Anda di halaman 1dari 10

ANALISA POTENSI PEMGEMBANGAN

INDUSTRI KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :
Bintang Bayu Aji (2016430034)
Latar Belakang

 Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat
pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
penggorengan sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat. Minyak
dapat bersumber dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak
kelapa, dan minyak biji bunga matahari. Minyak juga dapat bersumber dari
hewan, misalnya ikan sarden, ikan paus dan lain-lain.
Deskripsi minyak goreng kelapa sawit

  Minyak goreng kelapa sawit merupakan suatu produk (minyak goreng) yang
dibuat dari kelapa sawit. Minyak goreng ini memiliki deskripsi sebagai berikut:
a.  berfasa cair dengan berat jenis 0,86 gr/ml,
b.  memiliki viskositas tinggi,
c.  tidak dapat larut di dalam air,
d.  memiliki titik leleh yang rendah,
e.  berwarna kuning muda, orange dan merah bata,
f.      mempunyai komposisi yang didominasi oleh asam lemak jenuh (90-92%)
 Minyak goreng ini merupakan salah satu bahan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat Indonesia, terutama dalam kebutuhan rumah tangga. Konsumsi
minyak goreng ini biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan
dan sekaligus bermanfaat sebagai penambah cita rasa, rasa gurih pada bahan
pangan yang digoreng tersebut. Minyak goreng ini merupakan salah satu sumber
lemak untuk tubuh.
 Dari seluruh produk hilir CPO/PKO yang paling banyak diolah yaitu menjadi
minyak goreng.
 Produk turunan (untuk bahan makanan) dari kelapa sawit paling banyak adalah
untuk industri minyak goreng (cooking oil). Sedangkan untuk produk non-
makanan (selain diatas) menyebar ke berbagai industri antara lain: farmasi, textil,
dan PVC.
Tahapan proses produk
1. Pengolahan kelapa sawit
 Pengangkutan buah ke pabrik
 Perebusan buah
 Pelepasan buah dan pelumatan
 Pengeluaran minyak
 Pemurnian dan penjernihan minyak

Minyak kelapa sawit yang diperoleh dari pengolahan CPO berupa minyak
mentah berwarna jingga kemerahan yang terdiri atas dua fraksi, yaitu fraksi padat dan
fraksi cair. Untuk menjadi minyak goreng, minyak sawit mentah ini mengalami dua
tahap utama yaitu tahap pemurnian refining dan fraksinasi.
2. Proses pemurnian
Proses pemurnian (Refining) dilakukan untuk menghilangkan kotoran, air, asam
lemak bebas , dan warna serta bau yang tidak diinginkan sehingga diperoleh refined
bleached deodorized palm oil (RBDPO) yang terdiri atas dua fraksi: fraksi padat dan
fraksi cair. Proses pemurnian ini terdiri dari:
 Penetralan
 Pencucian
 Penghilangan warna (bleaching)
 Penghilangan bau (deodorization)
Tahap fraksinasi atau sering juga disebut sebagai proses penyaringan bertujuan
untuk memisahkan fraksi padat (stearin) dari fraksi cair (olein). Fraksi olein (RBD
Olein)inilah yang digunakan sebagai minyak goreng, sedangkan fraksi stearin
biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan mentega
putih(shortening).
Analisa Nilai Tambah

1. Analisa Mutu
Pengendalian mutu dapat diartikan sebagai kegiatan pengendalian proses dan
material agar sesuai dengan kondisi yang ditetapkan pada saat perencanaan, proses,
dan produk akhir hingga produk siap dikirim dan sampai pada tangan konsumen.
Dalam upaya pengendalian mutu diperlukan spesifikasi atau standar mutu produk.
Penetapan spesifikasi suatu produk bertujuan untuk menjaga mutu produk agar setiap
produk yang dipasarkan selalu berada pada rentang spesifikasi yang ditetapkan.
Dengan spesifikasi yang telah distandarisasi maka suatu produk akan dapat dijamin
mutunya secara ilmiah dan apabila terjadi ketidaksesuaian spesifikasi (out of spect)
maka dapat dengan cepat ditinjau penyebabnya dan ditentukan tindakan
perbaikannya.
Standard Mutu Minyak Goreng
 Minyak yg dihasilkan dari proses manapun yg digunakan selayaknya aman untuk
di konsumsi. Secara nasional terdapat standar untuk minyak goreng sesperti
tertera pada tabel
No Kriteria Persyaratan
1 Bau dan Rasa Normal
2 Warna Muda Jernih
3 Kadar Air max 0,3%
4 Berat Jenis 0,900 g/liter
5 Asam lemak bebas Max 0,3%
6 Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg
7 Bilangan Iod 45 - 46
8 Bilanagan Penyabunan 196 - 206
9 Index Bias 1,448 - 1,450
10 Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg
Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Bahan Baku
Kebutuhan
Sejalan dengan perkembangaan produksi, kebutuhan minyak kelapa sawit
mengalami peningkatan, dikarenakan kebutuhan minyak kelapa sawit tidak hanya di
gunakan sebagai minyak goreng, tetapi bayak produk yg dapat dihasilkan dari
minyak kelapasawit, contohnya produk sortening, margarine dan yg paling terbaru
produk biodiesel yang permintaannya sampai expor ke banyak negara

Ketersediaan bahan baku


Indonesia merupakan negara penghasil kelapasawit terbesar di dunia.
Keberhasilan Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia
merupakan hasil dari perluasan areal kelapa sawit yang secara besar-besaran
dilakukan oleh perkebunan rakyat dan perkebunan swasta, maka ketersediaan bahan
baku akan tercukupi
Kesimpulan

Pada pembuatan minyak kelapa sawit, proses lanjutan CPO menjadi produk
pangan adalah purifikasi/pemurnian secara rafinasi untuk menghasilkan refined
bleached deodorized palm oil (RBDPO). RBDPO mengandung fraksi (olein) dan
fraksi padat (stearin) yang keduanya dapat dipisahkan secara fraksinasi.

Anda mungkin juga menyukai