Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S
DENGAN APPENDISITIS
APENDIKS
d iks
Ap en

Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,


apendiks mudah mengalami obstruksi dan rentan terjadi
infeksi (apendisitis). Apendisitis merupakan penyebab yang
paling umum dari inflamasi akut, kuadran kanan rongga
abdomen dan penyebab yang paling umum dari pembedahan
abdomen darurat.
KLASIFIKASI APPENDISITIS

Apendisitis akut
Apendisitis akut adalah radang pada jaringan apendiks atau
obstruksi selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari
apendiks.
• Penyebab obstruksi dapat berupa:
• Hiperplasi limfonodi sub mukosa dinding apendiks
• Fekalit
• Benda asing
• Tumor
Apendisitis Purulenta (Supurative Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema
menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding
appendiks dan menimbulkan trombosis.
Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi
semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua
minggu, radang kronik apendiks secara makroskopikdan
mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi.
Apendisitis rekurens
Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat
serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang
mendorong dilakukan, Kelainan ini terjadi bila serangan
apendisitis akut pertama kali sembuh spontan.
Mukokel Apendiks
Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang
berisi musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks,
yang biasanya berupa jaringan fibrosa
Tumor Apendiks
Adenokarsinoma apendiks penyakit ini jarang ditemukan, biasa
ditemukan kebetulan sewaktu apendektomi atas indikasi
apendisitis akut.
Karsinoid Apendiks
Ini merupakan tumor sel argentafin apendiks. Kelainan ini
jarang didiagnosis prabedah, tetapi ditemukan secara
kebetulan pada pemeriksaan patologi atas spesimen apendiks
dengan diagnosis
TINJAUAN KASUS

Klien bernama Ny. S usia 21 tahun, Kurang lebih dua bulan yang lalu klien
sudah mengeluh sakit pada perutnya, namun pada sabtu pagi rasa sakit itu
semakin terasa dengan gejala yang dialami yaitu mual dan muntah sudah > 5
x, demam yang sudah di rasakan di tengah malam sebelumnya, sesak dari
awal sampai selama menjelang operasi. Klien mengatakan penyebab suka
sakit perut karena suka makan seblak dan mie serta pola makan yang tidak
sesuai. Lalu klien pertama kali langsung dibawa ke RS Ataffi namun rumah
sakit tidak menerima karena alat yang tidak memadai selanjutnya kedua
langsung dirujuk ke centra medika tidak menerima juga karena keterbatasan
kamar dan lama dalam tindakan lalu saat keluarga klien minta saran rujukan
selanjutnya, rumah sakit tersebut tidak merespon. Selanjutnya keluarga klien
secara mandiri langsung membawanya ke IGD RSUD Pasar Rebo.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan


intestinal oleh inflamasi)
2. Cemas berhubungan dengan tindakan operasi
3. Nyeri berhubungan dengan ada luka insisi operasi
4. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan efek agen farmakologis
(anastesi)
5. Risiko devisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
7. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
8. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
Data Fokus
Data Subjektif:
Klien mengatakan nyeri di area perut kanan bawah, Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan sebelum
operasi yaitu 8, Klien mengatakan nyeri setiap waktu seperti ditusuk-tusuk, Klien mengatakan takut dan
kepikiran dengan operasinya nanti, Klien mengeluh nyeri pada luka operasi dibagian perut sebelah kanan
bawah seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, Klien mengatakan sulit untuk bergerak sehabis operasi,
Klien mengatakan belum bisa miring-miring juga dan hanya bisa berbaring, Klien mengatakan baru makan
setelah post op siang tadi 1x, Klien mengatakan tidak nafsu makan, Klien mengatakan masih mual serta
sakit, Klien mengatakan kalo makan atau minum kaya dijatohin batu gitu, Klien mengatakan tidak bisa
tidur siang karena cemas serta nahan sakit dan tidak tenang, Klien mengatakan tidur di malam hari hanya 1-
2 jam karena nyeri, gatel, dan sedikit sesak, serta engap jadi kebangun terus, Klien mengatakan belum
mandi dari hari jumat sore karena sakit yang tidak tertahankan, Klien mengatakan belum pernah keramas
selama di rumah sakit, Klien mengatakan nyeri pada daerah sekitar luka operasi
Data Objektif:
Klien tampak meringis kesakitan, Klien tampak gelisah, Klien tidak rileks, Wajah klien tampak meringis
saat menahan nyeri, Nadi 107 x/menit, Irama tidak teratur dan kuat, Kebutuhan klien dibantu sebagian oleh
tantenya dan sepupunya, Kekuatan otot klien menurun, Klien tampak kaki masih diluruskan, tampak belum
bisa menekuk kaki, Klien tampak kesulitan berpindah posisi tidur dari terlentang ke miring, Klien tampak
makan habis ½ porsi, BB menurun 2 kg dari 49 kg menjadi 47 kg (IMT 19,10), Klien tampak lemas,
Tampak kantung mata menghitam, Tampak menguap saat berbicara, Klien sedikit tercium bau yang tidak
sedap, Rambut klien tampak tidak rapih, Klien terpasang infus RF 200 cc/8 jam, Adanya luka insisi operasi
Tonus otot
5555 5555
0000 0000
n Data Masalah etiologi
o
1. DS: Nyeri akut Agen injury
Klien mengatakan nyeri biologi (distensi
di area perut kanan jaringan
bawah intestinal oleh
Klien mengatakan skala inflamasi)
nyeri yang dirasakan
sebelum operasi yaitu 8
Klien mengatakan nyeri
setiap waktu seperti
ditusuk-tusuk
DO:
Klien tampak meringis
kesakitan
no Data Masalah Etiologi
2 DS: Cemas Tindakan Operasi
Klien mengatakan takut dan
kepikiran dengan operasinya
nanti
DO:
Klien tampak gelisah
Klien tidak rileks
Ada luka insisi
3. DS: Nyeri operasi
Klien mengeluh nyeri pada luka
operasi dibagian perut sebelah
kanan bawah seperti ditusuk-
tusuk dengan skala nyeri 5
DO:
Wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri
Nadi 107 x/menit
Irama tidak teratur dan kuat
no Data Masalah Etiologi
4 DS: Gangguan Efek agen
Klien mengatakan sulit untuk bergerak mobilisasi fisik farmakologis
sehabis operasi  
Klien mengatakan belum bisa miring-
miring juga dan hanya bisa berbaring
DO:
Kebutuhan klien dibantu sebagian oleh
tantenya dan sepupunya
Kekuatan otot klien menurun
Klien tampak kaki masih diluruskan,
tampak belum bisa menekuk kaki
Klien tampak kesulitan berpindah posisi
tidur dari terlentang ke miring
Tonus otot
5555 5555
0000 0000
no Data Masalah Etiologi
5 DS: Resiko devisit Intake yang tidak
Klien mengatakan baru makan nutrisi adekuat
setelah post op siang tadi 1x
Klien mengatakan tidak nafsu
makan
Klien mengatakan masih mual
serta sakit
Klien mengatakan kalo makan
atau minum kaya dijatohin batu
gitu
DO:
Klien tampak makan habis ½ porsi
BB menurun 2 kg dari 49 kg
menjadi 47 kg (IMT 19,10)
no Data Masalah Etiologi
6. DS: Gangguan pola Nyeri
Klien mengatakan tidak bisa tidur tidur
siang karena cemas serta nahan
sakit dan tidak tenang
Klien mengatakan tidur di malam
hari hanya 1-2 jam karena nyeri,
gatel, dan sedikit sesak, serta engap
jadi kebangun terus
DO:
Klien tampak lemas
Tampak kantung mata menghitam
Tampak menguap saat berbicara
no Data Masalah Etiologi
7 DS: Defisit Kelemahan fisik
Klien mengatakan belum mandi dari perawatan diri
hari jumat sore karena sakit yang  
tidak tertahankan
Klien mengatakan belum pernah
keramas selama di rumah sakit
DO:
Klien sedikit tercium bau yang tidak
sedap
Rambut klien tampak tidak rapih

8 DS: Resiko infeksi Efek prosedur


Klien mengatakan nyeri pada daerah invasif
sekitar luka operasi
DO:
Klien terpasang infus RF 200 cc/8
jam
Adanya luka insisi operasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Rencana tindakan:


injuri biologi (distensi jaringan intestinal Kaji nyeri secara menyeluruh (skala, lokasi,
oleh inflamasi) penyebab, durasi, dan karakteristik)
Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi
Data subjektif : Klien mengatakan nyeri nyeri
di area perut kanan bawah, klien Jelaskan kepada klien tentang penyebab
mengatakan skala nyeri yang dirasakan nyeri yang dirasakan
sebelum operasi yaitu 8, klien mengatakan
Observasi tanda-tanda vital
nyeri setiap waktu seperti ditusuk-tusuk
Data objektif : Klien tampak meringis
Kolaborasi dengan dokter terkait dengan
kesakitan pemberian obat analgetik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri
dapat teratasi
Kriteria Hasil: Klien dapat mengontrol nyeri
sampai dilakukannya tindakan operasi,
klien tampak rileks
2. Cemas berhubungan dengan tindakan 3. Nyeri berhubungan dengan ada luka
operasi insisi operasi
Data subjektif : Klien mengatakan Data subyektif : Klien mengeluh nyeri
takut dan kepikiran dengan operasinya nanti pada luka operasi dibagian perut sebelah kanan
bawah seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5
Data objektif : Klien tampak gelisah,
Data obyektif : Wajah klien tampak
klien tidak rileks meringis saat menahan nyeri, Nadi 107 x/menit,
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Irama tidak teratur dan kuat
keperawatan 1x24 jam diharapkan cemas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
teratasi keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat
Kriteria hasil : Klien tidak takut dalam teratasi
menghadapi operasinya nanti, klien tampak Kriteria hasil: Klien tidak mengeluh nyeri lagi,
skala nyeri berkurang 0-1, klien tidak meringis
rileks, klien tidak gelisah
kesakitan lagi, nadi 60-80 x/menit, klien rileks,
Rencana tindakan : irama teratur dan kuat
Kaji tingkat dan penyebab kecemasan klien Rencana tindakan :
Jelaskan dan persiapkan klien sebelum Tindakan Mandiri :
melakukan tindakan operasi Observasi tanda-tanda vital (nadi)
Berikan lingkungan yang tenang kepada Kaji tentang nyeri meliputi lokasi,
klien karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi intensitas, nyeri, dan faktor
kepada klien Identifikasi skala nyeri
Anjurkan keluarga untuk menemani klien Identifikasi respon nyeri dan non verbal
agar lebih tenang
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat analgetik ketorolak 30 mg
4. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan Rencana tindakan :
dengan efek agen farmakologis (anastesi)
Tindakan Mandiri :
Data subyektif : Klien mengatakan sulit
untuk bergerak sehabis operasi, klien mengatakan
Kaji kekuatan otot klien
belum bisa miring-miring juga dan hanya bisa Kaji sejauh mana klien bisa mobilisasi
berbaring Ajarkan mobilisasi setelah 6-8 jam post
Data obyektif : Kebutuhan klien dibantu operasi seperti miring kanan dan kiri
sebagian oleh tantenya dan sepupunya, kekuatan
otot menurun, klien tampak kaki masih diluruskan, Evaluasi sejauh mana klien dapat mobilisasi
tampak belum bisa menekuk kaki, klien tampak Bantu klien dalam tahap mobilisasi
kesulitan berpindah posisi dari terlentang ke
miring, tonus otot
5555 5555
0000 0000
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam diharapkan klien dapat
melakukan pergerakan fisik
Kriteria hasil : Klien tidak sulit untuk
bergerak lagi, klien bisa miring kanan, miring kiri,
pemenuhan kebutuhan klien secara mandiri,
kekuatan otot meningkat, tidak terjadi kontraktur
otot, klien mampu berjalan sendiri
5. Risiko devisit nutrisi berhubungan dengan Rencana tindakan :
keengganan untuk makan Tindakan Mandiri :
Data subyektif : Klien mengatakan baru Kaji pola makan klien (jenis makanan dan
makan setelah post op siang tadi 1x, klien waktu makan)
mengatakan tidak nafsu makan, klien Tanyakan makanan kesukaan klien
mengatakan masih mual serta sakit, klien
Observasi asupan nutrisi yang dikonsumsi
mengatakan kalo makan atau minum kaya
dijatohin batu gitu klien
Timbang BB klien 2 hari sekali
Data obyektif :Klien tampak makan
habis ½ porsi, BB menurun 2 kg dari 49 kg Berikan klien makan porsi kecil namun
menjadi 47 kg (IMT 19,10) sering sesuai dengan kebutuhan dietnya
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Jelaskan kepada klien dan keluarga
keperawatan 3x24 jam diharapkan nutrisi pentingnya makan bagi proses penyembuhan
klien adekuat Ciptakan suasana makan yang
Kriteria hasil: Klien sudah nafsu makan, menyenangkan
klien tidak mual, klien tidak terasa sakit saat Kaji penurunan nafsu makan
makan, klien makan habis 1 porsi, BB naik
0,9 kg
6. Gangguan pola tidur berhubungan Rencana tindakan :
dengan nyeri Tindakan Mandiri :
Data subyektif : Klien mengatakan tidak Kaji pola tidur klien sebelum sakit
bisa tidur siang karena cemas serta nahan Kaji kebiasaan sebelum tidur
sakit dan tidak tenang, klien mengatakan
Kaji faktor yang menyebabkan gangguan
tidur di malam hari hanya 1-2 jam karena
nyeri, gatal, dan sedikit sesak dan engap jadi pola tidur
kebangun terus Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang
Data obyektif : Klien tampak lemas, Kurangi atau hilangkan diktrasi dan
tampak kantung mata menghitam, tampak gangguan tidur (rasa nyeri) dengan terapi
menguap saat berbicara musik sebelum tidur
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Evaluasi pola tidur klien
keperawatan 3x24 jam diharapkan pola tidur Berikan istirahat yang cukup
klien kembali normal
Kriteria hasil: Klien mengatakan dapat tidur
dengan nyenyak, tidur malam 6-8 jam/hari,
klien tidak lemas lagi, tidak tampak kantong
mata yang menghitam lagi, klien bisa tidur
siang dan malam dalam keadaan sudah
tenang, tidak kesakitan
7. Defisit perawatan diri berhubungan Rencana tindakan :
dengan kelemahan fisik Tindakan Mandiri :
Data subyektif : Klien mengatakan belum Kaji pola personal hygiene klien
mandi dari hari jumat sore karena sakit yang Bantu klien untuk melakukan personal
tidak tertahankan, klien mengatakan belum hygiene
pernah keramas selama di rumah sakit
Kaji kemampuan untuk melakukan
Data obyektif : Klien sedikit tercium bau personal hygiene
yang tidak sedap, rambut klien tampak tidak
Dekatkan alat memudahkan klien
rapih
melakukan personal hygiene
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
Beri motivasi klien untuk melakukan
keperawatan 3x24 jam diharapkan klien dapat
memenuhi kebutuhan personal hygienenya personal hygiene
Anjurkan klien untuk melakukan
Kriteria hasil: Klien tampak rapih, klien
dapat melakukan personal hygiene secara kebersihan diri dengan menggunakan waslap
mandiri, tidak tercium bau yang tidak sedap dan air hangat
dari tubuh klien, klien sudah melakukan Evaluasi pola personal hygiene klien
kebersihan diri walaupun hanya di lap saja
Rencana tindakan :
8. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan efek prosedur invasif Tindakan Mandiri :
• Data subyektif : Klien Kaji daerah sekitar pemasangan prosedur
mengatakan nyeri pada daerah sekitar invaif apakah ada tanda-tanda infeksi
operasi Monitor kerentangan terhadap infeksi
• Data obyektif : Klien Monitor tanda dan gejala infeksi
terpasang infuse RF 200 cc, adanya luka Jaga kebersihan lingkungan sekitar klien
insisi operasi Cuci tangan setiap dan sebelum melakukan
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan tindakan
keperawatan 3x24 jam diharapkan Lakukan prosedur perawatan infus
resiko infeksi tidak terjadi Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda
• Kriteria hasil : tidak terjadi infeksi dan gejala infeksi
seperti rubor, dolor, kalor, tumor, Ajarkan klien dan keluarga cara
fungsiolaesa ada daerah sekitar menghindari infeksi dengan ajarkan keluarga
pemasangan invasive, perawat dan cuci tangan yang benar
keluarga sudah meminimalkan resiko
terjadinya infeksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai