Anda di halaman 1dari 34

APB

Antepartum Bleeding
Oleh Reza Muchlas F
APB
Antepartum Bleeding
ANTERPARTUM BLEEDING
Definisi
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan
trimester ketiga
Plasenta Previa

Solusio Plasentae

Ruptur Uterine

Fetal Vessel Ruptur

Non Obstetric Cause of Antepartum Bleeding


Plasenta Previa
Antepartum Bleeding
PLASENTA PREVIA
Definisi
Placenta previa adalah implantasi abnormal
plasenta di atas ostium serviks internal (Callahan,
2018)
Klasifikasi
Complete previa terjadi ketika plasenta menutupi keseluruhan
ostium internal serviks.

Partial previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian ostium


internal serviks.

Marginal previa terjadi ketika tepi plasenta mencapai batas


ostium internum serviks.

Plasenta letak rendah terjadi ketika plasenta terimplantasi di


segmen uterus bagian bawah tetapi tidak meluas sampai ke
ostium internal serviks.

Apabila yang menutupi ostium internal serviks uterus adalah


pembuluh darah janin, maka kondisi ini disebut dengan vasa
previa
FAKTOR PREDISPOSISI
GEJALA KLINIK
1

Setiap APB harus dicurigai


plasenta previa sebelum terbukti
bukan plasenta previa.

Anamnesis, perdarahan tanpa


nyeri, tiba-tiba, tanpa penyebab,
biasanya darah berwarna merah
segar.
3

Pemeriksaan luar, bagian janin


belum masuk pintu atas panggul,
sering terjadi gangguan
presentasi dan letak janin.
DIAGNOSIS
1

Inspekulo, untuk mengetahui


sumber perdarahan.

Diagnosis plasenta previa dapat


dilakukan melalui ultrasonografi
(USG) dengan sensitivitas lebih
dari 95%
3

USG transvaginal lebih baik


dalam mendiagnosa placenta
previa dibandingkan USG
transabdominal
01
Jika USG transabdominal dilakukan dengan kandung
kemih ibu penuh, dapat terjadi overdiagnosa plasenta
previa. Kompresi anterior dan dinding posterior segmen
uterus bawah dengan pengisian kandung kemih dapat
menyebabkan serviks terlihat lebih panjang. Akibatnya,
gambaran ini salah didiagnosa sebagai plasenta previa

02
Dapat diperoleh gambar dengan resolusi lebih tinggi
karena USG transvaginal dekat dengan lokasi yang
diinginkan

03
Ostium serviks internal dan tepi plasenta bawah
sering tidak bisa dicitrakan secara baik dengan
pendekatan transabdominal

Keunggulan
USG
04
Kepala janin dapat menutupi pandangan tepi
plasenta bawah saat menggunakan pendekatan
Transvaginal VS transabdominal, dan posterior plasenta previa
mungkin tidak dicitrakan dengan baik
Transabdominal
Perdarahan pervaginam

Faktor risiko
Pemeriksaan konfirmatif
Penilaian Fetal / Maternal

Ibu atau bayi tak stabil Ibu dan bayi stabil

Resusitasi hemodinamik Data dan hasil pemantauan ibu


dan bayi menunjukkan perbaikan
Ibu dan bayi tak stabil
Ekspektatif
Terminasi nilai prognosis, etiologi, usia
gestasi
PENATALAKSANAAN
Ekspektatif
Lakukan pemeriksaan USG
untuk penentuan usia
kehamilan, letak plasenta
dan presentasi janin
Ekspektatif Tes Busa ( Bubble test )
Syarat terapi ekspektatif; untuk mengetahui
preterm dengan perdarahan kematangan paru-paru janin
Konservatif sampai usia
sedikit kemudian berhenti,
kehamilan 37 minggu.
belum inpartu, KU ibu cukup
Jika perdarahan berhenti
baik, janin hidup.
Betametason untuk pasien dapat dipulangkan
dan segera kembali jika ada
pematangan paru
perdarahan
PENATALAKSANAAN
Aktif
Seksio sesarea untuk
complete previa totalis dan
Aktif parsial previa
Melahirkan pervaginam
APB dengan perdarahan terutama marginalis previa
pervaginam yg banyak, KU atau plasenta letak rendah,
ibu buruk tanpa dilakukan dengan cara :
memandang usia kehamilan Amniotomi dan
dan kondisi bayi. akselerasi, pembukaan
Plasenta previa > 37 >3 cm dilanjutkan
minggu dengan oksitosin drip
Janin meninggal/anomali jika his tidak adekuat.
mayor dengan plasenta
previa total
Perbaiki KU terlebih dahulu
sebelum tindakan dengan
transfusi darah
Solusio Plasentae
Antepartum Bleeding
SOLUSIO
PLACENTAE
Definisi
Solusio plasenta (Placentael Abruption) adalah
pemisahan prematur plasenta dari dinding uterus, yang
mengakibatkan perdarahan antara dinding uterus dan
plasenta

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian solusio placentae adalah 0,2% sampai


1% pada semua kehamilan dan menjadi penyebab
pada 30% kasus perdarahan trimester ketiga dan 12%
kematian perinatal
MACAM-MACAM SOLUSIO PLACENTAE
FAKTOR PREDISPOSISI
 Hypertension
 Previous placental abruption
 Advanced maternal age Multiparity
 Uterine distension
 Multiple pregnancy
 Polyhydramnios
 Vascular deficiency
 Diabetes mellitus
 Collagen vascular disease
 Cocaine use
 Methamphetamine use
 Cigarette smoking
 Alcohol use (>14 drinks/wk)
 Circumvallate placenta
 Short umbilical cord
GEJALA KLINIK
DIAGNOSIS
1

Pendarahan sedikit dengan rasa


nyeri namun ada tanda-tanda
shock

uterus in bois (wooden uterus) 


uterus tegang dan keras seperti
papan

Jika plasenta sudah terlepas


seluruhnya, plasenta akan turun
ke bawah dan teraba pada
pemeriksaan (prolapsus placenta)
DIAGNOSIS
4

Pemeriksaan Hb, golongan darah

Terdapat hematoma
retroplacenter  koagulum atau
darah beku yang biasanya
menempel di belakang plasenta
6

USG  plasenta terlepas


PENATALAKSANAAN
Aktif
Terminasi jika terjadi
perburukan
perdarahan
berlangsung terus
Ekspektatif gejala solusio plasenta
Solusio plasentae ringan makin jelas
pada pemantauan
Usia kehamilan kurang dari
37 minggu dengan USG daerah
Terdapat perbaikan solusio plasenta
perdarahan berhenti, bertambah luas
Janin hidup  seksio
perut tidak sakit
uterus tidak tegang, sesaria
Janin mati  amniotomi
janin hidup
Pertahankan sampai disusul infus oksitosin untuk
persalinan spontan mempercepat persalinan
Ruptur Uterine
Antepartum Bleeding
RUPTUR
UTERINE
Definisi
Ruptur uterus adalah robeknya dinding uterus pada
saat kehamilan atau persalinan pada saat usia
kehamilan lebih dari 28 minggu

EPIDEMIOLOGI

Prevalensinya didapatkan sekitar 0,58% atau 1 setiap


172 kelahiran. Kejadian ruptur uterus di Indonesia
diperkirakan 1: 92 sampai 1:428 persalinan
Klasifikasi
Waktu
Saat Kehamilan
Saat kehamilan ruptur uterus
dapat disebabkan bekas SC,
bekas enukleasi mioma
Luka sobekan uterus, bekas kuret, sepsis
Complete post pastum, dan hipoplasia
Pada ruptur uterus komplit uterus
Saat Pesalinan
terjadi robekan baik pada
jaringan myometrium dan Saat persalinan (ruptur uteri
serosa. intrapartum) dapat
Incomplete disebabkan karena versi
ekstraksi, ekstraksi forcep,
Pada ruptur uterus inkomplit
myometrium mengalami ekstraksi bahu, dan manual
plasenta.
robekan namun jaringan
serosa masih intak
Diagnosis
Pendarahan Pervaginam Nyeri abdomen,
Bandl Ring

Syok Hipovolomik Teraba robekan

Fetal Distress, Reaksi Peritoneal


Janin di luar uterus
Tatalaksana

Histerectomy Histeroraphy
Sistem reproduksi sudah tidak Sistem reproduksi masih diperlukan
diperlukan lagi Luka robekan bisa diperbaiki

LAPAROTOMY
Fetal Vessel Ruptur
Antepartum Bleeding
Fetal vessel menyisipkan di antara amnion dan chorion  tidak terlindungi
membran
 risiko pecah, bergeser, atau laserasi  Fetal Vessel Ruptur  Bleeding
Non Obstetric Cause of APB
Antepartum Bleeding
Non Obstetric Cause of Antepartum Bleeding
THANK YOU
Insert the SubTitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai