Anda di halaman 1dari 31

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

USIA LANJUT

Kelompok IV

1. Amalia. R 6. Esning
2. Bambang .S 7. Megaw ati
3. Dodi Aflika Farama 8. Nabila Nopriyani
4. Eri Fauziah 9 9. Robby
5. Erwin 1 10. Trisya
Komunikasi pada lanjut usia dapat menjadi lebih sulit
akibat dari gangguan sensori yang terkait usia dan
penurunan memori Keluarga maupun medis kadang
melupakan atau tidak memperhatikan berbagai
hambatan yang ada untuk tercapainya komunikasi
yang efektif pada pasien lanjut usia sehingga
memunculkan interpretasi yang keliru Pasien lanjut
usia sering hadir dengan masalah yang kompleks dan
beberapa keluhan utama dan waktu lebih lama
Pasien lanjut usia umumnya lebih sedikit bertanya
dan menunggu untuk ditanya sesuai kewenangan
dokter Ageism lazim dijumpai pada perawatan
kesehatan dan secara tidak sengaja berperan
terhadap buruknya komunikasi dengan pasien
lanjut usia
Teknik Umum untuk Berkomunikasi dengan
Pasien lanjut usia
Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan
Memastikan bahwa PasienDidengar dan
Dipahami Menghindari Ageism Mengenal
Kultur dan Budaya
Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan
Didasari pada rasa hormat kepada pasien dan memahami
serta mengapresiasi setiap pasien sebagai sosok manusia
yang unik Rasa hormat ditunjukkan dgn sapaan formal,
Pandangan mata menunjukkan apresiasi, Sentuhan lembut
di tangan, lengan, atau pundak menunjukkan rasa turut
prihatin dan perhatian
Memastikan bahwa Pasien Didengar dan Dipahami
Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa
dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
antara pasien lanjut usia dan dokter.
Membiarkan pasien lanjut usia untuk berbicara
beberapa menit tentang masalahnya tanpa interupsi
akan memberikan lebih banyak informasi
Berbicara pelan, jelas, dan keras tanpa berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat
dan sederhana. Karena pasien lanjut usia
umumnya lebih sedikit bertanya dan menunggu
untuk ditanya
Untuk menghindarkan ageisme
Kenali pasien lanjut usia sebagai satu pribadi
dengan riwayat dan penyelesaian yang jelas
Pendekatan ini memungkinkan anda untuk
menemui setiap pasien lanjut usia sebagai
individu yang unik dengan pengalaman seumur
hidup yang berharga bukan orang tua yang tidak
produktif dan lemah
Mengenal Kultur dan Budaya
Mengenal latar belakang kultur dan budaya
pasien akan mempengaruhi persepsi pasien
terhadap baik dan berkualitasnya pelayanan
kesehatan yang diberikan dokter
Strategi umum tambahan untuk memperbaiki
komunikasi pada lansia
Pelajari data sebelum perjanjian untuk bertemu,
karena pasien lanjut usia khas memiliki berbagai
masalah kesehatan yang kompleks
Meminta pasien menceritakan keluhannya hanya
sekali (yaitu tidak bercerita dulu kepada perawat
atau asisten kemudian baru kepada anda) untuk
meminimalkan frustasi & kelelahan
Menghindarkan jargon medis.
Menyederhanakan dan menuliskan instruksi.
Menggunakan diagram, model, dan
gambar.
Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih
dahulu, karena mereka umumnya lebih
siap dari segi waktu
Hambatan Komunikasi pada Lansia
Pasien denganDefisit Sensorik
Pasien denganDemensia
Pasien yangDitemani oleh orang ketiga
Pasien dengan Defisit Sensorik Pendengaran
16% - 24% individu berusia lebih dari 65 tahun
mengalami penguranga pendengaran yang
mempengaruhi komunikasi(Crews & Campbell)
Sedangkan pasien yang berusia diatas 80 tahun,
jumlah gangguan sensorik akan meningkat
menjadi lebih dari 60%(Chia et al., 2006)
Penurunan fungsi pendengaran yang dikenal
sebagai presbyacussis
Serhubungan dengan suara berfrekuensi
tinggi
Berhubungan dengan suara berfrekuensi
tinggi. Suara berfrekuensi tinggi adalah suara
konsonan yang berdampak pada pemahaman
pasien diawal dan akhir kata Contohnya :
“Mbah, obat ini diminum sehari tiga kali, pagi
satu, siang satu dan malam satu saja ya”…
yang terdengar “Mbah, obat ini diminum
malam satu saja ya..”
Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami
penyakit mata yang menurunkan ketajaman
penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular,
glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes)
Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70
tahun melaporkan penglihatannya yang buruk,
dan 22% lagi melaporkan penglihatannya hanya
cukup untuk jarak tertentu(Crews & Campbell,
2004)
Pendekatan berkomunikasi pada gangguan
Sensorik Pendengaran
Tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca
bibir dan anda dapat menggunakan isyarat mata
Meminimalkan kebisingan berbicara perlahan, jelas,
dan dalam nada yang normal.
