Anda di halaman 1dari 31

PUD (PEPTIC ULCER DISEASE)

KELOMPOK 5
 Mega Sari Pertala D. S.  M. Havel Altasyah
 Mega Tri Astuti  M. Iqbal Farhan
 Meilfi Willya Dola  Murhani
 Meilinda  Nadiya Eka Wahyuni
 Merly Jayanti  Nenti Herawati
 Monica Safira  Neneng Lisnawati
 Mufidah Hayati  Novia Tapalina
DEFINISI
 Peptic Ulcer Disease (PUD) adalah salah satu penyakit yang
paling umum yang mempengaruhi saluran gastrointestinal
(GI). Hal ini menyebabkan cedera inflamasi di mukosa
lambung atau duodenum, dengan ekstensi luar submukosa ke
dalam mukosa muskularis
DARI GRAFIK TERSEBUT TERLIHAT BAHWA
ADA 2 FAKTOR RESIKO TERBESAR YANG
MENIMBULKAN ULKUS PEPTIKUM YAITU
AKIBAT DARI INFEKSI HELICOBACTER PYLORI
DAN PENGGUNAAN NSAID
PENYEBAB PALING SERING
TERJADINYA ULKUS PEPTIK
ADALAH :
1. H.Pylori
Helicobacter pylori adalah bakteri yang berbentuk
helic, spiral-shaped, termasuk golongan bakteri
gram negatif, memiliki flagela dan biasanya hidup
diantara lapisan mukus dan apisan epitel dari
mukosa.
PENYEBAB PUD
2. PENGGUNAAN NONSTEROIDAL
ANTI-INFLAMATORY DRUGS
(NSAIDS)
3 . STRES PSIKOLOGIS
4. FAKTOR PENYEBAB LAINNYA
STRATEGI TERAPI
 Tujuan terapi pada Peptic Ulcer Disease (PUD) adalah
menghilangkan keluhan gejala, menyembuhkan ulkus
yang timbul, dan mencegah komplikasi. Sasaran dari
pemberian terapi ialah mengatasi penyebab terjadinya
ulkus yakni sekresi asam lambung yang berlebih dan
bakteri Helicobacter pylori. Perbaikan pertahanan
mukosa lambung juga merupakan sasaran terapi. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan beberapa strategi
terapi. Strategi terapi yang dilakukan dapat berupa non-
farmakologi dan farmakologi. sebagai berikut :
 Terapi Non Farmakologi

 Mengurangi penggunaan NSAID ,jika tidak dapat dihindari pakai dosis


efektif minimum atau dapat di ganti dengan parasetamol jika hanya untuk
analgetik pada nyeri kepala dan antipiretik, atau ganti NSAID yang selektif
menghambat COX 2 seperti nabumeton, dan etodolak atau yang lebih selektif
lagi seperti celecosib dan refecosib.
 Mengurangi merokok

 Pasien harus hindari makanan dan minuman (misalnya, makanan pedas,


kafein, dan alkohol) yang menyebabkan dispepsia atau yang memperburuk
gejala maag.
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung Probiotik. Probiotik (misalnya,
strain Lactobacillus dan Bifidobacterium) dan bahan makanan (misalnya, jus
cranberry dan beberapa protein susu) dengan komponen bioaktif telah
digunakan untuk secara proaktif mengendalikan H. pylori kolonisasi pada
individu yang berisiko dan mungkin memiliki peran dalam mengurangi
peradangan mukosa dan menyembuhkan tukak lambung.
TERAPI FARMAKOLOGI
A.Proton Pump Inhibitor
 Regimen obat untuk eradikasi bakteri H. pylori yang
direkomendasikan haruslah mengkombinasikan dua antibakteri
dengan satu agen antisekretori (tripel regimen) atau bismuth
subsalisilat dengan dua antibakteri (berbeda jenis dengan tripel
regimen) dan satu agen antisekretori (quadripel regimen)
sehingga dapat meningkatkan kecepatan eradikasi dan
menurunkan risiko resistensi antibakteri.
TRIPEL REGIMEN BERBASIS PPI (PROTON PUMP INHIBITOR)

 Tripel regimen berbasis PPI terdiri atas satu agen


antisekretori dengan dua antibakteri yang digunakan
sebagai tahap pertama dalam eradikasi bakteri H. pylori.
Kombinasi antara klaritromisin dengan amoksisilin,
klaritromisin dengan metronidazol atau amoksisilin
dengan metronidazol memiliki kemampuan kecepatan
eradikasi H. pylori yang serupa.
QUADRIPEL REGIMEN BERBASIS BISMUT SUBSALISILAT

 Quadripel regimen berbasis bismuth subsalisilat


merupakan terapi peptic ulkus tahap kedua. Kecepatan
eradikasi H. pylori selama 14 hari terapi dengan
pemberian bismuth, metronidazol, tetrasiklin dan H2RA
dirasakan tidak berbeda jauh dengan pemberian tripel
regimen obat berbasis PPI. Peningkatan durasi
pengobatan selama 1 bulan tidak secara substansial
meningkatkan kecepatan eradikasi H. pylori.
Terapi Obat
Terapi duel ANTISEKRETORI + ANTIBIOTIK (claritomisin / amoksisilin

Terapi tripel ANTISEKRETORI + 2 ANTIBIOTIK

Terapi kuadrupel BISMUT SUBSALISILAT + ANTISEKRETORI + 2 ANTIBIOTIK

   

   

   

   

 
 Jika perawatan awal gagal untuk memberantas HP,
pengobatan empiris lini kedua harus:
(1) menggunakan antibiotik yang tidak termasuk dalam
rejimen awal
(2) termasuk antibiotik yang tidak memiliki masalah
resistensi
(3) gunakan obat yang memiliki efek topikal (mis., bismut)
(4) diperpanjang hingga 14 hari.

Jadi, jika rejimen PPI-amoksisilin-klaritromisin gagal,


terapi harus dilakukan dilembagakan dengan PPI, bismut
subsalisilat, metronidazol, dan tetrasiklin selama 14 hari.
PENGOBATAN PADA PEPTIC
ULCER AKIBAT NSAID
KASUS 5 (KELOMPOK 5)
PUD

 Pasien RRI (40 tahun) dating ke RS dengan keluhan sering


mengalami nyeri epigastrik, mual, muntah terutama terjadi setelah
makan atau pada saat perut kosong sejak beberapa minggu
belakangan ini.Selama ini untuk mengatasi symptom tersebut pasien
menggunakan obat bebas antasida. Sejak kemarin pasien RRI kembali
mengalami serangan yang sama dan sudah diberi promag tapi tidak
membaik. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien RRI disarankan
mondok/menjalani rawat inap. Dari biopsi jaringan lambung : positif
bakteri H.pylory. Temuan ini diperkuat bahwa salah satu anggota
keluarganya menderita PUD akibat H.pylori. Pasien juga mengeluh
sering mengalami migraine dan biasanya diobati dengan poldan mig
(parasetamol, aspirin, kafein). Dari kemarin pasien sulit untuk disuruh
makan karena merasa mual.
 Diagnosis : PUD ( Peptic Ulcer Disease )
 Data lab : RR = 16 x/menit, HR = 80 x/menit, Suhu =
37° C, TD = 150/90 mmHg (hipertensi stage II), BB = 45
kg, TB = 150 cm, BMI = 20, Hb = 13,0 g/dL,(normal :
12,1 – 15,3 g/dL), WBC = 4,0x 103/mm3(normal : 3,8-
11,0x103), RBC = 3,8x106/µL (normal : 3,8-5,1x 106/µL),
GFR = 100 mL/menit (normal >90 mL/menit), K = 3,2
mEq/L (normal : 3,5 – 5,5 mEq/L), Na = 130 mEq/L
(normal : 134-147 mEq/L), Cl = 98 mEq/L (normal : 96-
112 mEq/L).
 Biopsi jaringan lambung = + bakteri H.pylori

 Riwayat pengobatan : Plantacid dan poldan mig


Anamnesis:
•Nyeri Epigastrik
•Mual
•Muntah

Metode SOAP
• Subjektif

Biodata pasien
Nama : RRI (Perempuan)
Umur 40 tahun
•Keluahan : nyeri epigastrik, mual, muntah
•Riwayat Keluarga : salah satu anggota menderita PUD akibat H.Pylori
•Riwayat Pengobatan : Plantacid dan poldan mig

•Objektif
Data Lab Normal
Hb: 13,0 g/dL 12,1-15,1 g/Dl (wanita
WBC: 4 x 10 ᶟ/mmᶟ 4 x 10 ᶟ/mmᶟ
Td : 150/90 mmHg (hipertensi stage II) Td : 120/80 mmHg

Biopsi jaringan lambung :+ bakteri h.pylori  


Assasment
 Dari gejala dan juga keluahan yang dirasakan oleh
pasien beserta dari hasil labor pasien , dokter
mendiagnosis bahwa pasien terkena peptic uclear discase
yang disebabkan oleh bakteri H.Pylori.
 Sebelumnya pasien telah menggunakan obat poldan mig
untuk mengatasi nyeri sistom-nya dengan menggunakan
tetapi obat antasida bebas Plantacid tidak dapat
mengatasinya.
 Pemilihan obat
 Lansoprazol : dosis (30 mg sehari selama 4 minggu )

 Amoxicillin : dosis (I gram 2-3 kali sehari selama 2


minggu)
 Clarithromycin : dosis (500mg 2 kali sehari selama 2
minggu)
 Amlodipin : dosis 10 mg 1 kali sehari 7-14 hari)
Lansoprazol
 Mekanisme kerja : bekerja dengan cara mengurangi
jumlah asam yang dihasilkan oleh dinding lambung
 Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum, atau gastritis

 Dosis : tukak lambung 30 mg sehari selama 4 minggu

 Efek samping : konstipasi, sakit kepala, pusing, dan


kembung
 Interaksi : peningkatan resiko hipomagnesia jika
dikonsumsi dengan obat diuretic
Amoxicillin
 Indikasi : mengobati maag yang disebabkan oleh h.pylori, infeksi
kulit, bronchitis kulit
 Dosis: 1 gram 2-3 kali sehari selama 14 hari

 Kontra indikasi: alergi terhadap golongan penisilin

 Efek samping : diare, sakit perut, mual , muntah

Clarithromycin
 Indikasi : untuk pemberantasan H pylori (dengan lansoprazole dan
amoksisilin) ketika merawat pasien dengan riwayat aktif atau
penyakit tukak lambung
 Dosis : 500 mg PO 8-12hr selama 10-14 hari

 Efek samping: diare, mual muntah, gangguan indera pembau dan


pengecap.
Amlodipin
 Indikasi : untuk hipertensi

 Dosis : 10 mg 1 kali sehari 7-14 hari)

 Efek samping : merasa lelah, mual, pusing

 Kontra indikasi : hipersensitif terhadap dihidropitidin


MONITORING DAN FOLLOW UP
 Identifikasi penyebab tukak lambung
 Peroleh riwayar pasien secara menyeluruh termasuk resep, non
resep dan obat-obatan herbal yang sedang digunakan
 Memilih terapi berdasarkan tukak lambung, duras, dan tingkat
keparahan gejala
 Gunakan rute per-oral jika penderita sedikit mual atau tidak
ada muntah. Jika penderita tidak mampu menggunakan per-
oral karena muntah cari alternative lain (mis: transdermal,
suppossitoria, parenteral)
 Memastikan efek samping yang dialami oleh pasien
KIE ( KOMUNIKASI, INFORMASI
DAN EDUKASI)
 Informasikan kepada pasien bahwa pasien harus menjalani terapi
secara teratur
 Informasikan kepada pasien mengenai efek samping obat

 Pasien diberikan edukasi tentang betapa pentingnya kepatuhan


menjalani terapi baik radiasi maupun terapi pemeliharaan
 Memberikan informasi mengenai hidup sehat dan menjaga pola
makan
 Meminta kepada keluarga agar dapat selalu memberikan support
atau dukungan social demi kesembuhan pasien
 Pasien diharapkan mendapatkan istirahat cukup yaitu tidur sekitar
7-8 jam perhari
KIE
 Pasien diharapkan untuk tidak mengkonsumsi makanan
atau minuman yang dapat merangsang nyeri lambung
atau tukak lambung (seperti makanan yang terlalu asam,
terlalu pedas, dll)
 Bila lupa minum obat maka diminum sesegera mungkin,
jangan diminum bila telah mendekati pemberian dosis
selanjutnya.
 Kesesuaian penyimpanan obat untuk penggunaan
sebagai anti hipertensi, mungkin memerlukan kontrol
berat badan dan khususnya pemasukan natrium
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai