Anda di halaman 1dari 18

PATEN

Buyung Luhur Pambudi


Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya.
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
PATEN
INVENSI YANG DAPAT DIBERIKAN PATEN
Invensi dianggap baru dan mengandung langkah inventif. Selain itu, invensi tersebut
dapat diterapkan dalam dunia industri dengan catatan bila tanggal penerimaan
invesi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.
INVENSI YANG TIDAK DAPAT DIBERIKAN PATEN
Dalam UU tentang Paten menyebutkan beberapa invensi yang tak dapat diberi
paten. Pertama, proses atau produk yang bersifat pengumuman dan penggunaan.
Sementara pelaksanaanya pun bertentangan dengan peraturan perundangan,
agama, ketertiban umum dan kesusilaan.
SUBJEK PATEN
Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
PATEN
PEMAKAI TERDAHULU
Pihak yang melaksanakan invensi saat invensi tsb dimohonkan paten tetap berhak
melaksanakan invensi tsb sebagai pemakai terdahulu; Harus dengan itikad baik,
tidak menggunakan pengetahuan yg didapat dari dokumen pengajuan paten
invensi tersebut; Diberikan atas permohonan tertulis disertai bukti(Pasal 13, 14, 15
UU Paten)
HAK DAN KWAJIBAN PEMEGANG PATEN
Hak dan kewajiban pemegang paten diatur dalam lima pasal. Mulai Pasal 19 hingga
Pasal 23. Pemegang paten memiliki hak ekslusif dalam melaksanakan paten yang
dimilikinya. Bahkan, memiliki kewenangan melarang pihak lain menggunakan hasil
karya yang sudah dipatenkan tanpa persetujuannya.
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
PATEN
JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN PATEN
Suatu paten yang telah habis masa berlakunya tidak dapat diperpanjang lagi sesuai
dengan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (“UU
Paten”) sebagai berikut :
1. Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak
Tanggal Penerimaan.
2. Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diperpanjang.
3. Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan diumumkan
melalui media elektronik dan/atau media non-elektronik.
PEMOHONAN PATEN
1. SYARAT DAN TATA CARA PERMOHONAN
Judul invensi; Deskripsi tentang invensi; Klaim atau beberapa klaim invensi; Abstrak invensi;
Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas invensi, jika
Permohonan dilampiri dengan gambar; Surat kuasa dalam hal permohonan diajukan
melalui kuasa; Surat pernyataan kepemilikan invensi oleh inventor; Surat pengalihan hak
kepemilikan invensi dalam hal permohonan diajukan oleh pemohon yang bukan Inventor;
dan Surat bukti penyimpanan jasad renik dalam hal Permohonan terkait dengan jasad renik
2. PERMOHONAN DENGAN HAK PRIORITAS
Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal dan negara yang
tergabung dalam Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan Industri (Paris Convention for the
Protection of Industrial Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia
(Agreement Establishing the World Trade Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa
Tanggal Penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota
salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan berdasarkan perjanjian internasional dimaksud. Aturan hak prioritas dalam
pendaftaran Merek diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 UU No. 20 Tahun 2016.
PEMOHONAN PATEN
3. PERMOHONAN DENGAN TRAKTAT KERJASAMA PATEN
Patent Cooperation Treaty / Traktat kerja Sama Paten yang diatur di dalam Pasal 33 yaitu
Permohonan dapat diajukan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten.; Ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 28 berlaku secara mutatis mutandis terhadap
Permohonan yang berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten.; Ketentuan lebih lanjut mengenai
Permohonan yang diajukan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten diatur dalam Peraturan
Menteri.
4. PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF
Pemeriksaan administratif di atur dalam pasal 25 dan pasal 26 yaitu:
(1)Setiap Permohonan Banding wajib dilakukan pemeriksaan.;(2)Pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) meliputi: (a).pemeriksaan administratif; dan (b).pemeriksaan substantif
(1)Pemeriksaan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat; (2) huruf (a)
dilakukan terhadap kelengkapan dokumen persyaratanadministratif; (2)Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat
belas) Hari terhitung sejak Permohonan Banding diajukan.
PEMOHONAN PATEN
5. PERMOHONAN YANG TIDAK DAPAT DITERIMA DAN KEWAJIBAN
MENJAGA KERAHASIAN
Penolakan Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup:[a.]
Invensi yang dimohonkan Paten tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1),
Pasal 4, Pasal 5, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 24 ayat (3), Pasal 25 ayat (3) dan ayat
(4), Pasal26, Pasal 39ayat (2), Pasal 40, dan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2016 tentang Paten; atau [b.] Invensi yang dimohonkan Paten sederhana tidak
memenuhi ketentuan dalam Pasal 121 dan Pasal 122 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2016 tentang Paten.
PENGUMUMAN DAN PEMERIKSAAN
SUBSTANTIF
1. PENGUMUMAN
Pengumuman/penggunaan/pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau
kesusilaan; misalnya invensi yang kegunaannya secara spesifik adalah untuk
memakai narkoba
2. PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
Dalam Tahap Pemeriksaan Substantif inilah DJHKI melalui Pemeriksa Paten akan
menentukan apakah invensi yang dimohonkan paten tersebut memenuhi syarat
substantif sehingga layak diberi paten, berdasarkan dokumen-dokumen
pembanding baik dokumen paten maupun non-paten yang relevan. Dalam
waktu paling lambat 36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan Substantif
diajukan, Pemeriksa Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak
ataupun memberi paten.
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN
PERMOHONAN
Mekanisme pemberian PERSETUJUAN atau PENOLAKAN permohonan diatur
dalam enam pasal. Mulai Pasal 57 hingga 63. Menteri memberikan
keputusan untuk memberikan PERSETUJUAN atau MENOLAK permohonan
paten paling lama 30 bulan. Terhitung, sejak tanggal diterimanya surat
permohonan pemeriksaan substantif bila diajukan setelah berakhirnya
jangka waktu pengumuman.
KOMISI BIDANG PATEN DAN
PERMOHONAN BANDING
Komisi Banding Paten adalah badan khusus yang independen dan
berada di lingkungan departemen yang membidangi Hak Kekayaan
Intelektual
PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN
SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA
Hak atas Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun
sebagian karena: pewarisan; hibah; wasiat; wakaf; perjanjian tertulis;
atau sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PATEN SEDERHANA
Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi
atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam
bentuk paten sederhana.
PENYELESAIAN SENGKETA
Pihak yang berhak memperoleh Paten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 dapat menggugat ke
Pengadilan Niaga jika suatu Paten diberikan kepada pihak lain selain
dari yang berhak memperoleh Paten.
PENEPATAN SEMENTARA PENGADILAN
Atas permintaan pihak yang dirugikan karena pelaksanaan Paten,
Pengadilan Niaga dapat menerbitkan surat penetapan sementara
untuk: mencegah masuknya barang yang diduga melanggar Paten
dan/atau hak yang berkaitan dengan Paten; mengamankan dan
mencegah penghilangan barang bukti oleh pelanggar; dan/atau
menghentikan pelanggaran guna mencegah kerugian yang lebih besar.
PENYIDIKAN DAN PERBIATAN YANG
DILARANG
Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, pejabat
penyidik pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
hukum acara pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana Paten.
KETENTUAN PIDANA
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 untuk Paten, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai