Ali Masduqi
masduqi@its.ac.id
ftslk
2
Tujuan
• Sedimentasi: pemisahan solid-liquid
menggunakan pengendapan secara
gravitasi untuk menyisihkan suspended
solid
ftslk
Sedimentasi pada Pengolahan Air
• Prasedimentasi (sedimentasi I)
Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak
prasedimentasi adalah teori sedimentasi tipe I karena teori ini
mengemukakan bahwa pengendapan partikel berlangsung
secara individu (masing-masing partikel, diskret).
• Sedimentasi II
Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak
sedimentasi II adalah teori sedimentasi tipe II karena teori ini
mengemukakan bahwa pengendapan partikel berlangsung
akibat adanya interaksi antar partikel (flok hasil koagulasi-
flokulasi).
ftslk
4
Aplikasi Sedimentasi pada PAL
• pengendapan partikel diskret, kasar, grit yang
terbawa air limbah
• pengendapan lumpur biomassa yang
merupakan hasil proses biologis
• pengendapan presipitat pada penyisihan
fosfat dalam proses presipitasi
• pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi
ftslk
Bentuk tangki sedimentasi
• segi empat (rectangular)
ftslk
Typical Dimensions of Sedimentation Tanks
______________________________________________________
Description Dimensions
Range Typical
______________________________________________________
Rectangular
Depth, m 3‑5 3.5
Length, m 15‑90 25‑40
Width, m 3‑24 6‑10
Circular
Diameter, m 4‑60 12‑45
Depth, m 3‑5 4.5
ftslk
Air jernih
Kedalaman
Partikel diskret
Partikel flokulen
Pertikel tertahan
Kompresi
Waktu
Panjang
Permukaan air
Zona pengendapan
H efektif
Kedalaman air, H
Vh Vh
Zona inlet
Vt
Zona outlet
Vi
Vh Vi<Vt
H efektif
Vi
Zona lumpur
16
Overflow Rate, Qovr = Q/A
Q
Area A
ftslk
Solids Loading Rate, SLR = (Q*C)/A
Q*C
Area A
ftslk
PENGENDAPAN TIPE I
GAYA YANG BEKERJA PADA PARTIKEL DI AIR
GAYA IMPELLING:
FI = FG - FB =mg - mw g = (S - ) g V
FI = gaya impelling
s = densitas massa partikel
= densitas massa liquid
V = volume partikel
g = percepatan gravitasi
GAYA DRAG:
FD = CD Ac (vs2/2)
FD = gaya drag
CD = koef. Drag
ftslk
Ac = luas potongan melintang partikel
Vs = kecepatan pengendapan
GAYA IMPELLING = GAYA DRAG
(S - ) g V = CD Ac (vs2/2)
2 g ρs ρ V
vs
C D ρ Ac
24 3
Transitional flow 1 < NRe < 10
4 CD 1/ 2
0.34
N Re N Re
g s d
Fully turbulent flow NRe > 10
4 C D 0.4 vs
0.3
Graphical Solution to Settling Velocity
Contoh Soal
ت&&&دريبة
ftslk
Penyelesaian
1. Asumsikan pola aliran laminer, gunakan persamaan Stoke’s
dengan = 998,2 kg/m3 dan = 1,002 10-3 N.detik/m2 pada
temperatur air 20oC.vs 9,81
(2650 998,2) * 0,00052 0,22 m/detik
18 *1,002x10 -3
998,2.0,0005.0,22
2. Cek bilangan Reynold: N Re 3
112
1,002 x10
transisi 24 3
CD 0 ,5
0,34 0,84
3. Hitung nilai CD: 112 112
ftslk
• Besarnya fraksi pengendapan partikel total
dihitung dengan:
1
F o
RT ( 1 Fo )
Vo VdF
0
(1-F
1 o
) = fraksi partikel dg. kecepatan > Vo
Fo
Vo VdF
0
= fraksi partikel dg. kecepatan < Vo
ftslk
vl
vs<vo
h
vl
vl
vl
vs>vo
vs<vo vo=vs
l
Statement Penting !!
• Partikel yang mempunyai kecepatan
pengendapan lebih besar dari Vo, maka 100%
akan mengendap dalam waktu yang sama.
• Partikel yang mempunyai kecepatan
pengendapan lebih kecil dari Vo, maka tidak
semua akan mengendap dalam waktu yang
sama.
ftslk
Contoh Soal
• Suatu kolom pengendapan setinggi 150 cm dipakai
untuk mengendapkan partikel diskret. Pada kedalaman
120 cm terdapat titik sampling untuk mengambil
sampel pada waktu tertentu. Data tes yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Waktu (menit) 0,5 1,0 2,0 4,0 6,0 8,0
Kadar TSS (mg/L) 336 288 222 114 30 12
ftslk
2. Plot: Fraksi tersisa VS Kecepatan
Fraksi tersisa
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
ftslk
3. Hitung total removal pada kecepatan
pengendapan 0,025 m/detik dengan persamaan:
F
1 o
R (1 Fo )
Vo 0
VdF
Vo = 0,025 m/detik
Fo = fraksi partikel pada Vo
Fo
1
b. Cari luas daerah di atas kurva. 0,9
0,8
Kurva dibagi menjadi beberapa 0,7 Fo = 0,51
Fraksi tersisa
segmen dan dibuat dalam 0,6
0,5
bentuk segi empat 0,4
0,3
Vo = 0,025
0,2
0,1
ftslk 0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
Kecepatan pengendapan (m/detik)
c. Hitung luas daerah di atas kurva sebagai berikut:
dF V V dF
0,04 0,002 0,00008
0,04 0,0025 0,0001
0,08 0,003 0,00024
0,08 0,005 0,0004
0,08 0,0075 0,0006
0,08 0,01 0,0008
0,06 0,014 0,00084
0,05 0,019 0,00095
V dF = 0,00401
V dF = V dF = 0,00401
d. Jadi penyisihan total adalah:
ftslk
R = 0,6504 ~ 65%
SEDIMENTASI TIPE II
ftsp
39 06/20/2020
• Pengendapan tipe II adalah pengendapan
partikel flokulen dalam suspensi, di mana
selama pengendapan terjadi saling interaksi
antar partikel.
• Kecepatan pengendapan partikel tidak bisa
ditentukan dengan pers. Stoke's karena
ukuran dan kecepatan pengendapan tidak
tetap.
ftslk
• Besarnya partikel yang mengendap diuji
dengan column settling test dengan multiple
withdrawal ports
ftslk
• Sampling dilakukan pada setiap port pada
interval waktu tertentu, dan data REMOVAL
(penyisihan) partikel diplot pada grafik
ftslk
Waktu
• Tentukan waktu untuk mencari total removal
Keterangan gambar:
RB
H1 RD
RE
RA
RC
ftslk
Waktu
Total Removal:
H1 H2 H3
RT RB ( RC RB ) ( RD RC ) ( RE RD )
H H H
60 31 51 64 71 86 89
120 23 44 53 57 69 83
180 21 29 39 54 61 74
240 19 31 36 46 56 64
300 ~ ~ ~ ~ ~ ~
31 51 64 71 86 89
23 44 53 57 69 83
21 29 39 54 61 74
19 31 36 46 56 64
ftslk
• Ambil waktu tertentu dan hitung penyisihan total
pada waktu tersebut. Misal t = 16 menit
205 85 50 40 20
RT 20 (30 20 ) (40 30 ) (50 40 ) (60 50 ) (70 60 )
300 300 300 300 300
= 33,3 %
ftslk 40
55
51,2
61,0
80 67,7
• Plot hubungan % RT VS t
80
70
60
50
% RT
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)
•ftslk
Plot hubungan % RT VS surface loading
• Plot hubungan % RT VS surface loading
80
70
60
50
% RT
40
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300
Surface loading (m 3/hari-m 2)
ftsp
53 06/20/2020
• Sedimentasi tipe III adalah pengendapan partikel
dengan konsentrasi yang lebih pekat, antar partikel
secara bersama-sama saling menahan pengendapan
partikel lain di sekitarnya (pengendapan terjadi
secara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan
kecepatan yang konstan)
• Sedimentasi tipe IV merupakan kelanjutan dari
sedimentasi tipe III, terjadi pemampatan (kompresi)
massa partikel hingga diperoleh konsentrasi lumpur
ftslk
yang tinggi.
54
• Sebagai contoh sedimentasi tipe III dan IV ini
adalah pengendapan lumpur biomassa pada
final clarifier setelah proses lumpur aktif
ftslk
55
Percobaan Laboratorium
ftslk
56
Pengolahan Data
• Tentukan slope pada zona III (slope=kec. pengendapan, V o)
• Perpanjang garis lurus dari zona III dan zona IV
• Tentukan titik pertemuan garis dari zona III dan zona IV, tentukan titik
pusat lengkungan, dan buat garis singgung
• Dengan mengetahui konsentrasi lumpur awal (Co), tinggi lumpur awal
(Ho), dan konsentrasi disain underflow (Cu), tentukan tinggi lumpur
underflow Hu.
• Co Ho = Cu Hu
• Underflow adalah lumpur hasil akhir pengendapan yang siap
disirkulasikan ke reaktor lumpur aktif.
• Buat garis horisantal dari Hu hingga memotong garis singgung, maka
ftslk
diketahui tu (waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi Cu).
57
ftslk
58
Setelah pengolahan data tersebut, parameter yang diperoleh dapat
digunakan untuk mendisain bak pengendap lumpur biomassa, yaitu:
• Luas permukaan yang diperlukan untuk thickening, At dengan
menggunakan persamaan:
At = 1,5 (Q+QR) tu/Ho
• Luas permukaan yang diperlukan untuk klarifikasi (sedimentasi), Ac
dengan menggunakan persamaan:
Ac = 2,0 Q/Vo
di mana:
• Q = debit rata-rata harian sebelum resirkulasi, m3/detik
• QR = debit resirkulasi, m3/detik
ftslk
59
APLIKASI
ftsp
60 60 06/20/2020
Aplikasi Sedimentasi pada PAM
• pengendapan air permukaan untuk penyisihan
partikel diskret
• pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi,
khususnya sebelum disaring dengan filter pasir
cepat
• pengendapan lumpur hasil pembubuhan soda-
kapur pada proses penurunan kesadahan
• pengendapan presipitat pada penyisihan besi
dan mangan dengan oksidasi
ftslk
Sedimentasi pada Pengolahan Air Limbah
• Grit chamber
Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada grit
chamber adalah teori sedimentasi tipe I karena teori ini
mengemukakan bahwa pengendapan partikel berlangsung
secara individu (masing-masing partikel, diskret).
• Prasedimentasi
Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak
prasedimentasi adalah teori sedimentasi tipe II, karena
lumpur yang terdapat dalam air limbah tidak lagi bersifat
diskret (mengingat kandungan komponen lain dalam air
limbah, sehingga telah terjadi proses presipitasi).
• Final clarifier
Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak
ftslk
sedimentasi II adalah teori sedimentasi tipe III dan IV karena
pengendapan biomassa dalam jangka waktu yang lama akan
62 menyebabkan terjadinya pemampatan (kompresi).
Program S1 Teknik Lingkungan – ITS surabaya
http://enviro.its.ac.id