“SIX SIGMA”

SEJARAH
► DIPERKENALKAN PERTAMA KALI DALAM BIDANG INDUSTRI OLEH
PERUSAHAAN ELEKTRONIK ASAL AMERIKA SERIKAT ( MOTOROLA Inc)
PADA TAHUN 1979, YAITU PADA SAAT KEMAMPUAN BERSAING
MOTOROLA TERTINGGAL CUKUP JAUH DARI PESAINGNYA ( TERUTAMA
JEPANG) YANG DAPAT MENGHASILKAN PRODUK DENGAN KUALITAS
LEBIH BAIK DENGAN HARGA LEBIH MURAH
► PADA TAHUN 1987, KELUAR SEBUAH KONSEP PERBAIKAN YANG
INOVATIF YAITU METODE SIX SIGMA YANG IDENYA MUNCUL DARI
KONSEP-KONSEP ILMU MANAJEMEN YANG DIKEMBANGKAN DI AMERIKA
SERIKAT SAMPAI TEROBOSAN MANAJEMEN JEPANG, TERMASUK USAHA-
USAHA “TOTAL QUALITY” SEKITAR TAHUN 1970 DAN 1980
 PENGERTIAN
► KATA SIGMA (6) MERUPAKAN SEBUAH HURUF DALAM BAHASA
YUNANI YANG MERUPAKAN KEPENDEKAN SARI STANDAR
DEVIASI ATAU VARIABILITAS DALAM SUATU PROSES.
► SIX SIGMA ADALAH SUATU TARGET YANG DITUJUKAN UNTUK
PENERAPAN PADA KARAKTERISTIK TANG KRITIS TERHADAP
KUALITAS, BUKAN TERHADAP PRODUK SECARA
KESELURUHAN.
► SEBAGAI CONTOH JIKA SEBUAH MOBIL YANG DIGAMBARKAN
SEBAGAI “SIX SIGMA”, HAL INI TIDAK BERARTI HANYA 3,4
MOBIL YANG RUSAK DARI SATU JUTA MOBIL. TETAPI
DENGAN SIX SIGMA BERARTI RATA KESEMPATAN UNTUK
TERJADINYA CACAT ATAS KARAKTERISTIK YANG KRITIS
TERHADAP KUALITAS ADALAH 3,4 CACAT PER SATU JUTA
KESEMPATAN.
► SIX SIGMA MEMPUNYAI DUA ARTI PENTING YAITU SEBAGAI
FILOSOFI MANAJEMEN DAN SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN
 1. SIX SIGMA SEBAGAI SISTEM
PENGUKURAN
► SIX SIGMA SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN MENGGUNAKAN DEFECT PER
MILLION OPPORTUNITIES (DPMO), UKURAN YANG BAIK BAGI KUALITAS
PRODUK MAUPUN PROSES SEBAB BERKORELASI LANGSUNG DENGAN
CACAT, BIAYA DAN WAKTU YANG TERBUANG. TUJUAN SEBENARNYA
BUKANLAH SEKEDAR MENCAPAI TINGKAT KUALITAS SIX SIGMA TAPI
UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS DARI PERUSAHAAN.
► SIX SIGMA MEMILIKI NILAI METRIK YANG AKAN DIJADIKAN BASIS UNTUK
MELIHAT PERBAIKAN TANG TEJADI DI PERUSAHAAN. NILAI METRIK INI
MISALNYA DEFECT PER MILLION OPPORTUNITIES, SIGMA LEVEL,
CAPABILITY PROCESS, DAN YANG DAMPAKNYA LANGSUNG TERASA PADA
BOTTOM LINE ADALAH (COPQ) COST OF POOR QUALITY (HARRY DAN
SCHROEDER,2000)
2. SIX SIGMA SEBAGAI SISTEM
MANAJEMEN
► DAPAT DIKATAKAN BAHWA SIX SIGMA TIDAK DIMILIKI PARA
PEMIMPIN SENIOR, IDE-IDE, SOLUSI,PENEMUAN PROSES DAN
PERBAIKAN-PERBAIKAN YANG MUNCUL, TERJADI DARI TINGKAT
BAWAH DALAM ORGANISASI (LEVEL KARYAWAN)
► SIX SIGMA BERJUANG UNTUK MELETAKKAN TANGGUNGJ JAWAB
LEBIH KEPADA KARYAWAN YANG TERLIBAT SECARA LANGSUNG
DENGAN PARA PELANGGAN. SIX SIGMA MENGGABUNGKAN BAIK
KEPEMIMPINAN YANG KUAT MAUPUN SEMANGAT SERTA
KETERLIBATAN DARI BAWAHAN
 FAKTOR PENTING DALAM IMPLEMENTASI
SIX SIGMA
1. DUKUNGAN DARI TOP LEVEL
SIX SIGMA MENAWARKAN PENCAPAIAN YANG TERUKUR YANG TIDAK AKAN
MAMPU DITOLAK OLEH PEMIMPIN PERUSAHAAN, YANG DIKERJAKAN OLEH
SEORANG SUPERSTAR YANG SANGAT TAHU APA YANG HARUS DILAKUKAN DI
BIDANGNYA
2. TIM YANG HEBAT, HARUS ORANG-ORANG YANG TERLATIH DENGAN BAIK
UNTUK MENGERJAKAN PROYEK SIX SIGMA
3. TRAINING YANG BERBEDA DENGAN YANG PERNAH ADA SEBELUMNYA
4. ALAT UKUR YANG BARU, DENGAN MENGGUNAKAN DPMO ( DEFECT PER
MILLION OPPORTUNITIES ) YANG BERHUBUNGAN ERAT DENGAN CRITICAL TO
QUALITY (CTC) YANG DIUKUR BERDASARKAN PERSEPSI CUSTOMER, YANG BISA
DIBANDINGKAN ANTAR DEPARTEMEN ATAU DIVISI DALAM SATU PERUSAHAAN
5. TRADISI PERUSAHAAN YANG BARU, YAITU MEMPROMOSIKAN USAHA UNTUK
MELAKUKAN PENINGKATAN KUALITAS SECARA TERUS MENERUS
 UKURAN-UKURAN SIX SIGMA
UKURAN-UKURAN DALAM SIX SIGMA BERKAITAN DENGAN
DEFECT (CACAT). UKURAN AKHIR YANG INGIN DIKETAHUI ADALAH
LEVEL SIGMA ATAU SIGMA QUALITY LEVEL. BERIKUT INI ADALAH
UKURAN-UKURAN SIX SIGMA MENURUT WELCH J.F YANG PADA
AKHIRNYA DIKETAHUI LEVEL SIGMA :
A. UNIT (U)
B. DEFECT (CACAT)
C. DEFECTIVE (D)
D. OPPORTUNITY (OP)
E. DEFECT PER UNIT (DPU)
F. DEFECT PER OPPORTUNITY (DPO)
G.DEFECT PER MILLION OPPORTUNITY (DPMO)
H. UKURAN SIGMA
A. UNIT (U)
► JUMLAH PART, SUB-ASSY ATAU SISTEM YANG DIUKUR ATAU
DIPERIKSA. SEBUAH ITEM YANG SEDANG DIPROSES, ATAU PRODUK
ATAU JASA AKHIR YANG SEDANG DIKIRIM KEPADA PELANGGAN
SEBUAH MOBIL, PINJAMAN HIPOTEK, HOTEL STAY, BANK
STATEMENT DAN SEBAGAINYA

B. DEFECT (CACAT)

► SEGALA SESUATU YANG MEMBUAT CUSTOMER TIDAK PUAS.

KEGAGALAN UNTUK MEMENUHI PERSYRATAN PELANGGAN / KINERJA
STANDAR – BAK MESIN BOCOR, PENUNDAAN DALAM CLOSING
PINJAMAN HIPOTEK, HAPUSNYA RESERVASI DAN SEBAGAINYA
C. DEFECTIVE (D)
► SEMUA UNIT YANG BERISI SEBUAH DEFECT. DENGAN DEMIKIAN,
SEBUAH MOBIL DENGAN SEMBARANG DEFECT, SECARA TEKNIK SAMA
DEFECT DENGAN SEBUAH MOBIL DENGAN 15 DEFECT.

D. OPPORTUNITY (OP)
► KARAKTERISTIK YANG DIPERIKSA ATAU DIUKUR, DALAM HAL NI DIGUNAKAN ADALAH CRITICAL TO
QUALITY (CTQ). ADA 3 LANGKAH DALAM MENENTUKAN JUMLAH OPPORTUNITY YAITU :
1. MEMBUAT DAFTAR PENDAHULUAN DARI JENIS CACAT
2. MENENTUKAN YAANG MANA ACTUAL DEFECT, KRITIS BAGI KONSUMEN DAN SPESIFIK
3. PERIKSALAH JUMLAH PELUANG YANG DIUSULKAN TERHADAP STANDAR
E. DEFECT PER UNIT (DPU)
UKURAN INI MEREFLEKSIKAN JUMLAH RATA-RATA DARI DEFECT,
SEMUA JENIS, TERHADAP JUMLAH TOTAL UNIT DARI UNIT YANG
DIJADIKAN SAMPEL.
DPU = D / U

F. DEFECT PER OPPORTUNITY (DPO)

MENUNJUKKAN PROPORSI DEFECT ATAS JUMLAH TOTAL PELUANG
DALAM SEBUAH KELOMPOK
DPO = D/TOP = D / (U x OP)
G. DEFECT PER MILLION OPPORTUNITY (DPMO)

► KEBANYAKAN UKURAN-UKURAN PELUANG DEFECT DITERJEMAHKAN KE DALAM

FORMAT DPMO, YANG MENGINDIKASIKAN BERAPA BANYAK DEFECT AKAN
MUNCUL JIKA SATU JUTA PELUANG DALAM LINGKUNGAN PEMANUFAKTURAN
SECARA KHUSUS. DPMO SERINGKALI DISEBUT “PPM/ PART PER MILLION”
► DPMO = DPO x 1.000.000

H. UKURAN SIGMA

SIGMA QUALITY LEVEL = 0,8406 + √ 29,37-2,21 x ln (DPMO)

 TAHAPAN PENERAPAN SIX SIGMA
►TERDAPAT LIMA FASE UNTUK MENUJU PERBAIKAN YANG DISEBUT
KONSEP DMAIC, YAITU :
1. DEFINE (TENTUKAN)
2. MEASURE (UKUR)
3. ANALYZE (ANALISA)
4. IMPROVEMENT (TINGKATKAN)
5. CONTROL (KONTROL)
DMAIC MERUPAKAN JANTUNG ANALISIS SIX SIGMA YANG MENJAMIN
VOICE OF CUSTOMER BERJALAN DALAM KESELURUHAN PROSES
SEHINGGA PRODUK YANG DIHASILKAN DAPAT MEMUASKAN
PELANGGAN
 # DEFINE #

- ADALAH FASE MENENTUKAN MASALAH, MENETAPKAN PERSYARATAN-

PERSYARATAN PELANGGAN, MENGETAHUI CTQ ( CRITICAL TOI QUALITY)
ALAT YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM TAHAP INI ANTARA LAIN :
1. DIAGRAM ALIRAN PROSES ( FLOW CHART DIAGRAM ), MERUPAKAN SUATU
REPRESENTASI VISUAL DARI SEMUA LANGKAH-LANGKAH UTAMA DALAM
PROSES DAN MENUNJUKKAN BAGAIMANA LANGKAH-LANGKAH TERSEBUT
BERINTERAKSI SATU SAMA LAIN
2. DIAGRAM IPO ( INPUT – PROCESS – OUTPUT ), REPRESENTASI VISUAL DARI
SEBUAH PROSES YANG MEMUAT KARAKTERISTIK INPUT DAN OUTPUT
3. PENENTUAN KARAKTERISTIK KUALITAS ATAU CRITICAL TO QUALITY ( CTQ ),
MAKSUDNYA ADALAH KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK CACAT YANG MUNGKIN
TERJADI PADA PRODUK YANG MENYEBABKAN KUALITAS BURUK TERSEBUT
MENURUN.
 # MEASURE #

- ADALAH FASE MENGUKUR TINGKAT KECACATAN PELANGGAN ( Y )

ALAT YANG DIGUNAKAN ADALAH :
1. VALUE STREAM MAP, MENGGAMBARKAN SEMUA ALIRAN YANG TERJADI
PADA SUATU PROSES BAIK ITU INFORMASI MAUPUN FISIK
CARA MEMBUAT VALUE STREAM MAP :
- TENTUKAN PRODUK INDIVIDUAL ATAU PELAYANAN APA YANG AKAN
DIBUAT
- GAMBARKAN ALIRAN PROSES YANG TERJADI DALAM PEMBUATAN
PRODUK / LAYANAN
- TAMBAHKAN ALIRAN FISIK / MATERIAL YANG TERJADI
- TAMBAHKAN ALIRAN INFORMASI YANG TERJADI
- KUMPULKAN DATA PROSES DAN HUBUNGKAN DENGAN KOTAKAN PADA
GAMBAR
- TAMBAHKAN DATA PROSES DANLEAD TIME PADA GAMBAR
2. VALUE ADD AND NON VALUE ADD ANALYSIS, BERTUJUAN UNTUK
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGELIMINASI PROSES YANG TIDAK
DIBUTUHKAN DAN TIDAK MEMBERIKAN NILAI TAMBAH UNTUK
PELANGGAN
 # ANALYZE #
- ADALAH FASE MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MASALAH /
CACAT ( X )
ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM TAHAPAN INI ADALAH ;
1. DIAGRAM PARETO, MERUPAKAN SUATU DIAGRAM YANG DAPAT
MENGIDENTIFIKASIKAN MASALAH YANG PALING PENTING YANG
MEMPENGARUHI USAHA PERBAIKAN KUALITAS DAN MEMBERIKAN
PETUNJUK DALAM MENGALOKASIKAN SUMBER DAYA YANG TERBATAS
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH.
2. HISTOGRAM, MERUPAKAN ALAT SEDERHANA UNTUK MENGETAHUI
DISTRIBUSI DATA YANG DIKUMPULKAN DAN BERBENTUK GRAFIK
BATANG
3. LEMBAR PENGECEKAN ( CHECK SHEET ), ALAT SEDERHANA UNTUK
MENGUMPULKAN DATA YANG BERKAITAN DENGAN SIFAT-SIFAT MUTU
YANG DITETAPKAN APAKAH MEMENUHI STANDAR MUTU ATAU TIDAK
4. DIAGRAM SEBAB AKIBAT ( FISHBONE DIAGRAM ), DIAGRAM YANG
MENENTUKAN PENYEBAB TIMBULNYA PERSOALAN DAN DICARI
PENYELESAIAN NYA, DIAGRAM INI DIGAMBARKAN MIRIP SEPERTI
TULANG IKAN, SEHINGGA SERING DISEBUT DIAGRAM TULANG IKAN.
5. BRAINSTORMING, MERUPAKAN PEMIKIRAN KREATIF TENTANG
PEMECAHAN SUATU MASALAH, TANPA MELIHAT APAKAH YANG
DIUNGKAPKAN ITU MASUK ATAU TIDAK.
6. PETA KENDALI ( CONTROL CHART ), PETA / GRAFIK UNTUK
MENGETAHUI DATA PENELITIAN BERADA DI DALAM BATAS
PENGENDALIAN (IN-CONTROL) ATAU DI LUAR BATAS PENGENDALIAN
(OUT-CONTROL) , BESARNYA PENYIMPANGAN YANG TERJADI, SERTA
LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN YANG AKAN DIAMBIL
7. DIAGRAM PENCAR ( SCATTER DIAGRAM ), DIGUNAKAN UNTUK
MELIHAT BENTUK HUBUNGAN DARI DATA VARIABEL YANG DIAMATI
AN JUGA UNTUK MEMBENTUK FUNGSI TERTENTU AGAR DIPEROLEH
PENYELESAIAN YANG LEBIH CEPAT
 # IMPROVE #
- ADALAH FASE MENINGKATKAN PROSES ( X ) DAN MENGHILANGKAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CACAT UNTUK MENGATASI MASALAH

TAHAPAN YANG DILAKUKAN PADA IMPROVE :

1. MENCARI SOLUSI POTENSIAL, MENDOKUMENTASIKAN SEMUA SOLUSI,
ANALISA ATAU TOOLS LAIN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN
SOLUSI, MENDAFTAR SEMUA USULAN YANG DIBERIKAN OLEH PARTISIPAN
PROSES, PEMILIK PROSES.
2. MEMILIH DAN MENYUSUN PRIORITAS TERHADAP SOLUSI,
MEMPRIORITASKAN SOLUSI YANG TELAH DIDAFTAR DARI TAHAP
SEBELUMNYA, KEMUDIAN MEMILIH SOLUSI YANG HARUS DILAKSANAKAN
TERLEBIH DAHULU MENURUT TINGKAT KEPENTINGANNYA.
3. MENGAPLIKASIKANPRAKTIK LEAN SIX SIGMA
4. MELAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP SOLUSI
5. MELAKUKAN IMPLEMENTASI SOSIAL
6. MELAKUKAN PENINJAUAN ULANG TERHADAP TAHAPAN IMPROVE
 # CONTROL #
- ADALAH FASE MENGONTROL KINERJA PROSES ( X ) DAN MENJAMIN
CACAT TIDAK MUNCUL
TAHAPAN PADA FASE INI ADALAH :
1. MENGADAKAN PEMANTAUAN TERHADAP HASIL IMPLEMENTASI
2. MENDOKUMENTASIKAN STANDAR OPERATING PROCEDURE YANG
BARU
3. MEMBUAT RENCANA PENGENDALIAN PROSES
4. MEMBUAT PETA PERJALANAN / HISTORI PROYEK
5. MELAKUKAN PROSES TRANSISI DAN PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB
PADA PEMILIK PROSES
6. MELAKUKAN PENINJAUAN ULANG TERHADAP CONTROL
 BEBERAPA HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN

1. HASIL IMPLEMENTASI SECARA MENYELURUH

DATA CHART SEBELUM DAN SESUDAH PROYEK YANG MENUNJUKAN
ADANYA PERBAIKAN, RENCANA PENGENDALIAN PROSES LANJUTAN
2. DOKUMENTASI DAN PENGUKURAN UNTUK MEMPERSIAPKAN TINDAKAN
LANJUTAN YANG AKAN DIAMBIL
DOKUMENTASI PROSES YANG TELAH DIPERBAIKI, PROSEDUR YANG
DIGUNAKAN UNTUK MEMONITOR PROSES, PROSEDUR YANG AKAN
MEMPERTAHANKAN PROSES TETAP DALAM KEADAAN BAIK DAN
DOKUMENKAN PETA PROSES
3. BUKTI
DOKUMENTASI ORANG-ORANG YANG TERLIBAT DALAM PROYEK,
PEMILIK PROSES, PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL DARI PROYEK,
PELUANG BARU YANG TERIDENTIFIKASI DARI PROYEK
 DAFTAR PUSTAKA

1. GRANT E., LEAVENWORTH R.S., STATISTIK QUALITY CONTROL,MC GRAW HILL,

1996
2. BUDI SUMARTONO, SIX SIGMA DAN ANALISA KEMAMPUAN PROSES, MODUL
PENGENDALIAN KUALITAS, PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNIVERSITAS
MERCUBUANA
3. id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
4. http://qualityengineering.wordpress.com/2008/06/30/tahapan-lean-six-
sigma-dmaic/
GAMBAR 1. TAHAPAN PERTAMA VALUE STREAM MAP
GAMBAR 2. TAHAPAN KEDUA VALUE STREAM MAP
GAMBAR 3. TAHAPAN KETIGA VALUE STREAM MAP
GAMBAR 4. TAHAPAN KE-EMPAT VALUE STREAM MAP
GAMBAR 5. SIMBOL VALUE STREAM MAP
GAMBAR 6. CAUSE EFFECT DIAGRAM
GAMBAR 7. DIAGRAM PARETO
TABEL HUBUNGAN LEVEL SIGMA DENGAN DPMO

Yield DPMO Sigma Level

(probabilitas tanpa (defect per million
cacat ) opportunity )
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6