Anda di halaman 1dari 34

FTS-STERIL

PRINSIP-PRINSIP PEMASTIAN/PENJAMINAN STERILITAS


Astrid Indalifiany, S.Farm., M.Si.
I. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI STERIL

Kontrol Lingkungan  merupakan masalah penting yang dapat mempengaruhi kualitas


sediaan parenteral

Dibuktikan bahwa terdapat hubungan langsung antara tingkat pengontrolan lingkungan


dengan kualitas akhir sediaan parenteral

Masalah lingkungan yang harus diperhatikan


1. Perancangan fasilitas dan konstruksi
2. Perancangan peralatan dan konstruksi
3. Pengaturan dan penataan unsur-unsur industri (tata aliran material
dan manusia)
1. Ruang Bersih  Suatu ruangan bersih yang memenuhi kriteria tertentu

Federal Standar 209D (Amerika) British Standar 5295 (Inggris)


Suatu ruangan dimana konsentrasi partikulat yang Suatu ruangan dengan pengontrolan kontaminasi
terdapat di dalam udara dikendalikan sampai batas partikulat, dikonstruksi dan digunakan dengan cara
spesifik (spesified limits) meminimalkan introduksi, generasi, retensi
partikel di dalam ruangan, dimana suhu,
kelembaban, dan tekanan (udara) dikendalikan
sesuai dengan keperluan

Fasilitas produksi biasanya dibagi dalam beberapa lokasi sesuai dengan tahapan produksi
1. Lokasi untuk penyimpanan bahan baku dan produk jadi (gudang)
2. Lokasi pencucian : untuk pencucian dan preparasi kemasan produk serta asesorinya (misal penutup
kemasan, karton, dsb)
3. Lokasi preparasi : untuk pencampuran, preparasi, dan penyaringan komponen bahan aktif obat
4. Lokasi untuk proses sterilisasi
5. Lokasi pengisian produk
6. Lokasi pengemasan produk akhir
Sistem pengontrolan lingkungan terdiri atas:
1. Perangkat keras  sistem mekanikal, elektrikal, dan elektronika dari alat-alat yang
diperlukan terkait dengan pengontrolan sistem lingkungan
2. Perangkat Lunak  dokumen berisi informasi tentang operasi, perawatan, kontrol, dan
pemantauan sistem lingkungan

Kebersihan bukan satu-satunya faktor lingkungan yang harus dikontrol. Faktor lain yang
diperlukan adalah : suhu, kelembaban, dan pencahayaan
2. Suhu dan Kelembaban Diperlukan untuk mendapatkan kenyamanan
di lingkungan kerja.

Suhu Pengendalian suhu digunakan : pemanasan, ventilasi, dan penyejuk udara


(heating, ventilation, and air conditioning).
Rentang suhu yang cukup adalah 20-25oC, tapi di ruang kerja lebih rendah
dari suhu tersebut karena material pakaian sering menyebabkan rasa panas
dan menimbulkan ketidaknyamanan

Kelembaban  Kelembaban alamiah dapat dijaga melalui sistem penyejuk udara (AC).
Mesin tersebut secara kontinyu mengalirkan udara kering menuju ruangan
terkendali dengan cara mendehumidifikasi udara berkesinambungan
 Pengering udara digunakan untuk menjaga tingkat kelembaban yang lebih
rendah. Pengering udara bekerja dengan prinsip absorpsi dan
menggunakan senyawa kimia untuk menarik air
 Kelembaban untuk manufaktur bervariasi, misalnya RH 40-55%, maupun
RH 15-30% (terutama di tempat berlangsungnya freeze dried)
Personalia
3. Kebersihan Sumber kontaminasi
Udara

Parameter kebersihan menentukan


desain sistem terkontrol
lingkungan dalam fasilitas
manufaktur produk steril.
Sistem didesain untuk Kontaminasi adalah keberadaan
mencegah dan mengendalikan setiap elemen yang tidak
kontaminan dibutuhkan dalam suatu
mencapai produk selama proses atau produk
proses manufaktur
a. Personalia sebagai sumber kontaminasi

Upaya yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan kontaminasi personalia :


1. Memilih secara selektif personalia yang hendak dipekerjakan di daerah kritikal
2. Melatih personalia secara intensif
3. Melakukan verifikasi prosedur manufakturing secara rutin
4. Melakukan pengujian ulang secara periodik dan pelatihan ulang personalia
5. Memilih secara benar pakaian kerja di ruang bersih serta mendesain dan menggunakannya secara tepat di ruang
bersih

Aturan/panduan pakaian yang digunakan di ruang bersih


 Disarankan agar pakaian terbuat dari serat atau filamen kontinyu (serat sintetik). Penggunaan serat singkat (wool
atau katun) dapat dengan mudah melepas serat yang dapat menjadi sumber kontaminan
 Tipe bahan harus mempertimbangkan resistensi mekanik dan termal karena adanya pencucian dan sterilisasi
berulang kali  berdampak pada usia guna pakaian. Perkiraan usia guna : 6 bulan
 Harus segera ditetapkan proses (pencucian, sterilisasi, usia guna) dan diperiksa setiap kali akan digunakan.
 Ukuran pakaian harus sesuai bagi penggunanya  menjamin kenyamanan
b. Udara sebagai sumber kontaminasi

Tanah, mineral, logam, serat tanaman, material sintetik, dan


Fasa padat (solid) segala jenis material biologi (sel kulit, rambut, bakteri)
Kontaminan Udara
Semprotan (spray) dari seluruh jenis uap berkondensasi dan
Fasa cair (liquid)
uap bahan kimia

 Seluruh kontaminan tersebut merupakan bagian dari aerosol alam atau suspensi dari partikel kecil
 terdapat partikel hidup dan tidak hidup di dalamnya.
 Konsentrasi partikel hidup (mikroorganisme) dapat meningkat dan menurun tergantung tipe dan
jumlah industri di lingkungan sekitar
 Perbandingan konsentrasi mikroorganisme patogen dan non patogen bergantung pada sanitasi
4. Tipe Ruang Bersih

Ruang bersih konvensional berventilasi


(non-unidirectional)
Ruang Bersih
Ruang bersih dengan aliran satu arah
(unidirectional) = LAF
a. Ruang bersih konvensional berventilasi (non-unidirectional)
Udara melalui pusat pengolahan AC lalu didistribusikan melalui platform ruangan
Secara garis besar, ruangan tipe aliran udara seperti
ini sama dengan perkantoran, pertokoan, dsb.
Hal yang membedakan ruang bersih sbb:
a) Suplai udara meningkat. Perkantoran atau toko
suplai udara secukupnya (2-10 kali per jam).
Pada ruang bersih, >10 kali (20-60 kali per jam)
b) Dilengkapi penyaring dengan efisiensi tinggi
(High Efficiency Filter)  HEPA (High
Efficiency Particle Air). Filter 99,97%
lebih efisien dalam menghilangkan
bakteri 0,5 µm yang berasal dari suplai udara
ruangan
c) Terminal filter udara (Terminal Air Filter).
Filter dipasang pada titik tempat udara keluar
menuju bagian dalam ruang bersih
d) Ruangan bertekanan. Ruang bersih harus
memiliki tekanan udara yang lebih tinggi
daripada ruang/area kotor
Hal lain yang perlu diketahui dari ruang bersih konvensional berventilasi
a) Permukaan dinding ruangan dikonstruksi dari material partikel yang tidak akan
menghasilkan partikel dan mudah dibersihkan, serta tidak memunculkan
retakan yang dapat memicu penumpukan kotoran
b) kebersihan udara bergantung pada jumlah dan kualitas udara yang disuplai ke
ruangan (efisiensi pencampuran), serta bergantung pula pada sumber yang
menghasilkan kontaminan (mesin maupun personil/individu)
b. Ruang bersih dengan aliran satu arah (unidirectional)
Dikenal sebagai aliran laminar = laminar flow. Aliran bersifat satu arah (horizontal atau
vertikal), dengan kecepatan yang sama (antara 0,3-0,45 m/detik) dan pada keseluruhan
ruangan/area
Kecepatannya cukup untuk menghilangkan partikel sebelum
turun/mengendap pada permukaan

Kebanyakan ruang bersih unidirectional


dibangun dalam bentuk aliran vertikal,
sehingga partikel yang dihasilkan di
dalam ruangan secara cepat
bergerak ke bawah dan dikeluarkan dari
ruangan.
Tipe horizontal kurang begitu populer
karena hasil kontaminan dapat
tertiup turun dan dapat
mengkontaminasi proses kerja
dalam ruangan
Perbedaan ruangan unidirectional dengan non-unidirectional :
 Pada ruangan unidirectional  setiap partikel segera dapat dihilangkan
oleh aliran udara; sedangkan pada ruangan non-unidirectional 
penghilangan kontaminan didasarkan pada prinsip
pencampuran atau pengenceran udara
 Pada ruangan unidirectional  efektivitas bergantung kecepatan aliran
udara; sedangkan pada ruangan non-unidirectional  efektivitas
bergantung jumlah suplai udara
5. Sistem pemanasan, ventilasi, dan penyejuk udara (HVAC)

Tujuan utama sistem tersebut :


Komponen HVAC:
Untuk menciptakan lingkungan spesifik
a) Peralatan penggerak udara (blower, kipas)
yang diperlukan untuk proses
b) Sistem pendinginan dan pemanasan udara
manufaktur.
c) Jaringan distribusi udara
d) Peralatan penyaring udara
Dapat dicapai melalui kombinasi beberapa e) Sistem kontrol (untuk suhu, kelembaban,
sistem dan peralatan, sehingga tercapai tekanan, dan volume udara)
kinerja sesungguhnya yang diperlukan f) Peralatan pemantauan dan alarm untuk
dari kombinasi tersebut memberikan peringatan dini
Hal penting yang wajib diketahui dalam aplikasi ruang bersih/ruang produksi steril

Sumber Kontrol

Personalia  Menutup badan secara total di daerah kritikal dan menutup secara parsial di daerah nonkritikal
 Gerakan personal secukupnya, dan ada pembatasan akses ke lingkungan aseptik
 Lokasi peralatan yang sesuai untuk mencegah penanganan material secara berlebihan, gerakan
personalia seminimal mungkin
 Prosedur operasi yang cukup untuk personalia
Proses  Prosedur pembersihan dan sterilisasi yang cukup dan jelas untuk peralatan
 Halangan dan pemisahan di antara operasi yang beresiko tinggi dan beresiko rendah
 Desain peralatan yang cukup dengan pemberian penutup dan penghalang untuk mencegah
kontaminasi dari bagian yang bergerak
 Prosedur operasi yang cukup untuk pembersihan serta sterilisasi mesin dan peralatan
 Standar yang cukup dan tepat untuk peralatan dan pemilihan material konstruksi
 Penyediaan alat pembersih vakum untuk serbuk dan operasi yang menimbulkan kontaminasi
Udara  Sistem penyaringan udara yang cukup
 Pemantauan tingkat kebersihan udara yang cukup
 Prosedur validasi sistem udara
 Adanya prosedur perawatan yang cukup
II. VALIDASI PROSES STERILISASI :
INDIKATOR FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI

Validasi : suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi
dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan

Indikator dapat digunakan untuk standarisasi Fisik


alat-alat yang digunakan dalam proses
sterilisasi  menunjukkan sterilisasi berhasil
Indikator Kimiawi
dilakukan & alat berjalan dengan baik
Biologi
Tujuan Monitoring Proses Sterilisasi

1. Memberikan Jaminan bahwa peralatan medis yang disediakan


benar-benar steril.
2. Memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang
ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan b
aik dan benar.
3. Dapat diketahui sedini mungkin apabila terjadi kegagalan pad
a proses sterilisasi (tindak lanjut dapat dilakukan secepatnya).
1. Indikator Fisik
merupakan bagian dari instrumen sterilisasi seperti tabel dan indikator suhu, waktu
maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi telah bekerja

Tujuan : Keterbatasan :
1. Memberikan informasi mengenai 1. Tidak menunjukkan bahwa keadaan steril telah
temperatur, tekanan, waktu dan tercapai, melainkan hanya memberikan
fungsi fisik lainnya berfungsi informasi tentang fungsi alat dalam
dengan baik. sterilisasi
2. Memberikan indikasi adanya 2. Karena bersifat mekanik, maka tidak dilakukan
masalah apabila alat rusak dan kalibrasi alat yang terlalu sering
memerlukan perbaikan.
2. Indikator Kimiawi
• Indikator yg menandai terjadinya paparan sterilitas pada objek
yang disterilkan
• Prinsip : Apabila dalam proses sterilisasi, terjadi perubahan war
na  berarti sterilisasi telah berhasil dilakukan
• Berupa: Strip kertas, vial
• Terbagi atas dua jenis, yakni: indikator eksternal dan indikator i
nternal
a. Indikator eksternal

Tujuan :
a) Memberikan informasi bahwa bagian luar
kemasan benda yang disterilkan telah melewati
proses sterilisasi
b) Membedakan antara benda yang sudah dan
belum disterilkan
c) Berfungsi sebagai segel/pengaman kemasan,
biasanya diletakkan ditengah-tengah
bagian luar kemasan

Misal : Autocalve tape (digunakan dibagian luar pada setiap kemasan).


Autoclave tape pada dasarnya mengandung zat warna yang akan merubah warna apabila terpapar
pada suhu tertentu.
b. Indikator internal

Tujuan :
a) Memberikan informasi bahwa benda
didalam kemasan telah melewati
proses sterilisasi  dapat
dilihat dari perubahan warna strip.
b) Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi
(suhu, tekanan, dan kejenuhan uap)
telah tercapai.

Misal : Berbentuk strip


Pemakaiannya diletakkan dalam setiap kemasan, pada daerah yang paling sulit dicapai sterilisasi.
3. Indikator Biologis
• Berupa preparat/sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik yang digunakan
untuk menilai efektivitas prosedur sterilisasi. (Misalnya: Bacilus thermophyllus u
ntuk sterilisasi uap panas, dan Bacilus subtilis untuk sterilisasi gas etilen oksida)
• Terdiri atas suatu populasi spora bakteri yang ditempatkan pada pembawa inert 
ditutupi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perlindungan dari konta
minasi, tetapi memungkinkan agen pensteril memasuki dan berkontak dengan
mikroorganisme tersebut
• Prinsip : Apabila dalam proses sterilisasi spora terbunuh  berarti mikroorganisme
lainnya terbunuh juga
• Berupa: Strip kertas, vial
III. UJI STERILITAS
Sediaan Parenteral selalu diberikan label “steril”
Produk steril berarti bets atau lots sudah diuji dan melewati uji sterilitas

Uji Sterilitas adalah perkiraan sterilitas prosuk yang didasarkan pada


pengujian unit sampel.
Keterbatasan: kemungkinan kecenderungan hasil pengujian menimbulkan hasil
positif palsu karena kesalahan penanganan teknis di laboratorium

Tujuan : untuk menetapkan apakah sediaan memenuhi


syarat berkenaan dengan uji sterilitas yang tertera dari
masing-masing monografi
Jumlah minimum bahan yang diuji sesuai dengan jumlah bahan dalam bets
Jumlah minimum bahan yang digunakan untuk tiap media
1. Media pertumbuhan pengujian sterilitas
Media Tioglikolat cair (MTC) Media Soybean-Casein Digest Medium (SCD)
• Merupakan kaldu cair dan masih mengandung agar • Digunakan untk pembiakan mayoritas mikroorganisme
segar (0,75 g/l)  kaldu bersifat semisolid aerobik  biasanya digunakan oleh sebagian besar
sehingga tidak akan mudah bercampur jamur dan bakteri
dengan udara pada bagian atas kemasan
• Menyediakan lingkungan non aerobik dan termasuk
juga aerob
• Bahan Na-tioglikolat dan L-sistein bekerja sebagai
agen pereduksi dan membantu terbentuknya
lingkungann kadar oksigen rendah pada bagian
bawah tabung
a. Komposisi MTC Campur dan panaskan hingga larut L-Sistin, natrium klorida,
dekstrosa, yeast extract, dan pancreatic digest of casein di dalam
air murni

Larukan natrium tioglikolat ke dalam larutan dan atur pH 7,1±0,2


dengan penambahan natrium hidroksida 1N

Jika diperlukan penyaringan, panaskan kembali larutan tanpa


mendidih dan saring selagi panas melalui kertas saring yang telah
dibasahkan

Tambahkan larutan natrium resazurin, Campur dan tempatkan


media dalam tabung yang sesuai

Sterilisasi menggunakan proses yang telah divalidasi


b. Komposisi SCD
Larutkan semua bahan padat dalam air murni dan hangatkan
hingga larut

Dinginkan larutan hingga suhu ruang, dan atur pH 7,3±0,2 dengan


penambahan natrium hidroksida 1N

Jika perlukan lakukan penyaringan

Sterilisasi menggunakan proses yang telah divalidasi


2. Uji fertilitas Sebelum media digunakan, terlebih dahulu lakukan uji fertilitas untuk
mengetahui kemampuan media menumbuhkan bakteri

Inokulasikan media Inokulasikan media SCD


Tioglikolat dengan mikroba : dengan mikroba : Aspergillus
Clostridium sporegenes, brasiliensis, Bacillus subtilis,
Pseudomonas aeroginosa, dan Candida albicans. Tiap
dan Staphylococcus aureus. mikroba menggunakan
Tiap mikroba menggunakan media terpisah
media terpisah

Media dapat digunakan


untuk uji sterilitas bila Inkubasi tidak lebih dari 3
terlihat pertumbuhan hari untuk bakteri dan tidak
mikroba dengan jelas lebih dari 5 hari untuk
kapang
3. Metode pengujian sterilitas
Metode transfer langsung atau
inokulum langsung Metode filtrasi membran

• Melibatkan transfer sampel secara aseptik dari larutan • Dilakukan jika produk memungkinkan
yang akan diuji ke dalam medium pertumbuhan • Dalam prosesnya, dilakukan penyaringan dengan
• Harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa produk sendiri tekanan atau vakum dari larutan yang diuji melalui
tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme peralatan penyaring steril yang disambungkan dengan
“indikator” spesifik membran filter (sehingga menahan setiap kontaminan)
• Walaupun sederhana, tetapi mensyaratkan presisi kemudian pembilasan menggunakan pengencer steril
adanya gerakan berulang menimbulkan • Tujuan pengencer steril:
kecenderungan kesalahan manusia a. Membilas setiap sel mikroba yang terdapat pada
aparatus penyaringan dan menjamin
keberadaannya pada permukaan filter
b. Mengencerkan atau mencuci semua produk yang
tinggal
a. Prosedur inokulum langsung Sediaan Cair

Secara aseptik,
pindahkan cairan yang
Siapkan MTC dan Inokulasikan bahan
akan diuji dari
SCD uji ke dalam media
wadahnya dengan
jarum suntik steril

Amati ada atau


Inkubasi selama tidak
tidaknya pertumbuhan
kurang dari 14 hari
bakteri pada media

MTC diinkubasi pada suhu


30o-35oC dan SCD pada suhu
20o-25oC
b. Prosedur filtrasi membran

Gunakan penyaring
membran dengan Saring sediaan atau Cuci membran dengan
ukuran tidak lebih dari bahan yang akan diuji cairan pengencer steril
0,45 µm

Masukkan membran
Amati ada atau
ke dalam media dan
tidaknya pertumbuhan
inkubasi selama tidak
bakteri pada media
kurang dari 14 hari

MTC diinkubasi pada suhu


30o-35oC dan SCD pada
suhu 20o-25oC
4. Interpretasi hasil
 Jika terdapat kontaminasi mikroba dengan menggunakan prosedur farmakope,
maka ditentukan bahwa sediaan tersebut tidak memenuhi syarat steril
 Jika tidak terdapat kontaminasi mikroba dengan menggunakan prosedur

farmakope, maka ditentukan bahwa sediaan tersebut memenuhi syarat steril


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai