Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN

TEORI KOMUNIKASI STEPHEN W. LITTLEJOHN DAN KAREN A. FOSS


Disusun oleh:
TEORI SIBERNETIKA
• Pola-pola Hubungan Interaksi
Belajar dari Palo Alto Group bahwa ketika dua orang
saling berkomunikasi selain apa pun yang mereka lakukan
mereka mengartikan hubungan mereka dengan cara
mereka berinteraksi. Ketika Anda berbicara dengan
seorang teman, rekan kerja, pengajar, atau anggota
keluarga, Anda selalu menciptakan sebuah dugaan untuk
perilaku Anda sendiri dan perilaku orang lain. Kadang,
Anda memperkuat dugaan lama Anda dan pada waktu
yang lain, Anda terlibat dalam pola-pola interaksi baru
yang dapat membentuk dugaan baru untuk interaksi di
waktu yang akan datang.
Ada banyak aturan tidak tertulis dalam setiap hubungan yang
berlanjut, baik dalam pertemanan, rekan bisnis, pasangan kekasih,
keluarga, maupun hubungan-hubungan lain, dan aturan-aturan tersebut
dapat berubah seiring dengan perubahan pada pola-pola interaksi.
Ketika dalam sebuah hubungan, tindakan dapat berbicara lebih keras
daripada kata-kata. Satuan dasar hubungan adalah seseorang atau dua
orang, tetapi interaksi perilaku yang merespons pada perilaku yang
lain. Seiring waktu sifat-sifat hubungan terbentuk atau dibentuk
melalui serangkaian interaksi yaitu respons terhadap respons dan
terhadap respons.
Ada dua tipe pola yang penting bagi Palo Alto Group untuk
menggambarkan gagasannya:
Hubungan Simetris Pelengkapan
1 (symmetrical relationship) (complementery)
Jika dua orang saling merespons dengan cara Dalam hubungan ini, pelaku
yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam komunikasi merespons dengan
sebuah hubungan simetris. Tepatnya dalam cara yang berlawanan. Ketika
hal Pertentangan kekuasaan seperti ini: seseorang bersifat mendominasi,
Salah satu lawan bicara menonjolkan yang lain mematuhinya; ketika
kendali; yang lain menanggapinya dengan seseorang bersifat argumentatif,
memaksakan kendali juga. Orang pertama yang lainnya diam.
merespons lagi dengan cara yang sama,
sehingga terjadilah pertentangan.
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh L. Edna Rogers dan
koleganya, yaitu:
Kendali Hubungan Pertukaran pelengkapan
1 2
(Relational Control) (complementary exchange)
Kendali dalam sebuah hubungan Pertukaran terjadi ketika salah satu lawan
merupakan sebuah proses sibernetika. bicara memberikan sebuah pesan one-up
Kendali tidak dapat didefinisikan dan yang lain menanggapinya dengan
perilaku seseorang itu sendiri. Dengan memberikan one-down. Ketika interaksi
kata lain, kendali dalam sebuah seperti ini muncul dalam sebuah
hubungan tidak bergantung pada hubungan, kita dapat mengatakan bahwa
tindakan seseorang atau bahkan oleh hubungan itu sendiri bersifat sebagai
kepribadian orang itu sendiri. pelengkap.
TRADISI
SOSIOPSIKOLOGIS
• Skema Hubungan dalam Keluarga
Sebagai sebuah teori sosiopsikologis, teori ini mendasarkan tipe-tipe keluarga
pada cara-cara anggota keluarga sebagai individu memandang keluarga itu
sendiri. Menurut Ascan Koerner dan Mary Anne Fitzpatrick, skema hubungan
Anda terdiri dari pengetahuan Anda tentang diri Anda sendiri, orang lain, dan
hubungan, sejalan dengan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dalam
hubungan.
Skema hubungan Anda terbagi menjadi tingkatan-tingkatan dari yang umum
hingga yang khusus, termasuk pengetahuan tentang hubungan sosial secara
umum, pengetahuan tentang tipe-tipe hubungan, dan pengetahuan tentang
hubungan khusus. Oleh karena itu, skema keluarga Anda mencakup:
1. Apa yang Anda ketahui tentang hubungan secara umum?
2. Apa yang Anda ketahui tentang hubungan keluarga sebagai sebuah tipe
hubungan?
3. Apa yang Anda ketahui tentang hubungan Anda dengan anggota keluarga
Di dalam Skema terdapat empat tipe keluarga, yaitu:
1 Konsensual
Tipe keluarga tersebut memiliki tingkat percakapan dan
kesesuaian yang tinggi. Keluarga konsensual sering
berbicara, tetapi pemimpin keluarga dalam tipe ini biasanya
salah satu yang membuat keputusan. Keluarga konsensual
cenderung memiliki orientasi pernikahan yang tradisional.
Ini berarti bahwa mereka akan lebih konvensional dalam
cara mereka memandang pernikahan serta lebih
menempatkan nilai pada stabilitas dan kepastian dalam
hubungan peran daripada keragaman dan spontanitas.
2 Pluralistis
Jika keluarga Anda tinggi dalam percakapan, tetapi rendah
dalam kesesuaian, hal ini akan memperlihatkan
karakteristik dengan tipe pluralistis. Disini, Anda akan
memiliki banyak kebebasan percakapan, tetapi pada
akhirnya setiap orang akan membuat keputusan sendiri
tentang tindakan apa yang harus diambil berdasarkan pada
pembicaraan tersebut. Orangtua dari keluarga pluralistis
cenderung digolongkan sebagai orangtua yang mandiri,
karena biasanya mereka tidak kaku dalam memandang
pernikahan.
3 Protektif
Jika keluarga Anda cenderung rendah dalam percakapan,
tetapi tinggi dalam kesesuaian, akan ada banyak kepatuhan,
tetapi sedikit komunikasi. Orangtua dalam tipe keluarga ini
tidak melihat perlunya menghabiskan banyak waktu untuk
membicarakan segala sesuatu, mereka juga tidak
memberikan penjelasan pada anak-anaknya tentang apa yang
mereka putuskan. Untuk alasan ini, orangtua tersebut
cenderung digolongkan sebagai orangtua yang terpisah.
Fitzpatrick menyebut orangtua yang terpisah sebagai
“bercerai secara emosional.”
4 Laisse-faire atau Toleran
Anggota keluarga ini sangat tidak peduli dengan apa yang
dilakukan oleh angota keluarga yang lain dan mereka benar-
benar tidak mau membuang-buang waktu untuk
membicarakannya. Orangtua dalam tipe keluarga ini
cenderung memiliki orientasi yang bercampuran, yang
berarti bahwa mereka tidak memiliki skema yang sama
darimana mereka akan bekerja. Mereka mungkin
merupakan kombinasi dari orangtua yang mandiri dan
terpisah atau kombinasi yang lain.
• Teori Penetrasi Sosial
Menurut teori Altman dan Taylor, dalam teori pertukaran sosial, interaksi
manusia layaknya sebuah transaksi ekonomi: Anda mencoba untuk
memaksimalkan manfaat dan memperoleh biaya. Diterapkan pada penetrasi
sosial, Anda akan menyingkap informasi tentang diri Anda ketika rasio biaya
manfaatnya sesuai bagi Anda. Altman dan Taylor juga mengatakan bahwa rekan
dalam berhubungan tidak hanya menilai manfaat dari hubungan tersebut pada
saat tertentu, tetapi juga menggunakan informasi yang ada pada mereka untuk
memperkirakan manfaat dan biaya di masa yang akan datang. Selama manfaat
tetap lebih besar dari biayanya, pasangan tersebut akan semakin dekat dengan
lebih banyak berbagi dan lebih banyak informasi pribadi.
Ada empat tahap pengembangan hubungan, yaitu orientasi, pertukaran afektif
exploratif, pertukaran afektif, dan pertukaran yang seimbang.
Orientasi terdiri atas komunikasi tidak dengan orang tertentu, dimana seseorang hanya
mengungkapkan informasi yang sangat umum. Jika tahap ini bermanfaat bagi pelaku
hubungan, mereka akan bergerak ke tahap selanjutnya, yaitu pertukaran afektif
exploratif, gerakan yang menuju sebuah tingkat
yang lebih dalam dari pengungkapan terjadi.
Tahap yang ketiga, pertukaran afektif, terpusat
pada perasaan mengkritik dan mengevaluasi pada
tempat yang lebih dalam. Tahap ini tidak akan
dimasuki, kecuali mereka menerima manfaat yang
besar yang sesuai dengan biaya dalam tahap
sebelumnya. Akhirnya, pertukaran yang
seimbang adalah kedekatan yang tinggi dan
memungkinkan mereka untuk saling
memperkirakan tindakan dan respons dengan baik.
TRADISI
SOSIOKULTURAL
• Teori Pengelolaan Identitas
Ketika membentuk identitas sebuah hubungan, perbedaan budaya
sebenarnya terlihat jelas dan mereka akan menemukan diri
mereka terlibat dalam komunikasi interkultur (interculture
communication) ketika mereka mempertimbangkan aspek-aspek
budaya dari hubungan mereka. Dalam sebuah hubungan, hal ini
terjadi ketika pasangan harus melewati perbedaan budaya yang
menonjol. Di lain waktu, ketentuan budaya tertentu akan
mengambil alih, mengharuskan adanya komunikasi intelektual,
yang terjadi ketika identitas budaya yang umum mulai menonjol.
Pada kesempatan lain masalah terbesar pasangan tersebut adalah
karakteristik unit mereka sebagai pasangan yang menikah,
terlepas dari masalah budaya yang memerlukan adanya
komunikasi interpersonal.
Secara khusus, terdapat tiga tahapan hubungan, yaitu :
1 Percobaan (Trial)
Pasangan interkultural hanya mulai menelusuri perbedaan budaya mereka
dan identitas budaya apa yang mereka dan identitas budaya apa yang mereka
inginkan untuk hubungan mereka.
2 Kecocokan (emmeshment)
Sebuah identitas hubungan tertentu dengan bentuk fitur-fitur budaya secara
umum, akan muncul. mereka berbagi aturan-aturan dan simbol, serta mereka juga
mengembangkan pemahaman umum tentang satu sama lain dan tentang hubungan
itu sendiri.
3 Negosiasi Ulang (Renegotiation)
Pasangan mulai melewati beragam masalah identitas ketika masalah tersebut muncul
dengan menggunakan sejarah hubungan yang kuat pada titik ini dan mereka mampu
menggunakannya pada tingkatan yang lebih tinggi dari waktu-waktu sebelumnya.
• Teori Dialogis/Dialektis pada
Hubungan
a. Teori Dialogis Bakhtin
Konsepsi Bakhtin tentang dialog adalah ucapan (satuan pertukaran, lisan,
atau tulisan antara dua orang). Sebuah ucapan mengacu pada bahasa
yang diucapkan pada sebuah mengandung tema, seperti isi percakapan,
sikap pelaku komunikasi terhadap seubjek tersebut, dan beberapa tingkat
kemampuan reaksi pada bagaian orang yang dituju. Selanjutnya, pelaku
komunikasi mengungkapkan sebuah gagasan dan membuat sebuah
penilaian tentang gagasan tersebut, mengantisipasi respons dari orang
yang bersangkut. Pembicara tidak hanya mengantisipasi sudut pandang
orang lain dan menyesuaikan komunikasinya berdasarkan pada antisipasi
tersebut, tetapi orang tersebut juga ikut serta dengan merespons, menilai,
dan memulai ucapannya.
b. Teori Baxter tentang Hubungan
Baxter juga menggambarkan teorinya ini sebagai dialektis. Dialektis mengacu
pada sebuah tekanan antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan dalam sebuah
sistem. Dalam kehidupan, kita sering mengalami “suara-suara” yang memaksa
yang bergeseran dengan pengambilan keputusan kita. Ketika Baxter menulis
bahwa hubungan adalah dialogis dan dialektis, ia bermaksud bahwa tekanan
hubungan ditangani melalui pembicaraan yang selaras.
Menurut Carol Werner dan Leslie Baxter ada sekitar lima kualitas yang
berubah ketika hubungan berkembang, yaitu:
1. Amplitudo (Kekuatan perasaan, perilaku, atau keduanya)
2. Kepentingan (Fokus pada masa lalu, masa sekarang, atau masa depan)
3. Skala (Seberapa lama pola-pola tersebut bertahan)
4. Rangkaian (Susunan kejadian dalam hubungan)
5. Langkah/irama (Kecepatan kejadian dalam hubungan dan jarak antar
kejadian)
c. Dialog adalah Estetika
Estetika melibatkan pemahaman akan keseimbangan, keterikatan,
bentuk, dan kesatuan. Poin-poin pokok: Karakter sebuah hubungan
seperti sebuah refeleksi dari estetikanya yang diciptakan dalam dialog,
mampu memberikan pemahaman akan susunan melalui dialog,
komunikasi dalam sebuah hubungan dapat membentuk rasa kesatuan
dan persatuan, rasa pelengkapan yang sementara, sebuah estetika
melalui dialog.
d. Dialog adalah
Wacana
Baxter mencatat bahwa hubungan tidak pernah berupa serangkaian
pernyataan orang tunggal, tetapi terdiri atas proses maju mundur yang
berjalan seiring waktu. Oleh sebab itu, perilaku atau praktik sebenarnya
penting di mana pelaku komunikasi terlibat sepanjang lintasan hubungan.
Hubungan bukanlah sesuatu yang Anda pikirkan secara kognitif, tetapi
merupakan hasil dari wacana.
• Pengaturan Privasi Komunikasi (Communication privacy
management)
Communication Privacy Management (CMP), membahas tekanan antara
keterbukaan dan rahasia pribadi, antara sesuatu yang “bersifat publik” dan
“rahasia” dalam hubungan. Menurut Petronio, individu-individu yang terlibat
dalam hubungan terus mengatur batasan-batasan antara apa yang umum dan
pribadi, antara perasaan-perasaan tersebut yang ingin mereka bagi dengan orang
lain dan tidak ingin mereka bagi.
Pengungkapan bukan hanya keputusan individu, tetapi diatur oleh sebuah
kontrak hubungan yang menyertakan persetujuan atas biaya dan manfaat
bersama (shared costs and rewards). Ketika kita mengungkapkan informasi
pribadi kepada orang lain, orang tersebut menjadi pemilik kedua dari informasi
tersebut, dan kepemilikan bersama memiliki hak-hak dan kewajibannya sendiri.
Sebagai contoh, keluarga Anda mungkin memiliki aturan tidak tertulis bahwa
hal-hal tertentu ,seperti uang, tidak boleh dibicarakan dengan orang lain diluar
keluarga. Jadi, koordinasi antara orang-orang dalam suatu hubungan adalah
kuncinya.
TRADISI
FENOMENOLOGIS
• Carl Rogers
Bagi Rogers, harmoni membawa pertumbuhan, sedangkan tidak harmoni
membawa kekecewaan. Harmoni merupakan sebuah hasil dari hubungan yang
saling mendukung dan menguatkan. Dengan kata lain, sebuah hubungan yang
saling mendukung disebut dengan hubungan positif tanpa syarat
(unconditional positive regard) yang menciptakan ligkungan bebas ancaman di
mana kita dapat mewujudkan diri.
Dalam dialog, kita dapat berhubungan dengan orang lain dengan cara
(1) ada dan sejalan dengan apa yang orang lain katakan;
(2) harmonis;
(3) menunjukan hubungan yang positif; dan
(4) memiliki empati atau merasakan dari mana orang lain berasal.
Hubungan tolong-menolong (helping relationship) sejalan dengan semua
hubungan yang sehat digambarkan oleh 10 sifat:
Pelaku komunikasi saling merasa penolong menerima beragam segi
percaya dan dapat mengandalkan pengalaman orang lain ketika
satu sama lain, mereka . mereka dihubungkan oleh orang
mengungkapkan dirinya dengan lain, pasangan merespons dengan
jelas, mereka memiliki sikap-sikap kepekaan yang memadai untuk
positif akan kehangatan dan menciptakan sebuah lingkungan
perhatian untuk orang lain, yang aman bagi perubahan pribadi,
pasangan dalam hubungan tolong- pelaku komunikasi mampu
menolong menyimpan sebuah membebaskan diri mereka dari
identitas yang terpisah, pasangan ancaman penilaian orang lain, dan
membolehkan yang lain untuk setiap pelaku komunikasi
melakukan hal yang serupa, menyadari bahwa orang lain
hubungan tolong-menolong berubah dan cukup luwes untuk
ditandai oleh empati, yang masing- membolehkan orang yang lain
masing mencoba utnuk saling berubah.
memahami perasaan masing-masing,
• Martin Buber
Bagi Buber, Tuhan hanya dapat dikenal dengan adanya hubungan pribadi dengan Tuhan,
dengan manusia lain, dan dengan segala aspek dunia. Oleh sebab itu, tidak ada definisi yang
objektif dan utuh tentang Tuhan karena Tuhan selalu benar-benar pribadi dan didefinisikan
dalam sebuah hubungan khusus yang Buber sebut dengan dialog. Monolog ada ketika Anda
memonopoli percakapan, mementingkan gagasan, dan minat Anda di atas orang lain. Dialog
teknis adalah sebuah pertukaran yang sebagian besar berupa infomasi dan bukan pengalaman
pelaku dialog.
Dialog menanamkan semacam komunikasi khusus yang Buber namai hubungan Aku-Engkau.
Ketika Anda memiliki hubungan tersebut, Anda memandang diri Anda dan orang lain sebagai
orang-orang yang utuh yang tidak dapat dikurangi menjadi karakterisasi yang lebih
sederhana. Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang penting yang menjamin adanya
hubungan yang positif, bahkan ketika pengalaman orang lain berbeda dari pengalaman Anda.
Buber mengenali tiga tipe interaksi dalam kerangka Aku-Dia, di mana suara seseorang
menguasai suara orang lain: monolog, dialog teknis, dan menolong yang disamarkan sebagai
dialog. Monolog ada ketika Anda memonopoli percakapan, mementingkan gagasan, dan
minat Anda di atas orang lain. Dialog teknis adalah sebuah pertukaran yang sebagian besar
berupa infomasi dan bukan pengalaman pelaku dialog.
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai