Anda di halaman 1dari 74

Kelompok 1

Batasan Ilmu Pendidikan


P.IPS B 2018
Abdurohman
Ghinaa Febriana
Jenia Sindita Putri
Nadia Annisa Sholihah
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat digunakan untuk merealisasikan bakat-
bakat yang dibawa oleh manusia sejak lahir (talenta,
teori konvergensi), sehingga manusia mempunyai
keterampilan yang dapat digunakan untuk
menghidupi dirinya (profesi)
Pendidikan dalam arti luas tidak hanya bersifat klasikal
(formal) tetapi ada juga yang tidak berkelas (non klasikal),
keduanya saling terpadu, saling mengisi, kontinu, dan tidak
pernah berhenti sampai akhir hayat.
Menurut UU No. 2 tahun 1989 pasal 4, mensejahterakan bangsa
dapat juga diperoleh melalui usaha membangun
manusia seutuhnya, artinya beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, keterampilan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri
serta bertanggungjawab terhadap masyarakat dan
bangsa.
1.1 Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
Ilmu ialah:
-Pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
-Membahas tentang hal-hal yang dapat diamati

Ciri-ciri Ilmu
-Memiliki objek yang jelas : objek materi dan objek formal
-Mempunyai metode : metode deduktif dan metode induktif
-Bersifat sistematis
-Bersifat universal
-Memiliki kegunaan bagi kesejahteraan hidup manusia
Tokoh

– Ki Hajar Dewantara
– Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki
Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa
Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di
Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun, selanjutnya disingkat sebagai
"Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis,
politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari
zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga
pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh
hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
1.2 Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Sifat-sifat ilmu pendidikan terdiri
atas:
a. Terbuka d. Normatif
Memerlukan bantuan ilmu-ilmu
Memiliki ciri-ciri dasar atau
lain untuk mencapai tujuannya aturan
b. Teoritis
yang mendukung aturan dasar
Mengkaji bidang keilmuwannya
yang sudah baku.
secara luas, sampai hal yang kecil
sekalipun. e. Deskriptif
c. Praktis/Terapan Menggambarkan tentang seluruh
Teorinya dikaji untuk melancarkan peristiwa belajar dengan tepat,
proses pendidikan
tidak dimanipulasi dan apa
1.3 Sifat Keilmuwan dari Ilmu Pendidikan atau
Pertanggung Jawaban Ilmiah
Pertanggung jawaban yang perlu diperhatikan
adalah tentang aktivitas mendidik sebaiknya tidak
terlepas dari kegiatan ilmiah yang dimulai dari
perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi yang bersifat
sistematis, menggunakan metode-metode khusus.
Semua tugas perlu dipertanggung jawabkan yang
harus dapat dikembalikan pada tujuan-tujuan yang akan
dicapai dan untuk mengatasi kendala kendala yang
muncul dalam proses pendidikan
Tokoh

– Imam Al Ghazali
– Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di
Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H;
umur 52–53 tahun) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal
sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.
1.4 Hubungan antara Teoritis dan
Praktis pada Ilmu Pendidikan
Ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Ilmu Murni
Ilmu yang membahas tentang ilmu itu sendiri. Di dalam pendidikan ilmu
murni akan terlihat dari adanya usaha untuk membahas tentang teori-teori
pendidikan secara mendalam.
2. Ilmu Terapan
Menerapkan kegiatan proses pendidikan dengan menggunakan bantuan dari
teori-teori pendidikan dalam mengatasi masalah anak didik, tidak terkecuali
dengan pendidikan yang memerlukan ilmu murni. Ilmu pendidikan memerlukan
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari ilmu lain juga. Ilmu
pendidikan bersifat praktis, yang artinya sesuai dengan teori-teori yang relevan
dan bersifat teoritis, yang artinya dapat menemukan formula-formula khusus
untuk digunakan dalam praktek pendidikan.
Tokoh

– John Dewey
– John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk
Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus
sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.
– Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859. Setelah menyelesaikan
studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan
kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang
kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey
meninggal dunia pada tahun 1952.
Tokoh

– William Stern
– William Stern lahir dengan nama asli Wilhelm Louis Stern pada tanggal 29 April
1871 dan meninggal dunia pada tanggal 27 Maret 1938. Beliau adalah seorang
psikolog dan filsuf dari Jerman dan tercatat sebagai pelopor dalam bidang
psikologi kepribadian dan kecerdasan. Dia adalah penemu konsep intelligence
quotient, atau IQ, kemudian digunakan oleh Lewis Terman dan peneliti lain
dalam pengembangan pertama tes IQ , berdasarkan karya Alfred Binet. Pada
tahun 1897, Stern menemukan variator nada, sebuah penemuan yang
membuat Ia mampu meneliti persepsi manusia terhadap suara dengan cara
yang belum pernah terjadi sebelumnya. 
1.5. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami dan
dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran,
antara lain :

Essential Inner Nature


Essential inner nature ini adalah potensi yang ada
dalam diri setiap manusia yang sifatnya terberi dan
harus dikembangkan.
Pada 1983, seorang psikolog bernama Howard Gardner,

Howard Gardner adalah tokoh pendidikan dan psikologi


terkenal yang mencetuskan teori tentang kecerdasan
majemuk atau multiple intelligences. Ia berkebangsaan
Amerika yang lahir dengan nama lengkap Howard Earl
Gardner pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton,
Pennsilvania. Dia merumuskan teori kecerdasan
majemuk (multiple intelligences), yang dibagi ke dalam
8btipe kecerdasan yaitu (Parry & Gregory, 2003: 86):

- Verbal/Linguistik

- Logical/Mathematical

- Visual/Spatial

- Bodily/Kinestetik

- Musical/Ritmik

- Intrapersonal

- Interpersonal

- Naturalis
Daniel Goleman (lahir 7 Maret 1946) adalah
seorang penulis dan jurnalis sains . Selama
dua belas tahun, ia menulis untuk The New
York Times , melaporkan tentang otak dan
ilmu perilaku. Bukunya 1995 Emotional
Intelligence ada di daftar New York Times
Best Seller selama satu setengah tahun, best-
seller di banyak negara, dan dicetak di seluruh
dunia dalam 40 bahasa.

Dia merumuskan teori kecerdasan emosional


(emotional intelligence) yang meliputi lima
kompetensi yaitu (Parry & Gregory, 2003:
86):

- Self awareness

- Managing emotions

- Self motivation

- Empathy

- Social art
Art Costa (1995)

Arthur L. Costa adalah Profesor Pendidikan Emeritus di California State University,


Sacramento dan salah seorang pendiri Institut Kebiasaan Hidup dari National Urban Alliance
pada tahun 2010. 

Dia mengembangkan pendekatan perilaku cerdas (intelligent behavior) yang meliputi (Parrt
& Gregory, 2003: 86):

- Persistence

- Decreasing impulsivity

- Empathic listening

- Metacognition

- Flexibility in thinking

- Checking for accuracy and precision

- Posing questions and problem

- Drawing on past knowledge and applying it to new situasions

- Using precise language and thought

- Using all senses


Tony Buzan adalah seorang ahli di bidang

proses berpikir, kreativitas dan inovasi.

Mind Mapping digunakan oleh sekitar

250 juta orang. Selanjutnya, Tony Buzan

adalah otoritas pada prinsip-prinsip

pembelajaran, produktivitas, dan efisiensi. Dia

telah memberikan layanan konsultasi

kepada organisasi internasional besar seperti

Microsoft, IBM , Walt Disney, Encyclopaedia

Britannica, Barclays International, Teknologi

McLaren, British Telecom, Royal Mail,

Goldman Sachs, Oracle, STABILO, BBC, BP,

Liechtenstein Global Trust, dan sebagainya.

Dia mengembangkan pendekatan yang

diseburnya the power of creative intelligence

dan the power of spiritual intelligence.


1.6. Perkembangan Potensi Manusia
Jean Piaget merumuskan teori
perkembangan kognitif yang
memiliki tahapan perkembangan,
yang dibagi menjadi empat.
Empat tahap tersebut
yaitu (Wadsworth, 1984):
1. the sensory motor stage (usia 0-2 tahun)
2. the stage of preoperational thought (usia 2-7 tahun)
3. the stage of concrete operations (usia 7-11 tahun)
4. the stage of formal operations (usia 11-15 tahun
atau lebih)
Erik Erikson (1902-1994)

 Erik Erikson merumuskan tahapan perkembangan


manusia menjadi delapan tahapan perkembangan yaitu
(Santrock, 2009: 75):

1. trust and mistrust berkembang di usia awal tahun


kelahiran

2. autonomy versus shame and doubt berkembang di usia


1-3 tahun  

3. initiative versus guilt berkembang di usia 3-5 tahun

4. industry versus inferiority berkembang di usia 6-masa


pubertas  

5. identity versus identity confusion berkembang di usia


10-20 tahun

6. intimacy versus isolation berkembang di usia sekitar


20-30 tahun

7. generativity versus stagnation berkembang di usia


sekitar 40-50 tahun

8. integrity versus despair berkembang di usia 60 tahun


dan lebih
– Nummela Caine.
– Nummela Caine adalah seorang kepala sekolah Caine Learning LLC dan
konsultan untuk distrik, sekolah, guru, administrator, dan masyarakat untuk
mengimplementasikan pembelajaran berbasis otak. Dia adalah penulis senior,
dengan Geoffrey Caine, dari Making Connections: Teaching and the Human
Brain. Dia telah bekerja dengan banyak pendidik di AS dan di seluruh dunia.
Baru-baru ini, Renate dan Geoffrey Caine bekerja dengan sebuah sekolah dasar
K-5 berpenghasilan rendah di California untuk membantu para guru merancang
strategi pengajaran yang lebih inovatif menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran otak / pikiran dan standar distrik.
,
– Geoffrey Caine, direktur Caine Learning LLC, adalah seorang konsultan
pembelajaran dan pelatih proses. Caine telah diterbitkan secara luas dan
merupakan penulis bersama enam buku, termasuk Making Connections:
Teaching and the Human Brain. Karyanya membawanya ke seluruh Amerika
Serikat dan luar negeri. Ia bekerja di dunia pendidikan, bisnis, dan
pemerintahan, di mana ia memanfaatkan pengalamannya sebelumnya sebagai
profesor hukum, manajer layanan pendidikan perusahaan perangkat lunak
nasional, manajer negara bagian dari perusahaan penerbitan nasional, dan
direktur nasional jaringan pikiran / otak masyarakat amerika untuk pelatihan
dan pengembangan.
– Marian Diamond adalah seorang ilmuwan perintis dan pendidik yang dianggap
sebagai salah satu pendiri ilmu saraf modern. Dia dan timnya adalah yang
pertama mempublikasikan bukti bahwa otak dapat berubah dengan
pengalaman dan meningkat dengan pengayaan, yang sekarang disebut
neuroplastisitas.
– Gerald Maurice Edelman adalah ilmuwan Amerika Serikat. Edelman
memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun
1972 untuk karyanya pada sistem kekebalan bersama Rodney Robert Porter.
–  
– Jane M. Healy, Ph.D. adalah seorang guru dan psikolog pendidikan yang telah
bekerja dengan kaum muda dari segala usia, dari pra-sekolah hingga sekolah
pascasarjana. Dia telah menjadi guru kelas, spesialis membaca dan belajar,
administrator sekolah, dan dokter. Dia saat ini adalah dosen dan konsultan, dan
penulis tiga buku tentang bagaimana anak-anak belajar dan tidak belajar,
– Eric Jensen adalah mantan guru dan pemimpin pendidikan yang dibesarkan di
San Diego, California. Jensen's M.A. adalah dalam Pengembangan Organisasi
dan Ph.D. dalam Pembangunan Manusia
– Robert Alfred Sylwester (5 Januari 1927 - 5 Agustus 2016) adalah seorang
Profesor Pendidikan Emeritus di University of Oregon di Amerika Serikat.
Sepanjang karier akademisnya dan karya-karya lainnya, Sylwester telah berfokus
pada peningkatan pemahaman pribadi pendidik tentang sistem dan proses
otak, dan memberi mereka penjelasan dan metafora sederhana yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa mereka.
– Pat Wolfe adalah mantan guru K-12, administrator kantor daerah, dan profesor
universitas tambahan. Dia adalah penduduk asli Missouri, menyelesaikan
pekerjaan sarjana di Oklahoma, dan studi pascasarjana di California. Dia saat ini
tinggal di Napa, California.
Keunikan dalam Setiap Diri Pribadi Individu

Setiap individu memiliki keunikan dalam diri pribadinya yang


termasuk proses perkembangannya, baik itu perkembangan fisik,
emosi, kognitif, sosial, dan bahasa.
Keunikan setiap individu menunjukkan adanya perbedaan.
Perbedaan pada aspek psikologis memerlukan perlakuan yang
bijaksana agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Perbedaan dari aspek intelegensi menunjukkan bahwa setiap
individu memiliki kecerdasan yang berbeda.
Faktor sosial ekonomi juga menjadi faktor yang turut
mempengaruhi perbedaan individu.
Latar belakang budaya juga memiliki peran dalam pembentukan
konsep berpikir dan berperilaku anak.
Belajar Tidaklah Identik dengan Upaya Anak atau
Peserta Didik Menyerap Informasi dan
Menyimpannya di Otak
 
  Kegiatan belajar melibatkan keseluruhan aspek psikologis dan
jasmani. Belajar tidaklah hanya mengaktifkan bagian kepala
(conscious, rational, dan left-brained atau sebaliknya) “but
involves the whole body/mind with its emotions, senses, and
receptors“. Belajar adalah upaya peserta didik membangun
pengertian dan pemahaman yang didasarkan pada apa yang
telah diketahui melalui emosi, kepercayaan. dan harapan
sehingga akan membantu proses belajar peserta didik
(Bruning, Schraw, & Ronning, 1999; Bransford dkk., 2000)
Mengajar Tidak Identik dengan Menyampaikan
Pengetahuan kepada Peserta Didik
   
Mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
(Raka Joni, 1985: 3). "Teaching might be: the actions of
someone who is trying to assist others to reach their
fullest potential in all aspects of development" (Moore,
1989). Ada tiga prinsip dasar yang dapat dipetik dari
pengertian mengajar yaitu:
– Mengajar adalah suatu proses yang direncanakan
secara sistematis, terprogram, dan bertujuan
– Mengajar adalah suatu upaya menciptakan kondisi dan
sistem lingkungan yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik
– Mengajar adalah membimbing aktivitas belajar peserta
didik agar potensi yang dimilikinya berkembang secara
optimal
1.7 Kompetensi Guru
Berdasarkan kelima prinsip dasar yang dijadikan acuan
pelaksanaan pembelajaran, pribadi yang dapat melakukan
kegiatan mengajar adalah yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan tenaga kependidikan dan
berupaya meningkatkan kualifikasi kompetensi.
Tokoh

– John W. Santrock
– Menerima gelar Ph.D. dari
Universitas Minnesota pada tahun
1973. Ia mengajar di Universitas
Charleston dan Universitas Georgia
sebelum bergabung dengan program
Psikologi dan Perkembangan
Manusia di Universitas Texas, Dallas,
di mana ia saat ini mengajar
sejumlah mata kuliah S1. 
Tokoh

– William James
– William James (lahir di New York City, New York, Amerika Serikat, 11 Januari
1842 – meninggal di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus
1910 pada umur 68 tahun) adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang
terkenal sebagai salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai
filsuf, James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York
pada tahun 1842.
Tokoh

– Edward Lee Thomdike


– Edward Lee "Ted" Thorndike (31 Agustus 1874 - 9 Agustus 1949) adalah seorang
Psikolog Amerika yang menghabiskan hampir seluruh kariernya di Teachers
College, Columbia University. Karyanya di bidang Psikologi Perbandingan dan
proses pembelajaran membuahkan teori koneksionisme dan membantu
meletakkan dasar ilmiah untuk psikologi pendidikan modern. Dia juga bekerja di
pengembangan sumber daya manusia di tempat industri, seperti ujian dan
pengujian karyawan. Dia adalah anggota dewan dari Psychological Corporation
dan menjabat sebagai presiden dari American Psychological Association pada
tahun 1912.
Tokoh

– Johanna Kasin Lemlech


– Seorang penulis di bidang pendidikan yang sudah menulis 27 buku selama hidupnya.
Profesor "Johanna K. Lemlech," Universitas Southern California, telah menjadi guru
sekolah umum di Los Angeles Unified School District, direktur Pendidikan Guru dan
Pengajaran Siswa di Universitas, dan ketua Departemen Kurikulum dan Instruksi.
– Dia dianugerahi Crocker Professorship dari 1992-1996. Keahliannya adalah pendidikan
guru, kurikulum, pengajaran, dan kepemimpinan sekolah. Dr. Lemlech telah menulis
empat buku teks untuk pendidikan guru: "Buku Pegangan untuk Pengajaran Perkotaan
yang Sukses, Manajemen Kelas untuk Guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah, Menjadi
Pemimpin Profesional" dan "Kurikulum dan Metode Instruksional untuk Sekolah Dasar
dan Menengah."
Tokoh

– Raka Joni
– Prof. Dr. T. Raka Joni, M.Sc, beliau sering dipanggil Prof. Raka atau Pak Raka,
oleh para mahasiswa.Beliau sosok guru yang “kebapakan”—mengasuh,
melayani, membimbing, mengarahkan, dan memotivasi mahasiswanya untuk
berkembang. Dimata kolega, beliau dikenal dengan committed to his job,
kreatif, teliti, sangat kritis, dan humoris, dan istilah populernya adalah manusia
“out of the box”—manusia luar biasa (Cony Semiawan, 2008). Prof. Raka, lahir
pada tanggal 9 Juli 1938 di Peliatan, Ubud, Gianyar (Bali). Beliau wafat pada
tanggal 5 Mei 2011 di Malang karena sakit
Tokoh

– Michael G. Moore adalah seorang profesor pendidikan terkemuka di Pennsylvania


State University. Ia menerima gelar Ph. D., di University of Wisconsin-Madison pada
tahun 1976. Ia dikenal dalam pendidikan untuk kepemimpinan dalam studi ilmiah
pendidikan jarak jauh. Dia menerbitkan pernyataan teori pertama tentang
pendidikan jarak jauh pada tahun 1972, dan telah mencapai sejumlah prestasi di
bidang ini. Pada pertengahan 70-an saat mengajar kursus pertama dalam
pendidikan jarak jauh di University of Wisconsin ia berkontribusi untuk mendirikan
konferensi tahunan nasional di sana. Sebelum bergabung dengan Penn State pada
tahun 1986, ia bekerja selama sembilan tahun di British Open University dan
memiliki pengalaman praktis mengajar di semua teknologi dan berbagai kelompok
klien.
Tokoh

– Muhammad Jasin
– Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Muhammad Jasin (lahir di Baubau,
Sulawesi Tenggara, 9 Juni 1920 – meninggal di Jakarta, 3 Mei 2012 pada umur
91 tahun) yang dikenal sebagai "Bapak Brimob Polri". Mohamamd Jasin
menghembuskan nafas terakhir pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012 pukul 15.30
WIB. Almarhum tutup usia dalam usia 91 tahun di RS Polri Kramat Jati dan
Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Tokoh

– Profesor Edward Conrad Wragg


– Profesor Edward Conrad Wragg (26 Juni 1938 - 10 November 2005) yang dikenal
sebagai Ted Wragg, adalah seorang pendidik dan akademisi Inggris yang dikenal
karena pembelaannya tentang penyebab pendidikan dan oposisi terhadap
campur tangan politik di lapangan. Dia adalah Profesor Pendidikan di
Universitas Exeter dari 1978 hingga 2003, menjabat sebagai Profesor
Pendidikan Emeritus dari tahun 2003 hingga kematiannya, dan kolumnis reguler
di Times Education Supplement dan The Guardian.
Tokoh

– Paul Eggen
– Ketika Paul Eggen mengatakan dia menyukai UNF lebih baik daripada tempat
lain yang pernah dia kunjungi, Anda harus tahu bahwa ia memiliki banyak hal
untuk dibandingkan.
– Profesor UNF College of Education telah bekerja sebagai konsultan kurikulum
untuk sekolah internasional selama 12 tahun, bepergian ke 22 negara yang
berbeda pada waktu itu. Dia umumnya bekerja di Afrika dan Timur Tengah,
meskipun dia juga pernah ke beberapa negara Eropa Timur dan Jepang dalam
perjalanan pekerjaannya.
Tokoh

– Donald P Kauchak
– Donald P Kauchak lahir pada 27 Juli 1946, saat ini beliau berusia 72 tahun,
seorang penulis dalam bidang psikologi dan edukasi pembelajaran. Bersama
dengan Paul D. Eggen ia menulis banyak buku bertema pendidikan. Mereka
mengemukakan bahwa tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah
pengembangan pengetahuan dalam upaya memahami seluk-beluk terjadinya
proses pembelajaran yang memberi kontribusi terhadap peningkatan efektivitas
dan kualitas pembelajaran dalam pengertian mampu melaksanakan tugas sebagai
profesi guru. Gage dan Berliner (1984: 6-7)
–  
Tokoh

– Nathaniel Gage
– Nathaniel Lees Gage (1 Agustus 1917 - 17 Agustus 2008) adalah seorang psikolog pendidikan
Amerika yang memberikan kontribusi signifikan pada pemahaman ilmiah tentang pengajaran.
Dia menyusun dan mengedit Buku Pegangan Penelitian tentang Pengajaran (Gage, 1963) yang
pertama, memimpin Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengajaran Stanford, dan menjabat
sebagai presiden American Research Research Association. Gage adalah seorang profesor di
Stanford Graduate School of Education, tempat ia pindah pada 1962 setelah 14 tahun di
University of Illinois. Deborah Stipek, dekan Stanford School of Education, menyebut Gage
sebagai "raksasa di antara peneliti pendidikan." David C. Berliner, Profesor Pendidikan Bupati di
Arizona State University, menyebut Gage "bapak bidang penelitian tentang mengajar. "
–  
Tokoh

– David C. Berliner
– Setelah B.A. dalam psikologi dari U.C.L.A. dan gelar MA dalam bidang psikologi
dari California State University di Los Angeles, Berliner menerima gelar Ph.D.
dalam Psikologi Pendidikan dari Stanford Graduate School of Education. Dia juga
dianugerahi gelar Doktor dari Humane Letters, Honoris Causa, dari University of
Massachusetts Amherst dan dari Manhattanville College.
Tokoh

– John O Mitterer
– John Mitterer yang mempunyai gelar Professor, Ph.D. (McMaster) merupakan
seorang dosen di Universitas Brock, Fakultas Sosial. Di laman resmi Universitas
Brock beliau menuliskan ‘’Pekerjaan saya baru-baru ini berpusat pada psikologi
media, khususnya yang diterapkan pada pengajaran dan pembelajaran. Saya
tertarik pada apa yang dapat diungkapkan oleh media yang berbeda, khususnya
media digital, dan bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk
meningkatkan cara kita mengajar dan belajar.
Tokoh

– Laura A. King
– Laura King seorang Profesor di Jurusan Ilmu Psikologi, Universitas Missouri, juga
mengemukakan bahwa "psychology is the scientific study of behavior and
mental processes”.Ada tiga kata kunci yang dikemukakan oleh King sesuai
definisi psikologi yang dikemukakannya yaitu science, behavior, dan mental
processes.
Tokoh

– Jeffrey Nevid
– Jeffrey Nevid, Ph.D., ABPP, adalah Profesor Psikologi dan Direktur Program
Doktor dalam Psikologi Klinis di Universitas St. John di New York, di mana ia
telah mengajar di tingkat sarjana dan pascasarjana sejak tahun 1981. Ia juga
seorang praktisi psikolog yang berspesialisasi dalam terapi perilaku-kognitif
(CBT) di New York. Nevid memegang gelar Diplomasi Psikologi Klinis dari
American Board of Professional Psychology (ABPP) dan merupakan Rekan
Akademi Psikologi Klinis (FAClinP).
Tokoh

– John W. Santrock
– Menerima gelar Ph.D. dari Universitas Minnesota pada tahun 1973. Ia mengajar
di Universitas Charleston dan Universitas Georgia sebelum bergabung dengan
program Psikologi dan Perkembangan Manusia di Universitas Texas, Dallas, di
mana ia saat ini mengajar sejumlah mata kuliah S-1.
Tokoh

– Stephen N. Elliot
– Stephen N. Elliott, PhD, adalah direktur pendiri Learning Sciences Institute, sebuah
perusahaan riset lintas universitas di Arizona State University, dan merupakan Profesor
Pendidikan Yayasan Phil & Amy Mickelson. Ia menerima gelar doktor di Arizona State
University pada 1980 dan telah menjadi staf pengajar di beberapa universitas riset
besar, termasuk University of Wisconsin-Madison dan Vanderbilt University. Ia
biasanya mengajar kursus tentang pengukuran dan penilaian perilaku akademik dan
sosial. Saat ini, ia mengarahkan dua hibah penelitian USDE mengenai model
pertumbuhan akademik dan pengukuran kesempatan untuk belajar bagi siswa
penyandang cacat. Dia juga adalah co-PI untuk proyek IES tentang validitas ukuran baru
dari perilaku kepemimpinan yang berfokus pada pembelajaran kepala sekolah.
Tokoh

– Democritus

– Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme. Ia


adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut. Demokritos
mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran
Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat.
Tokoh

– Plato
– Plato merupakan seorang filsuf dan Matematikawan Yunani  yang terlahir di
Athena pada tahun 427 SM, dan meninggal pada tahun 347 SM di Athena pada
usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga Aritokrasi yang turun menurun
memegang politik penting dalam politik Athena. Ia bercita-cita menjadi orang
negara. Tetapi perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatan
padanya untuk mengikuti  jalan hidup yang diingininnya itu. Namanya bermula
ialah Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia memperoleh
nama itu berhubung dengan dahi dan bahunya yang amat lebar
Tokoh

– Aristoteles
– Aristoteles lahir di Stagira, kota wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya
termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib
 pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi
murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena
 selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato
meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Tokoh

– Quintilianus

– Marcus Fabius Quintilianus (skt. 35 – skt. 100 M) merupakan seorang retorika


Romawi dari Hispania, yang secara luas disebut di sekolah-sekolah retorika abad
pertengahan dan dalam tulisan Renaisans. Dalam terjemahan bahasa Inggris, ia
biasanya disebut sebagai Quintilian (/ kwɪnˈtɪliən /), meskipun ejaan alternatif
Quintillian dan Quaintilian kadang-kadang terlihat, yang terakhir dalam teks-
teks lama.
Tokoh

– Comenius

– John Amos Comenius (bahasa Ceko: Jan Ámos Komenský; bahasa Slowakia: Ján
Amos Komenský; bahasa Jerman: Johann mos Comenius; bahasa Polandia: Jan
Amos Komeński; bahasa Latin: Iohannes Amos Comenius; lahir di Moravia,
Ceko, 28 Maret 1592 – meninggal di Amsterdam, Belanda, 15 November 1670
pada umur 78 tahun) adalah seorang guru, ilmuwan pendidik dan penulis Ceko.
Sumbangan Comenius begitu berbobot, sehingga di kemudian hari ia menerima
gelar kehormatan Bapa Pendidikan Modern.
Tokoh

– Juan Luis Vives


– Sebelum Comenius, tokoh pendidikan Juan Luis Vives (1492-1540) banyak
menulis tentang makna upaya penyelenggaraan pendidikan yang di dalamnya
terkandung implikasi psikologi pendidikan. idenya kemudian dikembangkan oleh
Herbert yang menekankan pentingnya fakta untuk dipelajari pendidikan anak.
Tokoh

– Edward Lee Thorndike

– Edward Lee "Ted" Thorndike (31 Agustus 1874 - 9 Agustus 1949) adalah seorang
Psikolog Amerika yang menghabiskan hampir seluruh kariernya di Teachers College,
Columbia University. Karyanya di bidang Psikologi Perbandingan dan proses
pembelajaran membuahkan teori koneksionisme dan membantu meletakkan dasar
ilmiah untuk psikologi pendidikan modern. Dia juga bekerja di pengembangan
sumber daya manusia di tempat industri, seperti ujian dan pengujian karyawan.Dia
adalah anggota dewan dari Psychological Corporation dan menjabat sebagai
presiden dari American Psychological Association pada tahun 1912.
Tokoh

– Johann Friedrich Herbart

– Pada pertengahan abad ke-19, seorang filsuf dan psikolog bernama Johann Friedrich
Herbart (1776-1841) tidak hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar pemikiran tentang
psikologi pendidikan, tetapi juga sangat berperan dalam mempersiapkan studi ilmiah
tentang dasar-dasar penyelenggaraan pendidikan. Ia menulis tentang apa yang kita
ketahui sebagai schema theory, yang memberi acuan bagi pengembangan psikologi
kognitif dan yang memberi warna bagi peran pengalaman masa lampau dan skemata
dalam proses belajar dan ingatan. Mengajar menurut Herbart adalah logical
progression of learning, dan dikatakan sebagai pemikiran yang sangat maju pada abad
ke-19. Ada lima tahapan mengajar yang dikemukakan oleh Herbart yaitu:
Tokoh

– William James
– William James (lahir di New York City, New York, Amerika Serikat, 11 Januari
1842 – meninggal di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus
1910 pada umur 68 tahun) adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang
terkenal sebagai salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai
filsuf, James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York
pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas Harvard, ia
belajar psikologi di Jerman dan Prancis
Kompetensi Guru menurut Eggen dan Kauchak

1. Knowledge of Content  2. Pedagogical Content Knowledge


Knowledge of content berkaitan Pedagogical content Knowledge
dengan penguasaan guru pada bidang berhubungan dengan kemampuan
studi yang diajarkannya. guru membuat materi pembelajaran
secara spesifik agar dapat dipahami
oleh peserta didik dengan mudah
(Shulman, 1986).
Tokoh

– Mamie dan Kenneth Clark  


– Muncullah dua tokoh psikolog Afrika-Amerika yang bernama Mamie dan
Kenneth Clark yang memfokuskan minatnya pada psikologi pendidikan dengan
dasar penelitian pada seIf-conception dan identity anak-anak AfrikaAmerika.
Kenneth Clark menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang menjadi President
of the Psychological Association.
–  
Tokoh

– George Sanchez
– Pada tahun 1932, psikolog Latin-Amerika bernama George Sanchez melakukan
penelitian yang menunjukkan peran tes inteligensi, di mana tes ini ternyata
tidak memperhitungkan muatan budaya terutama bagi anak-anak kaum
minoritas. Bukan hanya anak-anak yang berasal dari kaum minoritas yang
mengalami masalah tetapi juga kaum perempuan, yaitu dalam memperoleh
kesempatan pada tingkat yang lebih unggul.
–  
Tokoh

– Leta Hollingworth
– Kemudian, muncullah Leta Hollingworth yang menggunakan istilah "gifted"
yang menggambarkan anak-anak dengan perolehan nilai tes inteligensi yang
tinggi.
–  
3. General Pedagogical Knowledge  4. Knowledge of Learners and
General pedagogical knowledge Learning
berkaitan dengan penguasaan prinsip- Pemahaman tentang hakikat peserta
prinsip dasar, pengajaran dan didik dan hakikat belajar adalah kajian
pengelolaan kelas yang memiliki esensial 
peran sebagai upaya Penguasaan
dan menjadi dasar dalam pelaksanaan
materi pembelajaran bagi peserta
proses pembelajaran
didik.
– KNOWLEDGE GF LEARNERS
– INSTRUCTIONAL STRATEGIES.
– CLASSROOM MANAGEMENT – KNOWLEDGE OF LEARNING
Standar Guru Profesional Menurut
INTASC
Interstate New Teacher Assessment and Support
Consortium (INTASC) mengemukakan sepuluh
persyaratan standar guru profesional, yaitu (1)
knowledge of subject, (2) learning and human
development, (3) adapting instruction, (4) strategies, (5)
motivation and management, (6) communication skills,
(7) planning, (8) assessment, (9) commitment, dan (10)
partnership. 
Kompetensi Guru Menurut Santrock

Santrock (2009: 6-13) mengemukakan


dua kompetensi dasar seorang guru
(6). motivational skills
yang profesional, yaitu (7). communication skills
(8). paying more than lip service to
(1) professional knowledge and skills
individual variation
(2) commitment and motivation.
(9). working effectively with students
Professional Knowledge and Skills
from culturally diverse backgrounds
(1). subject matter competence (10). assessment skills
(2). instructional strategies (11). technological skills.
(3). goal setting and instructional Commitment and Motivation
planning Menjadi guru yang berhasil dalam
melaksanakan tugas harus memiliki
(4). developmentally appropriate
komitmen dan termasuk di dalamnya
teaching practices
memiliki sikap yang baik dan penuh
(5). classroom management skills perhatian kepada semua peserta didik.
Kompetensi Guru Menurut
Lemlech
Lemlech (1999: 261-277) merumuskan tiga MEMBANTU MENGEMBANGKAN
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru SIKAP POSITIF BAGI SEMUA
dalam melaksanakan tugasnya yaitu (1) personal PESERTA DIDIK SERTA
and professional competence, (2) MENUNJUKKAN KEPERCAYAAN
methodological competence, dan (3) subject DAN PENGHARGAAN TERHADAP
matter competence.  TINDAKAN DAN PERHATIAN
PESERTA DIDIK. Caranya adalah:
A, Membantu peserta didik agar
Personal and Professional Competence  menyadari kelebihan dan kelemahannya
Beberapa aspek yang menunjukkan kemampuan
B. Membantu peserta didik menumbuhkan
guru dalam berkomunikasi, yang disarikan dari
kepercayaan diri
pendapat Raka Joni (1985, 1987), Cole dan Chan
(1998), Moore (1989), Lemlech (1999), serta C. Membantu mengungkapkan pikiran dan
Jasin Muhammad (1987) berikut ini.  perasaan peserta didik
BERSIKAP TERBUKA DAN LUWES TERHADAP MENAMPILKAN KEGAIRAHAN DAN
PESERTA DIDIK, caranya adalah: KESUNGGUHAN DALAM MENGAJAR.
(a) Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat Caranya adalah:
peserta didik. 
(a) Menunjukkan kegairahan mengajar
b).Menunjukkan sikap luwes, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. (b) Memberi kesan pada peserta didik bahwa
guru menguasai apa yang diajarkannya.
(c) Menerima subjek didik sebagaimana adanya dengan
kelebihan dan kekurangannya. MENGELOLA INTERAKSI PERILAKU
(d) Menunjukkan sikap peka dan simpatik terhadap PESERTA DIDIK Di DALAM KELAS,
perasaan dan kesulitan yang dirasakan dan dialami termasuk di dalamnya:
peserta didik. (a) Mengembangkan hubungan antarpribadi
(e)Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian, dan yang sehat dan serasi 
kesabaran, baik terhadap peserta didik dan juga
(b) Menangani perilaku peserta didik yang
terhadap orang lain.
tidak diinginkan
Methodological Competence PENGGUNAAN VARIASI dimaksudkan sebagai
tindakan guru dalam pembelajaran 
Methodological competence adalah upaya yang bertujuan mengatasi kebosanan peserta didik.
guru mengaplikasikan keterampilan dasar Penggunaan variasi terdiri dari:
mengajar dalam proses pembelajaran. (a)Variasi dalam gaya mengajar guru
PENGELOLAAN KELAS. (b) Variasi dengan menggunakan media

MEMBERI PENJELASAN. (c) Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik
KETERAMPILAN BERTANYA. Guru diharuskan
(a) Sistematika yang digunakan.
memiliki keterampilan mengajukan pertanyaan
(b) Penggunaan contoh dan ilustrasi. dengan baik, yang merupakan cerminan dari hasil
mengajar yang baik.
(c) Pemberian penekanan.
(a) Keterampilan dasar
(d) Pengorganisasian. (b) Keterampilan bertanya
(e) Balikan/umpan balik.
MEMBERI PENGUATAN. Komponen MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN.
memberi penguatan ini meliputi: (a) Komponen membuka pelajaran
(a) Penguatan verbal, berupa kata-kata (b) Komponen menutup pelajaran.
atau kalimat yang diucapkan guru.
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
(b) Penguatan isyarat (gesture). PERORANGAN.
(c) Penguatan dengan cara mendekati Komponen Yang termasuk dalam mengajar
peserta didik untuk menyatakan perhatian kelompok kecil dan perorangan adalah:
terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan peserta didik. (a) keterangan dalam melakukan pendekatan
secara pribadi
(d) Penguatan dengan sentuhan.
(b) keterampilan mengorganisasikan
(e) Penguatan dengan memberikan
kegiatan yang menyenangkan. (c) keterampilan membimbing dan cara-cara
belajar efektif
(f) Penguatan berupa tanda atau benda
MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK Subject Matter Competence
KECIL
Subject matter competence merujuk
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari,
pada penguasaan guru terhadap
dijumpai kehidupan kelas yang
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: bidang studi yang diajarkannya.
(a) Aktivitas belajar mengajar bersifat
klasikal
(b) guru hanya berdiri di depan kelas
(c) hubungan langsung antara guru dengan
peserta didik sangat kecil
(d) peserta didik cenderung untuk
bertingkah laku pasif-yakni datang,
dengar, baca, dan tulis.
1.8 Implikasi Penguasaan Kompetensi
Implikasi penguasaan kompetensi, seperti yang telah dipaparkan di atas, dalam
pelaksanaan proses pembelajaran akan tampak dalam empat dimensi yaitu (1)
peserta didik, (2) guru, (3) program dan (4) situasi belajar mengajar (Jasin
Muhammad, 1998: 16-35).
1.9 Pengertian dan Sejarah Psikologi
Pendidikan
Pengertian Psikologi Pendidikan Sejarah Perkembangan
Menurut Coon dan Mitterer (2009: Psikologi Pendidikan
14), "Psychology is now defined as Perkembangan Psikologi
the scientific study of behavior and Pendidikan secara Umum
mental processes”. King (2008: 4-5) Perkembangan Psikologi
juga mengemukakan bahwa Pendidikan di Indonesia
"psychology is the scientific study of
behavior and mental processes”.Ada
tiga kata kunci yang dikemukakan
oleh King sesuai definisi psikologi
yang dikemukakannya yait science,
behavior, dan mental processes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai