Anda di halaman 1dari 24

Reproduksi dan

Pertumbuhan
Bakteri
Disusun Oleh Kelompok 3 :
- Adistiani Khairunnisa
- Gilang Pratama
- Wina Rahma Sarita
- Yuliyana Dewi
01 Reproduksi Bakteri

02 Pertumbuhan Bakteri

Faktor yang mempengaruhi


03 pertumbuhan bakteri
Reproduksi Bakteri
Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan
bakteri.Bakteri bereproduksi dengan dua cara, yaitu
secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (biner
melintang), sedangkan reproduksi seksual
dilakukan dengan cara transformasi, transduksi,
dan konjugasi.
Namun, proses pembiakan cara seksual
berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam
proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti
sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang
terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika
( rekombinasi genetik).
A. Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual disebut juga reproduksi


vegetatif (tidak kawin). Terjadi dengan 3 cara
yaitu :
1. Pembelahan Biner Melintang
2. Pertumbuhan Tunas, dan
3. Fragmentasi.
1. Pembelahan Biner Melintang

Proses ini paling umum dijumpai pada


kebanyakan bakteri. Pembelahan biner
melintang adalah suatu proses reproduksi
aseksual. Pembelahan Biner dapat dibagi
atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh
sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan
diikuti oleh dindingmelintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel
anak yangidentik.
2. Pertumbuhan Tunas

Untuk metode pertumbuhan tunas, pada


sel bakteri reproduksi dimulai dengan
tumbuh dan berkembangnya sebuah
tonkolan kecil pada salah satu ujung sel.
Tunas ini mereplikasi genom, tumbuh
membesar, menjadi sel anakan, dan pada
akhirnya memisahkan diri dari sel induknya
untuk menjadi bakteri baru.
Pembentukan tunas bermula dari
pertumbuhan bagian sel ke arah  luar yang
terus membesar hingga menyamai sel induk,
dan akhirnya memisahkan diri menjadi
selbaru.
3. Fragmentasi

Selama dalam kondisi


lingkungan yang tidak
menguntungkan, bakteri umumnya
akan melakukan reproduksi melalui
metode fragmentasi. Protoplasma
bakteri mengalami
kompartementalisasi membentuk
gonidia. Setelah kondisi lingkungan
mulai menguntungkan, gonidia ini
kemudian menjadi bakteri baru
dengan replikasi genom pada setiap
fragmennya.
B. Reproduksi Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariotik. Hal ini
karena pada bakteri tidak terjadi penyatuan sel kelamin.
Meskipun demikian, pada bakteri terjadi juga pemindahan
materi genetik dari satu sel ke sel yang lain seperti yang terjadi
pada pembiakan seksual sel eukariotik. Pada reproduksi
bakteri secara paraseksual, sel yang memberikan bahan
genetik disebut sel donor dan sel yang menerima bahan
genetik disebut sel resipien. Penggabungan dua jenis bahan
genetik ini disebut rekombinasi.
Reproduksi paraseksual sendiri meliputi 3 tahap yaitu :
1. Konjugasi
2. Transformasi
3. Transduksi.
1. Konjugasi

Konjugasi adalah pemindahan materi


gen dan suatu sel bakteri ke sel bakteri
lain secara langsung melalui jembatan
konjugasi. Mula-mula, kedua sel bakteri
berdekatan, kemudian membentuk
tonjolan  atau  struktur jembatan yang
menghubungkan kedua sel tersebut.
Transfer kromosom maupun transfer
plasmid akan terjadi melalui jembatan
konjugasi. Sel yang mengandung materi
gen rekombinan kemudian memisah dan
terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat
baru (sifat rekombinan).
2. Transformasi

Transformasi diperkenalkan oleh Frederick Griffith pada tahun 1982,


berdasarkan penelitian bahwa suatu bakteri dapat melepaskan fragmen DNA-nya
ke dalam suatu medium yang kemudian akan masuk ke dalam sel bakteri yang
lain. Permukaan sel bakteri memiliki protein yang dapat mengenali DNA dari jenis
yang masih berkerabat kemudian mentransport DNA tersebut masuk ke dalam sel.
Di dalam sel, DNA asing tersebut akan menyatu dengan DNA inang dan
menyebabkan perubahan pada struktur DNA awal. 
3. Transduksi

Proses transfer gen bakteri melalui perantara virus dinamakan transduksi. Virus
yang menyerang bakteri disebut bakteriofage (fage).Transduksi merupakan peristiwa
dimana bakteri memperoleh DNA dari bakteriofag yang menginfeksinya. Virus ini akan
menyerang dengan cara menyuntikkan materi genetik ke dalam sel bakteri. Dalam
kasus transduksi virus menyuntikkan DNA virus juga menyuntikkan DNA bakteri lain
yang diperoleh setelah virus tersebut berkembang dalam sel bakteri lain. DNA asing
yang disuntikkan tersebut akan menyatu dengan DNA bakteri dan menyebabkan
terjadinya rekombinasi genetik.
Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya
ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme,
misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh
ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau
bertambah berat. Istilah pertumbuhan bakteri lebih
mengacu kepada pertambahan jumlah sel bukan
mengacu kepada perkembangan individu organisme
sel.
Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu :
1. fase lag
2. fase eksponensial atau log
3. fase stasioner
4. fase kematian

Eksponensial
Lag Stasioner kematian
(log)
1. Fase Lag (Lag Phase)

Pada fase ini, bakteri tidak mengalami


pertumbuhan. Namun, mereka melakukan
adaptasi dengan lingkungan baru mereka
dan bermetabolisme, dengan cara,
menghasilkan vitamin dan asam amino yang
dibutuhkan untuk pembelahan. Selanjutnya,
bakteri ,e,ulai proses penyalinan DNA
mereka, dan jika lingkungan baru mereka
memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan
banyak, fase lag dapat terjadi dengan
singkat
2. Fase Eksponensial atau log (Logr or Exponential Phase)

Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak


dengan sangat cepat, bahkan secara eksponensial. Waktu yang
dibutuhkan kultur untuk menggandakan diri disebut “Generation
Time”, dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat
menggandakan dirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga
bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari.
Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari
membran. Ujung dari bakteri kemudian tertarik untuk berpisah,
yang menciptakan dua “sel anak”, yang identik dan siap memulai
kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binarry
Fusion)
3. Fase Stasioner (Stationary Phase)

Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena


banyaknya zat sisa dan semakin menyempitnya ruang hidup.
Bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang terbentuk pada
fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang
lain, maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.
4. Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini, bakteri akan kehilangan semua


kemampuan untuk mereproduksi, yang seolah-olah
menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase
log atau eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi
secepat pertumbuhan mereka
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation
Fully Editable Icon Sets: A

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: B

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: C

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

Anda mungkin juga menyukai