Fisika Bintang 6 - Evolusi Bintang Lahir-Deret Utama
Fisika Bintang 6 - Evolusi Bintang Lahir-Deret Utama
DND-2005
Bintang : Lahir Berkembang Mati
Evolusi Bintang
Proses evolusi bintang berlangsung dalam jutaan tahun
Bagaimana mengamati evolusi bintang ?
Alam semesta dipenuhi berbagai bintang dengan
berbagai tahap evolusi
Dengan mengamati setiap tahap evolusi kita bisa
mempelajari evolusi bintang secara utuh.
2
DND-2005
Awan Gas Protobintang
Evolusi Bintang
Maharaksasa Merah
Raksasa Merah Bintang Deret
Utama 3
DND-2005
4
Pembentukan Bintang
Ruang antar bintang tidak kosong, terdapat materi gas
dan debu yang disebut materi antar bintang.
Di beberapa tempat terdapat materi antar bintang
yang dapat dilihat sebagai awan antar bintang yang
tampak terang bila disinari bintang-bintang panas di
sekitarnya
Awan antar bintang
ini disebut Nebula
CarinaNebula
Horsehead Nebula 5
DND-2005
Evolusi Awal dan Deret Utama
6
DND-2005
Kerapatan awan antar bintang sangat kecil
Kerapatan di dalam awan antar bintang 10 000
atom/cm3
Kerapatan di antara awan antar bintang 1 (satu)
atom/cm3
(Kerapatan dipermukaan bumi di permukaan laut
1019 mol/cm3)
Suatu awan antar bintang mempunyai volume yang
sangat besar
Materi di dalam awan antar bintang cukup banyak
untuk membentuk ribuan bintang
7
DND-2005
Bintang terbentuk dari materi antar bintang
Bintang muda selalu diselimuti awan antarbintang
Contoh : Bintang-bintang muda di Orion Nebula
8
DND-2005
Dalam proses pembentukan bintang, gaya gravitasi
memegang peranan yang sangat penting penting
Akibat suatu ledakan yang sangat hebat, misalnya
ledakan bintang atau pelontaran massa oleh bintang
Sekelompok materi antar bintang menjadi lebih
mampat daripada disekitarnya.
Bagian luar awan akan tertarik oleh gaya
gravitasi materi di bagian dalam
Akibatnya awan akan mengkerut dan menjadi
makin mampat
Peristiwa ini disebut kondensasi
9
DND-2005
Akibat kondensasi tekanan di dalam awan akan
meningkat dan akan melawan pengerutan
Apakah awan akan mengkerut terus hingga menjadi
bintang?
Apabila tekanan melebihi
gravitasi, awan akan
tercerai kembali dan
pengerutan tidak terus
berlangsung.
10
DND-2005
Masalah lain adalah, karena momentum sudut
yang terkandung dalam awan harus kekal, maka
seiring pengerutan, awan akan berputar yang
semakin lama semakin cepat hingga mendekati
kecepatan cahaya.
Selain itu juga medan
magnet di dalam awan akan
melawan pengerutan.
Jadi apabila pengerutan bisa
terjadi, prosesnya tidak akan
sederhana.
11
DND-2005
Apabila efek rotasi dan medan magnet tidak
diperhitungkan, gaya gravitasi akan melebihi
tekanan di dalam awan apabila massa awan cukup
besar, yaitu melebihi suatu harga kritis yang disebut
massa Jeans (Mj)
supaya pengerutan gravitasi terjadi, haruslah,
1 T 3/2
Mj = 1,23 x 10-10 . . . . . . . . . . . . .(3-1)
μ
MJ dinyatakan dalam M, = kerapatan massa
dalam awan (dalam gr/cm3), μ = berat molekul
rata-rata dan T = temperatur.
12
DND-2005
Suatu awan antar bintang mempunyai kerapatan
rata-rata 10 000 atom per cm3 ( 10-24 gr/cm3), dan
mempunyai temperatur beberapa puluh derajat
Kelvin.
Dari pers. (3-1) dapat dihitung harga MJ dan
hasilnya sekitar beberapa ribu massa Matahari.
Sebagai contoh, jika dimisalkan T = 10 K, dan jika
semua materi terdiri dari hidrogen maka μ = 0,5,
sehingga massa Jean-nya adalah,
1 T 3/2
Mj = 1,23 x 10-10
μ
= (1,23 x 10-10)(1012)(89,44) = 11 000 M
13
DND-2005
Supaya terjadi pengerutan apakah
massa awan perlu sebesar itu ?
14
DND-2005
Tinjaulah suatu awan gas bermassa 1000 M yang
mengalami pengerutan gravitasi.
Akibat pengerutan gravitasi, rapat materi akan
bertambah besar. Dari pers. (3-1)
1 T 3/2
MJ = 1,23 x 10-10
μ
harga MJ menjadi lebih kecil (karena lebih
besar)
Jadi supaya kondensasi terjadi, massa yang
diperlukan tidak usah terlalu besar, beberapa
ratus massa Matahari sudah cukup
15
DND-2005
Di dalam awan yang berkondensasi selanjutnya akan
terjadi kondensasi-kondensasi yang lebih kecil
Pada setiap kondensasi
kerapatan gas dalam awan
bertambah besar
Riwayat awan induk, akan
terulang lagi di dalam
kelompok awan yang lebih
kecil. Di situ akan terjadi
kondensasi yang lebih kecil
lagi. Demikian seterusnya.
Peristiwa ini disebut
fragmentasi
16
DND-2005
17
DND-2005
Akibat fragmentasi, awan yang tadinya satu terpecah
menjadi ratusan bahkan menjadi ribuan awan, dan
setiap awan mengalami pengerutan gravitasi.
Pada akhirnya suhu menjadi cukup tinggi
sehingga awan-awan tersebut akan memijar dan
menjadi “embrio” atau “janin” bintang yang
disebut protobintang.
Bintang-bintang yang
baru lahir di Nebula
Orion yang diamati oleh
teleskop ruang angkasa
Hubble
18
DND-2005
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2001/13/image/a
20
DND-2005
Pada saat sudah menjadi protobintang, materi awan
yang tadinya tembus pancaran menjadi kedap
terhadap aliran pancaran.
Energi yang dihasilkan pengerutan yang tadinya
bebas dipancarkan keluar, sekarang terhambat.
Akibatnya tekanan dan temperatur bertambah
besar sehingga proses pengerutan menjadi lambat
dan proses fragmentasi terhenti.
Bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, tetapi berasal
dari suatu kendensasi besar di suatu awan antar
bintang yang kemudian terpecah dalam kondensai
yang kecil-kecil.
21
DND-2005
Kelahiran bintang bersamaan dari suatu awan antar
bintang yang besar, didukung oleh pengamatan.
Tidak pernah diamati bintang muda terisolasi
sendirian.
Banyak bintang yang merupakan anggota gugus
atau assosiasi (kelompok bintang yang lebih
renggang dan lepas)
Dalam suatu gugus bintang
dapat terdiri atas beberapa
ratus hingga beberapa ribu
bintang.
Gugus Pleiades
22
DND-2005
Mengapa banyak bintang yang bukan merupakan
anggota gugus atau assosiasi ?
Hal ini disebabkan oleh karena ketidakmantapan
gugus/kelompok bintang.
Suatu gugus/kelompok yang tidak mantap pada
akhirnya akan terurai dan bintang anggotanya
mengembara ke berbagai pelosok dalam galaksi.
Makin besar jumlah anggota suatu kelompok dan
makin dekat jarak antara satu bintang, makin
mantap kelompok bintang tersebut. Contohnya
gugus bola yang beranggota ratusan ribu bintang
bisa tetap mantap dalam waktu lebih dari 10
milyar tahun.
23
DND-2005
Gugus Bola M22 yang berjarak 10 000 tahun
cahaya dan diamaternya sekitar 65 tahun cahaya
24
DND-2005
Bintang muda yang panas memancarkan dan
mengionisasikan gas di sekitar bintang. Bintang
seperti ini disebut berada dalam tahapan T Tauri.
Nama T Tauri diambil dari nama prototipe bintang
ini yang berada di rasi Taurus.
Akibatnya, bintang dilingkungi oleh daerah yang
mengandung ion hidrogen yang disebut daerah
HII yang mengembang dengan cepat.
Daerah HII di gugus Trapezium.
Empat bintang yang membentuk
trapezium berada di pusat gugus.
Keempat bintang ini merupakan
bintang kelas O yang dilingkupi
oleh HII
25
DND-2005
Pemuaian selubung ion hidrogen ini dapat
berlangsung secara supersonik hingga
menimbulkan gelombang kejut.
http://hubblesite.org/gallery/showcase/stars/s2.shtml
26
DND-2005
Gelombang kejut yang menyerupai busur di
sekitar bintang sangat muda LL Ori yang
diamati oleh Teleskop Ruang Angkasa Hubble
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2002/05/image/a
27
DND-2005
Akibat gelombang kejut ini, gas dingin
disekitarnya akan mengalami pemampatan
hingga terbentuk kondensasi dan terbentuklah
bintang baru
Bintang baru ini pun akhirnya akan dilingkungi
oleh daerah HII yang mengembang cepat.
Bintang lebih baru akan terbentuk lagi akibat
dorongan gas yang memuai ini.
Begitulah seterusnya, pembentukan bintang
berlangsung secara berantai.
28
DND-2005
Gambar NGC 3603 yang diambil oleh Teleskop Ruang Angkasa
Hubble memperlihatkan daur kehidupan bintang-bintang. Dari
sebelah bawah sampai atas tengah dapat dilihat awan gas raksasa
dengan embrio bintang yang berada diujung selubung bintang
muda, bintang deret utama yang berada di gugus bintang dan
bintang maharaksasa dengan cincinnya dan “bipolar outflow”
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1999/20
29
DND-2005
Pada awal dan pada tahap akhir evolusi suatu
bintang, pengerutan gravitasi memegang peranan
yang penting
Apabila suatu bintang mengkerut, energi
potensial gravitasinya berkurang .
Energi potensial gravitasi adalah (lihat pers. 2-23)
M
G M(r)
Ω= dM(r) . . . . . . . . . . . . .(3-2)
r
0
30
DND-2005
Di dalam bintang juga terkandung energi termal.
Energi ini adalah energi kinetik partikel di dalam
bintang.
Karena energi rata-rata perpartikel adalah 3/2
kT, maka energi termalnya adalah,
R
3
H= N k T (4 r2 dr) . . . . . . . . . . . . .(3-3)
2
0
31
DND-2005
R
3
H= 4 r2 P dr . . . . . . . . . . . . . . .(3-4)
2
0
= 0 (Karena di permukaan P = 0
dan di pusat r = 0
32
DND-2005
Sehingga pers. (3-5) menjadi,
0
H= 2 r3 dP . . . . . . . . . . . . . . .(3-6)
Pusat
dM(r)
Dari pers. (2-4) : =4pr2r
dr
dP G M(r)
dan pers. (2-3) : =-
dr rr
2
G M(r) . . . . . . . . .(3-7)
diperoleh : dP = -
dM 4 r 4
33
DND-2005
Subtitusikan pers. (3-7) ke pers. (3-6) diperoleh,
M
1 G M(r)
H= dM(r) . . . . . . . . . . .(3-8)
2 r
0
M
34
DND-2005
2H + Ω = 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-10)
Teorema Virial
Dari persamaan ini tampak bahwa apabila energi
potensial berkurang sebesar ΔΩ, maka energi
termal akan bertambah sebesar,
1
ΔH = ΔΩ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-11)
2
Jadi setengah dari pengurangan energi potensial
akan disimpan sebagai energi panas, dan
setengahnya lagi dipancarkan keluar.
35
DND-2005
Urutan Kelas Spektrum Bintang
O 30 000 oK
B 11 000 oK
A 7 500 oK
F 6 000 oK
G 5 000 oK
K 3 500 oK
M 2 500 oK
Subkelas
Klasifikasi spektrum bintang O, B, A, F, G, K, M masih dibagi
lagi dalam subkelas, yaitu
dst
What is the H-R Diagram?
Kelas Luminositas Bintang (Kelas MK)
44
DND-2005
Jejak Evolusi Pra Deret Utama
Protobintang yang telah mengakhiri proses fragmentasi-
nya akan terus mengkerut akibat gravitasinya.
Awalnya temperatur dan luminositas bintang masih
rendah, kedudukannya di diagram H-R berada di
sebelah kanan (titik A)
Hayashi menunjukkan bahwa bintang dengan
temperatur efektif terlalu rendah tidak mungkin
berada dalam kesetimbangan hidrostatis. Dalam
diagram H-R, daerah ini disebut daerah terlarang
Hayashi.
45
DND-2005
De
re
t
log L/L
Ut
am
A
log Te
46
DND-2005
DND-2005
log L/L
De
re
Ut t
am
a
log Te
Daer
a h Te
rlara
ng H
ayas
hi
A
47
Kerapatan materi protobintang awalnya seragam,
kemudian materi makin merapat ke arah pusat
Materi protobintang ini sebagian besar hidrogen
Pada temperatur yang rendah kebanyakan
hidrogen berupa molekul H2
Dengan meningkatnya temperatur, tumbukan
antar molekul semakin sering dan semakin hebat.
Pada T 1 500 K, terjadi penguraian (disosiasi)
molekul hidrogen menjadi atom hidrogen.
48
DND-2005
Untuk menyediakan energi yang besar guna
kelangsungan disosiasi, prorobintang mengkerut
lebih cepat.
Pada temperatur yang lebih tinggi akan terjadi
proses ionisasi pada atom hidrogen dan helium.
Proses ini menyerap energi sehingga pengerutan
berlangsung terus
Pengerutan dengan laju besar ini akan berakhir
apabila semua hidrogen dan helium di dalam
telah terionisasi semua.
49
DND-2005
Evolusi protobintang ditandai dengan keruntuhan cepat.
Pada akhirnya protobintang akan menyebrang
daerah terlarang Hayashi (titik B)
Setelah menjadi bintang pra deret utama, bintang
akan mengkerut dengan laju yang lebih lambat
menyusuri pinggir luar daerah terlarang Hayashi
Jejak evolusinya hampir vertikal (Te hampir tidak
berubah) jejak ini dikenal sebagai jejak Hayashi.
50
DND-2005
Karena Te <, hampir seluruh bintang berada Protobintang menjadi bintang
dalam keadaan konveksi. Bintang mengkerut Pra Deret Utama. L >, karena
dengan radiusnya mempunyai harga terbesar materi masih renggang sehingga
yang diperbolehkan oleh kesetimbangan energi bebas terpancar keluar.
hidrostatis
De
i
yash
i
ash
re
tU
Hay
log L/L
a
tam
ng H
A
k
a
Jeja
rl a ra
e
ah T
Evolusi pra
D C
deret utama
Daer
log Te
51
DND-2005
Karena kekedapan (κ) menurun dengan naiknya
temperatur
Gradien temperatur di pusat bintang juga menurun
Berlaku keadaan setimbang pancaran di pusat
bintang
Terbentuklah pusat yang energinya diangkut secara
pancaran
Dengan membesarnya pusat pancaran yang
kekedapannya kecil, maka bintang pun makin
berkurang kekedapannya.
Akibatnya akan lebih banyak energi yang mengalir
secara pancaran. Hal ini ditandai dengan naiknya
luminositas (titik C)
52
DND-2005
Karena bintang tetap mengkerut selama
luminositasnya meningkat, permukaan bintang
menjadi panas, bintang bergerak ke atas dan ke kiri
dalam diagram H-R
Laju evolusi pada tahap ini jauh lebih lambat
daripada sebelumnya.
Pada akhirnya temperatur di pusat bintang cukup
tinggi untuk berlangsungnya pembakaran
hidrogen
Tekanan di dalam bintang menjadi besar dan
pengerutan terhenti
Bintang menjadi bintang Deret Utama (titik D)
53
DND-2005
Waktu yang diperlukan sebuah bintang berevolusi dari
awan antar bintang menjadi bintang deret utama
bergantung pada massanya.
Makin besar massa bintang, makin singkat waktu
yang diperlukan untuk mencapai deret utama
Tabel 3-1 Waktu yang diperlukan
bintang utk mencapai deret utama
Mass Time
(M) (106 years)
15 0.16
5 0.7
2 8
1 30
0.5 100 54
DND-2005
Contoh bintang pra deret utama : Bintang T Tauri.
55
DND-2005
Bintang UY Aur. Yaitu bintang ganda jenis T Tauri yang diamati
oleh Teleskop Canada-France-Hawai. Pada gambar tampak kedua
bintang masih diselimuti oleh awan antar bintang.
http://www.ifa.hawaii.edu/ao/images/TTauri/FULL_ring.html
56
DND-2005
Apabila massa protobintang terlalu kecil, maka
temperatur dipusat tidak cukup tinggi untuk
melangsungkan reaksi pembakaran hidrogen
Batas massa untuk bisa berlangsungnya pembakaran
hidrogen adalah 0,1 M (0,08 M)
Protobintang dengan massa lebih kecil dari batas ini
akan mengkerut dan luminositasnya menurun
Protobintang akan mendingin menjadi bintang
katai coklat (Brown Dwarf)
Paramaetr fisik bintang katai coklat:
Luminosity: 2x10-6 L
Temperature: 700 K
Mass: 20 - 50 MJ = 0,02 – 0,05 M
57
DND-2005
Bintang katai coklat Gliese 229B yang diamati oleh
teleskop Palomar (kiri) dan yang diamati oleh
Teleskop ruang angkasa Hubble.
http://imgsrc.hubblesite.org/hu/db/1995/48/images/a/formats/web_print.jpg
58
DND-2005
Bintang katai coklat TWA 5B yang diamati oleh satelit
Sinar-X Chandra. Bintang katai coklat ini mengorbit
bintang ganda muda yang dikenal sebagai TWA 5A.
Bintang ini jaraknya 180 LY dan berada di konstelasi
Hydra. Bintang katai coklat ini mengorbit bintang ganda
pada jarak 2,75 kali jarak Matahari ke planet Pluto.
59
DND-2005
Evolusi di Deret Utama
Bintang pada tahap pra deret utama energi yang
dipancarkanya berasal dai pengerutan gravitasi.
Akibat pengerutan gravitasi, temperatur di pusat
menjadi semakin tinggi.
Pada temperatur sekitar 10 juta derajat, inti hidrogen
mulai bereaksi membentuk helium.
Energi yang dibangkitkan oleh reaksi ini
menyebabkan tekanan di dalam bintang menahan
pengerutan gravitasi dan bintang menjadi mantap.
Bintang mencapai deret utama berumur nol (zero
age main sequence – ZAMS)
60
DND-2005
Kedudukan deret utama berumur nol dalam diagram
H-R dapat ditentukan secara teori.
Kedudukannya itu bergantung pada komposisi kimia
bintang.
1,0
X = 0,75
4
y = 0,001
Kedudukan ZAMS untuk
0,8 0,1
bintang dengan berbagai
komposisi kimia dan
Mbol
X = 0,999
6 Z = 0,001
berbagai massa.
0,6 0,8
0,6
8
0,8 0,1
Mbol
X = 0,999
6 Z = 0,001
0,6 0,8
0,6
8
B
De
i
yash
i
a sh
re
tU
Hay
log L/L
a
tam
ng H
A
k
a
Jeja
rlara
h Te
D C
a
Daer
Evolusi pra
deret utama
log Te
64
DND-2005
Dalam Astrofisika I telah dibicarakan bahwa terdapat
hubungan antara massa dengan luminositas bintang yang
dinyatakan oleh persamaan berikut,
L = a Mp
Parameter a dan p bergantung pada sifat fisis di dalam
bintang (komposisi kimia, mekanisme pembangkit energi
dll)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa makin
besar massa bintang, makin besar pula luminositas
bintang
Hubungan ini secara eksaks dapat diperoleh apabila
pers. struktur bintang dipecahkan dulu dg lengkap.
65
DND-2005
Secara kasar, hubungan antara massa dan luminositas
untuk bintang deret utama dapat diturunkan sebagai
berikut :
dM(r) M
Dari pers. (2-4) : =4pr r 2
dr R3
dP G M(r)
Masukan ke pers. (2-3) : =-
dr r r 2
M2
diperoleh : P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-12)
R4
k
Masukan pers. (3-12) ke pers. (2-7) : Pgas = rT
mH
66
DND-2005
M
diperoleh : T . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-13)
R
dT 3 L(r)
Dari pers. (2-48) : =
dr 4 ac T 3 4 r2
ML
diperoleh : T
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-14)
R 4
L M3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-15)
Hasil ini menunjukkan bahwa secara teori hubungan
antara luminositas dan massa memang ada.
67
DND-2005
Deret utama bagian atas merupakan kedudukan
bintang yang luminositas dan massanya besar
De
log L/L
re
tU
tam
a
log Te
69
DND-2005
Bintang bermassa besar, pembangkit energinya berasal
dari reaksi daur karbon.
Karena laju reaksi daur karbon sangat peka terhadap
temperatur, maka pembangkit energi naik sangat
cepat ke arah pusat bintang.
Akibatnya, reaksi sangat terkonsentrasi ke pusat
Hal ini akan mengakibatkan gradien temperatur
yang sangat besar di pusat.
Akibatnya, syarat kesetimbangan pancaran (pers.
2-51) akan dilanggar.
70
DND-2005
Bintang bermassa kecil, pembangkit energinya terutama
berasal dari reaksi proton-proton.
Dalam hal ini pembangkitan energi tidak terlalu
terkonsentrasi ke pusat
Konveksi tidak terjadi di pusat
Sebaliknya konveksi akan terjadi di lapisan
atasnya (selubung). Mengapa?
Selubung
konveksi Atom berada dalam keadaan netral
Daerah peralihan, atom berada dalam
proses ionisasi. γ kecil (γ 1), syarat
kesetimbangan pancaran di langgar
Temperatur tinggi, hampir seluruh
atom terionisasi
71
DND-2005
Tabel 3-1. Farksi massa pusat konveksi (Mpk) dan
selubung konveksi (Msk) bintang deret utama.
M/M Mpk/M Msk/M
15,0 0,38 0,00
9,0 0,26 0,00
5,0 0,21 0,00
3,0 0,17 0,00
1,0 0,00 0,01
0,5 0,01 0,42
72
DND-2005
Sebagian besar massa hidup bintang dihabiskan di deret
utama (sekitar 2/3 dari massa hidupnya).
Kemungkinan menjumpai bintang yang berada pada
tahap deret utama jauh lebih besar daripada
menjumpai bintang yang berada dalam tahap lainnya.
Oleh karena itu dalam
diagram H-R, sebagian
besar bintang menempati
deret utama
de
re
tu
ta
m
a
73
DND-2005
Akibat reaksi pembakaran hidrogen, jumlah helium di
pusat bintang bertambah. Timbunan helium di pusat
bintang ini disebut pusat helium.
Terjadi pengerutan gravitasi secara perlahan di pusat
helium.
Energi yang dibangkitkan oleh pengerutan gravitasi
ini kecil, sehingga gradien temperatur di pusat helium
kecil.
Pusat helium bersifat isoterm (temperaturnya sama
di semua tempat)
74
DND-2005
Menurut Schönberg dan Chandrasekhar, apabila massa
pusat helium mencapai 10 ~ 20% massa bintang,
gradien tekanan tidak dapat mengimbangi berat bagian
luar bintang.
Pusat helium tidak lagi mengkerut dengan perlahan,
tetapi runtuh dengan cepat.
Massa kritis agar peristiwa ini terjadi disebut batas
Schönberg dan Chandrasekhar
Pada saat itu, struktur bintang berubah dengan
cepat, bagian luar bintang akan mengembang
dengan cepat dan bintang berevolusi menjadi
bintang raksasa merah.
75
DND-2005
Apabila X adalah fraksi massa hidrogen dalam 1 gram
materi bintang.
Maka bintang akan berevolusi meninggalkan deret
utama apabila massa pusat helium adalah
fM
Masa bintang
Fraksi pusat helium terhadap
massa bintang
Jadi jumlah hidrogen yang harus diubah menjadi
helium sebelum meninggalkan deret utama adalah,
fXM
76
DND-2005
Energi yang dibebaskan apabila 1 gram hidrogen
diubah menjadi helium adalah 6,4 x 1018 erg. Jadi
selama di deret utama energi yang dibebaskan oleh
bintang adalah,
E = f X M (6,4 x 1018) erg.
M
=1,3 x 10 f X
52
erg . . . . . . . . . . (3-16)
M
(Massa Matahari M = 1,989 x 1033 gr)
Umur bintang di deret utama dapat ditaksir sebagai,
E . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-17)
TE =
L
77
DND-2005
atau,
M/M
TE = 1,1 x 1011 f X tahun . . . . . . . . . (3-18)
L/L
Apabila harga f untuk batas Schrönberg-
Chandrasekhar adalah 0,15, maka persamaan (3-18)
menjadi,
M/M
TE = 1,2 x 10 X
10
tahun . . . . . . . . . (3-19)
L/L
Untuk Matahari X = 0,73, dengan mengunakan pers.
(3-19) dapat diketahui bahwa Matahari akan berada
di deret utama selama lebih dari 8 x 109 tahun.
78
DND-2005
Tabel 3-3 Umur bintang di deret utama
M/M TE(tahun)
15,0 1,0 x 107
9,0 2,2 x 107
5,0 6,8 x 107
2,25 5,0 x 108
1,0 8,2 x 109
79
DND-2005
Apabila digunakan hubungan massa luminoitas (pers.
3-15) yaitu,
L M3
akan diperoleh, TE M-2
Hal ini berarti bahwa makin besar massa suatu
bintang, maka makin singkat bintang tersebut
berada di deret utama.
Karena bintang bermassa besar umurnya di deret
utama relatif singkat, maka bintang biru kelas O dan
B di ujung deret utama bukanlah bintang tua,
umurnya baru beberapa juta hingga beberapa puluh
juta tahun.
80
DND-2005
Jadi semua bintang kelas O dan B ini letaknya belum
jauh dari tempat kelahirannya.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa banyak
bintang-bintang biru kelas O dan B letaknya
berasosiasi dengan awan antar bintang, contohnya
bintang biru di gugus Pleiades yang masih diselimuti
awan antar bintang.
Bintang-bintang di Gugus
Pleiades yang masih diselubungi
awan antar bintang. Umur
gugus ini sekitar 100 juta tahun
(1/50 umur matahari)
81
DND-2005
82
DND-2005