Anda di halaman 1dari 18

Upaya promotif dan preventif

bidang kesehatan
Oleh
Diyan Indriyani
Promosi kesehatan itu sendiri mempunyai arti sebagai
bagian dari tingkat pencegahan dan pendidikan
kesehatan
Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan Clark
dibedakan menjadi 3 sebagai berikut:

Primery prevention (Pencegahan Health promotion


1.
Primer) spesifiic protection
2. Secondary prevention Early Diagnosis and prompt treatment
(Pencegahan sekunder)
Tertiary prevention (Pencegahan Disability Limitation
3.
tersier) Rehabilitation
Pencegahan Primer
1. Promosi Kesehatan
• Health promotion dalam kesehatan reproduksi
bertujuan untuk meningkatkan, memajukan, dan
membina koordinasi sehat yang sudah ada
sehingga dapat dipertahankan dan dijauhkan dari
ancaman penyebab penyakit atau agen secara
umum
Upaya meningkatkan dan memperbaiki program
kesehatan ibu dapat dilakukan melalui:
o Layanan terdesentralisasi.
o Menyusun standar pelayanan dan pastikan adanya supervisi.
o Mengembangkan dan menggunakan panduan tetap untuk
manajemen komplikasi kebidanan.
o Memperbaiki sistem pelatihan dan memperbaharui
keterampilan penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi.
o Memperbaiki infrastruktur dan memperbaharui fasilitas
yang diperlukan.
o Menetapkan/memperkuat sistem rujukan.
o Menetapkaan/memperkuat mekanisme evaluasi kualitas
pelayanan.
o Mengembangkan dan menggunakan instrumen untuk
memperbaiki kualitas pelayanan.
o Home base maternal records.
o Partograf.
o Melakukan audit dan meninjau kembali kasus-kasus
kematian ibu hamil.
 
Ruang lingkup promosi kesehatan
• Pendidikan Kesehatan (health education)
• Pemasaran sosial (sosial marketing)
• Advokasi di bidang kesehatan
• Pengorganisasian, pengembangan, pergerakan, dan pemberdayaan masyarakat.
• Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan
tatanan pelaksanaan
• Promosi kesehatan reproduksi pada tatanan keluarga
• Pendidikan kesehatan reproduksi pada tatanan sekolah
• Pendidikan kesehatan reproduksi di tempat kerja
• Pendidikan kesehatan reproduksi di tempat-tempat umum
• Pendidikan kesehatan reproduksi pada fasilitas pelayanan kesehatan
Tujuan promosi kesehatan meliputi:
a. Membangun kebijakan masyarakat sehat
b. Membangun keterampilan personal
c. Memperkuat partisipasi komunitas
d. Menciptakan lingkungan yang mendukung
e. Reorientasi pelayanan kesehatan
Promosi Kesehatan Reproduksi

Promosi kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada


area:
 Perlindungan ibu hamil, anak-anak remaja
 Pemberian makanan bergizi
 Perlindungan terhadap ancaman penyakit dan kecelakaan akibat
kerja
 Perlindungan khusus yang bersifat karsinogenik
 Menghindari zat-zat alergi
 Menghindari minuman berakohol
 Menghindari merokok
2. Spesific Protection

Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan


untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
Isolasi terhadap penderita penyakit menular
Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di
tempat-tempat umum dan di tempat kerja.
Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah
ajakan menggunakan narkotik,
Penanggulangan stres
Pencegahan Sekunder

menyangkut penegakan diagnosis secara dini dan


pengobatan yang cepat dan tepat. Pencegahan
sekunder dilakukan pada saat individu mulai ada tanda
dan gejala sakit.
Jenis pencegahan sekunder
1. Earlydiagnosis diagnosis dini atau  tindakan pencegahan
pada seseorang atau kelompok yang memiliki risiko terkena
penyakit.
 Kegiatan yang dilakukan pada pencegahan tingkat early
diagnosis:
a. Upaya penemuan kasus (case finding)
b. Survey kesehatan,
c. Papsmear,
d. Pemeriksaan rutin pada tiap individu.
e. Pengawasan obat-obatan,
f. Mencegah yang sudah ada agar tidak meningkatkan lebih
lanjut.
2. Prompt treatment: pengobatan yang dilakukan dengan
tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah
kesehatan yang terjadi.
Tindakan prompt treatment meliputi:
 Case Holding Drugs: Yaitu menangani dan keteraturan
berobat.
 Support Live: pemberian pengobatan secepat mungkin pada
ondividu yg mengalami gejala
Pengobatan tepat dan segera sangat penting karena bila
terlambat:
Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit bahkan
mungkin tidak dapat sembuh lagi.
Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
Penderitaan menjadi lebih lama dan parah.
Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih
besar.
Pencegahan tersier
1. Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan
2. Membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability
limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).
1. Pembatasan kecacatan

Pengobatan agar tidak makin parah


Mencegah supaya penderita tidak mati
Mencegah kecacatan yang menetap
Mencegah penyakit menjadi tidak menahun
2. Rehabilitasi
Rehabilitasi atau pemulihan mencakup aspek fisik,
social, dan psikologis

Anda mungkin juga menyukai