Anda di halaman 1dari 125

MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA

DOSEN
ILA NAFILAH, S.S., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2013
Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) menekankan
Deskripsi Singkat
keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
Perkuliahan
benar dalam ranah membaca, berbicara, menyimak, dan
menulis.

1. Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia,


yang nantinya diharapkan dapat mendorong
mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.
2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu
Tujuan
mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya
dan menggunakannya sebagai lambang identitas
bangsa.
3. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan
adanya norma bahasa Indonesia, yang nantinya
diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
dan aturan yang berlaku.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA

Kuliah Pendahuluan, Informasi Umum, Tugas-tugas


PERTEMUAN Sejarah Bahasa Indonesia
I, II Batasan Bahasa Indonesia
Hakikat kedudukan bahasa Indonesia (sikap penutur
bahasa)

PERTEMUAN Hakikat Bahasa


III, IV Fungsi Bahasa
Identifikasi Fungsi Bahasa

Batasan Ragam Bahasa


Ragam Bahasa Ilmiah
PERTEMUAN Ragam Bahasa Bisnis
V, VI Ragam Bahasa Sastra
Ragam Bahasa Filosof
Ragam Bahasa Jurnalistik
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman


VII, VIII Umum Pembentukan Istilah

PERTEMUAN
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
IX

PERTEMUAN Batasan Kalimat


X Struktur Kalimat
Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Paragraf
PERTEMUAN Pola Pikir Paragraf
XI Pengembangan Paragraf
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa II Pedoman Program Kreativitas


Mahasiswa (PKM)
Pedoman Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM)
PERTEMUAN Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan
XII, XIII Ilmiah (PKMI)
Pedoman Laporan Penelitian
Pedoman Artikel Publikasi
Pedoman Proposal Penelitian

Penulisan Karya Tulis Ilmiah


PERTEMUAN a. Bagian Pemilihan Topik dan Rumusan Masalah
XIV, XV b. Bagian Pendahuluan Karya Ilmiah
c. Bagian Pembahasan atau Isi Karangan
d. Bagian Akhir Karya Tulis, Penulisan Daftar Pustaka,
Penulisan Kutipan, dan Lampiran

PERTEMUAN
XVI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
MEKANISME PENILAIAN
MEKANISME PENILAIAN

NO. JENIS KEGIATAN NILAI % JENIS NILAI TIAP


AWAL KEGIATAN KEGIATAN
1. Tugas Terstruktur (kuis, makalah, dll) 0-100 20 % 0-20
2. Ujian Tengah Semester (UTS) 0-100 30 % 0-30
3. Ujian Akhir Semester (UAS) 0-100 50 % 0-50
Jumlah Nilai dalam Angka 0-100

Kehadiran Mahasiswa dalam


perkuliahan minimal 80 % Hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas :
dari jumlah perkuliahan yang Diberi nilai D
telah dijadwalkan
1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Peninggalan-peninggalan yang menjadi bukti sejarah keberadaan


bahasa Melayu di Kepulauan Nusantara adalah sebagai berikut:
• Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada 683 M.
•Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada 684 M.
• Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada 686 M.
•Prasasti Karang Brahi, antara Jambi dan Sungai Musi, pada 688 M.
•Prasasti Gandasuli, di Jawa Tengah, pada 832 M.
•Prasasti Bogor, di Bogor, pada 942 M.
Fungsi Bahasa Melayu pada Zaman Sriwijaya:
1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu
bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan
sastra.
2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan
(lingua franca) antar suku di Indonesia.
3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan,
terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di
Indonesia maupun bagi pedagang-pedagang yang datang
dari luar Indonesia.
4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
2. Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa persatuan

Bahasa negara

Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928 Bahasa resmi

Bahasa penghubung
antar individu

Bahasa pengantar di
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia
semua sekolah di
mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia
Indonesia;
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
3. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia

1) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia,


bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan.
2) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena
dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti
dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa
kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes).
3) Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan
sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai
sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
4. Peristiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan
Perkembangan Bahasa Melayu/Indonesia

1) 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan
dimuat dalam kitab logat Melayu;
2) 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
“ Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka;
3) 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang
kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia (hari lahirnya ‘Sumpah
Pemuda’);
4) 1933 berdirinya Pujangga Baru dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana
dan kawan-kawan;
5) 25-28 Juni 1938 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasilnya berupa
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu;
6) 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah
satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara;
7) 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya;
8) 28 Oktober – 2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan
yang merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus
menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara;
9) 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;
10)31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah;
11)28 Oktober – 2 November 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta
dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh;
12) 21- 26 November 1983 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam
rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55;
13) 28 Oktober – 3 November 1988 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta,
ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni
berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia;
14)28 Oktober – 2 November 1993 Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia;
15)26 – 30 Oktober 1998 Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia.
Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Batasan Bahasa Indonesia
• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?
 Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda):
Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan
yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-
lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakkan rakyat
Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat
dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa
persatuan.
Batasan Bahasa Indonesia

• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?


 Amin Singgih:
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat,
dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia sehingga sama
sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah
yang belum umum dalam bahasa kesatuan.
Batasan Bahasa Indonesia

• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?


 Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka:
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak
kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa
pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia
Tenggara.
Batasan Bahasa Indonesia
Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia atas
pertimbangan secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, antara
lain:
1) Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh Indonesia;
2) Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena
telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi
dirasakan sebagai bahasa asing;
3) Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-
bedakan tingakatan dalam pemakaian, sehingga meniadakan
sifat feodal dan memudahkan orang memelajarinya;
4) Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima
masukan dari bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga
mempercepat perkembangan bahasa Indonesia di masa
mendatang.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran

• Kompetensi Dasar
• Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan
pengetahuan yang melandasi pemelajaran
bahasa Indonesia yang bersifat akademis,
sejarah, dan problem yang dihadapi bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran
Latar Belakang Mata Kuliah Bahasa Indonesia
 Undang-undang Nomor 2 1989 tentang sistem
Pendidikan nasional:
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan
mata kuliah wajib diberikan di semua jenjang
dan jalur pendidikan.
 Ditegaskan kembali pada Undang-Undang
Nomor 20 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
nomor 323/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa:
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) bersama-
sama dengan Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
 MPK adalah mata kuliah yang menjadi
sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya
Visi, Misi, dan Kompetensi MPK
• Visi MPK
Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

• Misi MPK
Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan,
kebudayaan, serta kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat
dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang dimiliki dengan rasa tanggung
jawab.
o Kompetensi MPK
Standar kompetensi yang wajib dimiliki
mahasiswa meliputi pengetahuan tentang
nilai-nilai agama, budaya, dan
kewarganegaraan, serta mampu menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari; memiliki kepribadian yang mantap;
berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis,
dan dinamis; berpandangan luas dan bersikap
demokratis yang berkeadaban.
Visi dan Misi Mata Kuliah Bahasa Indonesia

 Visi
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu
instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa
menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
 Misi
Tercapainya kemahiran mahasiswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara
Indonesia yang berkepribadian.
Kompetensi Mahasiswa dalam Pemelajaran
Bahasa Indonesia

a. Kompetensi Bahasa Indonesia


b. Standar Kompetensi
c. Substansi Kajian
a. Kompetensi Bahasa Indonesia
Menjadikan mahasiswa ilmuwan dan
profesional yang memiliki pengetahuan dan
sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara dan bahasa nasional serta
mampu menggunakannya secara baik dan
benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa
kebangsaan, cinta tanah air, dan untuk berbagai
keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, dan
seni serta profesinya masing-masing.
b. Standar Kompetensi

Mahasiswa mampu :
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk
mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah
ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah berkualitas,
baik tulis maupun lisan, dan
Menggunakan kemahiran dalam berbahasa
Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang
hayat.
c. Substansi Kajian

Substansi kajian dipadukan ke dalam kegiatan


penggunaan bahasa Indonesia melalui
keterampilan berbahasa, menyimak,
berbicara, dan menulis dengan keterampilan
menulis akademik sebagai fokusnya.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan
Republik Indonesia.
Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber
pada :
1) ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami
poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia,” dan
2) Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya tercantum
pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara
ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36)
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

Alasan lain Bahasa Indonesia ialah bahasa yang


terpenting di kawasan Republik Indonesia
didasari patokan-patokan:

1) Jumlah penutur;
2) Luas penyebaran; dan
3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra,
dan pengungkap budaya.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

1) Jumlah penutur
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah
penuturnya tidak sebanyak bahasa Jawa atau
Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu
ditambahkan penutur dwibahasawan yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pertama atau bahasa kedua, kedudukannya
dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa
di Indonesia ada di peringkat pertama.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
1) Jumlah penutur
Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun akan
bertambah. Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal:
a. arus pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan
rumpunan pendatang yang berbeda-beda bahasa ibunya,
menciptakan keperluan akan alat perhubungan bersama. Jika
orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya;
b. Perkawinan antarsuku sering mendorong orang tua untuk
berbahasa Indnesia dengan anaknya. Hal itu terjadi jika kedua
bahasa daerah yang dipakainya banyak perbedaannya;
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

c. Bertalian dengan patokan dua di atas, generasi


muda golongan warga negara yang berketurunan
asing ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai
bahasa leluhurnya. Anaknya akan dididik dengan
bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang
dipakai di lingkungannya;
d. Orang tua masa kini, yang sama atau berbeda
latar budayanya, ada yang mengambil keputusan
untuk menjadikan anaknya penutur asli bahasa
Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

2) Luas Penyebaran
Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai
orang di daerah pantai timur Sumatra, di
Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah
pantai Kalimantan.
Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia, yakni
Melayu-Indonesia bercampur dengan bahasa
setempat, didapati di Jakarta dan sekitarnya:
Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan
Kupang.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia


dipelajari di luar negeri seperti di Amerika
Serikat, Australia, Belanda, Ceko, Cina, Filipina,
India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Korea,
Prancis, Rusia, dan Selandia Baru. Belum lagi
bahasa Malaysia dan bahasa Melayu di
Singapura dan Brunei Darussalam yang jika
ditinjau dari sudut pandangan ilmu bahasa,
merupakan bahasa yang sama juga dengan
bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa

3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan


pengungkap budaya.
Menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah
benar-benar menjadi satu-satunya wahana
bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-
satunya wahana dalam penyampaian ilmu
pengetahuan serta media untuk pengungkapan
seni sastra dan budaya bagi semua warga
Indonesia dengan latar belakang budaya serta
bahasa daerah yang berbeda-beda.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
sikap Penutur Bahasa
Dari ketiga patokan di atas, bahasa Indonesia mempunyai
kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah.
Kedudukannya yang penting itu sekali-kali bukan karena
mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar-kecilnya
jumlah kosa katanya atau keluwesan dalam tata kalimatnya,
dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.
Di dalam sejarah, pemilihan suatu bahasa sebagai lingua
franca, yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya
berbeda, bahasa kebangsaan, atau bahasa internasional
tidak pernah dibimbing oleh pertimbangan linguistik, logika,
atau estetika, tetapi selalu oleh patokan politik, ekonomi,
dan demografi.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa “bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36).
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Dengan berlakunya Undang-Undang Dasar
1945, bertambah pula kedudukan bahasa
Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan
bahasa resmi.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun
tulis.
Dokumen-dokumen, undang-undang,
peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi
kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan
dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi
tertentu saja, demi komunikasi internasional
(antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato
kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa
asing, terutama bahasa Inggris.
Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang
berhubungan dengan upacara dan peristiwa
kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan
dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu
saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan
antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan
ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama
bahasa Inggris.
Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang
berhubungan dengan upacara dan peristiwa
kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara,
bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan.
Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu
faktor yang menentukan dalam pengembangan
ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau
pegawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian
tugas atau jabatan tertentu kepada seseorang. Fungsi
ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga
dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Sebagai dan bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan
saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara
pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja
dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan
formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa
formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antar-instansi
pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan,
lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat
dari karyawan atau pegawai ke instansi pemerintah.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Dengan kata lain, apabila pokok persoalan
yang dibicarakan menyangkut masalah nasional
dan dalam situasi formal, berkecenderungan
menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di
antara pelaku komunikasi tersebut terdapat
jarak sosial yang cukup jauh, misalnya, antara
bawahan-atasan, mahasiswa-dosen, kepala
dinas-bupati atau walikota, dan kepala desa-
camat.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia
ialah sebagai pemersatu suku-suku bangsa di Republik
Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku bangsa
yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa
daerahnya masing-masing disatukan dan disamakan
derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu
bahasa Indonesia, dan memandang akan pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, maka
setiap suku bangsa yang ada di Indonesia bersedia
menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Selain itu, fungsi dari bahasa Indonesia ialah
sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai
alat komunikasi bagi yang tidak bisa berbahasa
daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian
besar warga negara Indonesia melakukan
transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke
daerah lain di Indonesia, sehingga di sinilah peran
dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi antarsuku bangsa yang berbeda, agar
mereka tetap saling berinteraksi.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Kedudukan bahasa Indonesia di negara
Republik Indonesia selain sebagai bahasa
persatuan juga sebagai bahasa negara atau
bahasa nasional dan sebagai budaya.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan, maksudnya karena fungsi
bahasa Indonesia itu sendiri ialah sebagai
pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau
bahasa nasional, maksudnya bahasa Indonesia
itu ialah bahasa yang sudah diresmikan menjadi
bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia.
Adapun bahasa Indonesia sebagai bahasa
budaya, maksudnya bahasa Indonesia itu
merupakan bagian dari budaya Indonesia dan
merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa-
bangsa lain di dunia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa
kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis
terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-
tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan
sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya.
Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia
dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan
dan sebagai penengah ego kesukuan.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan
berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya
dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru
dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu
tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
kepada nilai-nilai sosial-budaya serta latar belakang
bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu,
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,
kepentingan nasional diletakkan jauh di atas
kepentingan daerah dan golongan.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Latar belakang budaya dan bahasa yang
berbeda-beda berpotensi untuk menghambat
perhubungan antardaerah antarabudaya. Tetapi,
berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa
berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia
III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat
bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat
adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa
Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan
antardaerah antarbudaya.
Semuanya terjadi karena, bertambah baiknya saran
perhubungan, luasnya pemakaian alat perhubungan umum,
banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan banyaknya
perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah
satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif
sendiri.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia
III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Seni
Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu,bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional.
Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya kepada
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian
pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan
untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu


Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak
lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-
bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha
mengikuti perkembangan dan penerapan IPTEK.
Dengan demikian, bahasa Indonesia
mempunyai peran sebagai bahasa pengembang
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu


Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk
mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan.
Semua jenjang pendidikan dalam penyampaiannya
tentu menggunakan bahasa Indonesia sebagai
pengantarnya. Karena itu, bahasa Indonesia jelas
mempunyai peran penting sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penyebarannya
dalam dunia pendidikan.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam


Pembangunan
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai
fungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional
dalam berbagai kepentingan nasional. Perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sebagai kepentingan nasional
tentu akan menggunakan bahasa Indonesia. Karena itulah,
bahasa Indonesia akan digunakan dalam hal kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Perannya tampak dalam kehidupan bermasyarakat di
berbagai wilayah tumpah darah Indonesia.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam


Pembangunan
Komunikasi perhubungan pada berbagai
kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa
Indonesia di samping bahasa daerah sebagai
wahana dan peranti untuk membangun
kesepahaman, kesepakatan, dan persepsi yang
memungkinkan terjadinya kelancaran
pembangunan masyarakat di berbagai bidang.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam
perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji
keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun
sebagai bahasa resmi negara.
Adanya gejolak dan kerawanan yang mengancam
kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah
bersumber dari bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang
dimilikinya, melainkan bersumber dari krisis
multidimensional terutama krisis ekonomi, hukum, politik,
dan pengaruh globalisasi.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam


Pembangunan
Justru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai
pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber
permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal
dari ragam suku dan daerah.
Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat
menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif,
berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah
yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan
melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan,
termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam


Pembangunan
Dengan demikian, bahasa Indonesia dan juga
bahasa daerah memiliki peran penting dalam
memajukan pembangunan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan.
Problematik Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memperkaya dirinya dengan
mengambil unsur bahasa daerah dan bahasa
asing.
Unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan sifat
bahasa Indonesia, seperti:
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan
Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.
Penilaian terhadap Bahasa Indonesia

Anggapan negatif yang kurang mendukung


keberadaan Bahasa Indonesia, antara lain:
1)Menganggap bahasa Indonesia ada secara
alamiah;
2)Menganggap bahasa Indonesia itu mudah;
3)Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah
dari bahasa asing.
Penilaian terhadap Bahasa Indonesia

Anggapan positif untuk Bahasa Indonesia,


antara lain:
1)Bangga berbahasa Nasional, bahasa
Indonesia;
2)Mempunyai rasa setia bahasa;
3)Merasa bertanggung jawab atas
perkembangan bahasa Indonesia.
Hakekat Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi

Bahasa sebagai alat komunikasi

Verbal Nonverbal
Hakekat Bahasa
Bagan Proses komunikasi

Encoding Pengiriman Penerimaan


a. Kata a.Berbicara a. Mendengar
Idea b. Gambar b. Membaca
b.Menulis
c. Tindakan c.Menggambar c. Mengamati
d. Bertindak

Tindakan Decoding
Hakekat Bahasa

Kridalaksana, menyatakan bahwa bahasa itu :


1) Sebuah sistem;
2) Berwujud lambang;
3) Berupa bunyi;
4) Bersifat arbitrer;
5) Bermakna;
6) Bersifat konvensional;
Hakekat Bahasa
7) Bersifat unik;
8) Bersifat universal;
9) Bersifat produktif;
10) Bervariasi;
11) Bersifat dinamis;
12) Berfungsi sebagai alat interaksi sosial;
13) Identitas penuturnya
Hakekat Bahasa
1) Sebuah sistem;
 Sistem dalam kehidupan sehari-hari = ‘cara’ atau
‘aturan’
 Sistem dalam kaitan dengan keilmuan =
“susunan teratur berpola yang membentuk
suatu keseluruhan yang bermakna atau
berfungsi”
Hakekat Bahasa
Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-
komponen yang secara teratur tersusun menurut
pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan.

Contoh:
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi
emas
a b c d
Hakekat Bahasa
Pada konstruksi (a) jika dibandingkan dengan
konstruksi (b), maka polanya menjadi:
Contoh:
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi
emas
a b c d

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas


menawarkan
c a c d
Hakekat Bahasa
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas
a b c d
sebuah kalimat bahasa Indonesia, karena tersusun dengan
benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas


menawarkan
c a c d
bukan kalimat bahasa Indonesia, karena tidak tersusun
dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.
Hakekat Bahasa
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus
bersifat sistematis dan sistemis.
Sistematis = bahasa itu tersusun menurut suatu
pola; tidak tersusun secara acak,
secara sembarangan.
Sistemis = bahasa itu bukan merupakan sistem
tunggal, tetapi terdiri dari sub- subsistem; atau
sistem bawahan, antara lain, subsistem fonologi,
subsistem morfologi, subsistem sintaksis,
dan subsistem semantik.
Hakekat Bahasa
Sub-subsistem itu tersusun secara hierarkial, artinya
subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang
lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di bawah
subsistem lainnya lagi.
Ketiga subsistem (fonologi, morfologi, dan sintaksis)
terkait dengan subsistem semantik.
Subsistem leksikon juga diliputi subsistem semantik,
berada di luar ketiga subsistem struktural itu.
Jenjang subsistem dalam linguistik dikenal dengan
nama ‘tataran linguistik atau tataran bahasa’
Hakekat Bahasa

Jika diurutkan dari tataran terendah sampai


tataran tertinggi, yang menyangkut ketiga
subsistem struktural adalah: tataran fonem,
morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Tataran fonem masuk dalam bidang kajian
fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam
bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa,
kalimat, dan wacana masuk dalam bidang kajian
sintaksis.
Hakekat Bahasa

Kata, selain dikaji dalam bidang morfologi juga


dikaji dalam bidang sintaksis.
Dalam morfologi kata menjadi satuan terbesar,
karena dikaji struktur dan proses pembentukannya.
Dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil,
karena dikaji sebagai unsur pembentuk satuan
sintaksis yang lebih besar.
Hakekat Bahasa

Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi,


morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon.
Tataran morfologi sering digabung dengan tataran
sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata
bahasa.
Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu
kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan
pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal
bagi manusia.
Hakekat Bahasa

Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi,


morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon.
Tataran morfologi sering digabung dengan tataran
sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata
bahasa.
Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu
kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan
pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal
bagi manusia.
Hakekat Bahasa

Bagan hierarkial subsistem bahasa :

sintaksis

wa kal kla mo
ca im us
fra ka rfe
fon
morfologi
fo
se ta em n
na at a m
fonologi
Hakekat Bahasa

2) Berwujud lambang

Lambang = simbol dengan pengertian yang sama.


Lambang dikaji dalam bidang ilmiah masuk
dalam kajian ilmu semiotika atau semiologi, artinya
ilmu yang memelajari tanda-tanda yang ada dalam
kehidupan manusia, termasuk bahasa.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Di Amerika Charles Sanders Peirce


Di Eropa Ferdinand de Saussure
membedakan adanya beberapa jenis tanda: tanda
(sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala
(symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks,
dan ikon.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Tanda (sign) = suatu atau sesuatu yang dapat
menandai atau mewakili ide, pikiran,
perasaan, benda, dan tindakan secara
langsung dan alamiah.
Contoh :
kalau di kejauhan tampak ada asap, maka di sana ada api, sebab
asap merupakan tanda akan adanya api itu.
Kalau di tengah jalan raya ada pecahan kaca mobil berhamburan,
maka di tempat itu sudah terjadi tabrakan mobil.
Tanda juga bisa menandai bekas kejadian:
Kalau kita melihat wajah seseorang luka-luka babak belur, menjadi
tanda orang itu baru saja berkelahi atau dipukuli orang.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

lambang (simbol) = tidak bersifat langsung atau alamiah.


Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional,
tidak secara alamiah dan langsung, bersifat arbitrer. Artinya
tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara
lambang dengan yang dilambangkannya.

Contoh:
Bendera kuning selain melambangkan ada kematian juga di
pakai menjadi lambang kepresidenan.
Gambar padi dan kapas melambangkan asas keadilan sosial.
Hakekat Bahasa
2)Berwujud lambang

Earns Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol


(animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas
dari simbol. Termasuk alat komunikasi verbal yang disebut bahasa.

Contoh:
Lambang bahasa berwujud bunyi <kuda> dengan rujukannya
yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.
<kuda> dalam bahasa Indonesia;
<jaran> dalam bahasa Jawa;
<horse> dalam bahasa Inggris;
<paard> dalam bahasa Belanda.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Ferdinand de Saussure tidak menggunakan istilah


lambang atau simbol, melainkan istilah tanda
(signe) atau tanda linguistik (signe linguistique).
Penanda = ‘yang menandai’ (signifie)
Petanda = ‘yang ditandai’ (signifiant)
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Sinyal (signal) atau isyarat = tanda yang disengaja yang dibuat oleh
pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal
bersifat imperatif.
Contoh: lampu lalu lintas dengan warna merah, hijau, dan kuning
adalah sinyal yang harus dipatuhi oleh pengemudi. Bila lampu
berwarna merah yang semula berwarna kuning menjadi isyarat atau
sinyal bagi si pengemudi untuk menghentikan kendaraannya; dan bila
lampu berwarna hijau yang tadinya berwarna merah menjadi isyarat
bagi si pengemudi untuk segera menjalankan kendaraannya.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang
Jadi, persamaan dan perbedaan antara tanda, lambang, dan sinyal :
Persamaan = termasuk “tanda”
Perbedaan = - tanda bersifat alami (ada asap tandanya ada api)
- lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas
lambang keadilan sosial)
- sinyal bersifat imperatif (warna merah pada lampu
lalu lintas melambangkan “bahaya”, tetapi pada saat
menyala setelah warna kuning merupakan isyarat bagi
pengemudi untuk berhenti.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan


anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal.
Contoh:
Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan pandangan lurus
ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia
akan menerkam sesuatu.
Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan
dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan
dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan


anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal.
Contoh:
Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan pandangan lurus
ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia
akan menerkam sesuatu.
Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan
dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan
dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Ikon = tanda dengan kemiripannya dengan sesuatu yang


diwakili. Ikon sering juga disebut gambar dari wujud
yang diwakilinya.

Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41
Hakekat Bahasa
2) Berwujud lambang

Indeks = tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain.

Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41.

Kode = memiliki ciri, adanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal,
maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda,
dan tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu.

Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 42.
10. Bervariasi 11. Bersifat
9. Bersifat Dinamis
Produktif 12. Berfungsi
sebagai Alat
Interaksi Sosial
8. Bersifat
Universal
13. Identitas
Penuturnya.

7. Berisfat Unik

HAKIKAT
BAHASA
6. Bersifat
Konvensional

5. Bahasa itu
Bermakna
1. Sebuah
Sistem
4. Bersifat
Arbitrer 2. Berwujud
3. Berupa Lambang
Bunyi
Batasan Ragam Bahasa

Pengertian
Jenis

Dalam pendahuluan KBBI, ragam bahasa adalah
varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.

Ragam bahasa berbeda dengan dialek yaitu

Pengerti
varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.

Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, 
laras, gaya, atau berbagai
variasi sosiolinguistik lain, termasuk
variasi bahasa baku itu sendiri.

an ●
Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan 
argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau
tingkat formalitas tertentu, meskipun
penggunaannya kadang juga dianggap sebagai
suatu variasi atau ragam tersendiri.
Pengertian
Biasanya pemerian dialek (bahasa Yunani :
adalah berdasarkan geografi, διάλεκτος, dialektos), adalah
namun bisa berdasarkan faktor varian dari sebuah bahasa
lain, misalkan faktor sosial. menurut pemakai.
dibedakan berdasarkan kosa
kata, tata bahasa, dan pengucapan
Dialek regional (fonologi, termasuk prosodi).

Dialek temporal, yaitu dialek


Dialek sosial yang dipakai pada kurun
waktu tertentu. Misalnya,
dialek Melayu
Dialek temporal zaman Sriwijaya dan dialek
Jenis Melayu zaman Abdullah.

Idiolek Idiolek, keseluruhan ciri


bahasa seseorang yang khas
Dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu. pribadi dalam lafal, tata
bahasa, atau pilihan dan
Misalnya, Bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta Dialek atau
kekayaan kata.
dialek Medan.  
Dialek sosial: dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu Prosodi = tentang
atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, persajakan, yaitu
dialek remaja. mengkaji tekanan,
matra, rima, irama, dan
bait dalam sajak
Pengertian

pelafalan khas yg menjadi ciri


seseorang; logat

Per bedaan aksen dengan dialek =


Jika pembedaannya hanya
Stres (linguistik), berdasarkan pengucapan, maka
istilah yang tepat ialah aksen dan
Logat bukan dialek.

Aksen (musik)
Jenis Logat adalah cara
mengucapkan kata (aksen)
atau lekuk lidah yang khas,
yang dimiliki oleh masing-
masing orang sesuai dengan
Aksen
Stres (linguistik), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan asal daerah ataupun suku
dengan penekanan terbanyak. bangsa. Logat dapat
mengidentifikasi lokasi
Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang
dimana pembicara berada,
sesuai asal daerah mereka sendiri sendiri. status sosial-ekonomi, dan
Aksen (musik), penekanan pada nada dalam musik lain lainnya.
   
Pengertian
Joos, seorang ahli linguistik (bahasa Inggris: register)
membagi lima laras bahasa adalah ragam bahasa yang
menurut derajat digunakan untuk suatu tujuan atau
keformalannya, yaitu : pada konteks sosial tertentu.

beku (frozen)
Ragam konsultatif digunakan
resmi (formal) dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau
konsultatif pertukaran informasi seperti
(consultative) Jenis dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
akrab Ragam santai digunakan dalam
santai (casual) suasana tidak resmi dan dapat
(intimate)
digunakan oleh orang yang
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat Laras
belum tentu saling kenal dengan
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab akrab. 
suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan Ragam akrab digunakan di
pidato.  antara orang yang memiliki
Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi hubungan yang sangat akrab
seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal dan intim.
ilmiah. 
Pengertian
I. Segi Nonbahasa Cabang linguistik  yang mempelajari
ragam bahasa seperti dialek, aksen,
a. Berdasarkan pengarang laras, dll.
Ilmu ini juga mencoba menerangkan
b. Berdasarkan Masa alasan pemilihan ragam bahasa yang
digunakan oleh individu atau
c. Berdasarkan Medium kelompok sosial tertentu, produksi
dan penerimaan makna, analisis
wacana, serta kritik sastra .
d. Berdasarkan Subyek
Gaya atau khususnya gaya
e. Berdasarkan Tempat bahasa dikenal dalam retorika
Jenis dengan istilah style. Kata style
f. Berdasarkan Hadirin diturunkan dari kata Latin stiliis,
c. berdasarkan yaitu semacam alat untuk
struktur kalimat menulis pada lempengan lilin.
g. Berdasarkan Tujuan Keahlian menggunakan alat ini
Gayamempengaruhi jelas
akan
berdasarkan langsung
II. Segi Bahasa tidaknya tulisan pada lempengan
tidaknya makna
tadi.
a. berdasarkan pilihan kata hubungan yang sangat akrab dan
intim.
b. berdasarkan nada yang terkandung Ilmu untuk mempelajari gaya
dalam wacana disebut Stilistika
Pengertian
Bahasa prokem Variasi sosial yang bersifat khusus dan
rahasia. Artinya, variasi ini digunakan
Bahasa yang pernah oleh kalangan tertentu yang sangat
populer digunakan dalam terbatas, dan tidak boleh diketahui
pergaulan anak muda oleh kalangan di luar kelompok itu.
Jakarta pada era tahun 80-
an hingga awal 90-an.

Ciri-ciri:
1) Kosakata yang digunakan
Kehadiran bahasa prokem itu dalam slang selalu berubah-
dapat dianggap wajar karena ubah;
sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia Jenis 2) Bersifat temporal;
remaja. Masa hidupnya terbatas 3) Lebih umum digunakan oleh
sesuai dengan perkembangan para kaula muda, meski kaula
usia remaja. Selain itu,
 Jadi, kehadirannya di dalam tua pun ada pula yang
pemakainnya pun terbatas pula
di kalangan remaja kelompok pertumbuhan bahasa menggunakannya;
usia tertentu dan bersifat tidak Indonesia ataupun bahasa Slang
resmi.  Jika berada di luar daerah tidak perlu Contoh : Doku (Duit), Mokat
lingkungan kelompoknya, bahasa dirisaukan karena bahasa
yang digunakannya beralih ke
(Mati), Mokal (Malu), Rokum
itu masing-masing akan
bahasa lain yang berlaku secara (Rumah), Rokar (Rokok),
tumbuh dan berkembang
umum di lingkungan masyarakat
sendiri sesuai dengan fungsi
Sedokur (Saudara), Nyokap
tempat mereka berada.  (Ibu), Bokap (Bapak), Pokis
dan keperluannya masing-
masing. (Pisau)
Variasi sosial yang digunakan secara
terbatas pada profesi-profesi tertentu
dan bersifat rahasia. Letak
kekhususan Argot pada kosakatanya.
Argot sering digunakan dalam dunia
Pengertian
kejahatan (pencuri, tukang copet)
Contoh : Barang (Mangsa),
Kacamata (Polisi), Daun
(Uang), Gemuk (Mangsa
besar), Tape (Mangsa yang
empuk),. Argot
KRITERIA RAGAM BAHASA

a. Daerah / Logat
1) Ragam Pandangan Penutur ●
b. Pendidikan

c. Sikap Penutur

2) Ragam Jenis ●


a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan
b. Ragam bahasa menurut sarananya
Pemakaian ●
c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran

3) Ragam Bahasa ●
Pengertian
Ilmiah ●
Ciri-ciri
1) Ragam Pandangan Penutur
• a. Daerah / Logat
Ragam daerah dikenal dengan nama logat/dialek.
Logat Indonesia-Batak yang dilafalkan oleh putra
Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan
kata yang amat jelas; logat Indonesia-Bali karena
pelafalan bunyi /t/ dan /d/ -nya. Ciri-ciri khas
yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan
panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun
aksen yang berbeda-beda.
1) Ragam Pandangan Penutur
• b. Pendidikan Formal
Perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dengan yang tidak berpendidikan
formal.
@ fonologi
Bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/
Contoh: kaum terpelajar fakultas, film, fitnah, dan kompleks.
kaum tidak terpelajar pakultas, pilm, pitnah, dan komplek.
@ tata bahasa (gramatikal)
Contoh: kaum terpelajar menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau menulis surat itu kepada paman saya”
kaum tidak terpelajar tidak menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau tulis itu surat ke pamanku”.

Bahasa orang berpendidikan digolongkan dan diterima sebagai ragam baku


1) Ragam Pandangan Penutur
•c. Sikap Penutur
Ragam ini disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada sikap
penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya.
Sikapnya dipengaruhi : umur dan kedudukan orang yang disapa, tingkat
keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan
tujuan penyampaian informasinya.
Ragam bahasa menurut sikap penutur berhadapan dengan sikap : kaku resmi,
adab, dingin, hambar, hangat, akrab, dan santai.
Misalnya: gaya bahasa jika memberikan laporan kepada atasan, atau jika
memarahi orang, membujuk anak, menulis surat kepada kekasih, atau
mengobrol dengan sahabat karib.
Kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa harus diraih lewat pelatihan
dan pengalaman. Untuk mencapai maksud itu diperlukan kematangan,
kepekaan, dan kearifan yang memungkinkan si penutur mengamati dan
mencontoh gaya orang yang dianggapnya cocok pada suasana tertentu.
1) Ragam Pandangan Penutur

Idiolek
Sosiolek /
dialek sosial

Dialek

Kronolek /
dialek
temporal
1) Ragam Pandangan Penutur

Idiolek

Variasi bahasa
yang bersifat
perseorangan

Berkenaan dengan
“warna” suara, pilihan
kata, gaya bahasa,
susunan kalimat.
1) Ragam Pandangan Penutur
Dialek
Variasi bahasa dari
sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif,
yang berada pada satu
tempat, wilayah, atau
area tertentu.

Para penutur dalam suatu dialek,


meskipun mereka mempunyai
idioleknya masing-masing, memiliki
kesamaan ciri yang menandai bahwa
mereka berada pada satu dialek, yang
berbeda dengan kelompok penutur lain,
yang berada dalam dialeknya sendiri
dengan ciri lain yang menandai
dialeknya juga.

Misalnya: bahasa Jawa dialek


Banyumas memiliki ciri
tersendiri yang berbeda dengan
ciri yang dimiliki bahasa Jawa
dialek Pekalongan, dialek
Semarang atau juga dialek
Surabaya.
1) Ragam Pandangan Penutur
Kronolek /
dialek
temporal
Variasi bahasa yang
digunakan oleh
kelompok sosial
pada masa tertentu.

Misalnya, variasi bahasa


Indonesia pada masa
tahun tiga puluhan,
tahun lima puluhan, dan
variasi yang digunakan
pada masa kini.

Variasi bahasa pada ketiga zaman itu


tentunya berbeda, baik dari segi lafal,
ejaan, morfologi, maupun sintaksis.
Yang paling tampak biasanya dari segi
leksikon /kosakata, karena bidang ini
mudah sekali berubah akibat
perubahan sosial budaya, ilmu
pengetahuan, dan teknologi
1) Ragam Pandangan Penutur
Sosiolek /
dialek sosial
Variasi bahasa yang
berkenaan dengan
status, golongan,
dan kelas sosial para
penuturnya.

Variasi ini menyangkut


masalah pribadi para
penuturnya, seperti usia,
pendidikan, seks, pekerjaan,
tingkat kebangsawanan,
keadaan sosial ekonomi.

Sehubungan dengan variasi


bahasa berkenaan dengan
tingkat, golongan, status, dan
kelas sosial para penuturnya,
dibagi menjadi: akrolek,
basilek, vulgar, slang, kolokial,
jargon, argot, dan ken
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang
dianggap lebih tinggi
atau lebih bergengsi
daripada variasi
sosial lainnya

Akrolek

Contoh: bahasa bagongan, yaitu variasi


bahasa Jawa yang khusus digunakan
oleh para bangsawan kraton Jawa.
Dialek Jakarta cenderung semakin
bergengsi sebagai salah satu ciri kota
metropolitan, sebab para remaja di
daerah, dan yang pernah ke Jakarta,
merasa bangga bisa berbicara dalam
dialek Jakarta.
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang
dianggap kurang
bergengsi, atau
bahkan dianggap
dipandang rendah

Basilek

Contoh: bahasa
bahasa Jawa
“krama ndesa”.
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang ciri-
cirinya tampak pemakaian
bahasa oleh mereka yang
kurang terpelajar, atau
dari kalangan mereka
yang tidak berpendidikan.
Vulgar

Bagi kalangan yang kurang


terpelajar agaknya dalam
berbahasa cenderung
langsung mengungkapkan
maksudnya tanpa
mempertimbangkan bentuk
bahasanya.

Contoh: masyarakat Jawa


golongan wong cilik, apalagi yang
kurang terpelajar, dan tinggal di
desa cenderung kurang
menguasai tata krama, sehingga
segala tindakannya kasar,
termasuk di dalam berbahasa.
Oleh karena itu
bahasa yang
dipergunakan adalah
bahasa dengan kata-
kata kasar.
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang
digunakan dalam
percakapan sehari-hari.
Berasal dari kata
colloquium = percakapan,
konversasi

Kolokial

Contoh: dok (dokter),


prof (profesor), let
(letnan), ndak ada
(tidak ada), trusah
(tidak usah).
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang digunakan secara
terbatas oleh kelompok-kelompok
sosial tertentu. Ungkapan ini
seringkali tidak dimengerti oleh
masyarakat umum atau masyarakat
di luar kelompoknya. Tidak bersifat
rahasia

Jargon

Contoh dalam kelompok


montir atau perbengkelan:
roda gila, didongkrak, dices,
dibalans, dipoles.
Sontoh dalam tukang batu dan
bangunan: disipat, diekspos,
disiku, dan ditimbang
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial tertentu
yang bernada “memelas”,
dibuat merengek-rengek,
penuh dengan kepura-
puraan.

Ken

Biasanya
digunakan oleh
para pengemis.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya,
pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam,
atau register
• a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok
pembicaraan.
Digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu. Misalnya,
bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran,
perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan
keilmuan.
Cirinya adalah dalam bidang kosakata khusus atau tertentu
yang tidak digunakan dalam bidang lain, dalam bidang
tataran morfologi dan sintaksis.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• Misalnya, akidah, akad nikah, dan masjid untuk
bidang agama; atom, fonem, dan fosil untuk
bidang ilmu; pialang, konsumen, dan inflasi
untuk bidang perdagangan; serta gelandang,
sundulan, dan gaya kupu-kupu untuk bidang
olahraga.
• Variasi dalam tatabahasa: kalimat yang
tersusun dalam uraian resep dapur, wacana
ilmiah, surat keputusan, undang-undang,
wawancara, doa, iklan, dan telegram.
2) Ragam Jenis Pemakaian
• b. Ragam bahasa menurut sarananya
Dibagi atas:
# Ragam lisan / ujaran
# Ragam tulisan
• c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran
Disebut juga interferensi = perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan
unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Interferensi = pengacauan, kekacauan, kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam
bahasa atau dialek kedua.
Misalnya penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat:
- Mereka akan married bulan depan
- Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangani saja (Nah
karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, ya saya tanda tangani saja)
- Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali)
Ragam Bahasa Ilmiah

Pengertian

Ragam bahasa berdasarkan Ragam ini lazim digunakan untuk


Ragam bahasa ilmiah bisa mengomunikasikan proses
pengelompokkan menurut
juga diartikan sebagai kegiatan dan hasil penalaran
jenis pemakaiannya dalam ilmiah, misalnya dalam penulisan
sarana verbal yang efektif,
bidang kegiatan sesuai proposal kegiatan ilmiah,
efesien, baik, dan benar.
dengan sifat keilmuannya. proposal penelitian.
Ragam Bahasa Ilmiah

Ciri-ciri

3. Menghindari penonjolan 5. Penggunaan kalimat


1. Bahasa Indonesia ragam baku; 
persona dengan tujuan menjaga
2. Penggunaan kata dan istilah efektif;
objektivitas isi tulisan;
yang bermakna lugas dan
4. Adanya keselarasan dan
6. Menghindari bentuk
menghindari pemakaian kata dan bahasa yang bermakna
keruntutan antarproposisi dan
istilah yang bermakna kias; ganda;
antaralinea.
Jenis Ragam
Bahasa

Jurnalis
tik Ilmiah

Filosof Bisnis

Sastra
Tugas
• Termasuk kriteria manakah jenis ragam bahasa
di atas?
a. apakah ragam pandangan dari segi penutur?
b. apakah ragam jenis pemakaian?
c. apakah ragam bahasa ilmiah?
Jelaskan alasannya!
• Jelaskan masing-masing jenis ragam bahasa di
atas dan berikan masing-masing contoh!
Ragam Bahasa Bisnis

Pengertian

3. Menghindari penonjolan 5. Penggunaan kalimat


1. Bahasa Indonesia ragam baku; 
persona dengan tujuan menjaga
2. Penggunaan kata dan istilah efektif;
objektivitas isi tulisan;
yang bermakna lugas dan
4. Adanya keselarasan dan
6. Menghindari bentuk
menghindari pemakaian kata dan bahasa yang bermakna
keruntutan antarproposisi dan
istilah yang bermakna kias; ganda;
antaralinea.

Anda mungkin juga menyukai