Anda di halaman 1dari 33

UPAYA PENINGKATAN MUTU

PELAYANAN DAN
KESELAMATAN PASIEN RS

Konsep dan implementasinya dalam pelayanan di rumah sakit

Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan - Kementerian kesehatan


Disampaikan pada Pertemuan Sosialisasi Akreditasi dan Indikator mutu pelayanan
Sistematika

I. Pendahuluan
II. Konsep Mutu
III.Upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di RS
IV. Keselamatan Pasien dan Pelaporan Insiden
I. Pendahuluan

Isu global

Komitmen Universal Health coverage sebelum 2030


Mutu
pelayanan

Infrastruktur Suplai Obat-Alkes Jumlah Penyedia


memadai cukup layanan cukup

Delivering quality health services. A global imperative for universal health coverage. Geneva: World Health organization, OECD and The World Bank; 2018
Isu global

Fakta-fakta Mutu Pelayanan


• Studi di delapan negara LMIC menunjukan Kepatuhan terhadap
clinical pathway < 50% *  pelayanan antenatal, pelayanan bayi,
program KB  Mutu Rendah *
• Studi di tujuh negara LMIC menunjukan ketepatan diagnosis
hanya sebesar 34 % – 72,2% .*
• 14 dari 100 orang yang dirawat terkena infeksi di RS **
• Di negara maju, 1 dari 10 orang pasien mengalami insiden
keselamatan pasien dengan berbagai variasi insiden dimana 50%
insiden tersebut dapat dicegah**
* Delivering quality health services. A global imperative for universal health coverage. Geneva: World Health organization, OECD and The World Bank; 2018
** Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and strategy to improve quality of care. Geneva: World Health organization; 2018
PENELITIAN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DI 137 NEGARA
II. KONSEP MUTU
MUTU PELAYANAN:
“the degree to which health services for individuals and
populations increase the likelihood of desired health outcomes
and are consistent with current professional knowledge” (Institute
of Medicine, 1990)
[Derajat pelayanan kesehatan untuk perorangan maupun masyarakat yang
mampu meningkatkan kemungkinan mencapai status kesehatan yang
diinginkan dan sejalan dengan ilmu pengetahuan kedokteran terkini]
Konsep Mutu II
{ Tingkat kesesuaian dengan standar pelayanan,
perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta upaya
kendali mutu dan kendali biaya dengan
mempertimbangkan hak asasi manusia serta
melibatkan peran pasien dan keluarga sehingga
memberikan hasil kesehatan yang optimal}
Sejarah Mutu

Ignaz Semmelweis Florence Nightingale E A Codman, MD Avendis Donabedian 1919 - 2000


Austria - Hungary Inggris Boston, US Donabedian’s model of quality of care
Dokter obstetri Perawat Dokter bedah
1818-1865 1820 - 1910 1869-1940
“Hand Washing” “Sanitasi – mortalitas” “mengukur
outcome
pelayanan”

Pionir mutu pelayanan


Konsep Mutu
MODEL MUTU DONABEDIAN
KONSEP MUTU
Aman

Adil efisien

DIMENSI MUTU
Fokus
efektif
pasien

Tepat terintegras
waktu i
Sumber: WHO 2017
• Perizinan, registrasi, • Asesmen
akreditasi, KBK • Pelaporan
insiden

Penataan Pengurangan
Sistem resiko
Langkah-langkah
intervensi mutu yang
Pelayanan Ketelibatan dan dapat dilakukan
klinis pemberdayaan
ditingkatan pasien

• PNPK • Edukasi
• Audit Klinis masyarakat
• Survey
• Audit kematian pengalaman
pasien
Delivering quality health services. A global imperative for universal health coverage. Geneva: World Health organization, OECD and The World Bank; 2018
Tenaga Kesehatan
- Registrasi dan Perizinan Tenaga kesehatan
- standar pelayanan kedokteran (PNPK –
PPK - CP)
- kendali Mutu dan Kendali Biaya
- Audit medis
- Supervisi dari KKI dan organisasi profesi
RUMAH SAKIT

- Ketentuan ttg perizinan yang lengkap seperti


izin operasional dan perizinan lain yang
diperlukan.
- standar SPA
- standar pelayanan
- Akreditasi rumah sakit
- Pelaporan Insiden keselamatan pasien
- Survey kepuasan pasien
- Pelaporan Indikator mutu *
Dampak akreditasi terhadap peningkatan mutu pelayanan
1. Di tingkat internasional, study tentang dampak akreditasi masih sangat terbatas.
2. Study Hospital Accreditation Process Impact Evaluation di Indonesia menunjukan
bahwa:
a. Rumah sakit yang menjalankan proses akreditasi nasional maupun internasional menunjukan
peningkatan indikator mutu yang dipantau.
b. Rumah sakit yang menjalani proses akreditasi internasional menunjukan skor awal yang lebih
tinggi dan peningkatan mutu yang lebih dibandingkan akreditasi nasional.
c. Rumah sakit harus menyiapkan anggaran yang besar untuk akreditasi Internasional namun
tidak dapat disimpulkan apakah pembiayaan yang besar berbanding dengan perbedaan
peningkatan mutu antara RS yang terakreditasi internasional dan nasional.
Keselamatan Pasien
Sistem keselamatan pasien rumah sakit yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi :
1. asesmen risiko,
2. identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
3. pelaporan dan analisis insiden,
4. kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
5. implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
6. mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
PERMENKES NO. 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

PASAL 2
Pengaturan Keselamatan Pasien
bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui
penerapan manajemen risiko
dalam seluruh aspek pelayanan
yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan.
PERMENKES NO. 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

1. Bangun sistem dan proses untuk


mengelola resiko
2. Identifikasi kemungkinan terjadinya
kesalahan
3. Sistem manajemen resiko 
a. Mengelola insiden secara
efektif
b. Mencegah kejadian terulang
kembali

KESELAMATAN PASIEN merupakan komponen kunci manajemen resiko dan harus diintegrasikan dengan keselamatan
staf, manajemen komplain, penanganan litigasi dan klaim, serta resiko keuangan dan lingkungan
PERPRES NO 77 TAHUN 2015 TTG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT

PASAL 19 AYAT (2)


Komite lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa komite:
d. manajemen risiko dan
keselamatan pasien.
PERMENKES NO. 27 TAHUN 2017 TENTANG PPI

Salah satu program PPI di


Fasyankes :
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI
(ICRA)
Pengkajian risiko sebaiknya
dilakukan setiap awal tahun
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT/ICRA) TERDIRI DARI 4 (EMPAT) LANGKAH : sebelum memulai program dan
1. IDENTIFIKASI RESIKO dapat setiap saat ketika
2. ANALISA RESIKO dibutuhkan
3. KONTROL RESIKO
4. MONITORING RESIKO
PERMENKES NO. 27 TAHUN 2017 TENTANG PPI

Salah satu program PPI di


Fasyankes :
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI
(ICRA)
Pengkajian risiko sebaiknya
dilakukan setiap awal tahun
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT/ICRA) TERDIRI DARI 4 (EMPAT) LANGKAH : sebelum memulai program dan
1. IDENTIFIKASI RESIKO dapat setiap saat ketika
2. ANALISA RESIKO dibutuhkan
3. KONTROL RESIKO
4. MONITORING RESIKO
K3 RUMAH SAKIT – MANAJEMEN RESIKO
PERMENKES NO. 66 Tahun 2016
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

PASAL 6
Perencanaan K3RS dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan perundang-undangan, dan
persyaratan Lainnya.
PASAL 7
(1) Pelaksanaan rencana K3RS meliputi: a. manajemen risiko K3RS; dst
PASAL 11
Standar K3RS meliputi: a. manajemen risiko K3RS;
PASAL 12
Manajemen risiko K3RS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a bertujuan untuk
meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk
terhadap keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.
Enam sasaran keselamatan pasien

Mengidentifikasi pasien secara benar

Meningkatkan komunikasi yang efektif

Meningkatkan keamanan obat obat yang harus diwaspadai

Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang


benar, pembedahan pada pasien yang benar

Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

23
Mengurangi resiko cedera pasien akibat jatuh
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
JENIS – JENIS INSIDEN
 Kondisi potensial cedera (KPC)
Berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
 Kejadian nyaris cedera (KNC)
Insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
 Kejadian tidak cedera (KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
 Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
 Kejadian sentinel
KTD  kematian, cedera permanen, cedera berat temporer , membutuhkan
intervensi untuk mempertahankan kehidupan, baik fisik / psikis, bukan
perjalanan penyakit/keadaan pasien.
Kejadian Sentinel
1. Kematian tidak terduga seperti
– Kematian yang tidak berkaitan dengan perjalanan penyakit (IDO/Emboli)
– Kematian bayi Aterm
– Bunuh Diri
2. Kehilangan fungsi secara permanen
3. Salah operasi ( tempat, prosedur, orang)
4. Terkena penyakit akibat transfusi/ reaksi transfusi fatal akibat darah maupun
produk darah
5. Penculikan bayi atau anak
6. Perkosaan, kekerasan, pembunuhan pasien, keluarga, staf RS
Kejadian Tidak Diinginkan
1. Reaksi transfusi
2. Kejadian serius akibat efek samping obat
3. Kesalahan pengobatan yang signifikan
4. Perbedaan diagnosis pre dan post operasi
5. Efek samping pada sedasi sedang/dalam
6. Kejadian lain seperti
1. HAI’S atau Wabah
KNKP

Alur Pelaporan
Insiden
Keselamatan
Pasien di
Rumah Sakit

27
Insiden keselamatan pasien
RISK
SENTINEL GRADING RCA

MERAH -
KTD
KUNING
Risk
Grading BIRU -
KNC/KTC HIJAU

Investigasi
sederhana 30
ALUR APLIKASI PATIENT SAFETY
- DATA
- DATA
RUMAH SAKIT
ADMIN (PENGANALISIS)

SISTEM INFORMASI - HASIL ANALISA


KESELAMATAN PASIEN
- HASIL ANALISA

- Dashboard Laporan
- RS yang melapor
- Jumlah kasus

- HASIL ANALISA
KEMKES

Tim KKPRS
Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Severity
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai