Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUHAMMADIYAH
GRESIK
(Emulgel Natrium Diklofenak)
(KELOMPOK III)
(Diah Ratnasari. S.Farm., Apt., M.T. )
(Martindale)
• B. M. : 318,1 gram/mol (Martindale Edisi 36)
• Efek terapeutik : Anti Inflamasi dan analgetik (Martindale
Edisi 36)
• Dosis Pemakaian : Diklofenak Natrium 1% pemakaian 3-4 kali
sehari digunakan selama 14 hari (Martindale Edisi 36)
Tinjauan Bahan Aktif -2
2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT
• Farmakokinetik : Natrium diklofenak cepat diserap ketika diberikan sebagai
obat oral solusi, tablet salut gula, supositoria, dubur atau oleh injeksi
intramuskular. Diklofenak juga diabsorbsi secara perkutan, pada konsentrasi
terpeutik lebih dari 99% pada plasma protein (Martindale Edisi 36)
• Efek samping : Dermatitis dan eritema, iritasi lokal dan nekrosis (Martindale
Edisi 36)
3. ORGANOLEPTIS
• Warna : Putih
• Bau : Tidak Berbau
(Martindale Edisi 36)
Tinjauan Bahan Aktif -4
5.KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
• Kelarutan : Sedikit larut dalam air,larut dalam alkohol, praktis
tidak larut dalam kloroform dan eter, secara bebas
mengandung metil alcohol, pH larutan 1% dalam air adalah
antara 7,0 – 8. (Martindale Edisi 36)
• pKa : 4,2 (Clarke’s,2005)
• Profil kelarutan terhadap pH : pH Larutan 1% dalam air
antara 7,0-8,5 (Martidale, 36)
Tinjauan Bahan Aktif -5
6. STABILITAS
Simpan dalam wadah kedap udara,
terlindungi dari cahaya, pH 1% larutan
dalam air antara 7,0-8,5 (Martindale Edisi
36)
7. INKOMTABILITAS DENGAN EKSIPIEN
tidak ada inkompatibilitas dengan eksipien
Tinjauan Bentuk Sediaan
Pengertian Sediaan yang akan diformulasi
Emulgel adalah sediaan emulsi m/a atau a/m yang dicampur kan
dengan gelling agent. Emulgel memiliki stabilitas yang baik, karena
stabilitas dari emulsi ditingkatkan dengan penambahan gelling agent.
Emulgel dapat digunakan sebagai pembawa untuk berbagai zat
termasuk zat-zat yang bersifat hidrofob. Untuk senyawa yang bersifat
hidrofob pembuatan menjadi sediaan emulgel dianggap lebih mudah
dilakukan dibandingkan menjadi sediaan gel karena masalah
kelarutannya dalam air. Senyawa hidrofob dalam suatu emulgel dibuat
dengan dalam fasa minyak yang kemudian didispersikan dalam fase air
yang bercampur dengan gelling agent (Panwar et al, 2011)
Tinjauan Bentuk Sediaan
Kosolven
Cairan jernih, tidak berbau,tidak berwarna,
kental, higroskopis, rasa manis 0,6 sukrosa.
Kelarutan : Sedikit larut dalam aseton, larut
≥ 50%
3. Gliserin dalam etanol 95%, methanol, air, tidak larut
dalam benzene, kloroform minyak, larut
1:500 dengan eter dan 1:11 dengan etil
asetat.
pH = 5,5 – 8,0
3. HPMC Kelarutan : larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam 0,45% - 1,0%
chloroform, etanol (95%) dan eter.
Bahan terpilih :
Alasan : carbomer karena dapat meningkatkan viskositas dan stabilitas pada sediaan yang akan dibuat
dengan konsentrasi kecil yaitu rentang kadar 0,5% - 2,0% memiliki kekentalan yang cukup sebagai
basis emulgel.
Tinjauan Bahan Tambahan-5
FUNGSI MACAM-MACAM BAHAN
SIFAT KADAR
BAHAN DAN YANG TERPILIH
1. Oleum mentha Cairan tidak berwarna, menambah rasa dingin dan bau. 0.05–10.0
piperitae Kelarutan : tidak larut air dan tidak berwarna %
Enhancer Serbuk Kristal yang mudah mengalir atau Kristal mengkilap tidak
berwarna, dengan aroma dan rasa yang kuat.
0,05%-
3. Menthol Kelarutan : Sangat larut dalam etanol 95%, kloroform, eter,
10%
minyak lemak, paraffin liquid. Larut dalam aseton dan benzene.
Sangat sukar larut dalam gliserin, praktis tidak larut dalam air.
Bahan aktif Agak Dibuat sediaan emulgel terdapat fase emulgel terdapat fase minyak Emulgel terdapat
sukar larut dalam air emulgel sehingga di minyak dan fase air fase minyak dan
butuhkan basis gel air yang rentan
terhadap
Ditambahkan pertumbuhan
Ditambahkan emollient bakteri
Ditambahkan Ditambahkan emulgator
Kosolven
gelling agent
Ditambahkan
Pilihan kosolven : Pilihan emollient :
Pilihan Gelling Pilihan emulgator : pengawet
1. Propilenglikol agent : 1. Gliserin 1. Tween 80
1. Carbomer 2. Paraffin liquid
2. PEG 400 2. Span 60 Pilihan pengawet :
2. HPMC
3. Sodium lauryl sulfate
3. Gliserin 3. CMC-Na 1. Nipagin
Emollient terpilih
adalah paraffin liquid 2. Nipasol
Kosolven terpilih Geeling agent karena dapat larut
dalam fase minyak Emulgator terpilih adalah
propilen glikol karena terpilih yaitu
dan digunakan tween dan span karena
natrium diklofenak carbomer karena Pengawet terpilih
sebagai fase minyak merupakan emulgator dari
dapat larut dalam dapat adalah nipagin dan
pada emulgel juga kedua fase emulsi yaitu
propilenglikol dimana meningkatkan nipasol karena
sebagai agen tween untuk fase air dan span
propilenglikol viskositas dan dapat reaktif pada
pelembut. untuk fase minyak sehingga
memiliki kelarutan stabilitas pada fase minyak dan
lebih baik untuk dijadikan
yang bebas sediaan yang akan fase air
emulgator.
dibuat.
Skema Penentuan Bahan Aktif -2
Natrium Diklofenak
Ditambahkan
Ditambahkan Ditambahkan alkalizing agent enhancer/odoris
antioksidan untuk
mencegah terjadinya
reaksi oksidasi Pilihan enhancer :
1. Oleum mentha
Pilihan alkalizing agent :
pip
1. TEA
Pilihan antioksidan : 2. Propilenglikol
2. EDTA
1. Asam askorbat 3. Menthol
2. BHA
Enhancer terpilih
3. BHT Alkalizing agent terpilih adalah adalah
TEA karena bahan TEA memiliki menthol karena dapat
fungsi sebagai alkalizing agent memberikan sensasi
Anntioksidan terpilih yang dapat meningkatkan dingin pada kulit dan
adalah asam askorbat viskositas dari carbomer dan juga dapat dapat
karena tidak bereaksi dapat meningkatkan viskositas berfungsi sebagai
dengan bahan aktif gel. Selain itu penggunaan TEA penetration enhancer
maupun bahan diseseuaikan dengan bahan aktif
tambahan lainnya yang digunakan yang mana bahan
aktif tersebut memiliki pH yang
mendekati dengan Ph TEA
23
Formula Baku
Kemasan Tube 20 g
Nipasol Pengawet
7. 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
TEAM PRODUKSI : Fenny Eliyana (201802010), Fitriyatus Sholikhah (201802011), Iffatur Rizqiyah (201802013), Janah Dwi Kurniawati
Formula
Jumlah yang digunakan untuk optimasi (g)
No. Nama Bahan Fungsi Rentang Kadar
Formula 1 Formula 2 Formula 3
1. Na Diklofenak Bahan aktif - 0,2 0,2 0,2
Carbomer Gelling Agent
2. 0,5% - 2,0% 0,2 0,3 0,4
Nipasol Pengawet
7. 0,02% 0,004 0,004 0,004
Nipagin Pengawet
8. 0,18% 0,036 0,036 0,036
TEAM PRODUKSI : Fenny Eliyana (201802010), Fitriyatus Sholikhah (201802011), Iffatur Rizqiyah (201802013), Janah Dwi Kurniawati
(201802014), Kiki Apriliah Sari (201802015).
Rancangan Kemasan dan Kadaluarsa
2. RANCANGAN BROSUR
• Komposisi : Tiap gram mengandung Natrium Diklofenak 1%.
35
Perhitungan Penimbangan
Bahan
•• Na Diklofenak = 20 = 0,2 gram
• Carbomer formula I = 20 = 0,2 gram
• Carbomer formula II = 20 = 0,3 gram
• Carbomer formula III = 20 = 0,4 gram
36
Perhitungan Penimbangan Bahan-2
• Paraffin
liquid = 20 = 2 gram
• Asam askorbat = 20 = 0,02 gram
• Nipasol = 20 = 0,004 gram
• Nipagin = 20 = 0,036 gram
• Menthol = 20 = 0,4 gram
37
Perhitungan HLB
• HLB Paraffin ( air = 12)
•
Tween 80 15 7,3
12
Span 60 4,7 +
Tween 80 =
= 0, 0496
= 0,046 20
= 0,992 gram
Span 60 =
= 0,0204
= 0, 0204 20
= 0, 4078 gram
Perhitungan Kosolven
•
Propilen glikol yang digunakan untuk melarutkan sebanyak 1 g.
1. Nipasol
Perbandingan kelarutan nipasol adalah 1 : 3,9. Nipasol yang digunakan pada
formula 0,004 g. Sehingga dapat diperoleh perhitungan :
= 0,004 4
= 0,016
2. Nipagin
Perbandingan kelarutan nipasol adalah 1 : 5. Nipasol yang digunakan pada
formula 0,004 g. Sehingga dapat diperoleh perhitungan :
= 0,036 5
= 0,18
Jadi 0,016 + 0,18 = 0,196 g
Sehingga nipagin dan nipasol dapat larut sempurna.
39
Perhitungan Kosolven-2
3. Asam Askorbat
Propilen glikol yang digunakan untuk melarutkan asam
askorbat sebanyak 1 g.
Perbandingan kelarutan asam askorbat adalah 1 : 20. Asam
askorbat yang digunakan pada formula 0,02 g. Sehingga dapat
diperoleh perhitungan :
= 0,4 0,02
= 0,008 g
Sehingga asam askorbat dapat larut sempurna.
40
PRODUKSI
ALUR PRODUKSI SKALA LAB
Formula 1 Formula 1
Span 60 0,4078g + paraffin liquid 2g + Nipasol Tween 80 0,0992g + aquades + Nipagin 0,036 g + Tween 80 0,0992g +
0,004 g (lebur di waterbath suhu 70oC) aquades + Asam askorbat 0,02 g + Menthol 0,4 g + propilenglikol 3
mL (dipanaskan di waterbath suhu 70oC)
Vanishing Emulgel
Span 60 0,4078g + paraffin liquid 2g + Nipasol Tween 80 0,0992g + aquades + Nipagin 0,036 g + Tween 80 0,0992g +
0,004 g (lebur di waterbath suhu 70oC) aquades + Asam askorbat 0,02 g + Menthol 0,4 g + propilenglikol 3
mL (dipanaskan di waterbath suhu 70oC)
Vanishing Emulgel
Span 60 0,4078g + paraffin liquid 2g + Nipasol Tween 80 0,0992g + aquades + Nipagin 0,036 g + Tween 80 0,0992g +
0,004 g (lebur di waterbath suhu 70oC) aquades + Asam askorbat 0,02 g + Menthol 0,4 g + propilenglikol 3
mL (dipanaskan di waterbath suhu 70oC)
Vanishing Emulgel
Pencampuran bahan larut dalam minyak menggunakan Pencampuran bahan larut dalam air menggunakan mesin
mesin vacuum mixing yang dilarutkan dalam oil pot vacuum mixing yang dilarutkan dalam water pot
Parameter Formula
Warna 1 2 3
Bau
Konsistensi
/tekstur
In Prosses Control
2. PENENTUAN pH
ALAT : Kertas pH universal
PROSEDUR :
1. Siapkan kertas pH
2. Teteskan secara merata sediaan pada kertas pH menggunakan batang pengaduk
3
3. Amati perubahan warna yang terjadi
4. Cocokkan dengan panduan rentang pH
Persyaratan : rentang pH sesuai dengan spesifikasi yaitu 4,5-6,5 (sesuai dengan pH
kulit).
Formula pH
1
2
3
In Prosses Control
3. PENENTUAN VISKOSITAS
Alat : Viskometer
Prosedur :
1. Dibersihkan viscometer dengan air dan etanol
2. keringkan kemudian dipipet 1 ml sediaan,
3. Dimasukkan kedalam viscometer.
4. Dihisap dengan filter hingga diatas tanda batas
5. Catat waktu yang diperlukan larutan
6. Dibandingkan dengan viskositas air untuk menentukan viscometer larutan.
Persyaratan : sesuai dengan spesifikasi yang inginkan yaitu 2000-4000 cps.
Formula Viskositas
1
2
3
In Prosses Control
4. UJI DAYA SEBAR
Beban (g)
Formula
0 50 100 150 200 250 300
Formula I
Formula II
Formula III
In Prosses Control
5. UJI HOMOGENITAS
ALAT : Mikroskop
PROSEDUR :
1. Ditimbang 1 gram gel yang telah dibuat
2. Dioleskan pada kaca objek
3. Dikatubkan dengan kaca objek
4. Dilihat menggunakan mikroskop apakah basis tersebut homogen dan
permukaannya halus merata.
Persyaratan : Sediaan yang dibuat harus homogen sehingga pada saat
penggunaannya mudah dioleskan.
0
7
In Prosses Control
6. PENGUJIAN TIPE EMULSI
A. Pereaksi /warna
Emulsi → Ditetesi larutan bahan pewarna dalam air (metilen biru). Jika seluruh
emulsi berwarna seragam maka emulsi M/A ( karena air adalah fase air).
Emulsi → Ditetesi larutan bahan pewarna larut lipoid (sudan III). Jika seluruh
emulsi berwarna seragam maka emulsi A/M ( karena bahan pewarna larut lipoid
hanya mampu mewarnai fase minyak).
Persyaratan
. : dibuat tipe emulsi o/w
Formula I
Formula II
Formula III
End Prosses Control
1. UJI ASEPTABILITAS
ALAT : Quisioner
PROSEDUR :
1. Ditentukan kriteria aseptabilitas yang akan diuji
2. Lakukan skoring angka pada masing-masing kriteria
3. Gunakan subjek dengan kriteria tertentu.
4. Responden (subjek) harus mengisi atau menandatangani persyaratan menjadi subjek (Form Informed
Consent).
5. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan subjek supaya hasil tidak bias.
6. Dilakukan perhitungan data hasil uji untuk setiap kriteria, lakukan dengan skor masing- masing.
7. Tampilkan data dalam bentuk gambar atau grafik.
8. Keputusan diambil berdasarkan analisis statistik deskriptif.
Kriteria :
kemudahan olesan : Mudah
Sensasi yang dihasilkan : Sedikit dingin
Kemudahan tercucikan air : Mudah
Aroma yang dihasilkan : Menthol
Kelembutan : Lembut
End Prosses Control
Kriteria Tingkat Formula
Kesukaan 1 2 3
Formula
Tingkat
Kriteria
kesukaan 1 2 3
Sangat lembut
Lembut
Kelembutan
Cukup lembut
Tidak lembut
58
End Prosses Control
2. Uji Hedonik
Dilakukan dengan teknik sampling secara acak dan responden
mencoba sediaan emulgel na diklofenak yang telah dibuat meliputi :
-Sensasi yang dihasilkan : Dingin
-Aroma yang dihasilkan : Beraroma menthol
-Penampilan (warna emulgel menarik) : Bagus
Jawaban
Pertanyaan Sangat Kurang
Suka Biasa Tidak suka
Suka suka
Warna gel menarik
59
End Prosses Control
3. Uji Penampilan Produk
Alat : dilakukan pengamatan secara visual
Prosedur :
• Dengan melakukan pengecekan pada sediaan setelah
proses produksi, dan sediaan yang tidak memenuhi
spesifikasi dikumpulkan pada tempat khusus.
Persyaratan
Spesifikasi yang di inginkan yaitu :
1. Kesesuaian label dengan produk
2. Peletakkan dan kualitas tulisan tabel
3. Pengecekan tanggal kadaluarsa dan no batch
4. Pengecekan kemasan
5. Mudah atau tidaknya membuka dan menutup tube.
60
End Prosses Control
Kesesuaian
Penampilan
Ya Tidak
Pengecekan No.batch
61
Uji Efektivitas In Vitro
UJI PENETRASI
Alat : sel difusi franz, membrane kulit tikus betina usia 2-3 bulan dengan berat 200 ± 20
gram.
1. Tikus dibius dengan eter hingga mati.
2. Bulu abdomen tikus dicukur dengan hati-hati lalu kulit tikus disayat dan dihilangkan
bagian lemaknya.
3. Kulit tikus direndam pada dapat fosfat pH 7,4 selama 12 jam dan disimpan pada suhu
4oC, digunakan pada rentang waktu 24 jam.
4. Uji penetrasi menggunakan sel difusi franz dengan luas 1,77 cm2 dan volume
kompartemen 18 mL.
5. Kompartemen reseptor di isi dengan dapar fosfat pH 7,4 dan dijaga suhunya sekitar 37
± 0,5 oC serta diaduk dengan pengaduk megnetik dengan kecepatan 100rpm.
6. Kulit abdomen tikus kemudian akan diletakkan antara kompartemen donor dan reseptor
dimana bagian stratum corneum menghadap ke kompartemen donor dan bagian dermis
menghadap ke kompartemen reseptor.
7. Sebanyak 1 g sampel diaplikasikan pada permukaan stratum corneum.
8. Dilakukan pengambilan sampel pada kompartemen reseptor sebanyak 0,5 mL dengan
interval waktu menit ke -15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 420, 540 dan 720.
9. Sampel yang telah diambil kemudian segera digantikan dengan larutan dan volume
62
yang sama. Sampel kemudian akan diukur dengan KCKT.
Uji Efektivitas In Vivo
63
Uji Efektivitas In Vivo-2
Saat pengujian :
1. Masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada kaki kirinya, di ukur
volume dan diameter kaki kiri tikus dengan alat ukur plestimometer dan jangka
sorong digital.
2. Dicatat angka sebagai volume dan diameter awal (V0 dan D0) yaitu volume dan
diameter sebelum diberi perlakuan.
3. Satu jam kemudian masing-masing telapak kaki tikus disuntik secara intraplantar
dengan 0,1 mL suspense karagenan 1%.
4. Satu jam setelah penyuntikan suspense karagenan, setiap kelompok diberi perlakuan
secara topikal sesuai dengan kelompoknya sebanyak 100 mg.
5. 30 menit setelah pemberian emulgel antiinflamasi, volume dan diameter kaki kiri
tikus diukur kembali dengan menggunakan alat plestimometer dan jangka sorong
digital.
6. Di ukur dan dicatat kembali pembengkakan yang terjadi sebagai volume dan
diameter telapak kaki tikus (Vt dan Dt).
7. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit dalam waktu 360 menit.
64