Disusun oleh :
1. Retni Nurbaity
2. An Nurdiya Yuliawati
3. Ristanti Nurul Istiana
DEFINISI
Hipospadia
Hipospadia adalah suatu keadaan abnormal dari
perkembangan uretra anterior dimana meatus
uretra eksterna terletak di bagian ventral dan
letaknya lebih proksimal dari letak yang normal
dan disertai adanya firosis pada bagian distal MUE
yang menyebabkan bengkoknya penis (chordae).
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana
terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan minggu ke 10 sampai ke 14
yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral
penis antara skrotum dan glans penis.
Epispadia
2. Faktor Hormon
Hormone yang dimaksud di sini adalah hormone androgen
yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau bisa juga
karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam tubuh
yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone
androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila
reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu
efek yang semestinya.
3. Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah
polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat
mengakibatkan mutasi.
4. Embriologi
Secara embriologis hipospadia disebabkan oleh sebuah kondisi
dimana bagian ventral lekuk uretra gagal untuk menutup
dengan sempurna. Diferensiasi uretra bergantung pada
hormone androgen Dihidrotestosteron (DHT) dengan kata lain
hipospadia dapat disebabkan oleh defisiensi produk
testosterone, konversi testosterone menjadi DHT yang tidak
adequate, atau defisiensi local pada hormone androgen.
(Heffner, 2005)
PATOFISIOLOGI
Hipospadia merupakan cacat bawaan yang diperkirakan terjadi pada
masa embrio selama perkembangan uretra, dari kehamilan 8-20
minggu. Hipospadia di mana lubang uretra terletak pada perbatasan
penis dan skortum, ini dapat berkaitan dengan chordee kongenital.
Paling umum pada hipospadia adalah lubang uretra bermuara pada
tempat frenum, frenumnya tidak berbentuk, tempat normalnya meatus
urinarius di tandai pada glans penis sebagai celah buntuh. Penyebab
dari Hipospadia belum diketahui secara jelas dan dapat dihubungkan
dengan faktor genetik dan pengaruh Hormonal. Pada usia gestasi
Minggu ke VI kehamilan terjadi pembentukan genital, pada Minggu ke
VII terjadi agenesis pada mesoderm sehingga genital tubercel tidak
terbentuk, bila genital fold gagal bersatu diatas sinus urogenital maka
akan timbul Hipospadia.
Epispadia terjadi karena tidak lengkapnya perkembangan uretra
dalam utero. Pada anak laki-laki normal, meatus terletak di ujung
penis, namun anak laki-laki dengan epispadia, terletak di atas
penis. Dari posisi yang abnormal ke ujung, penis dibagi dan
dibuka, membentuk selokan. Epispadia digambarkan seolah-olah
pisau dimasukkan ke meatus normal dan kulit dilucuti di bagian
atas penis. Klasifikasi epispadias didasarkan pada lokasi meatus
pada penis. Hal ini dapat diposisikan pada kepala penis
(glanular), di sepanjang batang penis (penis) atau dekat tulang
kemaluan (penopubic). Posisi meatus penting dalam hal itu
memprediksi sejauh mana kandung kemih dapat menyimpan urin
(kontinensia). Semakin dekat meatus (dasar atas penis), semakin
besar kemungkinan kandung kemih tidak akan menahan kencing.
PATHWAYS
MANIFESTASI KLINIS
Hipospadia
a. Jika berkemih, anak harus duduk.
b. Pembukaan uretra di lokasi selain ujung
penis
c. Penis tampak seperti berbalut karena
adanya kelainan pada kulit depan penis
d. Penis melengkung ke bawah
e. Lubang penis tidak terdapat di ujung
penis,tetapi berada di bawah atau di dasar
penis
f. Semprotan air seni yang keluar abnormal
Epispadia
a. Lubang uretra terdapat di punggung
penis
b. Lubang uretra terdapat di sepanjang
punggung penis.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa 4
Memfiksasi kateter pada penis anak dengan
memakai balutan dan plester
Menggunakan restrain atau pengaman yang
tepat pada saat anak tidur atau gelisah
Menghindari alat-alat tenun atau yang lainnya
yang dapat mengkontaminasi kateter dan penis
Diagnosa 5
Menganjurkan orang tua untuk
mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran
mereka tentang ketidak sempurnaan fisik anak
Membantu orang tua melalui proses berduka
yang normal
Merujuk orang tua kepada kelompok
pendukung yang tepat, jika diperlukan
Apabila memungkinkan, Menjelaskan perlunya
menjalani pembedahan multiple, dan jawab
setiap pertanyaan yang muncul dari orang tua
Evaluasi
Orang tua memahami tentang hipospadi
dan alasan pembedahn, serta orang tua
akan aktif dalam perwatatn setelah operasi
Anak tidak mengalami infeksi yang di tandai