Anda di halaman 1dari 30

Kasih Allah Tanpa Syarat, Berkat

Allah Bersyarat
Yesaya 27:6, "Pada hari-hari yang
akan datang, Yakub akan berakar,
Israel akan berkembang dan
bertunas dan memenuhi muka
bumi dengan hasilnya."
TUHAN tidak menginginkan kita
selalu dalam posisi yang sama,
Tuhan merindukan kita setiap hari
mengalami PENINGKATAN LEVEL,
BERTUMBUH & BERBUAH.
Berkat dan Syarat. Ulangan 28:13-14, 
 "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi
kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan
tetap naik dan bukan turun, APABILA ENGKAU
mendengarkan PERINTAH TUHAN, Allahmu,
yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan
dengan setia, dan APABILA ENGKAU tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala
perintah yang kuberikan kepadamu pada hari
ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah
kepadanya."
Kasih Allah itu TANPA SYARAT, tapi
Berkat Allah itu ADA SYARAT
Berkat turun APABILA kita menjadi
PELAKU FIRMAN YANG SETIA.
• "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja; sebab jika kita tidak demikian kamu menipu diri
sendiri". Yak 1:22
• Tuhan Yesuspun pernah menyampaikan hal ini, bagaimana kita harus
menjadi pelaku firman dan bukan saja senang mendengar firman.
• Lukas 11:27-28
• " Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari
antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: " Berbahagialah ibu
yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui
Engkau.". Tetapi Ia berkata: " Yang berbahagia ialah MEREKA YANG
MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH DAN YANG MEMELIHARANYA".

Tuhan Yesus menekankan bahwa kebahagiaan yang utama adalah


mendengar firman Allah. Dan kebahagiaan yang lebih utama adalah
melakukan firman Allah.
Sebagai orang Kristen, kita tentu
percaya bahwa Alkitab adalah
firman Tuhan yang merupakan satu-
satunya standar kebenaran bagi
iman dan praktik hidup Kristen.
Kepercayaan kita ini tentu disertai
dengan kehausan mendengar
firman Tuhan yang menimbulkan
iman (Rm. 10:17).
Apakah cukup haus saja? TIDAK. Yakobus
menambahkan, “setiap orang hendaklah cepat
untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-
kata, dan juga lambat untuk marah” (Yak. 1:19)
Kata cepat di ayat ini TIDAK menunjukkan waktu
(cepat atau lambat), tetapi menunjukkan suatu
kesiapan. Kesiapan ini di sini berbicara mengenai
kerelaan hati untuk mendengar firman Tuhan
yang mengajar, mengoreksi, dan menghibur kita.
Kerelaan hati di sini tentu
berkaitan erat dengan kerendahan
hati.
Seorang yang rendah hati akan
“mudah” mendengar firman
Tuhan, meskipun firman Tuhan itu
menegur dirinya.
Namun faktanya banyak umat Tuhan yang tidak mau
mendengarkan dan menuruti perintah Tuhan
Mengapa? Karena hati mereka telah dikuasai (dan
dibutakan) oleh ilah zaman ini (2Kor. 4:4). Lebih tajam
lagi, sebenarnya yang mereka sembah selama ini bukan
Allah, namun: kelebihan diri (tampan atau cantik),
kebaikan diri, uang, jabatan, dll, sehingga tidak heran,
ketika firman Tuhan menegur mereka, mereka langsung
marah. Makin orang itu marah, makin terlihat bahwa
selama ini yang mereka sembah BUKAN Allah
Tritunggal, tetapi ilah-ilah lain.
Contoh, setelah berzinah dengan
Batsyeba dan membunuh Uria, suami
Batsyeba, raja Daud ditegur nabi Natan
(2Sam. 12:1-12), lalu bagaimana reaksi
Daud? Marahkah dia? TIDAK. Alkitab
mencatat pengakuan yang jujur dari
seorang raja yang takut akan Tuhan
dan rendah hati, “Aku sudah berdosa
kepada TUHAN.” (2Sam. 12:13)
“TUHAN, Allah kita, memerintahkan
kepada kita untuk melakukan segala
ketetapan itu dan untuk takut akan
TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik
keadaan kita dan supaya Ia membiarkan
kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita
akan menjadi benar, apabila kita
melakukan segenap perintah itu dengan
setia di hadapan TUHAN, Allah kita,
seperti yang diperintahkan-Nya kepada
kita.” Ulangan 6:24-25
“TUHAN, ajarilah aku arti
ketetapan-ketetapan-Mu, supaya
aku mengikutinya sampai akhir.
Buatlah aku mengerti hukum-Mu
supaya kutaati, dan kulakukan
dengan sepenuh hati.” Mazmur
119:33-34
Allah tersenyum setiap kali kita taat
kepadaNya dengan sepenuh hati. Dalam
hal ini, berarti kita melakukan apapun yang
Allah perintahkan kepada kita tanpa ragu-
ragu dan tanpa kita tunda-tunda. Kita tidak
menunda-nunda untuk melakukannya
dengan berkata, “Saya akan doakan
terlebih dahulu.” Tetapi kita segera
melakukan kehendak dan perintahNya.
Kita tahu bahwa ketaatan yang ditunda
sama dengan ketidaktaatan.
Seringkali kita menawarkan “Taat Sebagian”
kepada Allah. Kita ingin memilih dan mengambil
perintah-perintah tertentu saja untuk kita taati,
terutama perintah yang kita sukai dan
mengabaikan perintah-perintah lain yang kita
anggap tidak masuk akal, sulit untuk kita
lakukan, Saya akan rajin membaca Alkitab tetapi
tidak akan pernah mengampuni orang yang
pernah melukai hati saya. Tahukah Anda bahwa
Ketaatan Sebagian sama dengan
Ketidaktaatan?
kita tidak dapat mengupayakan
keselamatan kita. Keselamatan hanya
didapat karena anugrah Allah, bukan
karena usaha dan apapun yang kita
perbuat dan lakukan. Tetapi sebagai
anak-anak Allah, kita dapat senantiasa
menyukakan hatiNya dengan ketaatan
kita. Setiap bentuk ketaatan yang kita
lakukan adalah salah satu wujud
penyembahan kita kepadaNya.
Mengapa Allah bersukacita ketika
kita taat kepadaNya? Karena
ketaatan kita merupakan bukti
bahwa kita mengasihi Dia.
Kasihilah Tuhan Allamu dengan segenap
hatimu dan dengan segenap
kekuatanmu
Ulangan 6:5
Kasihilah Tuhan Allamu dengan
segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama.
Matius 22:37 -38
“Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala
PERINTAH-KU.” Yohanes 14:15
Jika kita mengasihi Allah mari kita
menuruti perintah – perintah Tuhan.
Mari kita lihat seperti apa perintah
yang Tuhan perintahkan kepada
kita? Saudaraku kita tahu bahwa
10 hukum adalah perintah yang di
tulis oleh jari Allah sendiri. 1-4
adalah kasih kepada Allah, 5-10
untuk manusia.
Dari 10 perintah Allah hanya 4 yang
diminta oleh Tuhan untuk dirinya.
diantaranya adalah hukum ke 4
yaitu :
Ingatlah dan kuduskanlah hari
Sabat. Keluaran 20:8
Sebagai umat yang sisa yang
memelihara dan menyucikan hari
sabat. kita tahu bersama betapa
sucinya hari sabat yang Tuhan
berikan.
Lalu Allah memberkati hari ketujuh
itu dan menguduskannya
Kejadian 2:3a
Hari sabat merupakan berkat
dalam kehidupan kita kalau kita
setia memeliha dan menuruti hari
sabat.
Mari kita lihat apa yang Tuhan
katakan kalau kita setia
menguduskan sabat.
58:13. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum
Sabat   dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-
Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari
kenikmatan  ", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia";
apabila engkau menghormatinya dengan tidak
menjalankan segala acaramu dan dengan tidak
mengurus urusanmu atau berkata  omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena
TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi
puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari
milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut
Tuhanlah yang mengatakannya.
Kadangkala sebagai umat sisa yang
modern kita masih melakukan hal
– hal yang kita anggap kecil.
Apalagi dikalangan ibu2 kalau
potluck (seperti memasak nasi
meskipun menggunakankan rice
cooker tidak menyalakan kompor)
 Tuhan berjanji akan memberkati
umatNya.  Pastilah Tuhan tidak
akan membiarkan orang benar
hidup dalam kekurangan, meski
terkadang Ia mengijinkan itu
terjadi supaya kita belajar untuk
percaya dan bergantung penuh
kepadaNya.
Tuhan memberkati kita melimpah supaya
hidup kita menjadi kesaksian bagi banyak
orang, Tuhan memberkati kita sebagai
bukti bahwa Ia sangat mengasihi kita;
 Tuhan memberkati kita untuk menegaskan
bahwa Dia sanggup memelihara hidup kita
sebagaimana tertulis:  "Allahku akan
memenuhi segala keperluanmu menurut
kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus
Yesus."  (Filipi 4:19).
 Ada satu hal yang seringkali kita lupakan, bahwa
untuk menikmati berkat-berkat Tuhan ada
syaratnya,  "...karena kamu mendengarkan
peraturan-peraturan itu serta melakukannya
dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN,
Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih
setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah
kepada nenek moyangmu."  (Ulangan 7:12).
 Perhatikan ini dengan sungguh!
Untuk diberkati Tuhan, syaratnya simple, yaitu
setia mendengar firmanNya dan melakukannya.
Kalau kita sungguh menyucikan
sabat kita akan menerima berkat
yang Tuhan janjikan untuk kita.
Karena Hanya orang yang setia
yang bisa menerima Janji Tuhan.
Berbahagialah hamba, yang
didapati tuannya melakukan
tugasnya itu, ketika tuannya itu
datang.” Matius 24:45-46

Anda mungkin juga menyukai