Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya. RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN INVENSI YANG DAPAT DIBERIKAN PATEN Invensi dianggap baru dan mengandung langkah inventif. Selain itu, invensi tersebut dapat diterapkan dalam dunia industri dengan catatan bila tanggal penerimaan invesi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya. INVENSI YANG TIDAK DAPAT DIBERIKAN PATEN Dalam UU tentang Paten menyebutkan beberapa invensi yang tak dapat diberi paten. Pertama, proses atau produk yang bersifat pengumuman dan penggunaan. Sementara pelaksanaanya pun bertentangan dengan peraturan perundangan, agama, ketertiban umum dan kesusilaan. SUBJEK PATEN Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN PEMAKAI TERDAHULU Pihak yang melaksanakan invensi saat invensi tsb dimohonkan paten tetap berhak melaksanakan invensi tsb sebagai pemakai terdahulu; Harus dengan itikad baik, tidak menggunakan pengetahuan yg didapat dari dokumen pengajuan paten invensi tersebut; Diberikan atas permohonan tertulis disertai bukti(Pasal 13, 14, 15 UU Paten) HAK DAN KWAJIBAN PEMEGANG PATEN Hak dan kewajiban pemegang paten diatur dalam lima pasal. Mulai Pasal 19 hingga Pasal 23. Pemegang paten memiliki hak ekslusif dalam melaksanakan paten yang dimilikinya. Bahkan, memiliki kewenangan melarang pihak lain menggunakan hasil karya yang sudah dipatenkan tanpa persetujuannya. RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN PATEN Suatu paten yang telah habis masa berlakunya tidak dapat diperpanjang lagi sesuai dengan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (“UU Paten”) sebagai berikut : 1. Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan. 2. Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diperpanjang. 3. Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan diumumkan melalui media elektronik dan/atau media non-elektronik. PEMOHONAN PATEN 1. SYARAT DAN TATA CARA PERMOHONAN Judul invensi; Deskripsi tentang invensi; Klaim atau beberapa klaim invensi; Abstrak invensi; Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas invensi, jika Permohonan dilampiri dengan gambar; Surat kuasa dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa; Surat pernyataan kepemilikan invensi oleh inventor; Surat pengalihan hak kepemilikan invensi dalam hal permohonan diajukan oleh pemohon yang bukan Inventor; dan Surat bukti penyimpanan jasad renik dalam hal Permohonan terkait dengan jasad renik 2. PERMOHONAN DENGAN HAK PRIORITAS Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal dan negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan Industri (Paris Convention for the Protection of Industrial Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal Penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian internasional dimaksud. Aturan hak prioritas dalam pendaftaran Merek diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 UU No. 20 Tahun 2016. PEMOHONAN PATEN 3. PERMOHONAN DENGAN TRAKTAT KERJASAMA PATEN Patent Cooperation Treaty / Traktat kerja Sama Paten yang diatur di dalam Pasal 33 yaitu Permohonan dapat diajukan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten.; Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 28 berlaku secara mutatis mutandis terhadap Permohonan yang berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten.; Ketentuan lebih lanjut mengenai Permohonan yang diajukan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten diatur dalam Peraturan Menteri. 4. PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF Pemeriksaan administratif di atur dalam pasal 25 dan pasal 26 yaitu: (1)Setiap Permohonan Banding wajib dilakukan pemeriksaan.;(2)Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi: (a).pemeriksaan administratif; dan (b).pemeriksaan substantif (1)Pemeriksaan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat; (2) huruf (a) dilakukan terhadap kelengkapan dokumen persyaratanadministratif; (2)Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) Hari terhitung sejak Permohonan Banding diajukan. PEMOHONAN PATEN 5. PERMOHONAN YANG TIDAK DAPAT DITERIMA DAN KEWAJIBAN MENJAGA KERAHASIAN Penolakan Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup:[a.] Invensi yang dimohonkan Paten tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 4, Pasal 5, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 24 ayat (3), Pasal 25 ayat (3) dan ayat (4), Pasal26, Pasal 39ayat (2), Pasal 40, dan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten; atau [b.] Invensi yang dimohonkan Paten sederhana tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 121 dan Pasal 122 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten. PENGUMUMAN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF 1. PENGUMUMAN Pengumuman/penggunaan/pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan; misalnya invensi yang kegunaannya secara spesifik adalah untuk memakai narkoba 2. PEMERIKSAAN SUBSTANTIF Dalam Tahap Pemeriksaan Substantif inilah DJHKI melalui Pemeriksa Paten akan menentukan apakah invensi yang dimohonkan paten tersebut memenuhi syarat substantif sehingga layak diberi paten, berdasarkan dokumen-dokumen pembanding baik dokumen paten maupun non-paten yang relevan. Dalam waktu paling lambat 36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan Substantif diajukan, Pemeriksa Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak ataupun memberi paten. PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN Mekanisme pemberian PERSETUJUAN atau PENOLAKAN permohonan diatur dalam enam pasal. Mulai Pasal 57 hingga 63. Menteri memberikan keputusan untuk memberikan PERSETUJUAN atau MENOLAK permohonan paten paling lama 30 bulan. Terhitung, sejak tanggal diterimanya surat permohonan pemeriksaan substantif bila diajukan setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman. KOMISI BIDANG PATEN DAN PERMOHONAN BANDING Komisi Banding Paten adalah badan khusus yang independen dan berada di lingkungan departemen yang membidangi Hak Kekayaan Intelektual PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA Hak atas Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena: pewarisan; hibah; wasiat; wakaf; perjanjian tertulis; atau sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan PATEN SEDERHANA Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana. PENYELESAIAN SENGKETA Pihak yang berhak memperoleh Paten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 dapat menggugat ke Pengadilan Niaga jika suatu Paten diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak memperoleh Paten. PENEPATAN SEMENTARA PENGADILAN Atas permintaan pihak yang dirugikan karena pelaksanaan Paten, Pengadilan Niaga dapat menerbitkan surat penetapan sementara untuk: mencegah masuknya barang yang diduga melanggar Paten dan/atau hak yang berkaitan dengan Paten; mengamankan dan mencegah penghilangan barang bukti oleh pelanggar; dan/atau menghentikan pelanggaran guna mencegah kerugian yang lebih besar. PENYIDIKAN DAN PERBIATAN YANG DILARANG Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, pejabat penyidik pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hukum acara pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana Paten. KETENTUAN PIDANA Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 untuk Paten, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Terima Kasih