Anda di halaman 1dari 22

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KEPERAWATAN
PERAWAT - PASIEN

DISAMPAIKAN
OLEH
ROHYATI,S Kep.Ns
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Menurut Haber (1987, hal. 226) komunikasi adalah
suatu proses dimana informasi ditransmisikan melalui
sebuah sistem lewat simbol, tanda atau perilaku yang
umum.
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran
informasi atau proses pemberian arti sesuatu (Taylor,
1993).
Komponen komunikasi :
1. Pengirim pesan
2. Penerima pesan
3. Pesan
4. Variabel pesan (komunikasi verbal & non verbal,
bunyi, keterampilan komunikasi, setting, media,
umpan balik & lingkungan)
Tingkat komunikasi:
• Intrapersonal
• Interpersonal
• Komunikasi Publik
Jenis komunikasi:
1. Verbal terkait dengan ya:penggunaan kata-kata
atau tulisan, karakteristiknya
• Jelas dan ringkas
• Perbendaharaan kata
• Arti denotatif dan konotatif
• Intonasi
• Kecepatan berbicara
• Humor
2. Komunikasi non verbal
Disebut juga bahasa tubuh, meliputi isyarat,
pergerakan tubuh dan penampilan fisik
• Penampilan fisik
• Sikap tubuh dan cara berjalan
• Ekspresi wajah
• Sentuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi:
• Perkembangan
• Persepsi
• Nilai
• Latar belakang sosial budaya
• Emosi
• Pengetahuan
• Peran
• Tatanan interaksi
Gangguan dalam komunikasi
• Pesan tidak jelas/pesan diterima dari orang
kedua
• •Adanya transaksi komunikasi:
Komplementer /apa adanya /flugar
• Silang
• Tersembunyi

Tujuan komunikasi terapeutik


• Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya
• Kemampuan untuk menganalisa perasaannya
sendiri
• Kemampuan menjadi contoh peran
• Altruistik
• Rasa tanggung jawab etik dan moral
• Tanggung jawab
Sikap Teta
Komun
ikasi Berhadapa Mempertaha
nkan kontak
Membungkuk ke
Mempertahanka
n sikap
p
arah klien
Terap
n mata terbuka
relak
eutik s
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Ada 2 syarat dasar untuk berkomunikasi
efektif (Stuart dan Sundeen, 1998) yaitu:

Semua komunikasi harus ditujukan menjaga


harga diri pemberi-penerima pesan

Komunikasi yang menciptakan saling pengertian


harus dilakukan pengirim pesan sebelum
memberi saran, informasi maupun masukan.
Wilson dan Kneisl (1992) juga Stuart dan Sundeen
(1998) menyatakan beberapa jenis teknik komunikasi
terapeutik, yaitu:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian/listening
2.Menunjukkan penerimaan /acceptance -ikhlas
3.Menanyakan pertanyaan terbuka/broad opening
berkaitan – ada apa sehingga dibawa RS…
4.Mengulang ucapan klien dengan kata-kata
sendiri/restating-saya ulang….
5. Klarifikasi – apa benar………….
6.Memfokuskan /focusing – bicaranya topikny…
7. Menyampaikan hasil observasi /membagi persepsi
- tadi saya lihat………..
8.Menawarkan informasi /informing – apa yg ingin…
10.Meringkas – saya ringkas y jadi………
11. Memberikan penghargaan / reinforcement
12. Menawarkan diri – ada yg bias saya bantu….
13. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai
pembicaraan – silahkan bicara duluan….
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan –
silahkan diteruskan….
15. Menempatkan kejadian secara teratur – menceritakan
kejadian….
16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya –
menceritakan kejadian… waspadai bila ancietas
17. Refleksi / menganjurkan klien untuk mengemukakan
dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari
dirinya.
Dimensi hubungan
1. Dimensi responsive
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), dalam dimensi
ini termasuk keikhlasan, penghormatan,
pengertian empati dan kekonkritan”

a. Kesejatian/keikhlasan
b. Hormat/menghargai
c. Empati-merasakan,mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah klien
d. Kongkrit / akurat
2. Dimensi Tindakan
a. Konfrontasi
Carkhoff (dikutip oleh Stuart dan Sundeen,
1998) mengidentifikasikan 3 kategori
konfrontasi yaitu:
1) Ketidaksesuaian antara konsep diri klien (ekspresi
klien tentang dirinya) dan ideal diri (cita-
cita/keinginan klien)
2) Ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal & perilaku
klien
3) Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan perawat
Konfrontasi seharusnya dilakukan secara
asertif bukan agresif/marah. Oleh karena itu
sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu
mengkaji antara lain: tingkat hubungan saling
percaya dengan klien, waktu yang tepat,
b. Kesegeraan
c. Keterbukaan perawat
Tampak ketika perawat memberikan
informasi tentang diri, ide, nilai,
perasaan & sikapnya sendiri untuk
memfasilitasi kerjasama, proses
belajar, katarsis, atau dukungan klien.
d. Katarsis emosional
e. Bermain peran
TAHAP-TAHAP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
PRA INTERAKSI
Merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan pasien. Perawat perlu
mengevaluasi diri tentang kemampuan yang dimiliki.
1. Evaluasi diri. Terkait pengetahuan, pengalaman,
tingkat kecemasan, dan lain-lain
2. Penetapan tahapan hubungan/interaksi. Perlu
ditetapkan kontak pertama/ selanjutnya,
pengkajian/observasi/ pemantauan, cara
pelaksanaan tindakan.
3. Rencana interaksi. Menyiapkan rencana percakapan
& komunikasi dengan klien, penggunaan teknik
komunikasi yang terkait dengan tujuan hubungan
dengan klien, teknik observasi yang akan dilakukan
selama berhubungan dengan klien, langkah-langkah
tindakan yang dikerjakan (SOP).
FASE ORIENTASI
Fase orientasi dilaksanakan pada awal pertemuan,
kedua dan seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah
memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah
dibuat dengan keadaan pasien saat ini dan
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.
• Memberi salam
Sama dengan fase perkenalan
• Memvalidasi perasaan & masalah pasien
Bagaimana perasaan… (sesuai nama panggilan)
hari ini? Coba… ceritakan ? Adakah suara-suara
yang tidak ada wujudnya? Sehingga dibawa ke RS
• Kontrak : topic, tujuan, tempat, waktu
Setiap berinteraksi dengan pasien dikaitkan
dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya.
FASE KERJA
Merupakan inti hubungan perawat pasien yang
terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Tujuan tindakan
1. Meningkatkan
keperawatan pengertian dan pengenalan pasien
adalah:
akan dirinya, perasaan, pikiran dan perilakunya.
Ini sering disebut tujuan kognitif.
2. Mengembangkan, mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini
sering disebut tujuan afektif & psikomotor.
3. Melaksanakan terapi/teknikal keperawatan
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan
5. Melaksanakan kolaborasi
6. Melaksanakan observasi & monitoring.
Contoh fase kerja sp1 hal
terkait tujuan yg harus dicapai
 Bagaimana dengan halusinasi yang ibu alami?
 Saya bantu ibu, cara untuk menghilangkan halusinasi:
 Pertama: ibu pahami dulu bahwa halusinasi yg ibu rasakan orang lain
tidak ikut mendengar/ kognitif.
 Kedua : coba ibu sebutkan suara itu muncul ngomong ttg apa? Saat
sedang apa? Sehari brp x? waktunya?rasanya gmn? Terakhir muncul?
 Ketiga : coba perhatikan saya jelaskan (beri contoh) tentang menghardik
 Mari kita coba (bantu pasien melakukannya), beri pujian jika mampu
perhatikan afektif & psikomotornya.
 DIFASE INI PERAWAT : wajib memberikan pemahaman penyakitnya,
menjelaskan cara mengatasi, mencontohi, pasien mendemontrasikan
sampai benar, memberi reword sesuai keberhasilan pasien.
FASE TERMINASI
Terminasi dibagi 2, yaitu sementara dan terminasi
akhir
1. Terminasi sementara
Pada terminasi sementara perawat akan bertemu
lagi dengan pasien pada waktu yang telah
ditentukan, misalnya ½ jam hari berikutnya.
Isi percakapan:
a. Evaluasi hasil DS & DO
• Coba ibu sebutkan hal-hal yang sudah kita
bicarakan
• Apa saja yang ibu telah dapatkan dari
percakapan kita tadi
b. Rencana tindak lanjut

• Bagaimana kalau ibu coba lakukan nanti


untuk latihan?
• Yang mana yang ingin ibu coba? Mari kita
batu buat jadwal harian

c. Kontrak yang akan datang


• Waktu: Kapan kita bertemu lagi,
bagaimana kalau nanti jam… kita bertemu
lagi. Kita akan bertemu lagi besok.
• Topik: Apa yang akan kita bicarakan besok?
Bagaimana kalau kita bicara tentang…
• Tempat: Dimana kita besok akan bicara?
Bagaimana kalau di ruang tamu?
2. Terminasi akhir
Terjadi jika pasien akan pulang dari RS atau
perawat selesai praktek di RS
Isi percakapan:
a. Evaluasi hasil
• Coba sebutkan kemampuan yang di dapat
setelah dirawat di sini?
• Apa saja yang sudah ibu ketahui selama
ibu di rawat di sini?
• Saya melihat ibu sudah dapat melakukan…
(sebutkan) sesuai hasil observasi pada tiap
diagnosa keperawatan)
b. Rencana tindak lanjut
• Apa rencana kegiatan ibu di rumah?
• Sudahkah ibu ketahui waktu dan tempat
kontrol kembali?
• Apa gejala dan tanda yang perlu
diperhatikan di rumah?
c. Eksplorasi perasaan
• Bagaimana perasaan ibu berpisah dengan
saya/meninggalkan RS?
d. Hal yang sama dengan a, b, c, dilakukan pada
keluarga
Tugas perawat pada setiap fase proses berhubungan
Fase Tugas
Pra interaksi Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
Analisa kekuatan kelemahan profesional diri
Dapatkan data tentang klien jika mungkin
Rencanakan pertemuan pertama
Orientasi Tentukan alasan klien minta pertolongan
Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
Rumuskan kontrak bersama
Eksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
Kerja Perawat wajib memahamkan masalahnya, menjelaskan cara
mengatasi, mencontohi, pasien mendemonstrasikan,
memberi reword sesuai keberhasilan pasien (mencapai
tujuan ) kognitif, afektif dan psikomotor.
Eksplorasi stressor yang tepat,dorong perkembangan
kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping yang
kontruktif, atasi penolakan perilaku.
Terminasi Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan kehilangan,
sedih, marah, perilaku lain, menyimpulkan & saran.
Orang Bukan Betah Dimana Ia
Tinggal Tetapi Dimana Ia
Dimengerti Orang Lain
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai