Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
Ginjal : Nefrolitiasis
Ureter :
Ureterolitiasis
Kandung Kemih :
Visikolitiasis
Uretra :
Uretrolitiasis
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
FAKTOR PREDISPOSISI
Hiperkalsiuria
Hiperkalsiuria absorptif
Hipostraturia
Hiperkalsiuria puasa
Hiperkalsiuria ginjal
Ginjal
Spongiosa Faktor Diet
Medulla
FAKTOR RISIKO
• Usia • Profesi • Konstitusi • Musim
• Keturunan
• Jenis kelamin • Mentalitas Nutrisi • Ras
• Kelainan kristaluria
• Agregalasi Kristal
• Pertumbuhan kristal
TEORI MATRIKS
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein)
merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
TEORI EPITAKSIS
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan
menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus yang
paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal asam urat
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
KOMPOSISI BATU
BATU KALSIUM
• Dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan
oksalat maupun fosfat.
• Etiologi :
- Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24 jam
- Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram per hari
- Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat dalam urine melebihi 850 mg/24 jam.
- Hipersitraturi
- Hipomagnesuria
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
BATU STRUVIT
- Disebut juga batu infeksi.
- Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah urea atau
urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan
mengubah pH urine menjadi basa melalui hidrolisis urea
menjadi amoniak. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea
diantaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus.
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
BATU URAT
▪ Merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.
▪ Penyakit ini banyak diderita oleh pasien dengan penyakit gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang
banyak menggunakan obat urikosurik. Obesitas, peminum alkohol, dan
diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mendapatkan penyakit
ini
▪ Ukuran batu ini mulai dari kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk
staghorn (tanduk rusa)
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :
1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6),
2. volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi,
3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
BATU SISTIN
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal.
Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin dan ornithine berkurang, pembentukan
batu terjadi saat bayi.
Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam.
Dapat juga terjadi pada individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada
individu yang statis karena imobilitas.
Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin menyebabkan pembentukan batu,
pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein hewani yang tinggi menaikkan
ekskresi sistin dalam air kemih.
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
DIAGNOSIS
Anamnesis
o keluhan
o Penyakit terdahulu
Pemeriksaan Fisik
o Pemeriksaan fisik umum : nyeri ketok kosto-vetebra,
teraba ginjal akibat hidronefrosis, tanda-tanda gagal
ginjal, retensi urin dan demam
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan radiografi (foto abdomen)
• Dapat menunjukan ukuran,bentuk dan posisi
1. Urogram • Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan
• Deteksi batu radiolusen sebagai defek kandung kemih
pengisian (filling) (batu asam urat, xatin, • Membedakan batu kalsifikasi
2,8-dihidroksiadenin ammonium urat) • Densitas tinggi: kalsium oksalat dan kalsium
• Menunjukkan lokasi batu dalam sistem fosfat
kolektikus • Densitas rendah: struvite, sistin dan campuran
• Menunjukkan kelainan anatomis keduanya
• Indikasi dilakukan uji kualitatif sistin pada
pasien muda
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:InternaPublishing.
3. Ultrasonografi
• Dapat menunjukan ukuran, bentuk,
posisi batu dan adanya obstruksi. 4. Intravenous Pyelogram (IVP)
• Tidak dapat membedakan batu Menilai anatomi &fungsi ginjal
kalsifikasi dan batu radiolusen
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
LABORATORIUM
▪ Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel
darah merah, sel darah putih dan kristal serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine
asam.
▪ Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.
▪ Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
▪ Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar
bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
▪ Darah lengkap :
- Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
- Sel darah merah : biasanya normal.
- Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
▪ Faal ginjal : untuk melihat ada tidaknya penuruan fungsi ginjal
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
TATALAKSANA
▪ Tujuan:
1. Mencegah nyeri
2. Menghilangkan batu yang sudah ada
3. Mencegah terjadinya pembentukan batu berulang. Batu
yang keluar dianalisis komposisinya penetapan
strategi
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
• Tata laksana saluran kemih bergantung ukuran, lokasi, infeksi, dan fungsi
ginjal.
• Indikasi pengeluaran aktif batu saluran kemih (EAU, 2014):
1. Kasus batu dengan kemungkinan keluar spontan yang rendah
2. Adanya obstruksi saluran kemih persisten
3. Ukuran batu >15mm
4. Adanya infeksi
5. Nyeri menetap/ nyeri berulang
6. Disertai infeksi
7. Batu metabolic yang tumbuh cepat
8. Adanya gangguan fungsi ginjal
9. Keadaan social pasien (pekerjaan)
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
TERAPI KONSERVATIF ATAU TERAPI
EKSPULSIF MEDIKAMENTOSA (TEM)
• Belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif
• Kasus batu yang tidak mengganggu dan ukuran <0.5 cm
• Berlokasi di ureter distal
• Tidak ada obstruksi distal
Terapi konservatif:
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretic target diuretic 2L/hari
2. Pemberian nifedipin/ a-bloker seperti tamsulosin
3. Analgesik OAINS sup
4. Pantau secara berkkala 1-14 hari sekali selama max 6 minggu posisi batu dan derajad
hidronefrosis
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
• PELARUTAN batu as. Urat (pH <6.2) Na bicarbonate + makanan yang
alkalis + allopurinol + antiuresease
• LITOTRIPSI metode pemecahan/ penghancuran baru gel ultrasonic,
elektrohidrolik atau sinar laser Metode ESWL batu pecah <2mm,
keluar dengan urin.
• KI ESWL:
1. Hamil
2. Perdarahan diathesis
3. Obesitas
4. Aneurisma arteri
5. Obstruksi anatomis distal dari batu
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
• INDIKASI PEMBEDAHAN:
1. Batu kaliks: adanya hidrokaliks,, nefrolitiasis kompleks, tdk
berhasil dengan ESWL
2. Batu pelvis: hidronefrosis, infeksi, nyeri hebat, batu bentuk
tanduk rusa
3. Batu ureter: telah terjadi gangguan fx. Ginjal, nyeri hebat,
impakksi ureter.
4. Batu buli-buli: ukuran >3cm
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.
• PENCEGAHAN
1. Batu as. Urat: pengaturan diet + allopurinol 1 x 100 mg
2. Batu kalsium fosfat: pemeriksaan ekskresi kalsum dalam urin
dan kalium dalam darah
3. Batu kalsium oksalat makanan yg menandung bayam, the,
kopi, coklat
Prodjosudjadi W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.VI Hal. 2121-28. Jakarta:Interna Publishing.