Menurut UU 37/2004 Tentang Kepailitan dan PKPU: Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur oleh kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas SEJARAH KEPAILITAN 1. Zaman Romawi: Kalau Debitur Wanprestasi Harus Bertanggungjawab Secara Fisik (Kerja Paksa, Disandera, Dijadikan/Dijual Sebagai Budak); 2. Zaman Yunani Kuno, Jenazah Debitur Dapat Disita Sebagai Jaminan Utang; 3. Dalam Perkembangannya(Abad ke 2 Masehi) Perbudakan Dihapus, Tetap Masih Dilakukan Penyanderaan (Gijzelling) & Terakhir Penyanderaan Bukan Pada Fisik Debitur Tetap Pada Harta Debitur (Missio In Bona = Harta Kekayaan Debitur Dijual Untuk Melunasi Hutang). 4. Hindia Belanda: 1. Diatur Pada Kuh Dagang (Khusus Untuk Pedagang/Pengusaha); 2. Reglement Op De Rechtsvordering (Rv) Untuk Yang Bukan Pedagang/Pengusaha; 3. Faillissementsverordening (St) Mulai Berlaku Tgl 1 Nopember 1905(Berlakunya Faillessementsverordenng Ini, ketentuan A Dan B Tsb Di Atas Dicabut) ; 4. Perpu Nmr 1 Tahun 1998 Yg Menjadi Uu Nmr 4 Ahun 1998; E.Uu Nmr 37 Tahun 2004 Ttg Keapilitan Dan Pkpu Mulai Berlaku Tgl 18 Okt.2004. AKIBAT DIJATUHKANYA PAILIT 1. Debitor kehilangan segala kekuasaan atas harta bendanya asetnya, baik menjual, menggadai dan lain sebagainya; 2. Utang-utang baru tidak lagi dijamin oleh kekayaannya; 3. Seluruh asset diurus oleh Balai Harta Peniggalan (BHP) (weeskameer), sebagai curator (curatrice) yang bertujuan untuk melindungi kreditor (Pasal 7); 4. Penagihan gugatan harus ditujukan kepada weeskamer (Pasal 12) 5. Segala piutang dari debitor ditagih oleh weeskamer; 6. Harus diumumkankan di 2 (dua) surat kabar (Pasal 13 Ayat 4). GOLONGAN ORANG BERHUTANG Menurut Pasal 55 UU No.37 Tahun 2004, para kreditur dibagi dalam golongan : 1. Golongan separatisen, yaitu kreditur pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, biasanya disebut kreditur preferen, para kreditur yang mempunyai hak didahulukan disebut demikian karena para kreditur yang telah diberikan hak untuk mengeksekusi sendiri haknya dan melaksanakan seolah-olah tidak ikut campur. 2. Golongan dengan hak privilege, yaitu orang-orang yang mempunyai tagihan yang diberikan kedudukan istimewa, sebagai contoh, penjual barang yang belum menerima bayarannya mereka ini menerima pelunasan terlebih dahulu dari pendapatan penjualan barang yang bersangkutan setelah itu barulah kreditur lainnya (kreditur konkuren). PENGURUSAN HARTA PAILIT 1. HAKIM PENGAWAS Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UU Kepailitan dan PKPU”) yaitu: Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran utang. 2. KURATOR Pasal 1 angka 5 UU Kepailitan dan PKPU sebagai berikut: Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang-Undang ini. PENGURUSAN HARTA PAILIT 3. PANITIA KREDITUR Panitia Kreditur itu dikenal dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UU 37/2004”). Menurut Sutan Remy Sjahdeini dalam bukunya Sejarah, Asas, dan Teori Hukum Kepailitan (hal. 339-340), Panitia Kreditur itu dibentuk untuk mengatasi kesulitan jumlah kreditur yang berkepentingan dengan kepailitan debitur yang banyak bahkan dapat sampai ratusan, bahkan tidak mustahil ribuan jumlahnya. KEADAAN HUKUM DEBITUR SETELAH BERAKHIRNYA PEMBERESAN • Setelah daftar pembagian penutup menjadi mengikat, maka kreditur memperoleh kembali hak eksekusi terhadap harta debitur mengenai piutang merka yang belum dibayar. • Pengakuan suatu piutang mempunyai kekuatan hukum tetap terhadap debitur seperti suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. PENUNDAAN KWAJIBAN PEMBAYARANUTANG (PKPU) Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU pada Pasal 222 ayat (2) disebutkan bahwa, “Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.” PKPU juga dapat diartikan sebagai moratorium legal yakni penundaan pembayaran utang yang diperkenankan oleh peraturan perundang- undangan guna mencegah terjadinya krisis keuangan yang semakin parah. PENGADILAN NIAGA Pengadilan Niaga adalah Pengadilan Khusus yang dibentuk di lingkungan peradilan umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perkara kepailitan dan penundaan kewajiban dan pembayaran utang (PKPU). Pengadilan Niaga juga berwenang menangani sengketa-sengketa komersial lainnya seperti sengketa di bidang hak kekayaan intelektual (“HKI”) dan sengketa dalam proses likuidasi bank yang dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (“LPS”). Terima Kasih