Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

ARDITO BHINADI
Evolusi Ekonomi dan Keuangan
Islam
Dimensi Sosial Ekonomi Dimensi Komersial
 Pencarian alternatif sistem  Petrocapital dan pertumbuhan bank
ekonomi,1940s-1950s. konvensional, 1970s.
 Dampak pengembangan keuangan (bank  Kebutuhan keuangan pedagang
tabungan), 1960s. Teluk (shariah compliance), 1980s.
 Model PLS dan reformasi moneter,
1970s.  Berkembangnya sektor keuangan:
psar modal, bank, takaful, regulasi,
 Islamisasi sistem keuangan, 1980s- 1990s.
1990s.
 Ekspansi keuangan Islam ke negara
 Stabilitas keuangan dan lembaga non muslim, 2000s.
keuangan mikro Islam, 2000s
Aliran Mainstream
• Classical 1776 Wealth of Nations by Adam Smith
 Berkembangnya Mercantilism (kaum pedagang)

• Keynesian (1936 – 1970’s stagflation); 2008 crisis


 Intervensi pemerintah untuk mengatasi resesi.

• Neoclassical (Marginal movement onwards)


 Berkembangnya Monetarist dan Rational Expectations

• Lahirnya kembali Neoclassical dan Keynesian schools

• Pertumbuhan menjadi tujuan dari semua pemikiran ekonomi.

Jamal D. Harwood & Sarfraz A. Wali


Kegagalan Kapitalis = Mementingkan
Pertumbuhan
• Peran sistem moneter berbasis bunga
 Utang = Pertumbuhan penawaran uang
 Pertumbuhan output diperlukan untuk menghindari hiperinflasi

• Ketidakmampuan untuk bertahan di lingkungan yang deflasioner


 Kebijakan moneter tidak efektif.
 Penundaan konsumsi

• Efek negatif mementingkan pertumbuhan


 Pertumbuhan industri utang karena konsumerisme.
 Konsumerisme = direncanakan dan dirasakan usang
 Penipisan sumberdaya dan ketidakberlanjutan.

First Plenary Session: Jamal D. Harwood & Sarfraz A. Wali


Keunggulan Syariah 1
Gold Silver based Currency
o Stabil, tidak mendorong terjadinya inflasi, tidak terjadi fluktuasi
nilai tukar mata uang antar negara, secara universal bisa
diterima.
Perekonomian tanpa Bunga
o Biaya investasi rendah, utang stabil, keunggulan mata uang emas
dan perak hanya berfungsi pada perekonomian tanpa bunga,
kebijakan bank sentral bisa berjalan efektif.
Tidak Ada Penimbunan Kekayaan
o Kunci untuk perputaran kekayaan, investasi, shodaqoh, belanja
konsumen menghasilkan hasil yang positif.

First Plenary Session: Jamal D. Harwood


Keunggulan Syariah 2
Kekayaan Berbasis Kebijakan Perpajakan
o Zakat, Kharaj/Ushr, Jizyah. Tidak ada pajak pendapatan,
konsumsi, bisnis dan transportasi. Pajak kekayaan proporsional
dengan kekayaan yang dimiliki  Ada insentif yang kuat untuk
investasi dan full emplyoment.
Pembiayaan Kerjasama
o Investasi langsung, tidak ada hambatan birokrasi, transparansi
perusahaan maksimum.
Tidak ada batas Liabilities
o Tidak ada talangan pemerintah pada perusahaan karena profil
risiko merefleksikan apakah pemilik bisnis dapat mengadopsinya.
Mendorong perdagangan berjalan baik, masing-masing pihak
bertanggungjawab terhadap semua transaksi.
First Plenary Session: Jamal D. Harwood
Keunggulan Syariah 3
Larangan Spekulasi
o Semua transaksi yang memiliki unsur spekulasi dilarang, karena
produk derivatif meningkatkan volatilitas pasar dan risiko tinggi
serta mengambil kekayaan pihak lain.

Hak Kekayaan Intelektual


o Pengakuan hak kekayaan intelektual mendorong pengembangan
dn inovasi produk berjalan lebih cepat.

Pasar Tenaga Kerja Fleksibel


o Upah naik turun berdasarkan nilai kerja/jasa, kesamaan upah
untuk kesamaan nilai kerja baik laki-laki/perempuan dan usia
pegawai.
First Plenary Session: Jamal D. Harwood
Keunggulan Syariah 4
Reformasi Pertanahan
o Optimalisasi pemanfaatan tanah menganggur, harga tanah akan
cenderung tetap, tidak ada leasing tanah pertanian.

Etika Hak Perdagangan


o Perdagangan berjalan dengan jujur dan adil, proteksi terhadap
pedagang yang lemah.

Kerangka keja Regulasi


o Anti monopoli, anti perbuatan curang, konsistensi hukum.

First Plenary Session: Jamal D. Harwood


David Cameron:
 “Ekonomi syariah akan mengubah dunia. Ada
beberapa negara yang secara alami melihat ke
dalam, menarik diri dan menolak mengakui bahwa
kesuksesan masa depan ekonomi syariah akan
mengubah dunia di masa depan. Namun, Inggris
tidak akan membuat kesalahan.”

London mencanangkan diri sebagai Pusat Keuangan Syariah Dunia.

(PM. Inggris, Cameron, PressTV melaporkan pada Selasa 29/10/2013)10


Konsep Dasar Keuangan Syariah

Falah/
Kesejahteraan
Dunia Akhirat
• Sebagai sebuah sistem,

Pendapatan
Distribusi Pendapatan
konsep keuangan syariah

Menolong
Tolong Menolong

Keseimbangan
didirikan di atas dasar

Keseimbangan
Sayang
Kasih Sayang

nilai-nilai ilahiah baik

Adil
Adil
pondasi prinsip-prinsipnya,
operasionalisasi maupun
Kasih

Distribusi
Tolong

tujuan/objektifnya.
• Konsep keuangan yang
syarat nilai ini yang
Syariah Akhlak
membedakan keuangan
syariah dari keuangan
konvensional.
Aqidah
Aspek Pengembangan Ekonomi Syariah
• Secara umum, kita dapat membagi Kegiatan Ekonomi dalam 3 sektor besar yaitu sektor keuangan,
sektor produksi dan sektor distribusi atau pemasaran.
• Gerakan pengembangan Ekonomi Syariah selama ini lebih banyak menyoroti aspek keuangan syariah
(Islamic Finance), dan masih sangat sedikit mengulas aspek produksi maupun cara pendistribusian
produk.
• Wacana diskusi di sektor produksi dan distribusi yang belum cukup berkembang, juga lebih banyak
membahas kehalalan produk, terutama untuk produk makanan, obat-pbatan dan kosmetik.

Sektor Sektor
Sektor Produksi
Finansial Distribusi

Komoditas

Jasa
LJKS Produsen
14
Lanskap Industri Keuangan Syariah Indonesia
Bank
LPS OJK DSN-MUI Bimbingan/ Pendapat
Indonesia

Kebijakan Moneter,
Dewan Pengawas
Pengawasan Makro Penjaminan Regulasi dan
Fatwa Syariah/ Penasehat Akademik/
Prudensial, dan sistem Simpanan Supervisi
Syariah Lembaga Pelatihan
pembayaran

Pembangunan
Takaful dan Retakaful Sumber Daya
Instrumen
PERBANKAN

Bank Umum Manusia


Likuiditas

Pasar Uang dan Pasar Modal


Syariah Unit Usaha Takaful dan
Retakaful

Program
Linkage
Unit Usaha Kementrian

Non-Bank
Syariah Dana Pensiun Syariah Penerbit Sukuk Dana Haji Agama
Korporasi
BPR Syariah Asuransi Penjaminan

Sektor Dana Sosial


Syariah Indeks Saham
Wakaf Badan Wakaf
Lembaga Pembiayaan

Keuangan
Indonesia
Syariah Saham yang
Terdaftar
Pegadaian Syariah Zakat
Program linkage

Reksadana
Koperasi LKMS
Sedekah BAZNAZ
(Tipe I)*

Koperasi Syariah/ Sukuk Negara Infaq


BMT (Tipe II)**

Kebijakan Kerangka Kerja Umum


Standar Akuntansi Arbitrase Syariah Regulasi dan Supervisi Penerbitan Regulator
Pajak
Lembaga Lainnya

Kementrian
Ikatan Akuntan Badan Arbitrase Koperasi dan * Koperasi menyediakan jasa
Kementrian Keuangan
Indonesia (IAI) Syariah Nasional UMKM 15 dan non
keuangan untuk anggota
anggota
** Koperasi Simpan Pinjam hanya untuk
anggota
Tantangan Keuangan Syariah di Indonesia

 Competitivenes
s Keuangan
Syariah
Dukungan
Keterjangkauan
Tingkat Literasi Keuangan
Sumber DayaModal
pasar
Syariah
Insani
rendah (8,11 %)
Saluran Distribusi
Infrastruktur Bisnis (misal IT)  Pertumbuhan
I Ekonomi yang
n berkelanjutan &
o
v inklusif
a
s
i
P
r
o
d
u 16
k
Panduan Penguatan Industri Keuangan Syariah

Master Plan Arsitektur Master Plan Sektor Jasa


Keuangan Syariah Keuangan
(Bappenas RI) Indonesia/MPSJKI
(OJK)

17
Perbankan Syariah PM Syariah IKNB Syariah
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah

Tiga Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah di Indonesia

OJK menjaga stabilitas sistem keuangan termasuk


mengatur serta mengawasi implementasi prinsip-prinsip
syariah pada lembaga keuangan syariah sebagai landasan
bagi pembangunan yang berkelanjutan
STABIL

Mendorong Sektor Jasa Keuangan (SJK) Syariah berkontribusi


lebih besar dalam mendukung percepatan ekonomi nasional
khususnya dalam pembiayaan sektor prioritas pemerintah
(infrastruktur, ketahanan pangan, maritim) KONTRIBUTIF

Mendukung upaya peningkatan pemerataan kesejahteraan


masyarakatan serta mengatasi ketimpangan dalam
pembangunan nasional

INKLUSIF
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah

STABIL Memperkuat pengawasan Sektor Manajemen


Jasa Keuangan (SJK) Syariah risiko, tata kelola perusahaan,
termasuk melalui pengawasan dan permodalan, juga akan
terintegrasi berdasarkan risiko diselaraskan dengan standar
internasional

OJK akan mengambil


langkah-langkah yang
bertujuan untuk
meningkatkan daya
tahan (resiliensi)

Mengembangkan standar daya Kebijakan remunerasi bagi pelaku di SJK


saing dan komponen base syariah dengan memperhatikan aspek risiko
financing/funding untuk meningkatkan akuntabilitas
penyelenggaraan dan aktivitas Lembaga Jasa
Keuangan Syariah
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah

KONTRIBUTIF Mendukung Program Prioritas Pemerintah


antara lain Sektor Infrastruktur
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur
pada tahun 2020 sebesar Rp4.796 T, hingga saat ini
masih terdapat financial gap sebesar Rp626 T
OJK mendorong peran serta lembaga keuangan syariah dalam
pendanaan proyek infrastruktur, a.l. melalui sindikasi

SEGMENTASI PASAR
pembiayaan Bank Syariah, pembiayaan melalui pasar modal
Penguatan syariah, penguatan asuransi dan reasuransi syariah
Peran Sektor Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Kelas
Jasa Menengah
Keuangan Inovasi produk dan layanan keuangan syariah
Syariah OJK mendorong lembaga keuangan syariah untuk melakukan
inovasi produk dan layangan keuangan syariah yang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat a.l.
digital banking, financial technology (FinTech), dan inovasi produk
wakaf
Membuka Akses Keuangan Syariah bagi
Masyarakat Pra Sejahtera dan Pedesaan
Inklusif : Penyediaan akses produk dan layanan keuangan
syariah
OJK mendorong perluasan akses produk dan layanan keuangan
syariah bagi masyarakat pra sejahtera dan pedesaan dengan
program-program a.l. Laku Pandai, Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS), Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pembiayaan
pertanian organik
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah

INKLUSIF Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan


2016
Layanan Keuangan Indeks Literasi Indeks Inklusi
Tanpa Kantor dalam Keuangan Syariah 2016 Keuangan Syariah 2016
Rangka Keuangan
Inklusif
Per September 2016: Telah terdapat 2 Bank Umum
Syariah yang menyelenggarakan Laku Pandai
8.11% 11.06%
Laku Pandai bertujuan untuk menyediakan produk-
produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami,
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
belum dapat menjangkau layanan keuangan.

Juni 2015 Desember 2015 Juni 2016 Desember 2016


Jumlah Bank Penyelenggara 6 BUK 7 BUK 12 BUK + 1 BUS 18 BUK + 2 BUS
Jumlah agen perorangan/outlet badan 3.734 agen 60.805 agen 104.707 agen 275.916 agen
hukum
Jumlah outstanding rekening 35.984 nasabah 1.216.952 nasabah 1.626.068 nasabah 3.700.215 nasabah
Jumlah outstanding tabungan Rp 2,9 M Rp 67 M Rp 63 M Rp 216,5 M
Jumlah kabupaten/kota 211 385 499 507

*Data termasuk LAKU PANDAI untuk bank konvensional


Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah

INKLUSIF Per desember 2016: Telah terdapat 14


LKM Syariah yang terdaftar di OJK
Didirikan untuk mengatasi UMKM yang
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah terkendala akses pendanaan ke lembaga
keuangan formal.
Telah terdapat minimal 2 Bank Umum
Syariah (BUS) yang menjadi penyalur KUR
dengan struktur syariah

Asuransi Mikro
Bertujuan menyediakan proteksi
minimum bagi masyarakat SimPel iB adalah produk simpanan
berpenghasilan rendah yang untuk siswa yang diterbitkan secara
Sederhana, Mudah, Ekonomis dan nasional oleh Bank Umum Syariah di
Segera Indonesia dengan persyaratan
mudah dan sederhana serta fitur
Asuransi Mikro (termasuk yang menarik, dalam rangka edukasi
asuransi konvensional) Des 2014 Des 2015 Des 2016 dan inklusi keuangan untuk
Jumlah Peserta / Polis 8.865.249 18.305.621 22.854.243
mendorong budaya menabung sejak
Premi/Kontribusi Rp Rp Rp 871.117.05
dini
Terkumpul 451.582.87 782.306.90
Jumlah Perusahaan 37 65 70
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
4 Inisiatif Kelembagaan untuk Mengembangkan Industri
Keuangan Syariah
Pembentukan Jakarta International
Pembentukan Komite Nasional Islamic Financial Centre (JIFC)
Keuangan Syariah (KNKS)
• JIIFC dalam tahap persiapan
• KNKS dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No.
pembentukan;
91 tahun 2016
• JIIFC dibentuk untuk menjadikan Jakarta
• Dibentuk untuk mendorong percepatan
sebagai hub kegiatan ekonomi
pengembangan sektor keuangan syariah, melalui
keuangan Internasional, termasuk
penguatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi antara
kegiatan riset Internasional.
otoritas, kementerian/lembaga, dan pemangku
kepentingan lain di sektor keuangan syariah;
• KNKS dipimpin oleh Presiden sebagai Ketua dan Wakil
Presiden sebagai Wakil Ketua KNKS
Pembentukan World Islamic
Investment Bank
Pembentukan Wakaf Ventura Syariah
• WIIB dalam tahap persiapan
pembentukan, kantor pusat di Jakarta.
• Wakaf Ventura Syariah (Bank-Wakaf) masih dalam • Sebagai mitra strategis perbankan
tahap persiapan pembentukan sebagai perusahaan syariah dalam penyaluran pembiayaan
modal ventura syariah infrastruktur
• Bank Wakaf sebagai upaya mengelola wakaf sebagai • Diinisiasi oleh Indonesia, IDB dan negara
instrumen ekonomi produktif lain.

23
Kondisi Industri Keuangan di Indonesia Saat Ini
 Sektor keuangan syariah belum mampu menjangkau semua pelaku ekonomi. Akses
usaha mikro dan kecil terhadap lembaga keuangan masih rendah, baru 30% yang
mampu mengakses pembiayaan. Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1%
mendapatkan kredit dari bank dan 23,9% mengakses dari non bank termasuk usaha
simpan pinjam seperti koperasi. Dengan kata lain, sekitar 60%-70% dari seluruh
sektor UMKM belum mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan (Bank
Indonesia, 2015).
 Di sektor keuangan syariah, selama lima tahun terakhir pertumbuhan perbankan
syariah mengalami perlambatan. Pangsa perbankan syariah belum beranjak dari
angka lima persen. Sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah muslim dan menjadi
negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Predikat negara dengan jumlah
penduduk muslim terbesar di dunia belum diikuti dengan peran ekonomi umat Islam
yang besar.
 Potensi demografi bila dapat dikonversi menjadi modal ekonomi dan keuangan dapat
menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Permasalahan
 Pangsa lembaga keuangan syariah masih rendah dan selama beberapa tahun
stagnan.
 Akses usaha mikro dan kecil terhadap lembaga keuangan masih rendah, baru
30% yang mampu mengakses pembiayaan. Dari persentase tersebut, sebanyak
76,1% mendapatkan kredit dari bank dan 23,9% mengakses dari non bank
termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi (Bank Indonesia, 2015).
 Belum semua lembaga keuangan mikro syariah berbadan hukum.
 Belum ada lembaga penjamin simpanan di Koperasi Simpan Pinjam Syariah dan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
 Belum adanya lembaga penjaminan pembiayaan syariah.
 Kaum dhuafa paling rentan terhadap syok ekonomi dan keuangan rumah tangga
yang diakibatkan faktor internal maupun eksternal.
Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, 2015:
Tujuh Masalah Ekonomi Syariah

1. Kecilnya market share industri keuangan syariah .


2. Rendahnya tingkat literasi keuangan syariah .
3. Kecilnya peranan industri perbankan dan keuangan syariah dalam pembangunan
infrastruktur. 
4. Perangkat peraturan, hukum, kebijakan dan fatwa baik dalam skala nasional maupun
internasional masih belum optimal merespon percepatan pertumbuhan ekonomi
nasional. 
5. Kualitas dan kompetensi sumber daya insan ekonomi dan keuangan yang masih
rendah. 
6. Belum adanya blue print dan arsitektur pembangunan ekonomi syariah nasional yang
integratif dan dijalankan oleh pemerintah. 
7. Belum terbangunnya sinergitas dan aliansi strategis antarpemegang kebijakan
Penyebab Rendahnya Pangsa Perbankan Syariah

• Pengetahuan dan pemahaman umat Islam mengenai ekonomi


syariah masih terbatas dan belum merata.
Pertama

• Bertransaksi dengan lembaga keuangan syariah dianggap kurang


menguntungkan.
Kedua

• Masyarakat yang sudah memahami prinsip ekonomi syariah, menilai


bahwa perbankan dan lembaga keuangan syariah yang sudah ada
Ketiga selama ini belum sepenuhnya menerapkan prinsip ekonomi syariah.

27

Anda mungkin juga menyukai