Anda di halaman 1dari 53

PENYELENGGARAAN PB

PRA BENCANA

Ronny Basirun Simatupang, S.Kep.Ns. M.Si (Han)

1
PENYELENGGARAAN PB –
Tahap Prabencana

1. Manajemen risiko bencana


2. Perencanaan PB
3. Pencegahan dan Mitigasi
4. Kesiapsiagaan
5. Pelatihan dan Exercise PB

2
DISASTER MANAGEMENT/MENEJEMEN
BENCANA

 Penyelenggaraan penanggulangan bencana


adalah serangkaian upaya yang meliputi :
 Penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana
 Kegiatan pencegahan bencana,
 Tanggap darurat dan
 Rehabilitasi

UU 24/2007, pasal 1, angka 5

3
Penyelenggaraan PB
Politik
 Perencanaan
Situasi Tidak  Pencegahan
 Pengurangan Risiko
Ada Bencana
 Pendidikan
 Pelatihan
 Penelitian
Prabencana  Penataan Tata Ruang
Penetapan
Kebijakan Situasi Terdapat  Mitigasi
Pembangunan Potensi Bencana  Peringatan Dini
 Kesiapsiagaan
Pentahapan

Ekonomi
 Kajian Cepat
Sosial

 Status Keadaan Darurat


Saat Tanggap  Penyelamatan & Evakuasi
 Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Darurat
 Perlindungan
 Pemulihan

 Prasarana dan Sarana


Rehabilitasi
 Sosial
 Ekonomi
Pascabencana  Kesehatan
Rekonstruksi  Kamtib
 Lingkungan

Lingkungan
Uu 24/2007 tentang PB
Siklus Penanganan Bencana
TANGGAP
BENCANA DARURAT

KESIAPSIAGAAN

PENCEGAHAN
PEMULIHAN

MITIGASI 5
MANAGEMENT RISIKO

6
BASIC CONCEPT OF DISASTER

Pemicu/
Trigger
Bahaya/
Hazards
Risiko/
Bencana/
Risk Disaster

Vulnerability/
Kerentanan
Disaster Risk Management

Disaster risk
reduction (DRR)
refers to a broad
spectrum of work
that includes
prevention,
mitigation,
preparedness,
response and
recovery

8
Filosopi PRB
 Jauhkan ancaman dari Masyarakat :
Prevention
 Jauhkan masyarakat dari ancaman
 Hidup harmoni dengan risiko bencana
 Adaptasi
 Mitigasi

9
Pengurangan Resiko

Pengurangan Risiko Bencana adalah upaya


untuk melindungi penghidupan (livelihood)
dan asset individu dan masyarakat dari
dampak bencana melalui kegiatan :
1. Pencegahan
2. Mitigasi
3. Kesiapsiagaan
4. advokasi

10
Framework for Disaster Risk Reduction

Sustainable development context


Socio-cultural

The focus of disaster risk reduction


AWARENESS
AWARENESS RAISING
RAISING
RISK FACTORS for
for change
change in
in behavior
behavior
KNOWLEDGE
KNOWLEDGE DEVELOPMENT
DEVELOPMENT
Vulnerability
·· Information
Information
· Social ·· Education
Education &
& training
training
· Economic ·· Research

Ecosystems/Environmental
Research
· Physical
· Environmental
POLITICAL
POLITICAL COMMITMENT
COMMITMENT
Vulnerability /
RISK
•• International,
International, regional,
regional,
Hazards capability analysis RISK IDENTIFICATION
IDENTIFICATION &
&
Political

national,
national,
· Geological Hazard analysis IMPACT
IMPACT ASSESSMENT
ASSESSMENT local
local levels
levels
· Hydrometeorological & monitoring •• Institutional
Institutional framework
framework
· Biological
(governance)
(governance)
· Technological -
· Environmental - policy
policy development
development
-
- legislation
legislation &
& codes
codes
EARLY
EARLY -
- organizational
organizational
WARNING
WARNING development
development
•• Community
Community actions
actions
APPLICATION
APPLICATION OF
OF RISK
RISK REDUCTION
REDUCTION MEASURESMEASURES
DISASTER •• Environmental management
IMPACT PREPAREDNESS ••
PREPAREDNESS Social and economic development
practices
(including
(including poverty
poverty alleviation,
alleviation,
livelihoods, financial
EMERGENCY
EMERGENCY mechanisms, health, agriculture, etc.)
MANAGEMENT RECOVERY
RECOVERY
MANAGEMENT • Physical and technical measures
- land-use/urban
land-use/urban planning
planning
-
- protection of critical facilities
protection of critical facilities
•• Networking and partnershipss

Economic
Manajemen Risiko Bencana

Identifikasi Risiko (H/V)

Analisis Risiko

Pilihan Tindakan

Risk Risk Risk Risk


Prevention Reduction Transfer Acceptance

Pengurangan Risiko Bencana

DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 12


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Identifikasi Risiko (H/V)

Analisis Risiko

 Merupakan langkah awal penanggulangan


bencana, dengan mengenali risiko bencana di
wilayahnya.
 Menskenariokan apabila terjadi suatu jenis
bencana, berapa korban jiwa, kerugian,
kerusakan lingkungan dengan analisis risiko.

DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 13


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Risk
Prevention

 Dikenal dengan pencegahan


 Merupakan suatu upaya mengurangi interaksi antara
bahaya dan kerentanan
 Bagaimana supaya bahaya dan kerentanan tidak
bertemu ?
1. meniadakan bahaya : peraturan, mencegah kerusakan
lingkungan dsb.
2. Meniadakan kerentanan
• menata ruang
• Meningkatkan kapasitas

DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 14


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Risk
Reduction

 Dikenal dengan mitigasi


 Merupakan suatu upaya mereduksi dampak risiko
bencana (apabila bencana tetap terjadi walau telah
dilakukan upaya pecegahan)
 Bagaimana mereduksi risiko bencana ?
1. upaya struktural (bersifat pembangunan fisik) :
pembangunan dam, tanggul, rumah tahan
gempa, penanaman bakau, penghijauan, dsb.
2. upaya kultural (non fisik) : peraturan, sosialisasi,
pelatihan, gladi, dsb.
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 15
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Risk
Transfer

 Dikenal dengan pengalihan kewajiban


 Merupakan suatu upaya mengalihkan kewajiban
pada pihak ke-3 dalam asuransi bencana.
 Upaya ini juga merupakan bentuk pelibatan unsur
lembaga usaha (asuransi) dalam penanggulangan
bencana
 Tidak menghilangkan risiko

16
Risk
Acceptance

 Dikenal dengan kesiapsiagaan


 Apabila risiko bencana tetap ada walau telah dilakukan upaya
pecegahan dan mitigasi, maka residu risiko bencana harus
dihadapi dengan kesiapsiagaan.
 Bagaimana kesiapsiagaan menghadapi bencana ?
1. merencanakan contingency planning tiap bencana.
2. koordinasi dan mobilisasi sumberdaya
3. peringatan dini
4. pendidikan dan pelatihan : mekanisme respon,
manajemen informasi dan geladi

DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 17


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Ilustrasi Pengurangan Risiko Bencana
Harapan#1
Tidak ada risiko Harapan#5
Harapan#3  Risiko tetap ada
Tidak ada risiko  Masyarakat siaga
Harapan#2  Adanya jaminan
Risiko turun pengantian dari
Harapan#4
Risiko turun pihak ke-3
RISIKO BENCANA

Upaya PENGALIHAN

Upaya PENCEGAHAN

Upaya MITIGASI Upaya KESIAPSIAGAAN


DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA 18
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Diskusi

19
PENCEGAHAN DAN MITIGASI

20
Pencegahan (prevention)

Upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya bencana, misal :
Melarang pembakaran hutan dalam
perladangan,
Melarang penambangan batu di daerah
yang curam
Menjauhkan masyarakat dari ancaman
bencana (menghilangkan expose)
Menghilangkan kerentanan

21
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
• Definisi :
• Jenis
• Struktural
• Non Strktural
• Strategi

MITIGASI

22
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
WHAT IS MITIGATION?
 Upaya yang berkelanjutan untuk mengurangi
risiko bahaya melalui pengurangan
kecenderungan timbulnya ancaman dan/atau
akibat yang mungkin timbul dari risiko
ancaman
 atau dengan kata lain upaya untuk
mengurangi ancaman atau mengurangi
dampak negatif yang mungkin timbul
(Coppola, 2007)
TYPES OF MITIGATION:
 STRUCTURAL :
 a risk reduction effort performed through the
construction or altering of the physical
environment through the application of
engineered solutions
 NONSTRUCTURAL :
 a measure that reduces risk through
modification in human behavior or natural
processes without requiring the use of
engineered structures
KONSEP MITIGASI

 Kenali ancaman yang akan dihadapi dan buat List ancaman dan tingkat ancamannya
 Pemahaman tentang karakteristik ancaman yang meliputi :
 Penyebab
 Distribusi secara geografis, skala/kekuatan/daya rusak (severity), kemungkinan frequency
kejadian
 Mekanisme perusakan
 the elements and activities most vulnerable to destruction
 Kemungkinan dampak bencana terhadap tata kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat
 Mitigasi tidak hanya untuk penyelamatan nyawa manusia dan properti, tetapi juga
pengurangan konsekwensi negatif terhadap aktifitas ekonomi dan sosial
 Jika sumberdaya terbatas, kegitan mitigasi di fokuskan kepada kegiatan yang paling
efektif untuk menangani elemen yang paling rentan
 Kajian kerentanan merupakan aspek yang penting untuk perencanaan mitigasi yang
efektif. Kerentanan berimplikasi pada kerentanan secara fisik, ekonomi dan kekurangan
sumberdaya untuk pemulihan secara cepat
 Untuk mengurangi kerentanan fisik bisa dilakukan perkuatan pada elemen yang lemah,
sedangkan untuk aspek ekonomi dan sosial bisa dilakukan dengan perbaikan atau
modifikasi infrastruktur atau penataan kelembagaan 25
STRATEGI MITIGASI

 Strategi mitigasi harus menjadi bagian dari program2 pembanguan yang


lebih luas. Kesuksesan strategi harus memasukkan tindakan2 nyata yang
bervariasi tergantung jenis ancaman dan lingkungan sosial budaya..
 Pemilihan strategi harus diarahkan oleh hasil evaluasi dan analisis cost
and benefit (berapa besar yang bisa diselamatkan).
 Untuk mendapatkan dukungan politik maka harus dilakukan
pelaksanaan mitigasi jangka pendek (tangible) dan jangka panjang.
 Strategi mitigasi lebih mudah diimplementasikan segera setelah kejadian
bencana.
 Strategi mitigasi pada saat rekonstruksi sebaiknya mencakup seluruh
ancaman yang mungkin terjadi di kemudian hari termasuk yang
mungkin terjadi di tempat lain.
 Penguatan komunitas lokal dengan memperkenalkan kemandirian
perencanaan dan penanganannya dari pada mengandalkan bantuan luar
26
9 Komponen Kesiapsiagaan

KESIAPSIAGAAN
1. Forecasting events and issuing warnings.
2. Taking precautionary measures in response to warnings.
3. Improving response by organizing and strengthening capacity to
deliver timely and effective rescue, relief and assistance.
27
Tujuan Utama
 Membantu perorangan/masyarakat untuk
menghindari ancaman bencana;
 Menyiapkan rencana-rencana, sumberdaya dan
tata kelola penanganan bencana untuk menjamin
perorangan/masyarakat terdampak memperoleh
cukup bantuan yang diperlukan

28
Apa arti Kesiapsiagaan?
 Mampu mengenali ancaman
dan memprediksi sebelum
terjadinya bencana
(preparedness)
 Mampu mencegah
bencana/Prevention (jika
mungkin).
 Jika tidak bisa dicegah, mampu
mengurangi dampaknya
(mitigasi)
 Jika terjadi bencana, mampu
menanggulangi secara efektif
(proteksi)
 Setelah bencana terjadi,
mampu pulih kembali (resilience) 29
Tahap Kesiapsiagaan

Ada 9 kegiatan dalam tahap kesiapsiagaan:


 Penilaian Risiko (risk assessment)
 Perencanaan Siaga (contingency planning)
 Mobilisasi Sumberdaya (resource mobilization)
 Pendidikan dan Pelatihan (training & education)
 Koordinasi (coordination)
 Mekanisme Respon (response mechanism)
 Peringatan Dini (early warning)
 Manajemen Informasi (information systems)
 Gladi / Simulasi (drilling/simulation)

30
Penilaian Risiko

 Identifikasi ancaman (hazard),


kerentananan (vulnerability) apa
jenisnya?, dimana?
 Analisis Risiko Bencana
 Tentukan tingkat Risiko
berdasarkan kerentanan
masyarakat dan tingkat
ancaman
 Buat Peta Risiko Bencana
 Tentukan pilihan tindakan yang
diperlukan

31
Rencana Kontinjensi
 Tentukan satu jenis ancaman (dalam
hal ini kebakaran hutan dan lahan)
 Buat Skenario Kejadian yang paling
mungkin terjadi : dimana, kapan,
skala, dampak yang mungkin
ditimbulkan (risiko).
 Susun Kebijakan Penanganan berupa
pilihan tindakan yang harus diambil
 Kaji Kebutuhan yang diperlukan
Membangun komitmen di antara
dalam penanganan risiko bencana pelaku.
 Inventarisasi Sumberdaya Proses penyusunan lebih
penting daripada dokumen
 Buat Perencanaan setiap Sektor
rencananya sendiri
 Uji, kaji dan mutakhirkan

32
Mobilisasi Sumberdaya
 Inventarisasi semua
Sumberdaya yang
dimiliki oleh Daerah /
Sektor
 Identifikasi Sumberdaya
yang Tersedia dan Siap
Digunakan
 Identifikasi Sumberdaya
dari Luar yang dapat
dimobilisasi untuk
keperluan darurat

33
Pendidikan dan Pelatihan

 Melakukan pendidikan
di sekolah-sekolah
 Melakukan pelatihan
secara kontinyu:
 Manajerial
 Teknis operasional
 Internalisasi
Pengurangan
Risiko Bencana

34
Koordinasi

 Membentuk forum koordinasi


 Menyelenggarakan pertemuan berkala
secara rutin
 Saling bertukar informasi
 Menyusun Rencana Aksi Terpadu/
kontinjensi

35
Peringatan Dini (early warning)

 Upaya untuk memberikan tanda peringatan


bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi.
 Pemberian peringatan dini harus :
 Menjangkau masyarakat (accesible)
 Segera (immediate)
 Tegas tidak membingungkan (coherent)
 Bersifat resmi/lembaga yang berwenang (official)

 Masyarakat mampu merespons secara benar


 People centered warning sistem
Peringatan Dini (early warning)

Apa yang
dilakukan, siapa
yang melakukan,
kapan, dimana
dan bagaimana

End to end
Sistem Peringatan Dini Tsunami
Satellite in Satellite in Satellite in
Indian Ocean ASEAN Pacific System

High altitude airship

Master Station

Bay Station

Seismograph
Bay Station

Buoy Tide gauge


GPS
Bottom
OBS pressure
gauge

Indian Ocean Plate

Kementerian Negara Riset dan Teknologi


(State Ministry for Research and Technology)
© Jan Sopaheluwakan, 2005
http://www.ristek.go.id
JARINGAN KOMUNIKASI “DISEMINASI” INFORMASI
BMG GEMPA -TSUNAMI
INSTITUSI
BKMG INTERFACE
terestrial line IP VPN MPLS
TELKOM

MABES TNI -POLRI
S.. O. P
POLRI POLDA/POLRES
BUPATI / S. O. P POLDA
VSAT DEPDAGRI S. O.P WALIKOTA/ /POLRES
33 GUBERNUR GUB CAMAT
• INSTALASI
SENSOR Radio link KOORD. DEPDAGRI
 S. O. P
IP VPN MPLS
BUPATI / POLSEK
INDOSAT
W.KOTA
• MONITORING S.O.P
SOP BNPB BPBD
• PENGOLAHAN BMG VPN BKMG  BNPB

PROVIDER GSM
• ANALISA • TELKOMSEL S.O.P
• INDOSAT 11 STA. TV  SATKORLAK

• INFORMASI KOORD. DEPKOMINFO

terestrial line PROVIDER VSAT


RADIO/RRI 
satelite • TELKOM
• CSM
RADIO PANTAI S.O.P
• CSM
ADPEL
satelite • PSN

Fiber optic INDONESIA


INTERNET
7 PROVIDER Masyarakat
 Established wlan
EXCHANGE GSM/CDMA CSM = Citra Sari Makmur
Sept 2006 PSN = Pasific Satelit Nusantara
Mekanisme Respon
 Penetapan status darurat
 Menyiapkan Posko
 Menyiapkan Satuan Reaksi
Cepat untuk kaji cepat dan
penindakan dini
 Mempunyai Prosedur Tetap
 Menentukan Incident
Commander
 Melakukan upaya
penanganan di luar prosedur
rutin (operasi baru, setiap
bencana khas)
40
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Manajemen Informasi
 Ciptakan sistem informasi yang mudah
diakses, dimengerti dan disebarluaskan
terkait dengan kondisi ancaman dan Risiko
Kebakarn serta upaya pencegahan dan
penanganan.
 Informasi yang disampaikan harus:
 Akurat (accurate)
 Tepat waktu (timely)
 Dapat dipercaya (reliable)
 Mudah dikomunikasikan (communicable)
41
PERENCANAAN PB

42
Perencanaan dalam Penanganan
Bencana
 Rencana Manajemen Bencana
(disaster management plan)
 Rencana Kedaruratan
(emergency response plan)
 Rencana Kontinjensi
(contingency plan)
 Rencana Operasi Kedaruratan
(emergency operation plan)
 Rencana Pemulihan
(recovery plan)

43
UNIIVERSITAS PERTAHANAN
Perencanaan dalam PB

Rencana Rencana
Kontinjensi Operasi
Tanggap
Kesiapsiagaan Darurat

Pencegahan &
Pemulihan Rencana
Mitigasi
Rencana PB
Pemulihan

44
Rencana Manajemen Bencana
 Dilakukan pada tahap sebelum bencana
 Berisi tentang berbagai ancaman,
kerentanan, sumberdaya yang dimiliki,
pengorganisasian dan peran fungsi masing-
masing instansi, serta pilihan tindakan yang
menjadi prioritas
 Dapat berfungsi sebagai panduan atau
arahan bagi penyusunan rencana sektoral
 Dibuat berdasarkan analisis risiko bencana

45
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Rencana Kontinjensi
 Dibuat segera setelah diidentifikasi adanya
ancaman (hazard) tertentu di suatu wilayah.
Berdasarkan peringatan dini
 Disusun berdasarkan suatu skenario
bencana yang diperkirakan akan terjadi
 Dibuat asumsi dan perhitungan kebutuhan
 Disusun jadwal berdasarkan skenario yang
disepakati, berdasarkan pemikiran secara
scientific
 Harus selalu diperbarui / dimutakhirkan
46
Rencana Operasi

 Merupakan penerapan dari rencana


kontinjensi yang diberlakukan pada saat
terjadi kedaruratan.

 Rencana Operasi tidak selalu sesuai dengan


keadaan nyata di lapangan, sehingga
rencana kontijensi perlu disesuaikan secara
berkala.

47
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
PELATIHAN

48
SIKLUS KESIAPSIAGAAN
(Upaya meningkatkan perilaku budaya aman/Safety culture)

1. Perencanaan :
• kesiapsiagaan/
kontinjensi
• Dilengkapi SOP
• Semua tingkatan
2. Pengorganisasian dan
penyiapan Sumber Daya
3. Pelatihan dan Latihan
(bertahap, berjenjang,
berlanjut)
4. Evaluasi/review rencana dan
pelaksanaan Diklat)
5. Perbaikan rencana dan/atau
metode diklat

49
Gladi /Simulasi
 Untuk menguji tingkat
kesiapsiagaan, perlu
dilakukan uji lapangan
berupa gladi atau
simulasi.
 Gladi atau Simulasi
harus dilakukan secara
berkala untuk
memperkuat komunikasi
dan koordinasi.

50
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
METODE LATIHAN
TAHAP TAHAP SIMULASI TAHAP UJI SISTEM
PELATIHAN
GELADI
GELADI
LAPANGAN

KAPABILITAS
POSKO
DRILL
PERMAIN
AN
GELADI
RUANG
LOKAKAR
YA
SEMINAR

ALUR BERTAHAP – BERJENJANG - BERLANJUT

JENIS LATIHAN YANG DAPAT JENIS LATIHAN YANG HANYA


DILAKSANAKAN DENGAN DAPAT DILAKSANAKAN
ATAU TANPA DENGAN DENGAN RENCANA
RENCANA KONTINJENSI KONTINJENSI

51
Literature
- Disaster Risk Reduction: Mitigation and
Preparedness in development and emergency
programming, John Twigg, hal. 22-30
- Perangkat untuk Mengarusutamakan PRB,
Charlotte Benson dan John Twigg
- Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana John
Twigg
- Damon P. Coppola, 2007. Introduction to
International Disaster Management

52
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

53

Anda mungkin juga menyukai