JANTUNG
STEMI INFERIOR DAN TOTAL AV BLOCK
PEMBIMBING :
dr. Abraham Avicenna, Sp.JP-FIHA
Disusun oleh:
Nur Rohmi Septiana G4A018075
Elma Ambarista Fadil G4A018079
Diah Ayu Novitasari G4A018091
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Tn. JH
• Umur : 41 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Satpam
• Alamat : Kedungwuluh 002/006, Purwokerto Barat
• Tanggal Masuk RSMS : 6 Januari 2020
• Tanggal Periksa : 10 Januari 2020
• Nomor Rekam Medik: 02125432
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan Utama : Nyeri
• Lokasi : Dada
• Onset : 1 hari sebelum masuk rumah sakit
• Kuantitas : nyeri dada dirasakan terus menerus
• Kualitas : nyeri dada seperti ditekan, tidak menjalar
• Faktor Memperberat : saat aktivitas fisik
• Faktor Memperingan : obat
• Keluhan Tambahan : nyeri kepala, keringat dingin, tangan dan kaki
kesemutan
•Kronologi:
Pasien rujukan dari RS Ananda datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada terasa seperti ditekan, tidak menjalar, dirasakan terus
menerus hingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Awalnya pada sore hari pasien
makan banyak di kondangan, kemudian sekitar pukul 11 malam pasien merasakan nyeri dada
hingga tidak bisa melakukan aktivitas apapun, pasien juga merasa nyeri kepala hebat, dan
makin nyeri ketika melihat cahaya, selain itu pasien juga merasakan berkeringat dingin dan
kesemutan pada kedua tangan dan kaki pasien. Kemudian pasien dibawa ke RS Ananda.
Setelah di RS Ananda pasien mengalami penurunan kesadran dan denyut jantung melemah,
sehingga pasien membutuhkan pengawasan di ruangan yang lebih intensif (ICCU) sehingga
FU
HP 0 (6/1/2020) TD 140/90 mmhg Stemi 1. O2 NK 2 lpm
N 89 x/mnt AV Block 2. IVFD RL 10 tpm
Nyeeri dada RR 23 x/mnt 3. Inj SA 3x2 amp
Nyeri kepala T 37,5 °C 4. Heparin bolus 60 IU/KgBB iv lanjut 12
Mual IU/KgBB/jam iv pump
5. Brilinta 2x1 tab
6. Miniaspi 1x1 tab
7. ISDN 3x5 mg
8. Atorvastatin 1x20 mg
9. Kompolac 0-0-1 C
10. Alprazolam 1x0.5 mg
Berkurangnya
Iskemia Vasokontriksi
aliran darah
Miokardium pembuluh darah
koronaria
Diagnosis
1. Anamnesis
a. Keluhan nyeri dada seperti tertekan/ berat daerah retrosternal menjalar
(angina tipikal)
b. Keluhan penyerta diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak nafas,
sinkop
c. Nyeri di daerah penjalaran, sesak nafas yang sulit dijelaskan, rasa lemas
(angina atipikal)
2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi katup mitral akut, hipotensi,
diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema paru meningkatkan kecurigaan
terhadap SKA
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan EKG
b. Pemeriksaan Marka Jantung
• Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T merupakan
marka nekrosis miosit jantung dan menjadi marka untuk
diagnosis infark miokard.
• Troponin I/T sebagai marka nekrosis jantung mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB.
• pemeriksaan CK-MB atau troponin I/T menunjukkan kadar
yang normal dalam 4-6 jam setelah awitan SKA, pemeriksaan
hendaknya diulang 8-12 jam setelah awitan angina. Jika awitan
SKA tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka pemeriksaan
hendaknya diulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama
c. Pemeriksaan Foto Polos
Tujuan pemeriksaan adalah untuk membuat
diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan
penyakit penyerta.
d. Pemeriksaan Laboratorium
tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal, dan
panel lipid. Pemeriksaan laboratorium tidak boleh
menunda terapi SKA.
Tatalaksana
• Tirah baring dan suplementasi O2.
• Aspirin 160-325 mg per oral, diberikan dengan cara dikunyah
(chewable) supaya diabsorpsi lebih cepat.
• Penghambat reseptor ADP (klopidogrel) 300 mg per oral,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari.
• Nitrogliserin spray/tablet sublingual jika nyeri dada masih
berlangsung saat tiba di IGD. Jika nitrogliserin tidak tersedia, dapat
diberikan isosorbid dinitrat (ISDN). Jika nyeri belum mereda,
pemberian dapat diulang setiap 5 menit sampai maksimal 3 kali.
• Morfin sulfat 1-5 mg (IV), dapat diulang setiap 10-30 menit jika
pasien tidak responsif dengan nitrogliserin.
Prognosis
a. Klasifikasi Forrester berdasarkan monitoring
hemodinamik indeks jantung dan pulmonary
capillary wedge pressure (PCWP)
b. TIMI risk scoreadalah sistem prognostik paling akhir yang
menggabungkan anamnesis sederhana dan pemeriksaan fisik
yang dinilai pada pasien STEMI yang mendapat terapi fibrinolitik.
Komplikasi
• Disfungsi ventrikel
• Gangguan hemodinamik
• Syok kardiogenik
• Aritmia
• Ekstrasistol Ventrikel
• Takikardia dan fibrilasi
• Bradiaritmia dan Blok
AV BLOK
DEFINISI
keterlambatan atau gangguan dalam transmisi impuls dari atrium
ke ventrikal akibat gangguan anatomis atau fungsional dalam
sistem konduksi.
ETIOLOGI
• Fisiologis :
• akibat reflek vagal meningkat
• HR meningkat
• Anatomis :
• iskemik dan infark miokard
• degeneratif AVN atau bundle branch (fibrosis, kalsifikasi,
atau infiltrasi lemak)
AV BLOK
Patofisiologi
• AVN disuplai oleh arteri koroner kanan (90%) atau dengan arteri
sirkumfleksa (10%) dan dipersarafi oleh serabut simpatis dan
parasimpatis.
• AVN memperlambat konduksi ke ventrikel → decremental conduction
• Sistem His-Purkinje bisa juga menjadi lokasi terjadinya AV. Sistem His-
Purkinje terdiri dari 2 bundel (kiri dan kanan) yg memungkinkan
aktivasi ventrikel yang cepat
• AV block derajat 1 dan 2 tipe 1 biasanya melibatkan penundaan di
tingkat AVN
• AVB derajat 1 tipe 2 umumnya melibatkan penyumbatan pada berkas
his atau daerah yang lebih rendah dari sistem konduksi
• AV block derajat III melibatkan gangguan konduksi di AV node atau
sistem His-Purkinje
KLASIFIKASI
AV Blok Derajat 1
Blok AV Derajat 1 terjadi bila semua impuls dari atrium dapat
dihantarkan ke ventrikel dengan waktu hantaran yang lebih lama
• interval PR memanjang, > 0,20 detik
KLASIFIKASI
AV Blok Derajat 2
Tidak semua impuls dari atrium dapat dihantarkan melalui nodus
AV dan sistem His-Purkinje ke ventrikel
PM: pacemaker
CAG : coronary angiography
Terima Kasih