TEORI BELAJAR
Disusun oleh :
1.M. Robiet Al hady Wafa (10215008)
2.Richard Abdul Aziz (10215028)
3.Aldilla Nur Sukma Trisnaini (10215020)
4.Ajeng Rahma Miaji (10215047)
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang, oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Dampak dari setiap perbuatan belajar adalah terjadinya perubahan dalam
aspek fisiologis dan psikologis. Perubahan dalam aspek fisiologis, misalnya dapat
berjalan, berlari, dan mengendarai kendaraan, sedangkan aspek psikologis
berupa diperolehnya pemahaman, pengertian, tentang apa yang dipelajari.
Dalam kegiatan belajar melibatkan aspek fisiologis atau struktur, yaitu otak dan
aspek psikologis atau fungsi (berfikir).
Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli
• Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara
Sudjana,2000
bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.
Nasution, 1980 • Pengertian tradisional, “ belaja adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan”
Sumadi S.,1984 • , Dalam pengertian singkat belajar adalah “ A change behavior” atau perubahan perilaku
• “ belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain
Ernest H. Hilgard
caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu”
Crombach • “ belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan pancaindranya”
• Belajar adalah “Bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang
Oemar H., 1983
baru berkat pengalaman dan latihan “
Ahmadi A., 1999 • Belajar adalah “proses perubahan dalam diri manusia
• Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan
Simora, Roymond H.,2009
perubahan dalam dirinya berupa peningkatan pengetahuan atau kemahiran berdasarkanalat inda dan pengalaman
Notoatmodjo, 1997 • Belajar adalah “ Usaha untuk meguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
B. Belajar, Kematangan, Dan Perkembangan
Belajar (learning)
Behavior change atau proses perubahan tingkah laku.
Secara sekilas memang sulit untuk membedakan antara belajar dengan perkembangan pertumbuhan kematangan. Karena memang
ketiga (perkembangan, pertumbuhan, dan kematangan) dan belajar saling isi dan berkaitan. Tapi ada beberapa hasil belajar yang tidak
dipengaruhi oleh perkembangan pertumbuhan dan kematangan. Contohnya orang dewasa yang belajar naik sepeda atau belajar naik motor.
Maka di sana terjadi belajar tanpa pengaruh dari pertumbuhan. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha intensional
atau dengan sengaja oleh seorang individu. Sedangkan perkembangan pertumbuhan kematangan adalah peristiwa alami yang dialami
individu seiring berjalannya waktu.
Perkembangan (development)
Perkembangan bersifat kualitatif. Yang mana hasilnya dilihat dari sisi kualitas. Pada manusia lebih kepada mental.
Ciri-ciri perkembangan manusia :
- Progresif atau maju, meningkat, mendalam, meluas (tidak kembali ke yang sebelumnya atau mundur)
- Sistematik (interdepedensi sebagai kesatuan integral)
- Berkesinambungan (beraturan dan berurutan)
Kematangan (maturity)
Titik kombinasi antara perkembangan (mental) dengan pertumbuhan (fisik) yang melahirkan suatu kebisaan atau keterampilan.
Contohnya keterampilan berjalan pada balita. Balita bisa berjalan apabila pertumbuhan fisiknya telah siap dan perkembangan mentalnya
juga telah siap. Maka akan terjadi kematangan untuk berjalan.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Berfikir
Berjerih-payah secara mental untuk memahami
sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar
dari persoalan yang sedang dihadapi.
Lanjutan Konsep Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri
(ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang
dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan
dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-
milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat
analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal,
berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang
disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117).
Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah,2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan
cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir
adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang
komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian
tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara
internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan
beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang
memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
E. UNSUR-UNSUR BERFIKIR
Pemikiran manusia sesungguhnya terdiri atas tiga unsur, yaitu :
Keputusan- memberikan keputusan, artinya menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian
lainnya atau memungkiri hubungan itu. Misalnya adanya hubungan antara ‘harga mobil’ (jumlah yang
harus dibayar) dengan keadaan keuangan seseorang, yang karena hubungan itu kemudian disebut
‘mahal’. Keputusan itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan ‘mobil itu mahal’; pernyataan ini dalam
logika disebut ‘putusan’.