Anda di halaman 1dari 70

SOROTAN BIOTEKNOLOGI

Ukit, Tri Wahyu Agustina


Pendidikan Biologi
UIN SGD Bandung (2015)
 Beberapa pihak mengatakan tanpa adanya etika seseorang dapat
menyalahgunakannya bioteknologi pada tempat yang salah,
seperti menciptakan monster

 Tidak terbayangkan andaikata ada orang yang memang berminat


"menciptakan" Hulk (manusia raksasa hijau) atau
mengamplifikasi DNA tua dari gen dinosaurus seperti yang
terlihat dalam film Jurassic Park.
MORAL & ETIKA
 Jika gen manusia disisipkan ke dalam tubuh manusia
“manusia memakan manusia” ???
 Apakah ada jaminan pihak konsumen memperoleh
informasi tentang produk biotek ???
 Etiskah dengan seleksi embryo terbaik kemudian
ditanamkan ke uterus ibu sedangkan embryo yang lain
dibuang ???
FAKTA
 Total areal tanaman transgenik (2004) :
 81 juta hektar

 8,25 juta petani di 17 negara

 Luasan penanaman :

 AS (47.6 juta ha)

 Argentina (16.2 juta ha)

 Kanada (5.4 juta ha)

 Brazil (5,0 juta ha)

 Cina (3,7 juta ha)

 Paraguay (1,2 juta ha)

 Di bawah 1 juta hektar : India, Afrika Selatan, Uruguay, Australia,


Romania, Meksiko, Spanyol dan Filipina
 Indonesia : kapas transgenik (2001) dan kurang dari 10.000 ha (2002)
kemudian dihentikan
 Tanaman hasil produk bioteknologi paling banyak ditanam : jagung, kedelai
dan kapas
FAKTA
 99 % teknologi maupun pasar tanaman transgenik oleh
hanya tujuh Multinasional Corporation (MNC)
 Monsanto sebagai MNC terbesar yang menguasai 90 persen
benih tanaman transgenik. (Kompas 23/8/2002)
 Tanaman transgenik menguasai 62 persen dari seluruh
luasan empat tanaman penting (kedelai, jagung, kanola dan
kapas) (2002)
FAKTA :
BIOTEKNOLOGI & KONSERVASI SDH
 Kekayaan SDH : no 2 setelah Brazilia
 Potensi Gen

 Peran biotek dalam mengurangi laju kerusakan SDH


(peningkatan produktivitas tanaman & ternak) sehingga
menurunkan intensitas tekanan pada plasma nutfah yang
dikonservasi
FAKTA
 Keanaekaragaman hayati sebagai isu strategis aplikasi
bioteknologi
 Kesenjangan penguasaan biotek dan sumber daya hayati
antara negara-negara maju yang miskin SD hayati tetapi
memimpin penguasaan bioteknologi
 Negara berkembang kaya sumber daya tertinggal bioteknologi

 Negara maju melalui perusahaan multinasional memegang


kendali negara-negara berkembang
 Hak paten negara-negara maju

 Negara berkembang sebagai konsumen


BIOTEKNOLOGI & KONSERVASI SDH
 Dampak Negatif : tersebarnya jenis tanaman & ternak
hasil rekayasa genetik yang belum diketahui secara
menyeluruh baik sifat maupun pengaruh terhadap
lingkungan mengakibatkan tercemarnya keaekaragaman
hayati Indonesia
FAKTA : INDONESIA
 Pusat Penelitian Bioteknologi dan Transgenik (1986) =
Pusat Antar Universitas
1. IPB = Biotek Pertanian

2. UGM = Biotek Kedokteran & Farmasi

3. ITB = Biotek Industri & Lingkungan


 Badan Litbang Pertanian & Balai Besar Litbang Biotek &
SD Genetik Pertanian Bogor, Balitbio
 SKB 4 Mentri (Pertanian, Kehutanan, Perindustrian, &
Kesehatan) = Keamanan Hayati & Pangan
FAKTA : INDONESIA
 Keputusan Mentri Negara Pengetahuan & Teknologi (1993) =
Kebijakan Pengembangan Keunggulan Biotek Nasional
1. Biotek pertanian : Balai Penelitian Biotek

2. Sumber Daya Genetik Pertanian (Deptan)

a. Pusat Riset Biotek (LIPI)

b. Pusat Riset Biotek (IPB)

3. Biotek Industri
c. BPPT : Balai Pengkajian Biotek

d. PAU : ITB

4. Biotek Kesehatan :
e. Lembaga Eijkman

f. Pusat Studi Biotek UGM


Fakta : Indonesia
 Contoh di Indonesia adalah babi
transgenik, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Muladno
bersama teman-temannya di Institut
Pertanian Bogor (IPB).

Penelitian ini sudah berhasil


memproduksi hemoglobin manusia
sebanyak 10-15% dari total
hemoglobin manusia selain
beberapa organ dalam babi yang
dapat dicangkokkan ke dalam tubuh
manusia karena kemiripannya
FAKTA : INDONESIA
 Di Indonesia dikembangkan dua jenis padi transgenik padi
yang tahan kering dan tahan hama oleh Dr. Inez Loedin dari
Pusat Penelitian Bioteknologi (P2 Biotek) LIPI bekerja sama
dengan Badan Penelitian Biologi, Deptan, Universitas Leiden
dan Plant Research International (PRI).
 Dr. Arief Witarto dan koleganya juga dari LIPI
mengembangkan “protein farming” yaitu tanaman transgenik
dari tanaman biasa yang sudah dikenal seperti pohon pisang
yang direkayasa sedemikian rupa sehingga mampu
menghasilkan protein yang dinginkan.
 Unair (Stem Cell) dari placenta
ANALISIS RISIKO PRODUK TRANSGENIK

 Tanaman transgenik tahan terhadap cekaman abiotik seperti


tahan kekeringan, suhu dingin, salinitas tinggi, rendaman
(banjir), dan keracunan aluminium atau besi telah dirintis
penelitiannya di Indonesia
 Masih dalam tahap penelitian

 Co : LIPI : untuk padi toleran kekeringan dan perendaman

 PTPN XI dan IPB : tebu toleran kekeringan,

 ITB : kualitas kayu pohon jati


UPAYA MENGHADAPI PERKEMBANGAN
KEBUTUHAN PRODUK DAN PRODUKTIVITAS SDA
 UU No 5 Tahun 1990
 Tiga Prinsip Dasar Konservasi SDH :

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan


2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan & satwa
beserta ekosistem (pencegahan terhadap kepunahan jenis)
3. Pemanfaatan secara lestari SDH & ekosistemnya
 Perangkat peraturan untuk pelepasan produk
bioteknologi tanaman, ikan hewan dan pakan saat dalam
Peraturn Pemerintah (PP) No 21 Tahun 2005.
 Balai Kliring Keamanan Hayati (BKKH) : wacana
informasi publik dan pertukaran informasi dalam bidang
bioteknologi modern
ATURAN BIOTEK INDONESIA
 Sebelum dipasarkan harus memenuhi persyaratan
(keamanan & mutu pangan)
 UU No 5 (1990) dan UU No 5 tahun 1994 : pengamanan
keanekaragaman hayati untuk mencegah tejadinya
pencurian SD genetik & terjadinya pencurian
sumberdaya genetik dan juga mencegah
 Dijadikannya Indonesia sebagai ajang percobaan
pelepasan organisme hasil rekayasa genetika yang akan
mengancam kelestarian sumberdaya hayati
PEMANFAATAN ENZIM UNTUK
PANGAN
 Pembuatan keju, tempe, tape, anggur, roti, pengempuk
daging
 Enzim secara alamiah terdapat di alam dalam jumlah
melimpah, yaitu pada tanaman, binatang, dan mikroba
 Industri-industri manca negara sangat membutuhkan
pasokan enzim dari negara penghasil enzim
KEAMANAN PENGGGUNAAN ENZIM
PADA MAKANAN
 Enzim secara murni tidak merupakan bahan yang
beracun,
 Hanya saja karena enzim merupakan molekul protein,
beberapa orang ada yang memberikan respon alergik
 Beberapa enzim dari mikroba, diproduksi dari jenis-jenis
mikroba yang yang tidak memproduksi racun.
 Secara aturan, penggunaan enzim ini dibatasi jumlahnya,
misalnya enzim papain 0,1 %, katalase 20 ppm,
lipoksidase 0,5% dan seterusnya
ENZIM SEBAGAI PENGEMPUK DAGING
 Menggunakan enzim protease kasar maupun murni.
 Enzim protease diproduksi dalam skala industri

 Penggunaan dalam keluarga dan restoran

 Berasal dari tanaman (pepaya,nanas, dan getah pohon


Ficus), mikroba, Co : Bacillus subtilis dan
Aspergillus oryzae.
 Penggunaan enzim dengan cara menaburkan bubuk
enzim pada permukaan daging mentah atau dengan
merendam daging pada larutan enzim, menyemprotkan
(spraying) larutan enzim, sistem aerosol atau dengan
penyuntikan larutan enzim pada beberapa tempat pada
karkas atau daging segar, atau bahkan penyuntikan pada
ternak hidup
PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DI
WILAYAH PESISIR DAN LAUT
 Dahuri (2002): 4 tujuan penggunaan :
1. menghasilkan produk bahan alami dari laut,
2. pengendalian pencemaran
3. pengendalian biota penempel (biofouling)
4. industri akuakultur.
1. PRODUK BAHAN ALAMI DARI LAUT

 Bahan-bahan produk dari laut khususnya organisme laut relatif


aman bagi kesehatan karena biodegradable
 Kekayaan sumberdaya pesisir dan laut sebagai sumber

bahan baku untuk pengembangan industri pangan, farmasi dan


obat-obatan.
Co : Jenis alga merah : makanan, susu, es krim, dan pasta gigi
1. PRODUK BAHAN ALAMI DARI LAUT
 insulin
 yang diekstrak dari ikan paus dan tuna.

 Obat cacing yang dihasilkan dari alga


2. PENGENDALIAN PENCEMARAN
 Biokatalis menetralisir yang masuk ke perairan, seperti rumput
laut, lamun, moluska, dan berbagai mikroorganisme yang dapat
menyerap bahan pencemar
 Pengembangan teknik bioremediasi

 Mikroalga dipergunakan dalam sistem pengolahan limbah dan


menyerap nutrien (N dan P) dalam air limbah
3. PENGENDALIAN BIOTA PENEMPEL
(BIOFOULING)
 Biofouling biasanya banyak menempel pada kapal,
perahu, dan bangunan pantai,
 Menghambat kegiatan dan menyebabkan kerusakan.

 Penanggulangan biofouling digunakan bioaktif dari


rumput laut (jenis Ulva fasciata) dan lamun spesies
Zostera marina
INDUSTRI AKUAKULTUR
 Penerapan rekayasa genetika
 Diharapkan produktivitas ditingkatkan
BIOTEKNOLOGI REPRODUKSI HEWAN
 Inseminasi Buatan dan Seksing Sperma
 Transfer Embrio

 Kriopreservasi Embrio

 Hewan Transgenik

 Kloning
KEAMANAN PRODUK BIOTEKNOLOGI

 Kelompok yang menerima terutama ilmuwan


berpendapat bioteknologi dapat menjadi salah satu solusi
di saat terjadinya krisis bahan pangan

 Pro & kontra adanya kepentingan yang terlibat (politik,


ekonomi, agama dan etika)
BIOETIKA
 Etika Kehidupan
 Rambu-rambu tata nilai dalam memanfaatkan materi-
materi biologik secara langsung-tidak langsung maupun
dalam bentuk transaksi, jasa ahli kuasa bagi
kesejahteraan manusia dalam batas-batas moral, hukum,
dan sopan santun
PENGERTIAN BIOETIKA
1. Suatu disiplin baru yang menggabungkan pengetahuan
biologi dengan pengetahuan mengenai sistem nilai
manusia, yang akan menjadi jembatan antara ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan, membantu menyelamatkan
kemanusian, dan mempertahankan dan memperbaiki dunia
beradab.

2. Kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-


teknik yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati
3. Bioetika bukanlah suatu disiplin ilmu
Bioetika telah menjadi tempat bertemunya sejumlah disiplin,
diskursus , dan organisasi yang terlibat dan peduli pada
persoalan etika, hukum, dan sosial yang ditimbulkan oleh
kemajuan dalam kedokteran, ilmu pengetahuan, dan
bioteknologi
- Ciri:
1. Interdisiplinerilitas : melibatkan ilmu
biomedis, hukum, ilmu sosial, teologi, dsb
2. Internasionalisasi : problem-problem etis yang
ditimbulkan dalam perkembangan ilmu-ilmu
hayati bersifat internasional
3. Plularisme : banyak golongan dan pandangan
diikutsertakan
 Istilah “Bioetik“ pertama kali muncul pada tahun 1974,
dan diperkenalkan oleh Van Rensselaer Potter dalam
bukunya
Bioethics: Bridge to the Future (1971).
 Potter mendifinisikan bioetika : sebuah disiplin ilmu
yang mengkombinasikan pengetahuan biologi dengan
pengetahuan sistim nilai manusiawi
BIOETIKA PERTANIAN
 Tata krama dalam memanfaatkan mengelola (merekayasa)
sumberdaya pertanian dengan komponen-komponen dan basis
ekosistemnya (lingkungan) dalam batas-batas moral, hukum
dan sopan santun bagi kesejahteraan manusia
 Dikhawatirkan

 Organisme yang telah diubah secara genetika dapat bermutasi


& berubah dengan akibat pada lingkungan & kesehatan.
 Sekali organisme kemudian berkembang biak, gen hasil
dilepaskan ke alam kemudian berkembangbiak, gen hasil
rekayasa ini tidak dapat diisolasi kembali dari lingkungan
DAMPAK TERHADAP ORGANISME NON
TARGET
 Penggunaan tanaman transgenik mengandung gen Bt
secara tidak langsung akan mirip dengan penggunaan
pestisida secara berlebihan
 Bt selalu berada di dalam tanaman, sehingga akan
dikhawatirkan menghasilkan dampak seperti penggunaan
pestisida, resistensi, resurgensi dan peledakan hama
sekunder.
ALIRAN GEN

 Penyebaran gen dalam kontek ruang melalui pencemaran


polutan, dapat mengakibatkan mengalirnya gen dari
suatu spesies ke spesies lain
ANALISIS RESIKO PRODUK
TRANSGENIK
 Prinsip kehati-hatian penggunaan produk (bahan
pangan, pakan atau untuk obat-obatan) bersumber pada
persepsi risiko yang dapat diterima (acceptable risk).
 Mencari solusi bagaimana prinsip kehati-hatian tersebut
diterjemahkan ke dalam undang-undang, kebijakan dan
praktek pengelolaan manfaat dan risiko
 Bagaimana menyikapi dan mengantisipasi risiko

 Prinsip kehati-hatian (precautionary approach)


diperlukan sebelum produk bioteknologi itu dilepas ke
lingkungan atau dikonsumsi sebagai bahan makanan,
obat atau pakan ternak.
ADA EMPAT JENIS RESIKO YANG MUNGKIN DITIMBULKAN
OLEH PRODUK TRANSGENIK YAITU :
1. Efek akibat gen asing yang diintroduksi ke dalam organisme
transgenik,
2. Efek yang tidak diharapkan dan tidak ditargetkan akibat
penyisipan gen secara random dan interaksi antara gen asing
dan gen inang di dalam organisme transgenik
3. Efek yang dikaitkan dengan sifat konstruksi gen artifisial yang
disisipkan ke dalam organisme transgenik,
4. Efek dari aliran gen, terutama penyebaran secara horizontal
dan sekunder dari gen dan konstruksi gen dari organisme
transgenik ke spesies yang tidak berkerabat.
 Beras transgenik yang rendah glutelin ternyata pada
saat bersamaan memunculkan karateristik lain, yaitu
meningkatnya kandungan prolamin. Rendahnya
glutelin berdampak positip pada protein yang tersimpan
pada beras (rice protein storage)
 Meningkatnya prolamin mengakibatkan perubahan
kualitas gizi dan bahaya alergi bagi siapa pun yang
mengonsumsinya.
PRODUKSI BAHAN PANGAN,
 Jasad hidup yang digunakan kelompok GRAS
(Generally Recognizes as Safe), yaitu kelompok jasad
hidup yang dianggap aman digunakan sebagai sumber
bahan pangan.
ANALISIS RESIKO
 Analisis risiko merupakan tahap pertama yang dilakukan
oleh peneliti
 Pertimbangan ilmiah dari berbagai disiplin keilmuan
serta scientific schools of thought serta keragaman opini
 Analisis risiko tanaman transgenik tahan hama berbeda
dengan tahan herbisida dan berbeda juga dengan
tanaman transgenik penghasil vitamin A
ANALISIS KEAMANAN
PANGAN TRANSGENIK
 Dua hal utama : konsekuensi langsung dan konsekuensi
tidak langsung
 Konsekuensi langsung : kajian apakah terjadi perubahan
nutrisi serta munculnya efek alergi atau toksisitas akibat
proses rekayasa genetika.
 Konsekuensi tidak langsung : efek baru yang muncul
akibat transfer gen, perubahan ekspresi gen pada inang,
pengaruhnya terhadap metabolisme tanaman, gene
silencing, interupsi sekuens penyandi atau berubahnya
sistem regulasi gen-gen.
 Manajemen risiko merupakan tahapan penting lain yang
tertuang juga dalam Protokol Kartagena
 Manajemen risiko : mencegah pengaruh negatif organisme
transgenik terhadap konservasi dan keberlanjutan
penggunaan keanekaragaman hayati serta kesehatan
manusia
TIDAK ADA TEKNOLOGI TANPA RESIKO
1. Kekhawatiran bahwa tanaman transgenik
menimbulkan keracunan
 Ex : tanaman tahan serangga yang mengandung gen Bt
berfungsi sebagai racun terhadap serangga, juga akan
berakibat racun pada manusia.
 contoh gen Cry I pada Bt hanya kompatibel terhadap
serangga golongan Lepidoptera, sedangkan gen Cry III
kompatibel terhadap serangga golongan Coleoptera.
Gen-gen tersebut berfungsi pada usus serangga yang
berpH basa. Pada usus manusia, tidak terdapat reseptor
gen Bt dan memiliki pH usus yang bersifat asam
TIDAK ADA TEKNOLOGI TANPA RESIKO
 El Sayed (1998) : percobaan memberi makan tikus
dengan kentang transgenik Bt var. Kurstaki Cry 1. Hasil
yang diperoleh memperlihatkan gejala villus ephitelial
cell hypertrophy, multinucleation, disrupted microvili,
degenerasi mitokondrial, peningkatan jumlah lisosom,
autofagic vacuoles, serta pengaktifan crypt paneth cell
TIDAK ADA TEKNOLOGI TANPA RESIKO
2. Kekhawatiran terhadap kemungkinan alergi
 Konsumsi produk makanan dari kedelai yang
diintroduksi dengan gen penghasil protein metionin dari
tanaman brazil nut, diduga menimbulkan alergi terhadap
manusia
TIDAK ADA TEKNOLOGI TANPA RESIKO
3. Kekhawatiran terhadap kemungkinan menyebabkan
bakteri pada tubuh manusia dan tahan antibiotik
Kekhawatiran lain muncul pada tanaman yang diintroduksi
antibiotik Kanamicyn R (Kan R), diduga menyebabkan
bakteri dalam tubuh menjadi resisten antibiotik.
TIDAK ADA TEKNOLOGI TANPA RESIKO
4. Menjadi gulma super
5. Perantara masuknya gen-gen asing ke tumbuhan liar
berubah menjadi gulma super
6. Tanaman yang mengandung virus memudahkan
terbentuknya virus yang lebih intensif menimbulkan
penyakit baru pada tumbuhan
7. Organisme non-target
- Bila mengandung antibiotik membahayakan organisme
lain Ex : burung –burung
RISIKO EKOLOGIS TANAMAN
TRANSGENIK
 Myhr and Traavik (1999)
1. Potensi perpindahan gen ke tanaman kerabat
2. Potensi perpindahan gen ke organisme lain bukan
kerabat
3. Pengaruh tanaman transgenik terhadap organisme
bukan sasaran
4. Pengurangan keanekaragaman hayati ekosistem
5. Perkembangan resistensi serangga terhadap tanaman
transgenik
RESIKO BAGI LINGKUNGAN DAN
MANUSIA
1. Pemindahan DNA transgenik secara horisontal ke
mikroorganisme tanah, yang dapat mempengaruhi ekologi
tanah,
2. Kerusakan organisme tanah akibat toksin dari transgenik yang
bersifat pestisida
3. Gangguan ekologis akibat transfer transgen kepada kerabat
liar tanaman
4. Kerusakan pada serangga yang menguntungkan akibat
transgenik bersifat pestisida,
5. Timbulnya virus baru
6. Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik, termasuk dan
terutama pada manusia yang memakan produk transgenik
7. Meningkatnya kecenderungan allergen, sifat toksik atau
menurunnya nilai gizi pada pangan transgenik.
KONDISI AS :
 Amerika : produk RG ditangani oleh FDA (Badan
Makanan dan Obat-Obatan Amerika).
 FDA membuat pedoman keamanan pangan melalui
telaah ulang produk transgenik, dengan didasarkan uji
reaksi sifat alergen-non alergen, analisis nutrisi, sifat
potensial toksisitas-non toksisitas, sifat fenotip dan
reaksi molekuler.
 Tanaman transgenik yang diproduksi masih dalam tahap
uji coba sehingga untuk mengkonsumsinya dibutuhkan
sikap kritis dan ketelitian masyarakat dalam mencari
informasi dan penggunaannya.
TRANSGENIC ETHIC
 Positive aspects :
– Medical: Ex: desease models
– Scientific: • Animals engineered to overexpress a specific
protein to help to discover protein function
– Food providing: Ex: Superfish
 Improvement by genes
TRANSGENIC ETHIC
 Negativ aspects:
– Destroy the animal integrity
– “playing– Loss of genetic diversity
– Environment hazard, animal suffering..
 Who is really benefitting?

• Human species?
• Biotech investors?
RELIGION AND ETHICS
 Protestants, Catholic, Jewish, Muslim, Hindu and Buddhis
- faiths have rejected animal cloning on ethical ground.
- Jews and Christians are opposed to animal cruelty but…
(tidak berprikehewanan)
- Animals are not considered as sacred as the human soul.
- Because they lack reason, animals may be reasonably used or
human benefit.
 Hinduism and Buddhism consider animals as vital energetic
beings and they must be treated as such
RELIGION AND ETHICS

 Muslim ethics are guided by the Qur’an and hadith.


-The controlling concept is “tawhid” concept or the absolute
unity of God.
- whatever is not forbidden by God is allowed within the
boundaries of the Qur’an,
- animals may be used for the benefit of mankind.
- Islam welcomes genetic engineering as it does all new
discoveries that help ease the suffering of humanity
 Ijtihad (penggalian Hukum) = Hukum Mubah dan Jika dharar
(haram)
PUBLIC ACCEPTABILITY
 Transgenesis :
- Significant lack of public support for animal transgenesis :
- Nearly 50% of Europeans might not allow production and use of
certain forms of transgenic animals.
- Some believe, however, that scientists, as guardians of scientific
knowledge, possess the only correct view, while the public are ill-
informed or misled.
Others argue that considerations within the scientific community are
considerably influenced by self-interest and professional loyalties.
Some argue that the application of transgenic technologies is
incompatible with the Three Rs concept.
- Other key ethical concepts about which the general public and
scientists often disagree are "naturalness", "integrity", and
"intrinsic/inherent value"
PUBLIC ACCEPTABILITY (REST)
 For some people Cloning :
– Is unnatural,
– violates the realm of the Creator
– violates the animal’s integrity, dignity, sentience capacity
- 63% of the American wouldn’t buy food from cloned animals
 In Europe, people think that other alternatives exist to provide
sufficient food
 Prinsip kehati-hatian (precautionary principles), negara di
Eropa yang menolak impor dan pemasaran pangan hasil
bioteknologi karena kekhawatiran mengenai risiko
mengkonsumsi produk tersebut bagi kesehatan termasuk
kemungkinan terjadi keracunan, alergi dan resistensi konsumen
terhadap obat antibiotika dan lain-lainnya
KONTRA
 Ketakutan masalah keamanan apabila produk GMO
dikonsumsi manusia.
 Ketakutan akan menimbulkan hama atau gulma yang
resisten terhadap pestisida.
 Ketakutan akan punahnya biodiversity
(keanekaragaman hayati dicuri orang asing).
 Ketakutan bahwa GMO akan membahayakan 1 - 2
generasi mendatang.
 Tuduhan bahwa benih GMO akan merugikan petani
karena harga yang mahal.
KONGRES AS LARANG KLONING
MANUSIA
 Kongres AS memutuskan pelarangan kloning atas embrio
manusia setelah menempuh perdebatan berdasarkan
pertimbangan ilmiah, moral, dan definisi kehidupan
 Putusan untuk melarang segala bentuk kloning manusia
sekaligus melarang suatu amandemen yang akan mengizinkan
penciptaan terbatas atas embrio hasil kloning yang digunakan
untuk penelitian.
 Sementara itu beberapa anggota kongres lain, Jim Greenwood
(Republik) dan Peter Deutsch (Demokrat) menyatakan
alternatif untuk mengizinkan penelitian kloning yang dapat
digunakan untuk menyembuhkan sejumlah penyakit. 
ATURAN PENGEMBANGAN TANAMAN TRANSGENIK :

1. Pemerintah harus membuat peraturan-peraturan yang


tegas tentang keberadaan tanaman transgenik, baik yang
mengenai pemanfatannya maupun bagi dampak yang
ditimbulkannya
2. Lembaga penelitian harus melakukan tahapan kegiatan
sesuai dengan standard operating procedures (sop).
Disamping itu, peneliti juga harus melakukan pengawasan
ketat sesuai dengan integritas ilmiah
ATURAN PENGEMBANGAN TANAMAN
TRANSGENIK :

3. Transparansi produk transgenik, antara lain dapat


dilakukan melalui labelling sehingga produk tersebut
dapat diketahui dengan jelas oleh masyarakat.
4. Petani harus mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang tanaman transgenik tersebut. Disamping itu,
petani disarankan tidak berorientasi pada keuntungan
sesaat atau jangka pendek, tetapi harus memperhatikan
kontinuitas produksi dan pendapatannya.
5. Masyarakat harus bersikap hati-hati dan kritis
Kegunaan Stem Cell
 Pembuatan sel dan jaringan
untuk terapi medis.
 Contoh penyakit yang
berpeluang untuk diterapi
menggunakan stem cells adalah
Parkinson, Alzheimer,
kerusakan pusat system saraf,
stroke, diabetes, rheumatoid
arthritis, luka bakar, infark
jantung, dll.
Issue Moral

 Beberapa pandangan agama: embrio dianggap sebagai


kehidupan baru yang harus dihormati.

 Penggunaan embrio untuk stem cell dapat disamakan


dengan tindakan membunuh dan aborsi.
Perbedaan regulasi pada tiap negara (khusunya di Eropa)
 Larangan mendapatkan stem sel embrionik dari embrio manusia namun
usaha mendatangkan dan menggunakan stem sel embrio manusia untuk
kondisi tertentu diijinkan secara hukum.

 Tidakada undang-undang secara khusus mengenai penelitian embrio


manusia.

 Ijinuntuk pembuatan embrio untuk digunakan sebagai sumber stem cell


secara legal.

 Larangan untuk menciptakan embrio manusia untuk tujuan penelitian.


NORMA-NORMA DAN ETIKA BIOTEKNOLOGI
PETERNAKAN (SOEHARDI (1995) DALAM FERADIS, 2010)
1. Tidak mengadakan kegiatan atau merencananakan kegiatan
penelitian yang berkaitan dengan hewan dapat membentuk
spesies-spesies baru atau yang bertentangan dengan hukum
alam atau kaidah agama
2. Tidak mengadakan atau merencanakan kegiatan penelitian
untuk membentuk anomali-anomali (kelainan fisik/di luar
bentuk normal) yang merugikan hewan atau tidak layak
ditinjau secara estetika
3. Tidak mengadakan atau merencanakan kegiatan penelitian
yang menyangkut mikroorganisme yang berhubungan
dengan hewan dapat merusak kehidupan hewan maupun
manusia serta merusak lingkungan alam (misalnya bom
kuman)
4. Tidak mengadakan atau merencanakan penelitian
bioteknologi bidang peternakan yang menggabungkan sifat
fisik hewan dengan manusia (misalnya menanam embryo
manusia pada hewan)
5. Di dalam melakukan penelitian, pengkajian, dan
aplikasinya tidak menimbulkan atau tidak bertujuan
menyakiti hewan atau sementara merendahkan derajat
hewan
6. Tidak mengadakan pengkajian ddan aplikasi hasil bioteknologi
dari luar negeri yang bertentangan dengan kaidah-kaidah
agama, membahayakan kehidupan hewan/manusia dan
lingkungan
7. Tidak mengadakan atau merencanakkan kegiatan penelitian
biotekknologi yang disadari atau tidak disadari bertujuan
merendahkan derajat hewan sebagai makhluk Tuhan hanya
untuk kepuasaan diri belaka
8. Penelitian, pengkajian, dan implikasi dari hasil bioteknologi
harus mendapat pengkajian lebih dahulu ditinjau dari berbagai
sudut atau aspek seperti keagamaan, estetka, budaya dan aspek
teknis.
DAMPAK POSITIF BIOTEKNOLOGI

1. Peningkatan produksi pangan


2. Peningkatan kesehatan
3. Penyedia bahan bakar alternatif
DAMPAK NEGATIF BIOTEKNOLOGI
1. Di bidang Etika/ Moral
Ada masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen
suatu MH ke MH bertentangan dengan nilai budaya dan
melanggar hukum alam
2. Di bidang sosial ekonomi
Menimbulkan kesenjangan antara negara/ perusahaan yang
memanfaatkan biotekno-logi dengan yang belum
memanfaatkan bioteknologi (negara dunia ke tiga)
3. Dampak di bidang kesehatan
Ada produk hasil rekayasa genetik yang disinyalir
menimbulkan masalah serius, misalnya kematian akibat
penggunaan insulin, sapi penghasil susu yang disuntik
dengan Hormon BGH mengandung bahan kimia yang
berbahaya, tomat Flavr Savr diketahui membawa gen resisten
terhadap antibiotik.
4. Dampak terhadap lingkungan
Pelepasan organisme transgenik ke alam dapat keseimbangan
alam dan kelestarian organisme
 Teruslah berfikir kritis…Mencari Informasi…

Anda mungkin juga menyukai