• Gammopathy: terutama IgM (Waldenström’s macroglobulinemia)

Anda mungkin juga menyukai