BAHASA INDONESIA
DOSEN
ILA NAFILAH, S.S., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2013
Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) menekankan
Deskripsi Singkat
keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
Perkuliahan
benar dalam ranah membaca, berbicara, menyimak, dan
menulis.
PERTEMUAN
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
IX
Pengertian Paragraf
PERTEMUAN Pola Pikir Paragraf
XI Pengembangan Paragraf
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA
PERTEMUAN
XVI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MEKANISME PENILAIAN
MEKANISME PENILAIAN
Bahasa negara
Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928 Bahasa resmi
Bahasa penghubung
antar individu
Bahasa pengantar di
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia
semua sekolah di
mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia
Indonesia;
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
3. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
1) 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan
dimuat dalam kitab logat Melayu;
2) 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
“ Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka;
3) 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang
kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia (hari lahirnya ‘Sumpah
Pemuda’);
4) 1933 berdirinya Pujangga Baru dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana
dan kawan-kawan;
5) 25-28 Juni 1938 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasilnya berupa
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu;
6) 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah
satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara;
7) 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya;
8) 28 Oktober – 2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan
yang merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus
menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara;
9) 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;
10)31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah;
11)28 Oktober – 2 November 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta
dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh;
12) 21- 26 November 1983 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam
rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55;
13) 28 Oktober – 3 November 1988 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta,
ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni
berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia;
14)28 Oktober – 2 November 1993 Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia;
15)26 – 30 Oktober 1998 Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia.
Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Batasan Bahasa Indonesia
• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?
Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda):
Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan
yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-
lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakkan rakyat
Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat
dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa
persatuan.
Batasan Bahasa Indonesia
• Kompetensi Dasar
• Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan
pengetahuan yang melandasi pemelajaran
bahasa Indonesia yang bersifat akademis,
sejarah, dan problem yang dihadapi bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran
Latar Belakang Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Undang-undang Nomor 2 1989 tentang sistem
Pendidikan nasional:
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan
mata kuliah wajib diberikan di semua jenjang
dan jalur pendidikan.
Ditegaskan kembali pada Undang-Undang
Nomor 20 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
nomor 323/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa:
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) bersama-
sama dengan Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
MPK adalah mata kuliah yang menjadi
sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya
Visi, Misi, dan Kompetensi MPK
• Visi MPK
Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
• Misi MPK
Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan,
kebudayaan, serta kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat
dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang dimiliki dengan rasa tanggung
jawab.
o Kompetensi MPK
Standar kompetensi yang wajib dimiliki
mahasiswa meliputi pengetahuan tentang
nilai-nilai agama, budaya, dan
kewarganegaraan, serta mampu menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari; memiliki kepribadian yang mantap;
berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis,
dan dinamis; berpandangan luas dan bersikap
demokratis yang berkeadaban.
Visi dan Misi Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Visi
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu
instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa
menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Misi
Tercapainya kemahiran mahasiswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara
Indonesia yang berkepribadian.
Kompetensi Mahasiswa dalam Pemelajaran
Bahasa Indonesia
Mahasiswa mampu :
Menggunakan bahasa Indonesia untuk
mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah
ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah berkualitas,
baik tulis maupun lisan, dan
Menggunakan kemahiran dalam berbahasa
Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang
hayat.
c. Substansi Kajian
1) Jumlah penutur;
2) Luas penyebaran; dan
3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra,
dan pengungkap budaya.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
1) Jumlah penutur
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah
penuturnya tidak sebanyak bahasa Jawa atau
Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu
ditambahkan penutur dwibahasawan yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pertama atau bahasa kedua, kedudukannya
dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa
di Indonesia ada di peringkat pertama.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
1) Jumlah penutur
Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun akan
bertambah. Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal:
a. arus pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan
rumpunan pendatang yang berbeda-beda bahasa ibunya,
menciptakan keperluan akan alat perhubungan bersama. Jika
orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya;
b. Perkawinan antarsuku sering mendorong orang tua untuk
berbahasa Indnesia dengan anaknya. Hal itu terjadi jika kedua
bahasa daerah yang dipakainya banyak perbedaannya;
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
2) Luas Penyebaran
Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai
orang di daerah pantai timur Sumatra, di
Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah
pantai Kalimantan.
Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia, yakni
Melayu-Indonesia bercampur dengan bahasa
setempat, didapati di Jakarta dan sekitarnya:
Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan
Kupang.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
Verbal Nonverbal
Hakekat Bahasa
Bagan Proses komunikasi
Tindakan Decoding
Hakekat Bahasa
Contoh:
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi
emas
a b c d
Hakekat Bahasa
Pada konstruksi (a) jika dibandingkan dengan
konstruksi (b), maka polanya menjadi:
Contoh:
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi
emas
a b c d
sintaksis
wa kal kla mo
ca im us
fra ka rfe
fon
morfologi
fo
se ta em n
na at a m
fonologi
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Contoh:
Bendera kuning selain melambangkan ada kematian juga di
pakai menjadi lambang kepresidenan.
Gambar padi dan kapas melambangkan asas keadilan sosial.
Hakekat Bahasa
2)Berwujud lambang
Contoh:
Lambang bahasa berwujud bunyi <kuda> dengan rujukannya
yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.
<kuda> dalam bahasa Indonesia;
<jaran> dalam bahasa Jawa;
<horse> dalam bahasa Inggris;
<paard> dalam bahasa Belanda.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Sinyal (signal) atau isyarat = tanda yang disengaja yang dibuat oleh
pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal
bersifat imperatif.
Contoh: lampu lalu lintas dengan warna merah, hijau, dan kuning
adalah sinyal yang harus dipatuhi oleh pengemudi. Bila lampu
berwarna merah yang semula berwarna kuning menjadi isyarat atau
sinyal bagi si pengemudi untuk menghentikan kendaraannya; dan bila
lampu berwarna hijau yang tadinya berwarna merah menjadi isyarat
bagi si pengemudi untuk segera menjalankan kendaraannya.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Jadi, persamaan dan perbedaan antara tanda, lambang, dan sinyal :
Persamaan = termasuk “tanda”
Perbedaan = - tanda bersifat alami (ada asap tandanya ada api)
- lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas
lambang keadilan sosial)
- sinyal bersifat imperatif (warna merah pada lampu
lalu lintas melambangkan “bahaya”, tetapi pada saat
menyala setelah warna kuning merupakan isyarat bagi
pengemudi untuk berhenti.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41.
Kode = memiliki ciri, adanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal,
maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda,
dan tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu.
Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 42.
10. Bervariasi 11. Bersifat
9. Bersifat Dinamis
Produktif 12. Berfungsi
sebagai Alat
Interaksi Sosial
8. Bersifat
Universal
13. Identitas
Penuturnya.
7. Berisfat Unik
HAKIKAT
BAHASA
6. Bersifat
Konvensional
5. Bahasa itu
Bermakna
1. Sebuah
Sistem
4. Bersifat
Arbitrer 2. Berwujud
3. Berupa Lambang
Bunyi
Batasan Ragam Bahasa
Pengertian
Jenis
●
Dalam pendahuluan KBBI, ragam bahasa adalah
varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.
●
Ragam bahasa berbeda dengan dialek yaitu
Pengerti
varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.
●
Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen,
laras, gaya, atau berbagai
variasi sosiolinguistik lain, termasuk
variasi bahasa baku itu sendiri.
an ●
Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan
argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau
tingkat formalitas tertentu, meskipun
penggunaannya kadang juga dianggap sebagai
suatu variasi atau ragam tersendiri.
Pengertian
Biasanya pemerian dialek (bahasa Yunani :
adalah berdasarkan geografi, διάλεκτος, dialektos), adalah
namun bisa berdasarkan faktor varian dari sebuah bahasa
lain, misalkan faktor sosial. menurut pemakai.
dibedakan berdasarkan kosa
kata, tata bahasa, dan pengucapan
Dialek regional (fonologi, termasuk prosodi).
Aksen (musik)
Jenis Logat adalah cara
mengucapkan kata (aksen)
atau lekuk lidah yang khas,
yang dimiliki oleh masing-
masing orang sesuai dengan
Aksen
Stres (linguistik), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan asal daerah ataupun suku
dengan penekanan terbanyak. bangsa. Logat dapat
mengidentifikasi lokasi
Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang
dimana pembicara berada,
sesuai asal daerah mereka sendiri sendiri. status sosial-ekonomi, dan
Aksen (musik), penekanan pada nada dalam musik lain lainnya.
Pengertian
Joos, seorang ahli linguistik (bahasa Inggris: register)
membagi lima laras bahasa adalah ragam bahasa yang
menurut derajat digunakan untuk suatu tujuan atau
keformalannya, yaitu : pada konteks sosial tertentu.
beku (frozen)
Ragam konsultatif digunakan
resmi (formal) dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau
konsultatif pertukaran informasi seperti
(consultative) Jenis dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
akrab Ragam santai digunakan dalam
santai (casual) suasana tidak resmi dan dapat
(intimate)
digunakan oleh orang yang
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat Laras
belum tentu saling kenal dengan
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab akrab.
suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan Ragam akrab digunakan di
pidato. antara orang yang memiliki
Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi hubungan yang sangat akrab
seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal dan intim.
ilmiah.
Pengertian
I. Segi Nonbahasa Cabang linguistik yang mempelajari
ragam bahasa seperti dialek, aksen,
a. Berdasarkan pengarang laras, dll.
Ilmu ini juga mencoba menerangkan
b. Berdasarkan Masa alasan pemilihan ragam bahasa yang
digunakan oleh individu atau
c. Berdasarkan Medium kelompok sosial tertentu, produksi
dan penerimaan makna, analisis
wacana, serta kritik sastra .
d. Berdasarkan Subyek
Gaya atau khususnya gaya
e. Berdasarkan Tempat bahasa dikenal dalam retorika
Jenis dengan istilah style. Kata style
f. Berdasarkan Hadirin diturunkan dari kata Latin stiliis,
c. berdasarkan yaitu semacam alat untuk
struktur kalimat menulis pada lempengan lilin.
g. Berdasarkan Tujuan Keahlian menggunakan alat ini
Gayamempengaruhi jelas
akan
berdasarkan langsung
II. Segi Bahasa tidaknya tulisan pada lempengan
tidaknya makna
tadi.
a. berdasarkan pilihan kata hubungan yang sangat akrab dan
intim.
b. berdasarkan nada yang terkandung Ilmu untuk mempelajari gaya
dalam wacana disebut Stilistika
Pengertian
Bahasa prokem Variasi sosial yang bersifat khusus dan
rahasia. Artinya, variasi ini digunakan
Bahasa yang pernah oleh kalangan tertentu yang sangat
populer digunakan dalam terbatas, dan tidak boleh diketahui
pergaulan anak muda oleh kalangan di luar kelompok itu.
Jakarta pada era tahun 80-
an hingga awal 90-an.
Ciri-ciri:
1) Kosakata yang digunakan
Kehadiran bahasa prokem itu dalam slang selalu berubah-
dapat dianggap wajar karena ubah;
sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia Jenis 2) Bersifat temporal;
remaja. Masa hidupnya terbatas 3) Lebih umum digunakan oleh
sesuai dengan perkembangan para kaula muda, meski kaula
usia remaja. Selain itu,
Jadi, kehadirannya di dalam tua pun ada pula yang
pemakainnya pun terbatas pula
di kalangan remaja kelompok pertumbuhan bahasa menggunakannya;
usia tertentu dan bersifat tidak Indonesia ataupun bahasa Slang
resmi. Jika berada di luar daerah tidak perlu Contoh : Doku (Duit), Mokat
lingkungan kelompoknya, bahasa dirisaukan karena bahasa
yang digunakannya beralih ke
(Mati), Mokal (Malu), Rokum
itu masing-masing akan
bahasa lain yang berlaku secara (Rumah), Rokar (Rokok),
tumbuh dan berkembang
umum di lingkungan masyarakat
sendiri sesuai dengan fungsi
Sedokur (Saudara), Nyokap
tempat mereka berada. (Ibu), Bokap (Bapak), Pokis
dan keperluannya masing-
masing. (Pisau)
Variasi sosial yang digunakan secara
terbatas pada profesi-profesi tertentu
dan bersifat rahasia. Letak
kekhususan Argot pada kosakatanya.
Argot sering digunakan dalam dunia
Pengertian
kejahatan (pencuri, tukang copet)
Contoh : Barang (Mangsa),
Kacamata (Polisi), Daun
(Uang), Gemuk (Mangsa
besar), Tape (Mangsa yang
empuk),. Argot
KRITERIA RAGAM BAHASA
●
a. Daerah / Logat
1) Ragam Pandangan Penutur ●
b. Pendidikan
●
c. Sikap Penutur
2) Ragam Jenis ●
●
a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan
b. Ragam bahasa menurut sarananya
Pemakaian ●
c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran
3) Ragam Bahasa ●
Pengertian
Ilmiah ●
Ciri-ciri
1) Ragam Pandangan Penutur
• a. Daerah / Logat
Ragam daerah dikenal dengan nama logat/dialek.
Logat Indonesia-Batak yang dilafalkan oleh putra
Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan
kata yang amat jelas; logat Indonesia-Bali karena
pelafalan bunyi /t/ dan /d/ -nya. Ciri-ciri khas
yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan
panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun
aksen yang berbeda-beda.
1) Ragam Pandangan Penutur
• b. Pendidikan Formal
Perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dengan yang tidak berpendidikan
formal.
@ fonologi
Bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/
Contoh: kaum terpelajar fakultas, film, fitnah, dan kompleks.
kaum tidak terpelajar pakultas, pilm, pitnah, dan komplek.
@ tata bahasa (gramatikal)
Contoh: kaum terpelajar menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau menulis surat itu kepada paman saya”
kaum tidak terpelajar tidak menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau tulis itu surat ke pamanku”.
Idiolek
Sosiolek /
dialek sosial
Dialek
Kronolek /
dialek
temporal
1) Ragam Pandangan Penutur
Idiolek
Variasi bahasa
yang bersifat
perseorangan
Berkenaan dengan
“warna” suara, pilihan
kata, gaya bahasa,
susunan kalimat.
1) Ragam Pandangan Penutur
Dialek
Variasi bahasa dari
sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif,
yang berada pada satu
tempat, wilayah, atau
area tertentu.
Akrolek
Basilek
Contoh: bahasa
bahasa Jawa
“krama ndesa”.
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang ciri-
cirinya tampak pemakaian
bahasa oleh mereka yang
kurang terpelajar, atau
dari kalangan mereka
yang tidak berpendidikan.
Vulgar
Kolokial
Jargon
Ken
Biasanya
digunakan oleh
para pengemis.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya,
pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam,
atau register
• a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok
pembicaraan.
Digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu. Misalnya,
bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran,
perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan
keilmuan.
Cirinya adalah dalam bidang kosakata khusus atau tertentu
yang tidak digunakan dalam bidang lain, dalam bidang
tataran morfologi dan sintaksis.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• Misalnya, akidah, akad nikah, dan masjid untuk
bidang agama; atom, fonem, dan fosil untuk
bidang ilmu; pialang, konsumen, dan inflasi
untuk bidang perdagangan; serta gelandang,
sundulan, dan gaya kupu-kupu untuk bidang
olahraga.
• Variasi dalam tatabahasa: kalimat yang
tersusun dalam uraian resep dapur, wacana
ilmiah, surat keputusan, undang-undang,
wawancara, doa, iklan, dan telegram.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• b. Ragam bahasa menurut sarananya
Dibagi atas:
# Ragam lisan / ujaran
# Ragam tulisan
• c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran
Disebut juga interferensi = perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan
unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Interferensi = pengacauan, kekacauan, kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam
bahasa atau dialek kedua.
Misalnya penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat:
- Mereka akan married bulan depan
- Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangani saja (Nah
karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, ya saya tanda tangani saja)
- Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali)
Ragam Bahasa Ilmiah
Pengertian
Ciri-ciri
Jurnalis
tik Ilmiah
Filosof Bisnis
Sastra
Tugas
• Termasuk kriteria manakah jenis ragam bahasa
di atas?
a. apakah ragam pandangan dari segi penutur?
b. apakah ragam jenis pemakaian?
c. apakah ragam bahasa ilmiah?
Jelaskan alasannya!
• Jelaskan masing-masing jenis ragam bahasa di
atas dan berikan masing-masing contoh!
Ragam Bahasa Bisnis
Pengertian