Anda di halaman 1dari 10

SOLUSIO/ABRUPTIO

PLASENTA

KELOMPOK VIII

MARIANA
SUMARNI
ISMAIL PAHRI
Definisi Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat impl
antasinya sebelum janin lahir diberi beragam sebutan;
abruption plasenta, accidental haemorage.Beberapa jenis perdara
han akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput
ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan
perdarahan eksternal.
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi
sebelum waktunya.(Kapita Selekta Kedokteran Fakultas
Kedokteran UI edisi ke-3). Solusio plasenta adalah pelepasan seb
agian / seluruhnya plasenta yang normal implantasinya antara 22
mimggu dan lahirnya anak (Obsetri Patologi Fakultas
padjadjaran Bandung)
Eteologi

Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti.


Namun, faktor predisposisi yang mungkin adalah
hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pende
k, defisiensi gizi, merokok, konsumsi alkohol,
penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
Fatofisiologi

Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua


basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang
melekat pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang
menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta
yang berdekatan dengan bagian tersebut.

Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro


plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga
pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus
tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi
optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah
yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Klasifikasi
a.Menurut derajat lepasnya plasenta
1. Solusio plasenta partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari
tempat pelekatnya.
2. Solusio plasenta total : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
pelekatnya.
3. Prolapsus plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba
pada pemeriksaan dalam.

b.Menurut derajat solusio plasenta


1. Solusio plasenta ringan
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang
tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarn
a kehitaman dan sedikit. Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak
tegang.Bagian janin masih mudah diraba.
2. Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat
timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu
perdarahan pervaginan.Dinding uterus teraba tegang.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita syok.
Manifestasi Klinis

– Perdarahan pervagina
– Nyeri tekan uterus/nyeri pinggang
– Gawat janin
– Persalinan premature idiopatik
– Kontraksi berfrekuensi tinggi
– Uterus hipertonik
– Kematian janin
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silind
er dan leukosit.
2. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match
test Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan
darah hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot Observ
ation test) tiap l jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes
kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg%).
B. Pemeriksaan plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan.Biasanya tampak tipis dan
cekung di bagian plasentayang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum
atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta yang
disebut hematoma retroplacenter.
C. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain terlihat daerah
terlepasnya plasenta, janin dan kandung kemih ibu, dan tepian plasenta.
Komplikasi

a.Langsung (immediate) : perdarahan, infeksi, emboli dan syok


obtetric.
b.Tidak langsung (delayed) :
1. Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan
perdarahan post partum.
2. Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
3. Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria
dan uremia.
4. Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
c. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya
solusio plasenta berlangsung.
Penatalaksanaan
1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
2. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan
menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama , menghindari
peningkatan tekanan rongga perut.
3 Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan
berikan cairan peroral.
4 Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk
mendeteksi adanya hipotensi / syok akibat perdarahan, pantau
pula DJJ & pergerakan janin.
5 Bila terdapat renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi
darah, bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila
teratasi perhatikan keadaan janin.
6 Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin
masih hidup atau persalinan pervaginam diperkirakan akan
berlangsung lama. Bila renjatan tidak dapat diatas, upayakan
tindakan penyelamatan optimal.
7 Setelah syok teratasi dan janin mati, lihat pembukaan. Bila lebih
dari 6 cm pecahkan ketuban lalu infus oksitosin. Bila kurang dari
6 cm lakukan seksio sesarea.
8 Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestase kurang dari 37
minggu / taksiran berat janin kurang dari 2.500 gram.
Sekian dan terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai