Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL JANTUNG
KONGESTIF

Keperawatan
Definisi...

Suatu keadaan dimana jantung sebagai pompa


tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme tubuh, fungsi pompa jantung secara
keseluruhan tidak berjalan normal. (marulam,
2014)

Bila gangguan jantung kiri dan jantung kanan


pada satu waktu terjadi bersamaan yg ditandai
dgn adanya bendungan paru dan bendungan
sistemik, maka keadaan ini disebut gagal jantung
kongestif.
Anatomi dan fisiologi jantung:

1. Anatomi:Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu : 2 atrium kiri dan kanan, 2 ventrikel kanan dan kiri.
2. Selaput jantung ada 3 yaitu:
- epikardium
- miokardium
- endokardium
3. Katup jantung ada 2 yaitu:
a. Katup atrioventrikuler
- katup mitral
- katup trikuspidalis
b. Katup semilunaris
- katup aorta
- katup pulmonalis

Sistem konduksi jantung:


a. S-A Node: impuls 60-100x/mnt
b. A-V Node: impuls 40-60x/mnt
c. Bundle of His: RBB dan LBB
d. Purkinje Fiber: impuls 20-40x/mnt
Arteri koroner
Klasifikasi gagal jantung menurut New
York Heart Association (NYHA)
Kelas 1 Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada
pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa
tidak menyebabkan kelelahan berlebihan,
palpitasi, dispnea atau nyeri angina
Kelas 2 Pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit
pembatasan aktivitas fisik. Merasa nyaman saat
istirahat.
Kelas 3 Pasien dengan penyakit jantung yang terdapat
pembatasan aktivitas fisik. Merasa nyaman saat
istirahat. Aktifitas fisik ringan menyebabkan
kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina
Kelas 4 Pasien dengan penyakit jantung yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas fisik apapun tanpa ketidak
nyamanan. Gejala gagal jantung dapat muncul
bahkan pada saat istirahat. Keluhan meningkat
saat melakukan aktifitas
Penyebab gagal jantung:

 Preload
 After load
 kontraktilitas
Faktor pencetus:

^ hipertensi
^ infark
^ emboli paru
^ infeksi
^ aritmia
^ anemia
^ stres emosional
Tanda dan gejala gagal jantung
1. Gagal jantung kiri
a. Kongestif vascular pulmonal
- dispnea
- ortopnea
- edema pulmonal akut
b. Penurunan curah jantung
- lemah
- mudah lelah
- apatis
- kesulitan berkonsentrasi
c. Bunyi jantung dan cracles perkusi
- bunyi jantung 3 dan 4 ( S3 dan S4 )
d. Disritmia
2. Kegagalan ventrikel kanan
-curah jantung rendah
- distensi vena jugularis
- edema
- disritmia
- S3 dan S4 ventrikel kanan
6) Neurologi
- pusing,pingsan,kesakitan
- letargi, bingung, disorientasi
7) Rasa nyaman
- sakit dada,kronik/akut angina
8) Respirasi
- dispnea pd wkt aktifitas, takhipnea
9) Rasa aman
- perubahan status mental
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
- obat-obatan anti hipertensi
- diuretika
- inotropik
- menggunakan pelayanan kesehatan
c. Riwayat pola hidup
- kebiasaan merokok
- konsumsi alkohol
- kebiasaan olah raga
- mengkonsumsi kolesterol cukup tinggi
- stresor yg sering dari lingkungan, pekerjaan, keluarga, keuangan
d. Riwayat sosial ekonomi
- aktifitas sosial berkurang
- finansial
- tingkat pendidikan dan pengetahuan
e. Sistem pendukung yang ada
- umur: terjadi aterosklerosis
- genetik, lingkungan dan gaya hidup
- Jenis kelamin
2. Pemeriksaan fisik
- edema tungkai
- sianosis
- badan lemah
- berdebar-debar
- sesak nafas
- keringat dingin
- tekanan darah menurun
- produksi urin menurun
3. Pemeriksaan penunjang
 Jenis pemeriksaan:
1. Pemeriksaan darah:
elektrolit, kolesterol, trigliserid
2. EKG: Gel Q, Gel R rendah, Lvh, LBBB, RBBB, atrium fibrilasi, bradi –
aritmia, blok atrioventrikuler.

3. Ekokardiogram
4. Pemeriksaan invasif ( katerisasi )
5. Foto rontgen
Diagnosa keperawatan:
1. Penurunan cardiak output b/d penurunan kontraksi
miokard
2. kelebihan volume cairan b/d penurunan filtrasi gin-
jal akibat kardiak output menurun
3. Gangguan pertukaran gas b/d peningkatan membran
alveoli-kapiler
4. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penu-
runan absorbsi makanan
Tujuan keperawatan
1. Pasien akan memperlihatkan perbaikan kardiak output
2. Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan
3. Pasien akan menunjukkan perbaikan pertukaran gas.
4. Pasien akan melakukan aktifitas sesuai tingkat ke-
mampuannya
5. pasien akan terpelihara kebutuhan intake nutrisi yang
adekuat
Perencanaan:
1. Beri posisi semi Fowler
2. Beri lingkungan yang aman dan nyaman
3. Berikan Oksigen sesuai indikasi
4. Monitor tanda vital sebelum dan segera setelah mendapat terapi vasodila-
tor, diuretik, melakukan aktifitas
5. Berikan intravena cairan
6. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
7. Jelaskan tujuan ,efek, efek samping dari obat-obatan
8. Monitor pengeluaran urin, catat jumlah, konsentrasi, warna
9. Ukur keseimbangan cairan masuk dan keluar dalam 24 jam
10. Berikan cairan sesuai kebutuhan
11. Auskultasi paru adanya suara tambahan
12. Monitor suara jantung
13. Monitor JVP
14. Monitor EKG
15. Monitor suara jantung
Intervensi keperawatan:
1. Penurunan cardiak output b/d penurunan
kontraksi miokard.
- monitor tekanan darah, nadi, pernafasan
- bedrest sesuai indikasi
- tinggikan bagian kepala tempat tidur
- batasi aktifitas sesuai indikasi
- tinggikan bagian kaki, cegah tekanan di bawah lutut
- ciptakan suasana yg dapat meningkatkan istirahat pasien
- monitor output urin, catat penurunan produksi dan kekeruhan
- periksa keadaan kulit apakah pucat atau sianosis
- palpasi nadi perifer
- kolaborasi pemberian oksigen dan obat-obatan
- monitor pemeriksaan ECG, foto torax, pemeriksaan darah
2. Kelebihan volume cairan b/d penurunan filtrasi ginjal
akibat penurunan kardiak output
- monitor output urin, catat jumlah dan warna
- catat input dan output cairan yg masuk selama 24 jam
- timbang berat badan setiap hari
- batasi cairan dan intake garam dlm diit pasien
- atur posisi pasien setiap 2 jam, tinggikan bagian kaki
- catat adanya edema
- monitor tekanan darah
- kolaborasi pemberian diuretik.
3. Gangguan pertukaran gas b/d peningkatan membran
alveoli-kapiler
- kaji dan monitor perubahan fungsi pernafasan
- ajarkan pasien melakukan batuk yg efektif dan nafas dalam
- anjurkan pasien merubah posisi sesering mungkin
- peliharan bedrest pasien dan meninggikan bagian kepala
tempat tidur 30-60 derajat
- kolaborasi pemberian oksigen
4. Intolerans aktifitas b/d kelelahan
- kaji dan monitor tanda kurangnya aktifitas
- ukur tekanan darah nadi dan pernafasan sbl dan sesudah
aktifitas
- identifikasi faktor yg menyebabkan pasien lelah
- berikan tindakan yg akan meningkatkan
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan
absorbsi makanan
- observasi tanda-tanda malnutrisi dan kaheksia
-evaluasi data pem lab
- ukur berat badan
- berikan diet sesuai indikasi
- berikan suport unt meningkatkan nafsu makan
- berikan makanan porsi kecil dan sering
-ijinkan pasien unt memilih makanan sesuai dietnya
- atur jadwal pengobatan yg tdk mengganggu jam makan
- berikan anti emetik sebelum makan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai