Anda di halaman 1dari 29

KERATOKONJUNGTIVITI

S VIRAL

Residen pembimbing
dr. Kevin Jawan

Supervisor Pembimbing
dr. Samuel Malingkas, SpM

Oleh :
Nizra Ayu Sarah
17014101269
PENDAHULUAN
• Kelainan konjungtiva dan kornea sering
menjadi penyebab timbulnya penyakit mata.
• Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling
umum di dunia.
• Konjungtivitis viral menggambarkan hingga
50% dari seluruh konjungtivitis akut di poli
umum.
DEFINISI

 Konjungtivitis adalah proses peradangan pada


konjungtiva
 Keratitis adalah proses peradangan pada
kornea

Keratokonjungtivitis yaitu proses peradangan


pada konjungtiva yang disertai peradangan pada
kornea
ANATOMI KONJUNGTIVA
 Konjungtiva
palpebralis (menutupi
permukaan posterior
dari palpebra).
 Konjungtiva bulbaris
(menutupi sebagian
permukaan anterior
bola mata).
 Konjungtiva forniks
(bagian transisi yang
membentuk hubungan
antara bagian
posterior palpebra dan
bola mata)
LAPISAN KORNEA
 Epitel
 Membran
Bowman
 Stroma
 Membran
Descement
 Endotel
ETIOLOGI

 Etiologi keratokonjungtivitis terbagi menjadi


2 kelompok besar, yaitu:
 Infeksi  bakteri, virus, klamidia, jamur,
dan parasit (jarang)
 Non infeksi  reaksi imunologi (vernal,
atopik, Hay fever), agen kimiawi (larutan
lensa kontak dan zat asam/basa)
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

Keratokonjunctivitis sicca
Vernal keratokonjunctivitis
Atopik keratokonjunctivitis.
Epidemi keratokonjunctivitis
Keratokonjungtivitis limbus superior
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA
KERATOKONJUNGTIVITIS
PENATALAKSANAAN
 Terapi yang diberikan pd
keratokonjungtivitis dpt berupa terapi
definitif dan suportif.
 Terapi definitif  antibiotik, antivirus,
antifungal (berupa tetes mata, salep mata,
dan obat2 per oral), cromolyn (vernal), tetes
epinefrin.
 Terapi suportif  kompres dingin, artificial
tear
 Kortikosteroid.
KOMPLIKASI

 Komplikasi keratokonjungtivitis, antara lain:


 Blefaritis
 Jaringan parut pada konjungtiva
 Keratitis punctata
 Keratokonus
 Ulserasi kornea marginal,
 Pneumonia
 Meningitis dan septikemia
PROGNOSIS

Prognosis pd umumnya baik,


apabila diterapi dengan benar dan
tepat, terutama pada kasus yang
tidak terjadi parut atau
vaskularisasi pada kornea
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Feri Wungkana
• Umur : 37 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Kristen Protestan
• Status Perkawinan : Menikah
• Alamat : Tatengesan Belang
• No. RM : 51.00.37
• Pekerjaan : Petani
• Tanggal Pemeriksaan : 29 Agustus 2017
ANAMNESA
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
• Keadaan sakit : sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 78 x/menit, reguler, isi
dan tegangan cukup
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : 36oC
STATUS OFTALMIKUS
 Pemeriksaan Okulus Dextra Okulus Sinistra
Visus  6/30 6/6 
TIO  n/palpasi n/palpasi 
Segmen Anterior
 
Palpebra  N N
 Injeksi silier (+) , injeksi
Konjungtiva konjungtiva (+), sekret (+) N
serous
Kornea Infiltrat (+)  N
COA  Dalam Dalam 
Iris/Pupil  N N 
Lensa Jernih Jernih
Segmen Posterior
 
Refleks Fundus N N 
Retina  N N 
Papil N.II  N N
Makula  N N 
RESUME
Tn. Feri Wungkana, Laki-laki berusia 37 tahun datang
ke poli klinik mata RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado
dengan keluhan pengelihatan mata kanan kabur. Tidak
keluar belek pada mata sebelah kanan disertai mata
merah, sangat berair dan mengganjal. Pasien telah
melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat
tetes mata namun tidak ada perbaikan dan mencari
pengobatan ke dokter. Pasien bekerja sebagai petani dan
tidak menggunakan pelindung mata saat bekerja. Pada
pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan
ophthalmologi didapatkan visus 6/30 untuk OD dan 6/6
untuk OS, injeksi silier, injeksi konjungtiva dan sekret
serous pada konjungtiva bulbi dan infiltrat pada kornea.
DIAGNOSIS KERJA
Keratokonjungtivitis Viral Okuli Dextra
DIAGNOSA BANDING
Gejala Keratokonjungtivitis Glaukoma Akut Uveitis Akut
Penurunan Visus +++ +++ +/++
Nyeri ++ ++/+++ ++
Fotofobia +++ + +++
Halo - ++ -
Eksudat -/++ - -
Gatal - - -
Demam -/++ - -
Injeksi Silier +++ + ++
Injeksi Konjungtiva +++ ++ ++
Kekeruhan Kornea +/++ +++ -
Kelainan Pupil N/Miosis Midriasis nonreaktif Miosis ireguler
Kedalaman COA N Dangkal N
TIO N Tinggi Rendah
Sekret +/++ - +
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
• ad vitam : bonam
• ad sanationam : dubia ad bonam
• ad fungsionam : bonam
EDUKASI
• Menjelaskan pada pasien bahwa pengelihatan
mata kanan kabur disebebkan karena
keratokonjungtivitis viral
• Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya
menggunakan pelindung mata saat bekerja
• Menjelaskan pada pasien untuk mencuci
tangan sebelum menyentuh mata
• Meminta pasien untuk melakukan kontrol di
poliklinik mata
PEMBAHASAN
Dari Anamnesis:
Pengelihatan mata kanan Perkiraan diagnosis:
kabur -Keratitis OD
Mata kanan merah, sangat -Konjungtivitis OD
berair dan terasa mengganjal -Uveitis
Demam (-) -Glaukoma
DM (-)
Hipertensi (-)

Diagnosis  Hasil Px Visus :


ditegakkan: VOD = 6/30
Keratokonjungtivi VOS = 6/6
tis Viral OD  Hasil Px TIO:
TIODS = n/palpasi
 Hasil Px Slit Lamp:
Injeksi konjungttiva
Penatalaksanaan: (+)
-Antibiotik Injeksi siliar (+)
-Air Mata Buatan Sekret (+) serous
-Vitamin C Infiltrat kornea (+)
DAFTAR PUSTAKA
1. Externa disease and cornea. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology. 2007
2. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Jakarta : Widya Medika. 2000.
3. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2000.
4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006
5. Srinivasan M, et al.. Distinguishing infectious versus non infectious keratitis. INDIAN Journal of Opthalmology. 2006
6. Radjiman T, dkk. Surabaya: Ilmu Penyakit Mata. Airlangga. 1984.
7. Duszak, Robert S. Thygeson Superficial Punctate Keratitis Clinical. Presentation. 2010
8. Smolin, Gilbert. The Cornea Scientific Foundations and Clinical Practice. Boston. 1983
9. Sutphin, John E. Thygeson’s Superficial Punctate Keratitis. 1999
10. Mansjoer, Arif M. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2001
11. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2015
12. American Academy of Ophthalmology. Preferred practice pattern: conjunctivitis, 2nd ed. San Francisco, CA: American Academy of
Ophthalmology; 2003.
13. Stenson S, Newman R, Fedukowicz H. Laboratories studies in acute conjunctivitis. Arch Opthalmology. 1982; 100: 1275-1277.
14. Weiss A, Brinser J, Nasae-Stewart V. Acute conjunctivitis in childhood. J Pediatr Med. 1993; 122:10-14.
15. Gigliotti F, Williams WT, Hayden FG. Etiology of acute conjunctivitis in children. J. Pediatr. 1981;98: 531-536.
16. Fitch CP, Rapoza PA, Owens S. Epidemiology and diagnosis of acute conjunctivitis at an inner-city hospital. Opthalmology.
1989;96:1215-1220.
17. Sambursky RP, Fram N, Cohen Ej. The prevalence of adenoviral conjunctivitis at the Wills Eye Hospital emergency room. Optometry.
2007;78:236-914.
18. Scott IU and Luu K. Conjunctivitis, viral. http://www.emedicine.medscape.com/article/1197851. [Online] Emedicine, September 2017
19. Khaw PT, Shah Pand Elkington AR. ABC of Eyes. Fourth edition. BMJ Publishing Group, 2004.
20. Bawazeer A and Hodge WG. Keratoconjunctivitis Epidemic. http://emedicine.medscape.com/article/1192751-print. [Online]
Emedicine. January 7, 2008.
21. Yanoff, Myron, Duker JS and Augsburger JJ. Opthalmology 2nd edition: Mosby, 2003.

Anda mungkin juga menyukai