Anda di halaman 1dari 13

Aerodinamika

Fundamental of Compressible
Flow in Isentropic Flow
Pertemuan 7
 Peristiwa aliran kompresi pada kondisi
isentropik terjadi ketika nilai entalpi yang
terdapat di dalam sistem tidak
mengalami perubahan, namun terjadi
perubahan pada tekanan serta suhu yang
Penjelasan mengaliri fluida yang bergerak tersebut.
Pada kondisi ini tercipta sebuah
perubahan pada kecepatan yang disebut
dengan peristiwa variasi kecepatan fluida
diwilayah alirannya (variation of fluid
velocity with flow area).
 Kecepatan aliran fluida memiliki kesamaan
dengan prinsip debit, namun dalam
kondisi isentropik, kecepatan aliran
(satuannya kg/s) menyangkut nilai
Isentropik flow kecepatan sebuah hembusan aliran fluida
with one tersebut. Berikut rumus dasar kecepatan
aliran:
dimensional
 M = ρAV
 Dimana : m = kecepatan aliran (kg/s), ρ =
density (kg/m^3), A = area (m^2) dan v =
kecepatan (m/s)
 Namun dalam konsisi kecepatan mendekati
kecepatan suara, nilai area yang terjadi akibat
adanya Persamaan Bernoulli pada nozzel
adalah:

 Jika disederhanakan menjadi berdasarkan 1/c =


Isentropik flow dρ/dP :
with one
dimensional  Dengan catatan kondisi areanya
 Pada persamaan gas ideal pada pertemuan ke
3, aliran isentropik memiliki kondisi yang cukup
mirip yang disebut perbandingan kondisi
kritikal (critical condition boundaries). Berikut
rumusnya
Aliran  Rumus Temperatur
Isentropik  Rumus Tekanan
pada gas ideal
 Rumus Densitas
 Namun jika Ma = 1, maka nilai
perbandingannya:
 Pada sebuah nozzel dibelakang pesawat atau
benda berkecepatan tinggi, aliran kecepatan
yang dikeluarakan nozzel menjadi peristiwa
penyeburan materi tekanan pembakaran dari
ruang pembakaran di mesin pesawat. Oleh sebab
Aliran aliran kecepatan yang dikeluarkan berdasarkan
kecepatan kondisi mendekati kecepatan suara yakni:
didalam nozzel

 Namun jika Ma = 1, maka nilainya:


 Sebuah nozzel dengan k = 1,3 dialiri
tekanan pressure sebesar 2,3 Mpa dan
Contoh soal temperatur sebesar 150° C dengan
kondisi M = 1. hitunglah:
 Temperatur kritikal
 Pressure kritikal
 Temperatur kritikal dikarenakan nilai M = 1, maka
rumus yang dipakai:
T*/T0 = 2 / (1,3 + 1) = 0,869
sehingga nilai temperatur kritikalnya:
T* = 0,869T0 = 0,869 x 423 = 367,587° K
 Pressure kritikal
Jawab
Sama dengan kondisi, rumusnya:
P*/P0 = (2 / (1,3+1) )^(1,3/(1,3-1)) = 0,544
sehingga nilai tekanan kritikalnya:
P* = 0,544P0 = 0,544 x 2300 kPa = 1251,2 kPa
 Seperti kondisi contoh soal ke 1 diatas, berapa
nilai kecepatan aliran fluida pada nozzel
tersebut apabila diameter nozzel 240 cm dan
nilai R = 267 J/kg °K

Contoh soal 2
 Kecepatan aliran
 berdasarkan parameternya, didapat
nilainya:
Jawab  M = 4,5216 x 2300 kPa x √(1,3 / (0,267
x 423)) x (0,869^(3,833)) = 651,371
kg/s
 Sebuah nozzel dengan kondisi udara k =
1,4 memiliki temperatur awal sebesar
200°C dan tekanan 3,5 Mpa, carilah
temperatur dan tekanan kritikalnya pada
Tugas kondisi kecepatan 0,8 Ma
 Seperti soal no 1, carilah nilai kecepatan
aliran dengan nilai R = 288 J/kg°K dan
diameter nozel sebesar 180 cm
 Anderson, John D; “Fundamental of
Aerodynamics, McGraw Hill. 2011, USA
 Cengel, Yunus; “Introduction of Fluid
Mechanics”, McGraw Hill. 2006, USA
 Mattingly, Jack D, and Hans von Ohain;
Referensi “Element of Propulsion : Gas Turbine and
Rocket”,AIAA Education. 2006, Virginia, USA
 http://en.wikipedia.com/compressible_flow
 https://www.pipeflowcalculations.com/table
s/gas.php
Terimakasih
Sandy Suryady ST., MT

Anda mungkin juga menyukai