Anda di halaman 1dari 21

ANALISA FINANSIIL

PENGAMPU:
Dr. INDRI HAPSARI, M.Si., Apt.
Pendahuluan
 Analisa finansiil diperlukan dlm pengelolaan
usaha atau perusahaan  manfaatnya:
1. untuk mengetahui keadaan perusahaan
2. pembuatan rencana pembelanjaan atau
rencana lain
3. kontrol operasi perusahaan
4. menentukan nilai perusahaan
 Perusahaan yg dpt memenuhi kewajiban
jangka panjang  yang likuiditasnya baik 
belum berarti hasil usahanya sukses
perlu mengetahui sumber modal kerja
yang menyebabkan dana tersedia 
bertambah atau kurang
Analisis Finansiil
1. Rasio jangka pendek
 utk mengetahui tingkat likuiditas
 memperbandingkan aktiva lancar yg tersedia
terhadap hutang jangka pendek
Contoh:
Aktiva lancar Rp. 960.000,00
Hutang jangka pendek Rp. 600.000,00
Modal kerja bersih Rp. 360.000,00
Berapakah perbandingan rasio jangka pendeknya?
2. Perputaran barang dagangan
 perbandingan harga pokok barang yg terjual
selama setahun dgn persediaan rata-rata barang
dagangan
Contoh:
Harga pokok barang yg dijual selama 1 tahun Rp.
1.500.000,00
Rata-rata persediaan barang dagangan Rp. 100.000,00
Berapakah perputaran barang dagangannya?
3. Perputaran aktiva
 utk mengetahui besarnya penjualan selama
setahun dibanding dengan aktiva perusahaan
 angka perbandingan  menunjukkan
efisiensi penggunaan aktivanya
peningkatan  pemanfaatannya lebih
baik
penurunan  terjadi kelebihan modal
 artinya penjualan tidak seimbang
dgn investasi aktivanya 
penggunaan aktivanya kurang efisien
 Contoh soal:
Penjualan selama satu tahun Rp. 5.000.000,00
Aktiva rata-rata Rp. 500.000,00
Berapakah angka perputaran penjualan
terhadap aktivanya?
4. Margin
 perbandingan antara penghasilan bersih dengan
jumlah penjualan
Contoh:
Perhitungan selama periode 1 tahun
Hasil penjualan Rp. 4.000.000,00
Harga pokok Rp. 2.000.000,00
Gaji dan lembur Rp. 800.000,00
Biaya operasional +
sewa gedung Rp. 700.000,00
Pajak Rp. 100.000,00
Berapakah marginnya?
5. Rentabilitas = return on investment = earning
power
 perbandingan antara pendapatan bersih
dengan aktiva bersih rata-rata yg digunakan
 utk mengetahui kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan
 rentabilitas = margin x perputaran aktiva
= Net profit(NP) x Total Sales(TS) = Net
Profit
Total Sales Tot Invs (TI) Tot Invs
 besarnya ROI yg diperoleh  tingkat
pengembangan usaha suatu perusahaan
Rentabilitas dpt ditingkatkan dgn cara sbb:
1. Menaikkan margin
2. Menaikkan perputaran
1. Menaikkan margin
a. Hasil penjualan dinaikkan lebih besar
dibanding biaya
b. Biaya diturunkan lebih besar dibanding
penjualan
2. Menaikkan perputaran
a. Menaikkan hasil penjualan (laba)
dibanding aktivanya (modal lancar)
b. Menurunkan aktivanya lebih besar
dibanding hasil penjualan (laba)
6. Break Even Point (BEP)
 utk mempertahankan kontinuitas usaha
 suatu usaha hrs menjaga tingkat keseimbangan antara hasil
penjualan (total revenue) atau laba yg diperoleh dgn biaya total
 analisa pendekatan yg digunakan adalah metode break even
analysis
BEP= F C (biaya tetap)
1 – VC (biaya variabel)
TR (hasil penjualan)
bila BEP = 1,maka
FC x TR = TR – VC
Ket:
BEP = Break Even Point
FC = Fixed cost
VC = Variable cost
TR = Total revenue
 Faedah analisa break even, antara lain:
a. Digunakan utk perencanaan laba (profit
planning)
b. Sebagai alat pengendalian (controlling)
c. Sebagai alat pertimbangan dlm mengambil
keputusan
 Asumsi-asumsi dlm analisa BEP
a. Perlu ditetapkan mana yg masuk biaya tetap dan mana yg
masuk biaya variabel. Biaya semi variabel dimasukkan ke
biaya variabel dan yg semi tetap dimasukkan ke dlm biaya
tetap.
b. Biaya tetap  konstan
c. Biaya variabel  tetap sama
Jika kegiatan produksi naik  biaya variabel akan berubah
proporsional
d. Harga jual per unit tetap  berapapun unit produk yg dijual
e. Perusahaan hanya menjual/membuat satu jenis barang 
jika ternyata lebih dari satu jenis  maka produk2 tsb
dianggap satu jenis dgn perbandingan yg selalu tetap
f. Barang yg dibuat/dibeli tentu terjual dlm masa yg
bersangkutan
 Biaya tetap
 adalah jenis biaya yg selama satu periode
jumlahnya tetap dan tidak mengalami
Rp perubahan
Biaya

1 juta Biaya tetap

Unit/rupiah
0 1000 2000 3000 4000 (dalam ribu)

Volume produksi/juml penjualan


 Biaya variabel
 adalah biaya yang naik dan turun bersamaan dgn
volume kegiatan
 bila produksi atau penjualan bertambah  biaya
variabel akan bertambah dan sebaliknya
 naik turunnya biaya variabel  proporsional dgn
volume kegiatan
 pd kenyataannya biaya variabel  tidak selalu
proporsional dgn volume produksi  dpt degresif
dan progesif
 degresif  volume produksi naik  tetapi
kenaikan biaya variabel di bawah proporsional
kenaikan volume produksi
 progresif  volume produksi naik  kenaikan
biaya variabel di atas proporsionalnya
Rp Biaya variabel
progresif

Biaya variabel
proporsional

Biaya variabel
degresif

0 Produksi
 Biaya total dlm analisa BEP  jumlah total
biaya tetap dan biaya variabel
Rp C Rp
3j Biaya variabel
Biaya total

2j

B
1j
Biaya tetap

A H
0
Produksi/penjualan Produksi/penjualan
 Dapat pula dibuat grafik sbb:
 dimana garis biaya variabel dibuat sejajar
dgn garis biaya total dimulai dr titik nol
Rp Biaya total

C
Biaya tetap = Rp. 1 juta
Biaya variabel
1j Rp 1 j

B
Biaya variabel = Rp. 2 juta
Rp 1 j

0 A H
Produksi/penjualan
Grafik diagram menurut volume produksi
S
S4

S3
T
S2 T4
T1 T3
T2
O1 V

O P1 P2 P3 P4
Produksi/penjualan
Ket:
T = biaya tetap; V = biaya variabel; S = hasil penjualan
OV = garis biaya variabel; OT = garis biaya tetap;
OS = garis penjualan; OP = garis produksi
 Dari grafik tersebut, dapat ditunjukkan:
a. P4S4  hasil penjualan total sebanyak kuantita OP4 
harga jual tiap unit sama
b. Hasil penjualan P4S4  terdiri dari variabel P4V4 dan
V4S4 (marginal income = kontribusi total)  terdiri dari
biaya tetap = V4T4 dan laba T4S4
 Apabila kuantita yg dijual turun dari P4 ke P3  biaya tetap
tidak berubah  biaya variabel turun secara proporsional dan
labamenjadi turun
 Apabila kuantita yg dijual turun menjadi OP2  kontribusi
total hanya cukup utk menutup biaya tetap tanpa laba. Titik S2
dan T2  titik break even (B.E.)
 Jikla kuantita yg dijual turun sampai OP1  kontribusi total
juga turun  tidak dpt digunakan utk menutup biaya tetap
seluruhnya tapi hanya sebagian  perusahaan rugi
 Hasil penjualan di bawah B.E.P  perusahaan rugi
 Hasil penjualan di atas B.E.P  perusahaan laba

Anda mungkin juga menyukai