Tindakan Tindakan
dengan 1 dengan 2
penolong penolong
Jika hanya 1 penolong :
• Lakukan resusitasi jantung paru selama
2 menit lalu kontak tim gawat darurat
dan siapkan defibrilator eksternal
otomatis
Jika ada 2 penolong :
• Jika ada orang yang dekat dengan anda,
minta orang tersebut untuk kontak tim
gawat darurat dan anda melakukan
resusitasi jantung paru
hemodinamik :
STABIL :
• Pasien mengalami aritmia
• Tanda vital tidak timbulkan gejala pada pasien / asimtomatis, tanpa nyeri dada,
nafas pendek, atau pusing
• Pasien tetap sadar
• Terdapat resiko tinggi dimana pasien dapat menjadi tidak stabil
TIDAK STABIL :
• Pasien mengalami aritmia
• Tanda vital pasien menimbulkan gejala seperti nyeri dada, nafas pendek, dan
pusing
• Pasien memiliki resiko tinggi untuk meninggal
MENINGGAL :
• Pasien mengalami aritmia
• Tidak teraba nadi pada pasien, tidak ada tanda tanda vital, dan/atau tidak sadar
• Kesempatan tertinggi untuk keberhasilan terapi elektrik adalah 10 menit sejak
Analisa Gas Darah normal
• ph : 7,35 – 7,45
• PaO2 : 80 – 100 mmHg
• PaCO2 : 36 – 55 mmHg
• HCO3 : 22 – 26 mEq/L
• Saturasi Oksigen : 95 – 100% (pada udara ruangan)
• Base excess +/- 1
Henti jantung pada pasien pediatri juga seringkali terjadi karena
SYOK YANG PROGRESIF. Syok yang terkompensasi dapat
dideteksi dengan mengevaluasi :
• nadi pasien
• adanya pulsasi perifer
• status volume intravaskuler
• perfusi end-organ.
STABIL :
O : Oksigen
M : Monitor
V : Vascular access / akses vaskular
TIDAK STABIL DAN MENINGGAL :
I : IV access / akses intravena
C : CPR / resusitasi jantung – paru
E : ET intubation / intubasi endotrakeal
D : Defibrillator / monitor
ABCD SEKUNDER
( Jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, diagnosis banding)
• Lakukan penilaian secara kontinyu dari patensi jalan nafas sambil memberikan
nafas buatan (cek kondensasi pada masker saat ekshalasi, pengembangan dada,
CO2 pada endotracheal tube)
• Jika pasien tidak mendapat ventilasi dengan baik atau jika dianggap ada resiko
aspirasi, masukan alat bantu jalan nafas lanjutan secara hati hati : INTUBASI
ENDOTRAKEAL menjadi metode yang lebih disukai
PERNAPASAN
STABIL
Manuver vagal
Adenosin : 0.1 mg/kg IVP atau IOP ( dosis maksimal 6 mg)
Bisa diulang : adenosine 0.2 mg / kg IVP atau IOP
Berikan sedasi dan Kardioversi tersinkronisasi
Kardioversi pertama : 0.5 – 1.0 J/kg
Kardioversi lanjutan : 2 J/kg
TIDAK STABIL
Berikan sedasi dan Kardioversi tersinkronisasi
Kardioversi pertama : 0.5 – 1.0 J/kg
Kardioversi lanjutan : 2 J/kg
VENTRIKULAR TAKIKARDIA DENGAN NADI
STABIL :
Jika Monomorphik Reguler:
Adenosine: 0.1 mg/kg IVP atau IOP (dosis maksimal 6 mg)
Amiodarone: 5 mg/kg IV atau IO dalam 20 menit sampai 60 menit
Procainamide: 15mg/kg IV atau IO dalam 30 menit sampai 60
menit
TIDAK STABIL :
Pertimbangkan kardioversi tersinkronisasi
Kardioversi Pertama : 0.5-1.0 J/kg.
Kardioversi Selanjutnya : 2 J/kg
VENTRIKULAR TAKIKARDI TANPA NADI / VENTRIKULAR
FIBRILASI REFRAKTER
TIDAK STABIL ( SHOK , HIPOTENSI BERAT)
1. Terapi Elektrik:
• Terapi elektrik sedini dan secepat mungkin
• Defibrilasi pertama : defibrilasi pada dosis 2j/kg
• Jika defibrilasi pertama tidak berhasil : defibrilasi kedua pada dosis 4j/kg
• Jika defibrilasi kedua tidak berhasil : lanjutkan defibrilasi pada dosis 4 j/kg
2. Terapi Medikamentosa:
• Berikan epinefrin 1:10,000: 0.01 mg/kg melalui IV atau IO (atau berikan
Epinefrin 1:1,000: 0.1 mg/kg melalui ET)
• Berikan lidokain : 1 mg/kg melalui IV atau IO
• Berikan amiodaron : 5mg/kg melalui IV atau IO
Terapi Elektrik:
Pertimbangan pemasangan Transcutaneus Pacemaker
ASISTOL / PULSELESS ELECTRICAL ACTIVITY (PEA)
1. Mulai CABD
2. Pantau : Tekanan Darah, saturasi oksigen dan rekam jantung
3. Berikan terapi oksigen dan sediakan jalur intravena
4. Nilai ritme dan penyebab yang mungkin
5. Atasi penyebab yang reversibel : Hipoksia, Asidosis, Trombosis
pulmonal, Tension pneumotohoraks, Trombosis koroner, Tamponade
jantung, Hipoglikemia, Hipokalemia, Hipotermi, Hipovolemi,
Intoksikasi.
Terapi Medikamentosa
Epinefrin dalam sebuah larutan 1:10,000 : 0.01 mg/kg melalui IV atau IO
setiap 3 sampai 5 menit (atau berikan Epinefrin dalam sebuah larutan
1:1,000: 0.1mg/kg melalui ETT setiap 3 sampai 5 menit)
SHOCK
1. Nilai perfusi yang buruk dan perubahan status mental
2. Mulai CABD
3. Pantau : Tekanan Darah, saturasi oksigen dan rekam jantung
4. Berikan terapi oksigen dan sediakan jalur intravena
5. Nilai ritme dan penyebab yang mungkin
6. Pemeriksaan Laboratorium : Analisa Gas Darah, Asam Laktat, Gula,
Darah lengkap, Kalsium Terionisasi dan kultur
7. Berikan bolus IV ulangan cairan kristaloid dengan dosis 20 ml/kg
(hentikan bolus jika terdapat cairan pada paru – paru yang ditunjukkan
dengan distres pernapasan atau ronkhi. Juga hentikan bolus apabila
didapatkan pembesaran hepar)
Intervensi Tambahan :
• Berikan antibiotik (untuk syok sepsis)
• Koreksi hipoglikemia
• Koreksi hipokalsemia
• Berikan vasopressor
• Berikan hidrokortison jika kemungkinan terjadi insufisiensi adrenal
JIKA PERFUSI TARGET ORGAN MEMBURUK TERUS BERLANJUT SETELAH
PEMBERIAN CAIRAN
1. Terapi Vasopressor
2. Titrasi berdasarkan kebutuhan (ScvO2 > 70%)
3. Jalur central dan jalur arteri diindikasikan
4. Titrate according to need (ScvO2 > 70%)
5. Central line, arterial line may be indicated
6. Warm Shock (vasodilatasi dan hipotensi): berikan Norepinefrin 0.1-2 mcg/kg/menit dan
titrasi sampai target tekanan darah
7. Cold Shock (vasokonstriksi dan hipotensi): berikan Epinefrine 0.1-1 mcg/kg/minute and
titrasi sampai target tekanan darah
(1 penolong)
segera hubungi tim respon gawat darurat.
nilai jalan napas tentang gambaran hambatan apapun yang
tampak dan ambil secara manual jika memungkinkan.
(2 penolong)
kirimkan teman anda untuk menelpon tim respon gawat
darurat sambil anda menilai jalan napas.