Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 1

Batasan Ilmu Pendidikan


P.IPS B 2018
Abdurohman
Ghinaa Febriana
Jenia Sindita Putri
Nadia Annisa Sholihah
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat digunakan untuk merealisasikan bakat-
bakat yang dibawa oleh manusia sejak lahir (talenta,
teori konvergensi), sehingga manusia mempunyai
keterampilan yang dapat digunakan untuk
menghidupi dirinya (profesi)
Pendidikan dalam arti luas tidak hanya bersifat klasikal
(formal) tetapi ada juga yang tidak berkelas (non klasikal),
keduanya saling terpadu, saling mengisi, kontinu, dan tidak
pernah berhenti sampai akhir hayat.
Pasal-Pasal Tentang Pendidikan
UUD 1945 Pasal 28 C ayat (1) menyatakan, “Setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Menurut UU No. 2 tahun 1989 pasal 4, mensejahterakan bangsa
dapat juga diperoleh melalui usaha membangun
manusia seutuhnya, artinya beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, keterampilan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri
serta bertanggungjawab terhadap masyarakat dan
bangsa.
1.1 Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
Ilmu ialah:
-Pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
-Membahas tentang hal-hal yang dapat diamati

Ciri-ciri Ilmu
-Memiliki objek yang jelas : objek materi dan objek formal
-Mempunyai metode : metode deduktif dan metode induktif
-Bersifat sistematis
-Bersifat universal
-Memiliki kegunaan bagi kesejahteraan hidup manusia
1.2 Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Sifat-sifat ilmu pendidikan terdiri
atas:
a. Terbuka d. Normatif
Memerlukan bantuan ilmu-ilmu
Memiliki ciri-ciri dasar atau
lain untuk mencapai tujuannya aturan
b. Teoritis
yang mendukung aturan dasar
Mengkaji bidang keilmuwannya
yang sudah baku.
secara luas, sampai hal yang kecil
sekalipun. e. Deskriptif
c. Praktis/Terapan Menggambarkan tentang seluruh
Teorinya dikaji untuk melancarkan peristiwa belajar dengan tepat,
proses pendidikan
tidak dimanipulasi dan apa
1.3 Sifat Keilmuwan dari Ilmu Pendidikan atau
Pertanggung Jawaban Ilmiah
Pertanggung jawaban yang perlu diperhatikan
adalah tentang aktivitas mendidik sebaiknya tidak
terlepas dari kegiatan ilmiah yang dimulai dari
perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi yang bersifat
sistematis, menggunakan metode-metode khusus.
Semua tugas perlu dipertanggung jawabkan yang
harus dapat dikembalikan pada tujuan-tujuan yang akan
dicapai dan untuk mengatasi kendala kendala yang
muncul dalam proses pendidikan
1.4 Hubungan antara Teoritis dan
Praktis pada Ilmu Pendidikan
Ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Ilmu Murni
Ilmu yang membahas tentang ilmu itu sendiri. Di dalam pendidikan ilmu
murni akan terlihat dari adanya usaha untuk membahas tentang teori-teori
pendidikan secara mendalam.
2. Ilmu Terapan
Menerapkan kegiatan proses pendidikan dengan menggunakan bantuan dari
teori-teori pendidikan dalam mengatasi masalah anak didik, tidak terkecuali
dengan pendidikan yang memerlukan ilmu murni. Ilmu pendidikan memerlukan
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari ilmu lain juga. Ilmu
pendidikan bersifat praktis, yang artinya sesuai dengan teori-teori yang relevan
dan bersifat teoritis, yang artinya dapat menemukan formula-formula khusus
untuk digunakan dalam praktek pendidikan.
1.5. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami dan
dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran,
antara lain :

Essential Inner Nature


Essential inner nature ini adalah potensi yang ada
dalam diri setiap manusia yang sifatnya terberi dan
harus dikembangkan.
Pada 1983, seorang psikolog bernama Howard Gardner,

Howard Gardner adalah tokoh pendidikan dan psikologi


terkenal yang mencetuskan teori tentang kecerdasan
majemuk atau multiple intelligences. Ia berkebangsaan
Amerika yang lahir dengan nama lengkap Howard Earl
Gardner pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton,
Pennsilvania. Dia merumuskan teori kecerdasan
majemuk (multiple intelligences), yang dibagi ke dalam
8btipe kecerdasan yaitu (Parry & Gregory, 2003: 86):

- Verbal/Linguistik

- Logical/Mathematical

- Visual/Spatial

- Bodily/Kinestetik

- Musical/Ritmik

- Intrapersonal

- Interpersonal

- Naturalis
Daniel Goleman (lahir 7 Maret 1946) adalah
seorang penulis dan jurnalis sains . Selama
dua belas tahun, ia menulis untuk The New
York Times , melaporkan tentang otak dan
ilmu perilaku. Bukunya 1995 Emotional
Intelligence ada di daftar New York Times
Best Seller selama satu setengah tahun, best-
seller di banyak negara, dan dicetak di seluruh
dunia dalam 40 bahasa.

Dia merumuskan teori kecerdasan emosional


(emotional intelligence) yang meliputi lima
kompetensi yaitu (Parry & Gregory, 2003:
86):

- Self awareness

- Managing emotions

- Self motivation

- Empathy

- Social art
Art Costa (1995)

Arthur L. Costa adalah Profesor Pendidikan Emeritus di California State University,


Sacramento dan salah seorang pendiri Institut Kebiasaan Hidup dari National Urban Alliance
pada tahun 2010. 

Dia mengembangkan pendekatan perilaku cerdas (intelligent behavior) yang meliputi (Parrt
& Gregory, 2003: 86):

- Persistence

- Decreasing impulsivity

- Empathic listening

- Metacognition

- Flexibility in thinking

- Checking for accuracy and precision

- Posing questions and problem

- Drawing on past knowledge and applying it to new situasions

- Using precise language and thought

- Using all senses


Tony Buzan adalah seorang ahli di bidang

proses berpikir, kreativitas dan inovasi.

Mind Mapping digunakan oleh sekitar

250 juta orang. Selanjutnya, Tony Buzan

adalah otoritas pada prinsip-prinsip

pembelajaran, produktivitas, dan efisiensi. Dia

telah memberikan layanan konsultasi

kepada organisasi internasional besar seperti

Microsoft, IBM , Walt Disney, Encyclopaedia

Britannica, Barclays International, Teknologi

McLaren, British Telecom, Royal Mail,

Goldman Sachs, Oracle, STABILO, BBC, BP,

Liechtenstein Global Trust, dan sebagainya.

Dia mengembangkan pendekatan yang

diseburnya the power of creative intelligence

dan the power of spiritual intelligence.


1.6. Perkembangan Potensi Manusia
Jean Piaget merumuskan teori
perkembangan kognitif yang
memiliki tahapan perkembangan,
yang dibagi menjadi empat.
Empat tahap tersebut
yaitu (Wadsworth, 1984):
1. the sensory motor stage (usia 0-2 tahun)
2. the stage of preoperational thought (usia 2-7 tahun)
3. the stage of concrete operations (usia 7-11 tahun)
4. the stage of formal operations (usia 11-15 tahun
atau lebih)
Erik Erikson (1902-1994)

 Erik Erikson merumuskan tahapan perkembangan


manusia menjadi delapan tahapan perkembangan yaitu
(Santrock, 2009: 75):

1. trust and mistrust berkembang di usia awal tahun


kelahiran

2. autonomy versus shame and doubt berkembang di usia


1-3 tahun  

3. initiative versus guilt berkembang di usia 3-5 tahun

4. industry versus inferiority berkembang di usia 6-masa


pubertas  

5. identity versus identity confusion berkembang di usia


10-20 tahun

6. intimacy versus isolation berkembang di usia sekitar


20-30 tahun

7. generativity versus stagnation berkembang di usia


sekitar 40-50 tahun

8. integrity versus despair berkembang di usia 60 tahun


dan lebih
Keunikan dalam Setiap Diri Pribadi Individu

Setiap individu memiliki keunikan dalam diri pribadinya yang


termasuk proses perkembangannya, baik itu perkembangan fisik,
emosi, kognitif, sosial, dan bahasa.
Keunikan setiap individu menunjukkan adanya perbedaan.
Perbedaan pada aspek psikologis memerlukan perlakuan yang
bijaksana agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Perbedaan dari aspek intelegensi menunjukkan bahwa setiap
individu memiliki kecerdasan yang berbeda.
Faktor sosial ekonomi juga menjadi faktor yang turut
mempengaruhi perbedaan individu.
Latar belakang budaya juga memiliki peran dalam pembentukan
konsep berpikir dan berperilaku anak.
Belajar Tidaklah Identik dengan Upaya Anak atau
Peserta Didik Menyerap Informasi dan
Menyimpannya di Otak
 
  Kegiatan belajar melibatkan keseluruhan aspek psikologis dan
jasmani. Belajar tidaklah hanya mengaktifkan bagian kepala
(conscious, rational, dan left-brained atau sebaliknya) “but
involves the whole body/mind with its emotions, senses, and
receptors“. Belajar adalah upaya peserta didik membangun
pengertian dan pemahaman yang didasarkan pada apa yang
telah diketahui melalui emosi, kepercayaan. dan harapan
sehingga akan membantu proses belajar peserta didik
(Bruning, Schraw, & Ronning, 1999; Bransford dkk., 2000)
Mengajar Tidak Identik dengan Menyampaikan
Pengetahuan kepada Peserta Didik
   
Mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
(Raka Joni, 1985: 3). "Teaching might be: the actions of
someone who is trying to assist others to reach their
fullest potential in all aspects of development" (Moore,
1989). Ada tiga prinsip dasar yang dapat dipetik dari
pengertian mengajar yaitu:
– Mengajar adalah suatu proses yang direncanakan
secara sistematis, terprogram, dan bertujuan
– Mengajar adalah suatu upaya menciptakan kondisi dan
sistem lingkungan yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik
– Mengajar adalah membimbing aktivitas belajar peserta
didik agar potensi yang dimilikinya berkembang secara
optimal
1.7 Kompetensi Guru
Berdasarkan kelima prinsip dasar yang dijadikan acuan
pelaksanaan pembelajaran, pribadi yang dapat melakukan
kegiatan mengajar adalah yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan tenaga kependidikan dan
berupaya meningkatkan kualifikasi kompetensi.
Kompetensi Guru menurut Eggen dan Kauchak

1. Knowledge of Content  2. Pedagogical Content Knowledge


Knowledge of content berkaitan Pedagogical content Knowledge
dengan penguasaan guru pada bidang berhubungan dengan kemampuan
studi yang diajarkannya. guru membuat materi pembelajaran
secara spesifik agar dapat dipahami
oleh peserta didik dengan mudah.
3. General Pedagogical Knowledge  4. Knowledge of Learners and
General pedagogical knowledge Learning
berkaitan dengan penguasaan prinsip- Pemahaman tentang hakikat peserta
prinsip dasar, pengajaran dan didik dan hakikat belajar adalah kajian
pengelolaan kelas yang memiliki esensial dan menjadi dasar dalam
peran sebagai upaya Penguasaan
pelaksanaan proses pembelajaran
materi pembelajaran bagi peserta
didik. – KNOWLEDGE GF LEARNERS
– INSTRUCTIONAL STRATEGIES. – KNOWLEDGE OF LEARNING
– CLASSROOM MANAGEMENT
Standar Guru Profesional Menurut
INTASC
Interstate New Teacher Assessment and Support
Consortium (INTASC) mengemukakan sepuluh
persyaratan standar guru profesional, yaitu (1)
knowledge of subject, (2) learning and human
development, (3) adapting instruction, (4) strategies, (5)
motivation and management, (6) communication skills,
(7) planning, (8) assessment, (9) commitment, dan (10)
partnership. 
Kompetensi Guru Menurut Santrock

Santrock (2009: 6-13) mengemukakan


dua kompetensi dasar seorang guru
(6). motivational skills
yang profesional, yaitu (7). communication skills
(8). paying more than lip service to
(1) professional knowledge and skills
individual variation
(2) commitment and motivation.
(9). working effectively with students
Professional Knowledge and Skills
from culturally diverse backgrounds
(1). subject matter competence (10). assessment skills
(2). instructional strategies (11). technological skills.
(3). goal setting and instructional Commitment and Motivation
planning Menjadi guru yang berhasil dalam
melaksanakan tugas harus memiliki
(4). developmentally appropriate
komitmen dan termasuk di dalamnya
teaching practices
memiliki sikap yang baik dan penuh
(5). classroom management skills perhatian kepada semua peserta didik.
Kompetensi Guru Menurut
Lemlech
Lemlech (1999: 261-277) merumuskan tiga MEMBANTU MENGEMBANGKAN
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru SIKAP POSITIF BAGI SEMUA
dalam melaksanakan tugasnya yaitu (1) personal PESERTA DIDIK SERTA
and professional competence, (2) MENUNJUKKAN KEPERCAYAAN
methodological competence, dan (3) subject DAN PENGHARGAAN TERHADAP
matter competence.  TINDAKAN DAN PERHATIAN
PESERTA DIDIK. Caranya adalah:
A, Membantu peserta didik agar
Personal and Professional Competence  menyadari kelebihan dan kelemahannya
Beberapa aspek yang menunjukkan kemampuan
B. Membantu peserta didik menumbuhkan
guru dalam berkomunikasi, yang disarikan dari
kepercayaan diri
pendapat Raka Joni (1985, 1987), Cole dan Chan
(1998), Moore (1989), Lemlech (1999), serta C. Membantu mengungkapkan pikiran dan
Jasin Muhammad (1987) berikut ini.  perasaan peserta didik
BERSIKAP TERBUKA DAN LUWES TERHADAP MENAMPILKAN KEGAIRAHAN DAN
PESERTA DIDIK, caranya adalah: KESUNGGUHAN DALAM MENGAJAR.
(a) Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat Caranya adalah:
peserta didik. 
(a) Menunjukkan kegairahan mengajar
b).Menunjukkan sikap luwes, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. (b) Memberi kesan pada peserta didik bahwa
guru menguasai apa yang diajarkannya.
(c) Menerima subjek didik sebagaimana adanya dengan
kelebihan dan kekurangannya. MENGELOLA INTERAKSI PERILAKU
(d) Menunjukkan sikap peka dan simpatik terhadap PESERTA DIDIK Di DALAM KELAS,
perasaan dan kesulitan yang dirasakan dan dialami termasuk di dalamnya:
peserta didik. (a) Mengembangkan hubungan antarpribadi
(e)Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian, dan yang sehat dan serasi 
kesabaran, baik terhadap peserta didik dan juga
(b) Menangani perilaku peserta didik yang
terhadap orang lain.
tidak diinginkan
Methodological Competence PENGGUNAAN VARIASI dimaksudkan sebagai
tindakan guru dalam pembelajaran 
Methodological competence adalah upaya yang bertujuan mengatasi kebosanan peserta didik.
guru mengaplikasikan keterampilan dasar Penggunaan variasi terdiri dari:
mengajar dalam proses pembelajaran. (a)Variasi dalam gaya mengajar guru
PENGELOLAAN KELAS. (b) Variasi dengan menggunakan media

MEMBERI PENJELASAN. (c) Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik
KETERAMPILAN BERTANYA. Guru diharuskan
(a) Sistematika yang digunakan.
memiliki keterampilan mengajukan pertanyaan
(b) Penggunaan contoh dan ilustrasi. dengan baik, yang merupakan cerminan dari hasil
mengajar yang baik.
(c) Pemberian penekanan.
(a) Keterampilan dasar
(d) Pengorganisasian. (b) Keterampilan bertanya
(e) Balikan/umpan balik.
MEMBERI PENGUATAN. Komponen MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN.
memberi penguatan ini meliputi: (a) Komponen membuka pelajaran
(a) Penguatan verbal, berupa kata-kata (b) Komponen menutup pelajaran.
atau kalimat yang diucapkan guru.
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
(b) Penguatan isyarat (gesture). PERORANGAN.
(c) Penguatan dengan cara mendekati Komponen Yang termasuk dalam mengajar
peserta didik untuk menyatakan perhatian kelompok kecil dan perorangan adalah:
terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan peserta didik. (a) keterangan dalam melakukan pendekatan
secara pribadi
(d) Penguatan dengan sentuhan.
(b) keterampilan mengorganisasikan
(e) Penguatan dengan memberikan
kegiatan yang menyenangkan. (c) keterampilan membimbing dan cara-cara
belajar efektif
(f) Penguatan berupa tanda atau benda
MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK Subject Matter Competence
KECIL
Subject matter competence merujuk
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari,
pada penguasaan guru terhadap
dijumpai kehidupan kelas yang
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: bidang studi yang diajarkannya.
(a) Aktivitas belajar mengajar bersifat
klasikal
(b) guru hanya berdiri di depan kelas
(c) hubungan langsung antara guru dengan
peserta didik sangat kecil
(d) peserta didik cenderung untuk
bertingkah laku pasif-yakni datang,
dengar, baca, dan tulis.
1.8 Implikasi Penguasaan Kompetensi
Implikasi penguasaan kompetensi, seperti yang telah dipaparkan di atas, dalam
pelaksanaan proses pembelajaran akan tampak dalam empat dimensi yaitu (1)
peserta didik, (2) guru, (3) program dan (4) situasi belajar mengajar (Jasin
Muhammad, 1998: 16-35).
1.9 Pengertian dan Sejarah Psikologi
Pendidikan
Pengertian Psikologi Pendidikan Sejarah Perkembangan
Menurut Coon dan Mitterer (2009: Psikologi Pendidikan
14), "Psychology is now defined as Perkembangan Psikologi
the scientific study of behavior and Pendidikan secara Umum
mental processes”. King (2008: 4-5) Perkembangan Psikologi
juga mengemukakan bahwa Pendidikan di Indonesia
"psychology is the scientific study of
behavior and mental processes”.Ada
tiga kata kunci yang dikemukakan
oleh King sesuai definisi psikologi
yang dikemukakannya yait science,
behavior, dan mental processes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai