► N a ma : Dr. Amarudin
► Instansi : Kementerian Nakertrans R.I.
► Jabatan : Kasubdit PN Kesehatan Kerja
► Alamat Kantor : Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
► No. Telpon, Fax : 021. 5255733 Ext. 677, 021. 5268045
► No. Hp. : 081510036323
► E-Mail : dramarudin@yahoo.com
► Alamat Rumah : Jl. Tegal Parang Utara VI/52
Mampang Prapatan Jak- Sel
► Pendidikan : Kedokteran
► Pelatihan/Training : 1. Pengawas Ketenagakerjaan,
2. Safety Officer Training Course,
Singapore
3. Occupational Health, Jepang
4. Free drug at the work places Training,
Malaysia.
5. Basic Life Support, Jepang.
6. Training Concelor HIV/AIDS, Kemkes
7. TOT Widya Iswara Luar Biasa.
8. TOT SCORE
9. TOT WISCON
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
Upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan
tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat
yang adil dan sejahtera.
7
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“ACCIDENT PREVENTION”
Kesehatan Kerja
Menurut Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
11
Ergonomi :
Ilmu yang mempelajari kesesuaian antara
manusia dengan alat, lingkungan dan proses
kerja untuk menciptakan kenyamanan
bekerja dan meningkatkan produktivitas.
Ergonomi :
Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara
pekerjaan dan manusia secara optimum, dengan
tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan
kesejahteraan (ILO).
TUJUAN ERGONOMI
Epilepsi
Gangguan kardiovaskuler
Asthma
Gangguan keseimbangan
Gangguan penglihatan Buta Warna
Acrophobia/takut ketinggian dan gangguan
mental lainnya
Penyakit lainnya yang membahayakan
keselamatan selama bekerja
19
20
POTENSI BAHAYA BEKERJA PADA KETINGGIAN
SUMBER BAHAYA BEKERJA PADA KETINGGIAN
Faktor fisika lingkungan kerja, misalnya; suhu,
tekanan udara.
Sumber bahaya listrik
Kondisi dan peralatan tempat kerja, seperti;
peralatan, ketinggian dll.
Cara kerja tidak ergonomi
POTENSI BAHAYA BEKERJA PADA KETINGGIAN
Pajanan suhu dan kelembaban
Oksigen deficiency
Jatuh dari ketinggian
Keseimbangan
Tidak ergonomi
Psikologi (takut ketinggian)
dll
32
Utility site confined space
SUMBER BAHAYA BEKERJA
PADA RUANG TERBATAS
Konsentrasi O2 di udara
Bahan kimia berbahaya :
konsentrasi gas, embun atau kabut yang dapat terbakar dan
meledak
Debu di udara yang mudah meledak
Konsentrasi bahan kimia berbahaya melebihi NAB.
Sumber bahaya listrik
Faktor fisik lingkungan kerja, misalnya; panas, bising.
Kondisi dan peralatan tempat kerja, seperti; peralatan,
licin, gelap dll.
Cara kerja tidak ergonomi
POTENSI BAHAYA BEKERJA
PADA RUANG TERBATAS
Oksigen deficiency
Pajanan suhu dan kelembaban
Pajanan gas beracun
Terjadi kebakaran
Terjadi peledakan
Tersengat listrik
Pajanan bising
Kondisi kerja licin Jatuh
Tidak Ergonomi
Tertimpa benda
Takut kegelapan, tertutup psikologi
dll
37
ARUS LISTRIK
Luka bakar
Kejutan
Kejang otot
Irama jantung
Henti jantung kematian
Pingsan
Cicatric Kulit Kepala
Jari Kelingking Kontraktur
Cicatrik pada Telapak Kaki
Cicatric Telapak Kaki
PANAS
Pengion :
gel elektromagnetik dg freq. diatas 10 16 Hz
Energi sangat tinggi
Menembus jaringan
Menyebabkan ionisasi menghancurkan ikatan
molekul dan merusak material genetik.
Non Pengion :
gel elektromagnetik dg freq di bawah 10 16 Hz
Tidak menyebabkan ionisasi
Terjadi thermal efek
SINAR X
Kematian sel-sel
Perubahan struktur genetik suatu sel.
Penyakit kanker
Rambut gugur, kulit menjadi merah dan
berbisul
HASIL PENELITIAN Dr. ANIES
PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK YANG
BERASAL DARI SUTET 500 KV
Menimbulkan gangguan kesehatan pada
penduduk, yaitu sekumpulan
gejala hipersensitivitas yang dikenal
dengan electrical sensitivity berupa :
keluhan sakit kepala (headache),
pening (dizziness), dan
keletihan menahun (chronic fatigue syndrome).
ketiga gejala tersebut dapat dialami sekaligus
oleh seseorang, sehingga penemuan baru ini
diwacanakan sebagai "Trias Anies".
FENOMENA SUTET
Sering dihubungkan dengan gangguan kesehatan,
padahal sebenarnya hanya sebatas fenomena dan secara
teknis memungkinkan terjadi. Artinya fenomena tersebut
tidak identik dengan tingkat bahaya terhadap kesehatan
manusia yang berada di bawahnya. Fenomena tersebut :
Bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar
(konduktor) dan kadang-kadang disertai cahaya kekuningan.
Bulu atau rambut berdiri akibat gaya tarik medan magnit
Lampu neon dan tespen dapat menyala karena gas neon dalam
tabung terionisasi.
Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda yang
mudah menghantar listrik, mis; seng, pagar besi, kawat
jemuran, badan mobil.
Because SUTET a current carrying wires are then of course
SUTET generating an electric field and a magnetic field in
the form of electromagnetic waves. Here are the impacts
caused by the electric field on the high-voltage wires that
can be felt by naked eye:
Fasilitas P3K :
Ruang P3K
Kotak P3K dan isi kotak
Alat evakuasi dan Transportasi
Fasilitas tambahan berupa APD/Shower/eye wash
BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA
SEBAB-SEBAB :
1. Aliran arus listrik
2. pengaruh medan magnit
3. Kesalahan mekanik perlengkapan listrik
4. Bunga api == ledakan busur listrik
5. kombinasi
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan
Pada Cedera Akibat Listrik
Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
Amper (Arus Listrik)
Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap
Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
Jalan Arus
Banyaknya Jaringan Resistance
Kandungan Air Dalam Jaringan
Kondisi phisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)
28
35
40
30
35
32
30
35 35
30
Jaringan Penghantar Listrik
1. Jaringan konduktor
Pembuluh darah
Otot
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status
korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi Jantung paru
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar
ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.