Berteriak akan menghambat komunikasi,
mengubah nada berfrekuensi tinggi, dan
mempersulit pasien untuk memahami kata-kata
anda Ketika memberikan instruksi untuk
medikasi, tes, atau pengobatan, hindarkan
untuk bertanya kepada pasien apakah dia
mengerti .
Orang dengan gangguan pendengaran mungkin
akan Menjawab’ya’ tanpa menyadari bahwa
mereka belum mendengar apapun atau salah
memahami beberapa informasi
Pendekatan yang lebih baik untuk mengecek
pemahaman pasien adalah dengan meminta pasien
untuk mengulang instruksi
Perjanjian yang lebih awal umumnya lebih baik
Jika tersedia, pengeras suara khusus diketahui
sangat memudahkan komunikasi dengan pasien
yang mengalami gangguan pendengaran
Lingkungan klinik dapat diperbaiki dengan
memperbanyak pencahayaan, menggunakan
warna- warna kontras untuk membuat objek
lebih jelas (mis. kerangka pintu, kursi)
Setiap bahan dengan tulisan harus dicetak
paling tidak dengan huruf berukuran 14 diatas
kertas berwarna
Pasien lanjut usia biasanya meletakkan obatnya
dalam satu wadah dan tergantung pada satu
warna untuk mengenalinya
Banyak obat yang berwarna putih, biru muda, hijau
muda, yang akan terlihat berwarna abu-abu oleh
mata yang telah menua
Warna merah, oranye, dan kuning paling baik dilihat
dan dapat dipilih sebagai warna pembeda
Pasien yang mengalami kesulitan memastikan
dosis insulin dapat diinstruksikan untuk menera
dosis pada dasar warna merah diatas meja
Kertas kontak berwarna merah dapat dibalutkan
pada pegangan untuk berjalan, tongkat atau
tabung oksigen untuk membantu pasien lanjut
usia untuk mengambilnya
Pasien dengan Demensia
Demensia memiliki efek yang merugikan pada
penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien
Pasien mengalami kehilangan memori, Kesulitan
mengingat kejadian yang baru terjadi, Memiliki rentang
konsentrasi yang sangat singkat, Sulit untuk tetap
berada dalam satu topik tertentu
Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki
berbagai kesulitan komunikasi Pada stadium awal
sering mengalami masalah untuk menemukan kata
yang ingin disampaikan Pada demensia parah, pasien
dapat menggunakan jargon yang tidak dapat dipahami
atau bisa hanya berdiam diri
Harus diingat bahwa pasien demensia kehilangan
kemampuannya untuk berkomunikasi, bukan
kehilangan kepandaiannya.Mereka adalah orang
dewasa yang hidup produktif dan layak
mendapatkan penghormatan. Pasien demensia
juga sangat sensitif terhadap emosi orang lain.
Pada umumnya pasien tersebut, lebih merespon
kepada bagaimana cara seseorang berbicara
kepada mereka daripada apa yang sebetulnya
dikatakan
Tehnik tambahan berkomunikasi pada Demensia
Perkenalkan diri anda Mengobrol sejenak, ini akan
membangkitkan memori& kilas balik, serta
mengurangi ketegangan Isyarat tubuh yang
sederhana dapat membantu Repetisi akan
menyebabkan frustasi Ketika melakukan
pemeriksaan fisik, lebih disukai untuk
memberikan instruksi satu persatu
Pasien dengan orang ketiga (Caregiver)
Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri
adalah adanya orang ketiga, berupa anggota
keluarga ataucaregiver informal lainnya yang hadir
sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik
Caregiver memudahkan komunikasi antaradokter
& pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien
dalam perawatan mereka sendiri Penting untuk
memperlakukan pasien lanjut usia dalam konteks
atau sudut pandang caregiver-nya agar didapatkan
hasil terbaik bagi keduanya
Pendekatan berkomunikasi
Pada kunjungan I, untuk privacy pasien, paling
baik untuk menemui pasien sendirian dan
kemudian meminta ijin kepada pasien untuk
berbicara dengan caregiver sendirian
Pada kunjungan berikutnya, jika disetujui pasien,
caregiver dapat bergabung dengan pasien
selama perjanjian
Ketikacaregiver hadir, komunikasi menjadi
interaksi 3 arah.Maka duduklah dalam satu posisi
berbentuk segitiga
Lalu berikan pertanyaan kepada pasien dan
kemudian meminta masukan dari caregiver
Penting bagi anda untuk selalu mencoba
melibatkan pasien sepenuhnya dalam semua
keputusan Caregiverterlibat sepenuhnya
padakeadaan pasien, sehingga:
Penting untuk mewaspadai tanda fisik verbal dan
nonverbal atau stress emosionalcaregiver
Pujian akan memberikan dorongan kepada pasien
dan caregiver untuk hasil yang lebih baik bagi
keduanya
Keuntungan membangun Komunikasi
Terapeutik
Diagnosis lebih akurat Instruksi dan saran dokter
akan lebih mungkin untuk ditaati
Meminimalisir kemungkinan melewatkan dosis
atau menghentikan obat
Lebih memungkinkan untuk edukasi dalam
manajemen mandiri Penurunan biaya tes
diagnostik juga dihubungkan dengan komunikasi
yang baik
Good Luck

Anda mungkin juga menyukai