Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI

Sinusitis atau rinosinusitis mengacu pada kondisi


peradangan yang melibatkan sinus hidung. Dapat
melibatkan satu atau lebih sinus paranasal yang
terdiri dari sinus maksilaris, ethmoidalis, frontalis,
dan sphenoidalis.
KLASIFIKASI
1. Rinosinusitis akut (gejala <4 minggu)
Rinosinusitis akut viral (common cold): Bila durasi
gejala < 10 hari
Rinosinusitis akut pasca-viral:
 Bila terjadi peningkatan intensitas gejala setelah 5 hari,
atau
 Bila gejala persisten > 10 hari namun masih < 12 minggu
Rinosinusitis akut bacterial minimal 3:
 Sekret berwarna atau purulen dari rongga hidung
 Nyeri yang berat dan terlokalisasi pada wajah
 Demam, suhu > 38oC
 Peningkatan LED / CRP
 Double sickening, yaitu perburukan setelah terjadi
perbaikan sebelumnya
ETIOLOGI

Rinosinusitis kronis (gejala >12 minggu)

2. Sinusitis Kronik
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, Pseudomonas, bakteri anaerob,
jamur; dan infeksi campuran.
PATOGENESIS
pembengkakan
Virus, ISPA, alergi mukosa & obstruksi
mekanis

tekanan rongga sinus


tekanan menjadi
negatif relatif

bakteri hidung masuk ke Disfungsi aparatus


sinus selama mengendus mukosiliaris
atau meniup hidung

akumulasi cairan
di sinus
MANIFESTASI KLINIS
Sinusitis Etmoidalis Sinusitis Maksilaris Sinusitis Frontalis Sinusitis
spenoidalis

Gangguan pernafasan • Kronis: nyeri ringan, dan Rasa sakit berat di Gejalanya tidak
hidung, hiposmia atau mungkin hanya ada dahi, kepekaan jelas,
anosmia, sensasi tekanan sensasi tekanan. sakit dahi pada rasa sakit atau
antara mata dan hidung, kepala yang meningkat penekanan atau perasaan tekanan
suhu subfebris, pada membungkuk, pipi ketukan, nyeri di dalam
peradangan akut, bengkak, edema tekan saraf tengkorak,
perasaan tekanan dan palpebral, obstruksi supraorbital, dan menjalar ke
rasa sakit di sinus hidung kronis, dll. jejak sekresi atau tengkuk
frontalis dan maksila nanah pada bagian
anterior meatus
tengah
PEMERIKSAAN FISIK

1. Suhu dapat meningkat


2. Pemeriksaan rongga mulut
3. Rinoskopi anterior
4. Rinoskopi posterior
5. Otoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto Polos Kepala


 Posisi Waters
 Posisi Caldwell
 Posisi lateral
 Posisi submentovertical
 Posisi oblik kanan dan kiri

2. CT Scan
 Aksial
 Koronal
 Sagital
Dasar penegakan Pada orang dewasa dan anak
diagnosis RSK Klinis

Kriteria Sekurangnya 2 faktor mayor, di mana salah satu harus:


 hidung tersumbat, atau
 keluar sekret dari hidung atau post-nasal discharge yang purulen
dan dapat disertai:
 nyeri pada wajah
 hiposmia / anosmia

Durasi gejala ≥ 12 minggu


Pemeriksaan fisik Rinoskopi anterior:
 Edema konka, dapat disertai hiperemia
 Sekret mukopurulen
Inspeksi rongga mulut:
 Sekret pada faring
 Eksklusi infeksi pada gigi

Pemeriksaan penunjang Dianjurkan, bila tidak sembuh setelah 2 minggu terapi


(foto Rontgen)
Pemeriksaan lain Elaborasi faktor risiko yang mendasari
TATALAKSANA
  Antibiotik
Terapi inisial  Amoksisilin, 500 mg PO tid; atau
 Amoksisilin/klavulanat, 500/125 mg PO tid atau
875/125 mg PO bid
Alergi penisilin  Doksisiklin, 100 mg PO bid; atau
 Klindamisin, 300 mg PO tid
Paparan antibiotik dalam 30 hari  Amoksisilin/klavulanat (lepas lambat), 2000/125
atau >30% prevalensi dari S. mg PO bid; atau
pneumoniae resisten penisilin  Fluorokuinolon antipneumokokal (moksifloksasin,
400 mg PO / hari)
Gagal pengobatan sebelumnya  Amoksisilin/klavulanat (lepas lambat), 2000/125
mg PO bid; atau
 Fluorokuinolon antipneumokokal (moksifloksasin,
400 mg PO / hari)
KESIMPULAN
Pada tanggal 14 Juli 2014, Ny. S melakukan pemeriksaan CT scan sinus paranasal dan
didapatkan kesan sinusitis maxillaris, ethmoidalis, sphenoidalis dan frontalis dextra.

Sinusitis atau rinosinusitis mengacu pada kondisi peradangan yang melibatkan sinus hidung

Diagnosis dari sinusitis dapat menggunakan foto polos kepala dan CT scan sinus paranasal.
Pada kasus sinusitis yang kronis atau akut dengan komplikasi.

Pada foto polos kepala dapat ditemukan penebalan mukosa, air-fluid level, perselubungan
homogen atau tidak homogen, dan penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus
kronis).

Pada CT scan sinus paranasal dapat ditemukan penebalan mukosa difus atau fokal, dengan
kekeruhan parsial atau komplit dari sinus paranasal; remodeling tulang dengan penebalan
seragam yang disebabkan oleh osteitis dari peradangan mukosa kronis yang berdekatan; dan
poliposis.

Anda mungkin juga menyukai