Anda di halaman 1dari 10

Fungsi Otak dalam Bahsa

Oleh :
Khumairah
PO713241181017
D.III Fisioterapi TK2
Bahasa merupakan bagian penting pada proses-
proses kognitif, dalam organ tubuh manusia
terdapat bagian yang befungsi mengendalikan
semua gerak dan fungsi tubuh, termasuk
berbahasa, yaitu otak atau pikiran. Akar kata
dari pikiran yakni pikir yang berarti akal budi
yang kemudian mendapat surfiks-an menjadi
kata pikiran.
Otak Manusia
Korteks terbagi kepada empat lobus yaitu lobus
frontalis berfungsi untuk mongontrol motorik dan
fungsi eksekutif yang lebih tinggi, lobus parietalis
untuk fungsi sensoris, lobus temporalis untuk
mendengar, mengestor memori dan pemahaman
bahasa, dan lobus occipitalis untuk persepsi visual.
Terdapat 3 area utama pusat bahasa yaitu :
area Broca, area Wernicke dan area
konduksi:

1. Are Broca
2. Area Wernicke
3. Area Konduksi
Fungsi Kebahasaan Otak
Fungsi bicara bahasa dipusatkan pada hemisfer kiri bagi
orang yang tidak kidal (cekat tangan kanan, right handed).
Hemisfer kiri ini disebut juga hemisfer dominan bagi
bahasa, dan korteksnya dianamakan korteks bahasa.
Hemisfer dominan atau superior secara morfologis memang
agak berbeda dari hemisfer yang tidak dominan atau
inferior. Hemisfer kiri yang terutama memepunyai arti
penting bagi bicara bahasa, juga berperan untuk fungsi
memori yang bersifat verbal (verbal memory). Sebaliknya,
hemisfer kanan penting untuk fungsi emosi, lagu isyarat
(gesture), baik yang emosional maupun verbal. Hemisfer kiri
memang dominan untuk fungsi bicara bahasa, tetapi tanpa
aktifitas hemisfer kanan, maka pembicaraan seseorang akan
menjadi monoton, tak ada prosodi, tak ada lagu kalimat
;tanpa menampakkan adanya emosi, dan tanpa disertai
isyarat-isyarat bahasa.
Gangguan pada Bahasa
Afasia adalah suatu gangguan berbahasa
yang diakibatkan oleh kerusakan otak dan
ditandai oleh gangguan pemahama serta
gangguan pengutaraan bahasa, lisan maupun
tertulis. Umum terjadi pada pasien stroke.
Afasia terjadi pada bagian otak yang
bertanggung jawab dalam fungsi berbahasa.
Berikut jenis-jeinis afasia :
 Afasia Motorik
Afasia motorik terdiri dari 3 macama, yaitu :
• Afasia motorik kortikal
• Afasia subkortikal
• Afasia transkortikal

Afasia Sensorik
Penderita afasia sensorik ini kehilangan pengertian bahasa lisan dan bahasa
tulis. Namun dia masih memiliki curah verbal meskipun hal itu tidak
dipahami oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Curah verbalnya itu
merupakan bahasa baru (neologisme) yang tidak dipahami oleh siapapun.
Curah verbalnya itu terdiri dari kata-kata, ada yang mirip ada yang tepat
dengan perkataan suatu bahasa tetapi kebanyakan tidak sama atau sesuai
dengan perkataan bahasa apapun. Neulogismenya itu diucapkan dengan
irama, nada dan melodi yang sesuai dengan bahasa asing yang ada. Sikap
mereka pun wajar-wajar saja seakan-akan dia berdialog dalam bahasa yang
saling dimengerti.
Pemeriksaan Pada Gangguan Bahasa
Berikut jenis-jenis pemeriksaan untuk penyakit afasia :
1. Tes genetik
Awalnya, dokter pasti akan meminta Anda untuk melakukan jenis tes ini. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah Anda memiliki mutasi genetik yang terkait dengan
penyakit afasia atau kondisi neurologis lainnya.
2. Tes darah
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan tes darah guna memeriksa
infeksi sekaligus memberikan bantuan dalam menentukan jenis obat dan dosis
obat.
3. Tes pencitraan
Tes pencitraan ini dilakukan untuk melihat kondisi otak Anda (scan otak). Dokter
akan memberikan pilihan jenis tes pencitraan, seperti computerized tomography
(CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI). Hal ini dapat membantu dokter
dalam usaha mengidentifikasi apa yang menyebabkan afasia, mendeteksi daerah-
daerah dalam otak yang menyusut, sekaligus menunjukkan daerah dari otak yang
sudah dan akan terpengaruh. Namun, single-photon emission computerized
tomography (PET) juga dapat dilakukan untuk melihat alirah darah atau kelainan
metabolisme glukosa pada area di otak Anda.
Terapi Pada Gangguan Bahasa
Berikut beberapa bentuk terapi afasia yang paling sering digunakan :
* Terapi kognitif linguistik : terapi ini menekankan pada komponen-komponen emosional
bahasa. Sebagai contoh pasien akan disuruh untuk menginterpretasikan karakteristik
dari suara dengan nada emosi yang berbeda-beda. Ada juga yang meminta pasien
untuk mendeskripsikan arti kata seperti kata “bahagia”. Latihan ini membantu pasien
mempraktekkan kemampuan komprhensif sementara tetap fokus pada pemahaman
komponen emosi dan bahasa.
* Program stimulus : menggunakan berbagai modalitas sensori. Termasuk gambar dan
musik.
* Stimulation fascilitation therapy ; lebih fokus pada semantik (art) dan sintaksis
(susunan kalimat) dari bahasa. Stimulus utama yang digunakan adalah stimulus audio.
Prinsip terapi ini untuk peningkatan kemampuan berbahasa.
* Terapi kelompok : pasien diseddiakan konteks sosial untuk mempraktekkan
keamampuan berkomunikasi yang mereka pelajari selama sesi pribadi. Disini mereka
akan mendapatkan umpan baik dari terapis dan pasien lain.
* PACE (Promotion Aphasic’s Communicative Effectiveness). Terapi pragmatik yang
paling terkenal. Bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan
percakapan sebagai alatnya. Terapi ini menggunakan lukisan, gambar, serta benda-
benda visual. Disini pasien akan diminta menyampaikan ide-idenya.
* Transcranial magnetic stimulation (TMS) : terappi ini dilakukan dengan mendekatkan
magnet langsung karena otak yang diduga menghambat kemampuan berbahasa setelah
stroke.
Terima Kasih :)

Anda mungkin juga menyukai