Anda di halaman 1dari 29

Berkelas

Bab
Bab 66
Momentum
Momentum Sudut
Sudut dan
dan Rotasi
Rotasi Benda
Benda
Tegar
Tegar
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik
sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.

Kompetensi Dasar:
Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan
hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah
benda tegar
A. Torsi
1. Pengertian Torsi
Torsi atau momen gaya, hasil
perkalian antara gaya dengan
lengan gaya.
  
 rF

Keterangan:
 = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
Jika gaya F yang bekerja
pada jarak r arahnya tidak
tegaklurus terhadap sumbu
rotasi putar benda maka
besar torsi pada benda

 
  Fr sin 

Keterangan:
 = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
 = sudut antara gaya dan sumbu rotasi
putar
Torsi positif Torsi negatif

  ( Fi ri )
i
A. Kopel dan Momen Kopel
1. Kopel

Kopel, pasangan gaya-gaya


sejajar tetapi berlawanan
arah yang mengakibatkan
benda berotasi.

Kopel terdiri atas 2 buah gaya


sebesar F dipisahkan oleh
jarak tegak lurus garis kerja
kedua gaya d
2. Momen Kopel
Besarnya kopel dinya-
takan dalam momen
kopel, didefinisikan
sebagai perkalian antara
gaya F dengan jarak
kedua gaya d. Kopel positif Kopel negatif

 
M  Fd M   ( Fi d i )
i

Keterangan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
R = jarak antara kedua gaya (m)
B. Momen Inersia
1. Momen Inersia Partikel

Momen inersia, sebuah


partikel bermassa m yang
melakukan gerak rotasi atau
gerak orbital pada jari-jari
lintasan r adalah

I  mr 2

Keterangan:
I = momen inersia (kgm2)
m = massa partikel (kg)
r = jari-jari lintasan (m)
Hubungan langsung antara percepatan sudut 
dengan torsi  yang diberikan adalah

  I
Keterangan:
τ = torsi (Nm)
α = percepatan sudut (rad/s2)
2. Momen Inersia Benda Tegar
Benda tegar, benda yang tidak mengalami perubahan
bentuk atau volume akibat bekerjanya gaya pada
benda tersebut.

Momen Inersia Beberapa Benda


C. Dinamika Gerak Rotasi
1. Pusat Massa
• Titik pusat massa, titik yang bergerak dalam
lintasan yang sama dengan yang dilewati partikel
jika mendapat gaya yang sama.
• Pusat koordinat titik pusat massa suatu benda
panjang (1 dimensi) ditentukan sebagai berikut.

pm = (Xpm ; Ypm)

 mi xi  mi yi
X pm  i
Ypm  i
 mi  mi
i i
2. Gerak Rotasi Benda Tegar

Hukum II Newton untuk


gerak rotasi dapat
dinyatakan sebagai berikut

“ Besar torsi resultan sama


dengan momen inersia dikalikan
percepatan sudut.”

  I
Keterangan:
 = torsi pada benda (Nm)
I = momen inersia benda (kgm2)
 = percepatan sudut benda (rad/s2)
3. Katrol

Dengan anggapan bahwa antara


katrol dengan tali tidak terjadi
selip, torsi resultan pada katrol
adalah
Keterangan:
  rT 1  rT2 r = jari-jari katrol (m)
T = tegangan tali (N)

Hubungan percepatan linier dengan


percepatan sudut gerak rotasi katrol
adalah
Keterangan:
a  r a = percepatan gerak beban (m/s2)
 = percepatan sudut katrol
(rad/s2)
Hukum II Newton untuk gerak kedua beban m1
dan m2 dapat dinyatakan dengan persamaan
m1 g  T1  m1a
T2  m2 g  m2 a
Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas
diperoleh,
 
 m1  m2 
a  g 
 m1  m2  I 
 r2 
E. Gerak Menggelinding
• Suatu benda yang menggelinding tanpa selip,
melibatkan gerak translasi dan rotasi.
• Hubungan sederhana antara laju linier v dengan
kecepatan sudut  pada benda yang menggelinding
berjari-jari r dinyatakan dengan

v  r

Keterangan:
v = laju linier (m/s)
 = kecepatan sudut (rad/s2)
R = jari-jari (m)
1. Gerak Menggelinding pada Bidang
Horizontal

Gerak translasi silinder:

F  fs  ma
Gerak rotasi silinder:

  I
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan
oleh gaya gesek statis maka:

  rf s
• Gaya gesek statis • Percepatan gerak
yang terjadi dapat translasi silinder dapat
bervariasi ditulis dalam
tergantung pada persamaan:
besarnya momen
F
inersia I, percepatan a
a, dan jari-jari r I
2
m
r
a
fs  I 2 • Percepatan translasi silinder
r pejal yang menggelinding adalah

2F
a
3m
2. Gerak Menggelinding pada Bidang Miring

• Gerak translasi silinder yang


tidak mengalami selip:

mg sin   fs  ma
a
• Gerak rotasi silinder:  I
r

• Percepatan gerak
translasi silinder:
mg sin 
a
m I /r
2
Percepatan translasi silinder pejal yang
menggelinding tanpa selip sepanjang bidang miring
dengan sudut kemiringan terhadap horizontal Ө
adalah
Keterangan:
a = percepatan gerak translasi (m/s2)
2 g sin  m = massa (kg)
a g = percepatan gravitasi (m/s2)
3
Ө = sudut kemiringan bidang ( °)
I = momen inersia (kgm2)
r = jari-jari (m)
E. Momentum Sudut
1. Pengertian Momentum Sudut

Sebuah benda bermassa m berotasi pada sumbu tetap


dengan kecepatan sudut  sehingga memiliki momen
inersia I, besar momentum sudutnya:

L  I

Keterangan:
L = momentum sudut (kg m2/s)
I = momentum inersia (kg m2)
 = kecepatan sudut (rad/s)
2. Hukum Kekekalan Momentum Sudut
“Momentum sudut total pada
benda yang berotasi, tetap
konstan jika torsi total yang
bekerja padanya sama dengan
nol.”
I 11  I 2 2

Aplikasi hukum keke-


I   konstan kalan momentum sudut
E. Keseimbangan Benda Tegar
1. Keseimbangan Statis dan Dinamis

• Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika


benda tersebut tidak mengalami percepatan linier
ataupun percepatan sudut.
• Benda yang diam merupakan benda yang berada pada
kesetimbangan statis.
• Benda yang bergerak tanpa percepatan merupakan
benda yang berada pada kesetimbangan dinamis.
2. Syarat Kestimbangan Benda Tegar

F  0
Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetim-
bangan dinamis).

  0
Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. berotasi dengan kecepatan sudut tetap
(kesetimbangan dinamis).
3. Macam-Macam Kestimbangan Benda
Tegar
a. Kesetimbangan Stabil

Ketimbangan stabil,
kesetimbangan yang dialami
benda, dimana jika pada
benda diberikan gangguan
yang mengakibatkan posisi
benda berubah, setelah
gangguan tersebut
dihilangkan, benda akan
kembali ke posisi semula
b. Kesetimbangan Labil

Kesetimbangan labil,
kesetimbangan yang dialami
benda, di mana jika pada benda
diberikan ganguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan maka benda
tidak kembali ke posisi semula.
c. Kesetimbangan Indiferen

Kesetimbangan indiferen,
kesetimbangan yang dialami
benda di mana jika pada benda
diberikan gangguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda
tidak kembali ke posisi semula,
namun tidak mengubah
kedudukan titik beratnya.

Anda mungkin juga menyukai