Herlina Rahmah
AUDIOMETRI NADA MURNI
• Untuk mengukur ambang dengar seseorang
terhadap bunyi nada murni melalui hantaran
udara (air conduction) atau tulang (bone
conduction)
• Ambang dengar : bunyi nada murni terlemah
pada frekuensi tertentu yang masih dapat
didengar oleh telinga seseorang
• Pemeriksaan audiometri bersifat KUANTITATIF
PERSIAPAN PASIEN
1. Pemeriksaan telinga
2. Pasien didudukkan hasil valid. Alasan lain :
– Menghindari petunjuk visual
– Memudahkan observasi respons pasien
– Memberikan tanggapan terhadap respons pasien
3. Instruksi , meliputi :
– Tujuan tes mengidentifikasi & merespons suara terlemah yang bisa didengar
– Selama pemeriksaan duduk diam, tidak berbicara
– Tiap telinga diperiksa dengan berbagai frekuensi dan kekerasan bunyi
– Pasien mengangkat jari saat mendengar bunyi bila tidak menurunkannya
4. Interpretasi
- Identifikasi respon on & off ( awal & akhir stikulus bunyi)
- Latensi mendengar bervariasi sesuai dengan stimulus yang diberikan
- Respon yang salah ; (a) Kesalahan positif pasien berespon , tidak ada stimulus; (b)
Kesalahan negatif tidak ada respon namun adanya stimulus bunyi yang dapat
didengar
5. Memberikan tanda grafik audiometri
Kanan Kiri
TM AC
TM BC
M AC
M BC
• Syarat :
Adanya beda AC pada telinga yang diperiksa dengan BC pada
telinga yang tidak diperiksa melebihi ambang interaural
attenuation
• Interaural attenuation berbeda tiap frekuensi :
40 db untuk 250-1000 Hz
45 dB untuk 2000 Hz
50 dB untuk 4000-8000 Hz
MASKING HANTARAN TULANG
• INTERPRETASI AUDIOGRAM :
1. Telinga yang mana
2. Apa jenis ketuliannya
3. Derajat ketuliannya di dpt dari ambang dengar
Tambahan :D
PENYAKIT MENIERE : Kelainan pada telinga dalam ditandai TRIAS sindrom Meniere
yaitu VERTIGO, TINITUS, & TULI SENSORINEURAL TERUTAMA NADA RENDAH
BC normal ?
(<25dB)
YES NO
YES NO NO YES